Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS DI KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :

1. Siti Syarashinta (P07124215073)


2. Suci Nur Cahyani (P07124215074)
3. Tiara Valentina (P07124215075)
4. Yuliana Sinta A. (P07124215077)
5. Zuhalnie Yunita Ratri (P07124215078)
6. Pradita Dwi Sulistyani (P07124215079)
7. Hasna Dian Pramesti (P07124215121)
8. Annisaa Yusuf Octa A (P07124215122)

JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


YOGYAKARTA

2017
A. PENGKAJIAN BBL
Tahap awal pengkajian kesejahteraan bayi dirumah dapat dilakukan
dengan berbicara kepada ibu dan pasangan mereka untuk mendiskusikan dan
mengidentifikasi setiap area kekhawatiran yang mungkin mereka miliki
terkait dengan bayi mereka.
Seorang bidan yang telah memperbolehkan ibu nifas dan bayinya untuk
pulang berkewajiban untuk mamantau dan memberikan asuhan neonatus
dalam bentuk kunjungan rumah sebanyak 3 kali, yaitu: pada bayi usia 6 jam –
2 hari, 3 hari – 7 hari,dan 8 - 28 hari. Sebelum memberikan asuhan meonatus
ini tentunya bidan harus melakukan berapa tahap berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian pada bayi baru lahir yang dapat dilakukan di rumah adalah
sebagai berikut.
a. Pernapasan
Bayi melakukan pernapasan dada diagfragma dan abdomen
normalnya bayi bernapas secara tidak teratur, dada harus simetris, dan
harus bernapas dengan tenang melalui hidung. Saat terjaga bayi harus
menangis dengan keras dan kuat. Frekuensi pernapasan normal untuk
bayi aterm yang sehat adalah 30 - 60 kali/ menit. (NICE 2006).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan pertimbangan penting untuk menentukan
kesejahteraan. Rata-rata berat badan bayi yang dilahirkan aterm adalah
3500 – 3750 gram. Pada hari ketiga bayi akan mengalami penurunan
berat badan sekitar 10% dari berat lahir karena kehilangan air setelah
kelahiran, tetapi pada hari kelima bayi kembali ke berat badan semula
saat lahir. Apabila bayi mengalami kehilangan lebih dari 10% berat
badannya saat lahir pada hari ketiga, atau yang tidak kembali ke berat
badan saat lahir pada hari kelima harus dirujuk untuk memperoleh
saran medis.
c. Pengkajian kulit
Warna kulit bayi penting dalam menentukan kesejahteraan dan
untuk mengetahui adanya kelainan serta mengetahui kapan akan
menghubungi bantuan medis. Warna kulit bayi bergantung dari asal
etnisnya, tetapi bagian tengah tubuh bayi harus berwarna merah muda.
Bayi mungkin memiliki tangan dan kaki berwarna kebiruan hingga 24
jam setelah kelahiran yang dikenal sebagai akrosianosis yang
merupakan gambaran normal pada bayi.
Tanda – tanda yang mungkin terjadi pada bayi
1) Tanda dehidrasi
Dalam melihat dehidrasi pada bayi dapat dilihat melalui:
mulut dan bibir bayi yang lembab merupakan keadaan normal.
Kulit kering, pucat, dan dingin saat disentuh, jika dicubit dengan
lembut retraksi kuliat terjadi lambat, fontanel yang cekung, mata
cekung. Ini merupakan indikasi bahwa bayi mengalami dehidrasi.
Setelah itu perlu mengkaji apakah popok yang digunakan basah
atau penuh.
2) Ikterus
Ikterus adala kondisi yang cukup kompleks yang
merupakan gambaran normal kulit bayi tampak kuning pada hari
ke 2 – 7 setelah kelahiran (ikterus fisiologis). Akan tetapi ikterus
dapat menjadi gejala dari penyakit yang mendasarinya bila kuning
pada kulit bayi setelah lahir atau pada hari pertama kelahiran
(ikterus patologis). Bila terjadi ikterus patologis segera rujuk ke
pekayanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan.
d. Suhu
Pada bayi baru lahir atau neonatus rentan sekali kehilangan panas
tubuh. Bayi normal memiliki suhu tubuh (36,5 – 37,5). Karena faktor
lingkungan dan perlakuan yang tidak tepat bayi dapat mengalami
penurunan suhu ( hipotermi ) dengan tanda – tanda : suhu bayi <36,5
C, bayi tidak kuat menyusu, bayi terlihat lemas dan kuliat bayi teraba
dingin. Selain itu bayi juga dapat mengalami hipertermi atau panas.
Tanda utama yang dapat dilihat pada bayi yang mengalami hipertermi
adalah adanya kenaikan suhu tubuh >37,5 , bayi teraba panas, rewel
atau menangis. Apabila menemukan tanda – tanda bahaya ini segera
bawa bayi ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan
atau penanganan karena bila terlambat akan berdampak buruk pada
bayi.

