Anda di halaman 1dari 4

Nama : Chatrine Aprilia Hendraswari

Kelas : DIVB Kebidanan semester 5

NIM : P07124215045

Pemimpin Idolaku

Perkenalkan nama saya Chatrine Aprilia Hendraswari, biasanya saya dipanggil Lia. Saya
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, anak dari kedua orang tua saya. Ayah saya polisi
dan ibu saya bidan. Ibu saya memiliki BPM di daerah tempat kami tinggal. Kami bertempat
tinggal di Kulon Progo, Yogyakarta. Sedari kecil saya selalu melihat ibu saya melakukan tugas
sosialnya dalam melayani masyarakat dalam bidang kesehatan. Menolong ibu bersalin adalah
profesinya. Oleh sebab itu, saya tertarik untuk mempelajari hal apapun dalam bidang
kesehatan. Sejak kecil orang tua saya menanamkan cita-citanya kepada saya agar saya dapat
menjadi seorang dokter. Dan saya menyukainya. Karena dorongan yang diberikan kedua orang
tua saya, saya menjadi giat belajar. Namun saat penerimaan mahasiswa, saya gagal untuk
masuk di universitas negeri jurusan kedokteran. Hal tersebut bukan menjadi masalah untuk
saya, saya berpikir untuk bisa menjadi bidan seperti ibu saya. Akhirnya saya mengikuti seleksi
penerimaan mahasiswa dan sekarang saya menjadi mahasiswa kebidanan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.

Dari situ saya sangat menyukai tokoh-tokoh siapapun dalam bidang kesehatan, terlebih
Bapak Dr. Hasto Wardoyo, SP.OG (K). Beliau adalah dokter spesialis kandungan yang mana
beliau terkenal karena berbagai inovasinya dalam memimpin Kulon Progo. Kulon Progo adalah
kota kecil yang terletak sebelah barat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau dulu
memang asli dan bertempat tinggal di Kulon Progo. Bapak Hasto selain menjadi dokter dan
pengusaha dibidang jasa kesehatan, telah menjabat sebagai Bupati pada periode 2011-2016 dan
terpilih lagi menjadi Bupati Kulon Progo pada periode kedua ini. Pada pemilihan Kepala
Daerah Langsung tahun 2011, Ia bersama pasangannya Sutedjo yang didukung PDIP, PAN
dan PPP berhasil memenangkan pilkada Kulon Progo dengan perolehan suara sebesar 46,29
persen dari jumlah pemilih. Pasangan ini mengalahkan tiga pasangan lainnya yaitu Sarwidi-
Hartikah (5,83%) yang didukung PKB, Mulyono-A.Sumiyanto (29,15%) yang didukung
gabungan Partai Demokrat dan PKS dan pasangan Suprapta-Soim (18,74%) yang diusung
Golkar, Gerindra, PKPB, PDK dan PKNU. Kemudian dilantik sebagai Bupati Kulon Progo
pada 24 Agustus 2013.

Selama beliau mengemban tugasnya selama 5 tahun menjadi seorang bupati, saya sangat
menyukai jalan pikiran beliau dalam memajukan perekonomian Kulon Progo. Saya merasa
banyak yang berkembang dan maju pesat dalam pembangunan Kulon Progo. Bahkan Kulon
Progo yang dulunya kurang terkenal di masyarakat Indonesia, sekarang menjadi viral di media
sosia dan di kalangan masyarakat. Program kerja beliau telah terbukti tahun 2012 adalah
meluncurnya program “Bela&Beli Kulon Progo”. Beliau memberikan kebijakan bahwa pelajar
dan PNS di Kulon Progo diwajibkan mengenakan seragam geblek renteng. Geblek renteng
adalah motif khas batik Kulon Progo. Saat saya duduk dibangku Sekolah Menengah Atas
(SMA) kelas 10, seragam sekolah saya menggunakan batik bermotif Kulon Progo. Batik geblek
renteng adalah hasil dari imajinasi pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dulu
menjuarai lomba menciptakan motif batik dengan kreativitas sendiri. Setelah diwajibkan,
kebijakan tersebut mampu mendongkrak industri batik lokal. Sentra kerajinan batik tumbuh
pesat, dari cuma 2 menjadi 50-an.