B. PERENCANAAN
Untuk mencapai asuhan kebidanan neonatus dilakukan beberapa cara,
yaitu dengan melakukan kunjungan neonatus. Di dalam kunjungan neonatus
seorang Bidan dapat melakukan perencanaan yang sesuai untuk menunjang
kesehatan bayi dengan memberikan edukasi kepada keluarga, antara lain:
memberikan edukasi kepada ibu untuk pemenuhan ASI eksklusif pada bayi,
mengajari cara perawatan bayi seperti cara memandikan bayi, cara merawat
tali pusat, dan meberikan informasi terkait budaya-budaya setempat yang
dapat membahayakan bayi. Selain itu Bidan juga dapat memberikan
informasi kepada masyarakat terkait dengan asuhan neonatus yang dapat
dilakukan oleh masyarakat sekitar.

Program Kunjungan Neonatus (KN)

Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan Mempertahankan suhu tubuh bayi
Neonatal ke-1 (KN Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan
1) dilakukan dalam hanya setelah itu jika tidak terjadi masalah medis dan jika
kurun waktu 6-48 suhunya 36.5  Bungkus bayi dengan kain yang kering dan
jam setelah bayi hangat, kepala bayi harus tertutup
lahir. Pemeriksaan fisik bayi
Dilakukan pemeriksaan fisik
Gunakan tempat tidur yang hangat dan bersih untuk
pemeriksaan
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan lakukan
pemeriksaan
Telinga : Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan
Kunjungan Penatalaksanaan
kepala
Mata : Tanda-tanda infeksi
Hidung dan mulut : Bibir dan langitanPeriksa adanya sumbing
Refleks hisap, dilihat pada saat menyusu
Leher :Pembekakan,Gumpalan
Dada : Bentuk,Puting,Bunyi nafas,, Bunyi jantung
Bahu lengan dan tangan :Gerakan Normal, Jumlah Jari
System syaraf : Adanya reflek moro
Perut : Bentuk, Penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis, Pendarahan tali pusat ? tiga pembuluh, Lembek
(pada saat tidak menangis), Tonjolan
Kelamin laki-laki : Testis berada dalam skrotum, Penis
berlubang pada letak ujung lubang
Kelamin perempuan :Vagina berlubang,Uretra berlubang,
Labia minor dan labia mayor 
Tungkai dan kaki : Gerak normal, Tampak normal, Jumlah jari
Punggung dan Anus:  Pembekakan atau cekungan, Ada anus
atau lubang 
Kulit : Verniks, Warna, Pembekakan atau bercak hitam,
Tanda-Tanda lahir
Konseling :  Jaga kehangatan, Pemberian ASI, Perawatan tali
pusat, Agar ibu mengawasi tanda-tanda bahaya 
Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu : Pemberian
ASI sulit, sulit menghisap atau lemah hisapan, Kesulitan
bernafas yaitu pernafasan cepat > 60 x/m atau menggunakan
otot tambahan, Letargi –bayi terus menerus tidur tanpa bangun
untuk makan,Warna kulit abnormal – kulit biru (sianosis) atau
kuning, Suhu-terlalu panas (febris) atau terlalu dingin
(hipotermi), Tanda dan perilaku abnormal atau tidak biasa,
Ganggguan gastro internal misalnya tidak bertinja selama 3
hari, muntah terus-menerus, perut membengkak, tinja
hijau  tua dan darah berlendir, Mata bengkak atau
mengeluarkan cairan
Lakukan perawatan tali pusat Pertahankan sisa tali pusat
dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan dengan kain
bersih secara longgar, Lipatlah popok di bawah tali pusat ,Jika
tali pusat terkena kotoran tinja, cuci dengan sabun dan air
bersih dan keringkan dengan benar 
Kunjungan Penatalaksanaan
Gunakan tempat yang hangat dan bersih
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
Memberikan  Imunisasi HB-0 
Kunjungan Menjaga tali pusat  dalam keadaaan bersih dan kering
Neonatal ke-2 (KN Menjaga kebersihan bayi
2) dilakukan pada Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi
kurun waktu hari bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah
ke-3 sampai dengan pemberian ASI
hari ke 7 setelah Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15 kali
bayi lahir. dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan
Menjaga keamanan bayi
Menjaga suhu tubuh bayi
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan
bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan Buku KIA
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Kunjungan Pemeriksaan fisik
Neonatal ke-3 (KN- Menjaga kebersihan bayi
3) dilakukan pada Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya Bayi baru lahir
kurun waktu hari Memberikan ASIBayi harus disusukan minimal 10-15 kali
ke-8 sampai dengan dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan.
hari ke-28 setelah Menjaga keamanan bayi
lahir. Menjaga suhu tubuh bayi
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan
bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan Buku KIA
Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

Upaya Bidan dalam Meningkatkan Kesehatan di Masyarakat

Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup


masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi,
sosial budaya, dll. Semua masyarakat perlu melibatkan masyarakat secara
aktif sehingga derajat kesehatan semua mmasyarakat khuusnya neontus atau
bayi pun juga meningkat dan tidak mudah terkena penyakit. Oleh karena itu
upaya – upaya yang dilakukan bidan dalam masyarakat atau komunitas antara
lain:
1. Membentuk Kader – kader POSYANDU yang mana mengikuti pelatihan
terlebih dahulu dari bidan. Hal ini sangat membantu bidan dalam hal
pendataan, penyampaian informasi, serta pemantauan kesehatan
masyarakat.
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar mengetahui informasi
mengenai cara merawat, cara mencegah penyakit dan agar masyarakat tau
cara mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya. Penyuluhan ini juga
dilakukan agar masyarakat mampu mengenali deteksi – deteksi dini
penyakit, sehingga tidak terlambat untuk mengatasi dan membawa ke
pelayanan kesehatan.
3. Menanamankan mindset atau kesadaran masyarakat bahwa masyarakat
harus ingin sehat tidak hanya ke pelayanan kesehatan waktu sakit saja.
4. Menggalakkan dan menanamkan kesadaram cuci tangan sebelum
memegang bayi, sehingga mudah menularkan bakteri atau virus yang
dapat menjadi penyakit.
5. Menanamkan kesadaran bahwa ketika sakit tidak mendekat bahkan
mencium atau menggendong bayi, karena bayi rentan tertular penyakit
yang ada di sekitarnya
6. Membuat Posyandu balita untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita.
7. Memberi informasi dan mengingatkan ibu untuk mengimunisasikan
bayinya, karena itu sangat penting bagi bayi untuk upaya pencegahan
penyakit.
8. Pemberian vitamin A untuk bayi dan balita
9. Penyuluhan pemberian ASI eksklusif kepada ibu nifas , karena ASI
eksklusif (pemberian ASI saja tanpa menambah apapun) dapat
meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga tidak mudah terinfeksi atau
tertular penyakit apapun
10. Memberi penyuluhan terkait denngan kebudayaan yang membahayakan
bayi.dll
C. ANALISA
Melalui asuhan kebidanan di komunitas, analisis umum yang dapat terjadi
pada asuhan kebidanan bayi baru lahir (BBL), bayi, atau balita adalah
a. BBL/bayi/balita dengan dehidrasi
b. BBL/bayi/balita dengan ikterus fisiologi
c. BBL/bayi/balita dengan ikterus patologi
d. BBL/bayi/balita dengan diare
e. BBL/bayi/balita dengan obstipasi
f. BBL/bayi/balita dengan muntah/gumoh
g. BBL/bayi/balita dengan bercak mongol/hemangioma
h. BBL/bayi/balita dengan diaper rush
i. BBL/bayi/balita dengan tanda bahaya umum (kejang, tidak mau minum
atau menyusu, muntah, demam, letargis, atau tidak sadar)
j. BBL/bayi/balita dengan sukar bernapas / batuk
k. BBL/bayi/balita dengan demam
l. BBL/bayi/balita dengan hipotermi/hipertermi
m. BBL/bayi/balita dengan infeksi tali pusat (Omfalitis)
n. Bayi/balita dengan hidrosepalus
o. Bayi/balita dengan gizi kurang/buruk
p. Bayi/balita dengan kelainan perkembangan (menggunakan SDIDTK), dsb.