Kebijakan lain yang beliau lakukan adalah mewajibkan setiap PNS untuk membeli beras
produksi petani Kulon Progo, 10 kilogram per bulan. Bahkan beras raskin yang dikelola Bulog
setempat, kini menggunakan beras produksi petani Kulon Progo. Akhirnya masyarakat Kulon
Progo pun menggunakan beras produksi petani setempat. Selain beras, beliau juga membuat
PDAM dengan memproduksi air kemasan merk AirKu (Air Kulon Progo). PDAM ini terletak
di pinggir kota Wates yang berdekatan dengan perbatasan Purworejo-Wates. Air di Kulon
Progo sebenarnya mengandung banyak kapur namun oleh Bapak Hasto sudah diatasi dan diuji
agar layak untuk dikonsumsi. AirKu sekarang sudah menguasai seperempat ceruk pasar air
kemasan di Kulon Progo. Bahkan beliau telah mewajibkan bahwa kegiatan apapun di setiap
instansi di Kulon Progo harus menggunakan AirKu. Berbagai kebijakan lewat program Bela
dan Beli, ternyata mampu menurunkan angka kemiskinan di Kulon Progo, dai 22,54 persen
pada 2013 menjadi 16,74 persen pada 2014.

Kebijakan yang lain dari beliau adalah di Kulon Progo alfa dan indomart yang biasanya
selalu ada disetiap daerah dan saling berdampingan kini tidak diijinkan untuk membuka
usahanya, kecuali mau bermitra dengan koperasi dengan syarat yang sudah ditentukan.
Alfamart dan Indomart yang bekerja sama dengan koperasi kini berubah nama menjadi
ToMIRA (Toko Milik Rakyat).
Bupati lulusan UGM ini juga memberlakukan Universal Coverage dalam pelayanan
kesehatan, dimana Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menanggung biaya kesehatan
warganya Rp 5 juta/orang. Untuk mengimbangi program Universal Coverage, RSUD Wates
Kulon Progo memberlakukan layanan tanpa kelas. Berarti, ketika kelas 3 penuh, pasien
miskkin bisa dirawat di kelas 2, kelas 1, bahkan VIP.

Yang saya idolakan dari Bapak Hasto Wardoyo adalah adanya cita-cita beliau untuk
memciptakan Kabupaten Kulon Progo menjadi mandiri secara ekonomi dan tidak membatasi
masyarakat untuk bangkit dari masyarakat konsumtif yang tergantung pihak lain menjadi
masyarakat produktif yang mampu menghidupi dirinya sendiri. Lelaki kelahiran Kulon Progo,
30 Juli 1964 ini selalu membuat inovasi-inovasi sederhana yang sebelumnya belum ada
menjadi terus terealisisasi secara perlahan. Dan yang saya sukai adalah beliau hanya mencari
program yang sederhana, bisa dikerjkan saat ini, dan mengusung sustainability.

Tipe kepemimpinan yang dianut oleh beliau adalah kepemimpinan yang demokratis.
Beliau mempunyai potensi untuk menggerakkan masyarakat dan megutamakan kepentingan
serta kebutuhan masyarakat Kulon Progo. Banyak yang mengatakan bahwa beliau adalah
pemimpin yang memberi harapan kepada rakyat dan mewujudkan tata pemerintahan yang
berpihak kepada rakyat kecil. Dan rakyat sangat mengharapkan beliau dan pasangannya tetap
bertahan sampai periode kedua. Akhirnya, mereka diberi kesempatan oleh rakyat untuk
memimpin kembali masyarakat Kulon Progo.

Untuk menjadi seorang pemimpin, Bapak Hasto Wardoyo sudah memiliki sifat dalam
penglihatan sosial. Sebelum menjabat seorang Bupati, beliau sudah mengetahui gejala-gejala
yang timbul dalam masyarakat sehari-hari. Kemiskinan dan keterbatasan Kulon Progo menjadi
keprihatinan beliau. Maka dari itu, program yang dicanangkan adalah menciptakan
kemandirian ekonomi masyarakat. Selain itu, Bapak Hasto Wardoyo sudah dikenal dengan
sosok yang cerdas dan memiliki intelegensi tinggi. Dapat dilihat dari latar belakang beliau
sebagai dokter spesialis kandungan yang sudah memiliki prestasi dan pengalaman yang
segudang. Sehingga kecerdasan itulah yang mampu beliau manfaatkan untuk menganalisa dan
memutuskan adanya gejala yang terjadi dalam masyarakatnya. Namun selama ini, Bapak Hasto
sudah terkenal dengan keramahannya dan mudah berbaur oleh setiap orang tanpa mudah naik
darah.

Selama beliau memimpin sebagai bupati di Kulon Progo jarang sekali terekspos sifat
buruk dari beliau, bahkan tidak ada. Semangat beliau dalam menjalankan program tersebut
selalu memberikan sampul terbaik dalam pribadinya. Beliau juga tidak sering tersorot oleh
media massa, yang selalu disoroti adalah kerja nyata beliau dalam memajukan perekonomian
di Kulon Progo. Pekerjaan beliau yang selalu berkarya dalam memajukan perekonomian Kulon
Progo bukan menjadi masalah baginya untuk mengembangkan skill sebagai seorang dokter.
Bapak Hasto Wardoyo sungguh saya idolakan, bahkan masyarakat Kulon Progo juga.

Anda mungkin juga menyukai