D. PENATALAKSANAAN DAN EVALUASI


Contoh program Kelas Ibu Siaga (dalam program ini, ibu diajarkan
bagaimana menjadi orang tua baru, merawat anak, dan mengetahui tanda
bahaya pada bayi)

1. Membuat rencana program, menentukan sasaran, menentukan media


yang akan dipakai, dan menentukan materi apa yang akan diberikan pada
ibu.
E : rencana program telah dibuat serta sasaran, media, dan materi sudah
ditentukan.
2. Mengundang target sasaran yaitu ibu untuk melakukan Kelas Ibu Siaga.
E : Ibu bersedia menghadiri acara Kelas Ibu Siaga.
3. Memperkenalkan diri dan narasumber kepada target sasaran.
E : Antara Ibu dan narasumber saling mengenal.
4. Membagikan materi yang akan dipaparkan agar bisa dibaca ibu. (seperti
leaflet atau brosur)
E : setiap ibu mendapatkan media yang berisi materi.
5. Memaparkan materi mengenai bayi baru lahir, cara perawatan, dan tanda
bahaya pada bayi.
E : materi yang disiapkan telah disampaikan.
6. Mengajarkan dan mempraktekkan cara merawat bayi yang benar seperti
cara menyusui, menghangatkan dan memandikan bayi.
E : Ibu mengetahui dan memahami cara merawat bayi yang benar.
7. Mengajarkan bagaimana tindakan awal segera apabila mendapati bayi
mengalami tanda bahaya.
E : Ibu mengetahui dan memahami tindakan awal segera apabila
mendapati bayi mengalami tanda bahaya.
8. Mempersilahkan ibu untuk mengajukan pertanyaan perihal dengan materi
yang telah disampaikan.
E : Ibu telah mengajukan pertanyaan
9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan ibu yang diajukan.
E : Pertanyaan ibu telah dijawab dan ibu mengerti hal yang disampaikan.
10. Mengevaluasi hasil dari program Kelas Ibu Siaga dengan mengajukan
pertanyaan kepada ibu dan memberikan reward kepada ibu yang sudah
bertanya.
E : Ibu dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan ibu mendapatkan
reward.
11. Mendiskusikan bersama ibu rencana program Kelas Ibu Siaga lanjutan
yang akan dilakukan kembali dan materi yang sekiranya dibutuhkan oleh
ibu.
E : Diskusi terlaksana dengan hasil satu bulan ke depan akan diadakan
Kelas Ibu Siaga kembali dengan materi imunisasi dan deteksi dini
perkembangan dan pertumbuhan bayi.
12. Mengucapkan terima kasih pada ibu karena sudah mengikuti kelas ibu
hari ini dan diharapkan hadir kembali di kelas ibu selanjutnya.
E : Ibu mengerti dan bersedia menghadiri kelas selanjutnya.
13. Membubarkan acara dengan tertib.
E : Acara telah dilakukan.

Sumber :
Muslihatun, Wafi Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya
DEPKES RI (2009)

Anda mungkin juga menyukai