Anda di halaman 1dari 9

HASTO WARDOYO

Sang Bupati Kulon Progo, DIY periode 2012 - 2017

SEKILAS PANDANG
Kulonprogo adalah salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta dimana
perbatasannya :

 Barat : Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah


 Timur : Kabupaten Sleman dan Bantul, Propinsi D.I. Yogyakarta
 Utara : Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah
 Selatan : Samudera Hindia

Kabupaten ini mempunyai luas 586,28 km persegi dengan jumlah penduduk sebesar 190.694
orang pada tahun 2015. Menurut survey yang telah dilakukan 2013, kulon progo merupakan
Kabupaten tertinggal di satumiskin dan tertinggal, hal ini bisa terlihat dari Pendapatan Domestik
Regional Bruto (PDRB) DIY yang hanya mampu menyumbang sekitar 8 persen, sedangkan
Kabupaten Sleman mampu menyumbang hingga 33 persen. Sangat jarang media nasional yang
meliput aktivitas dan kondisi di sana. Hal ini sering menimbulkan paradigma yang kurang baik
terhadap kabupaten kulon progo sendiri. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi semangat
warganya untuk berusaha.
Meskipun begitu, ada satu sosok seorang putra Daerah yaitu Bapak Hasto Wardoyo yang tidak
patah semangat dalam melihat keadaan semacam itu. Kondisi ketertinggalan masyarakat
daerahnya tersebutlah yang mendorong semangatnya dalam memperbaiki nasib kabupatennya
menjadi lebih baik. Berangkat dari semangatnya tersebut, beliau rela meninggalkan
kehidupannya yang sudah nyaman dan mapan sebagai seorang pengusaha di bidang kesehatan
sekaligus dosen pengajar di fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk turun ke rakyat
menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk mengubah keadaan.
Semangatnya sebagai anak desa asli Kulon Progo menjadi api pembakar seorang Hasto
Wardoyo, untuk berprestasi. Ia memang tak sepopuler Sri Sultan Hamengku Bawono, Ahok,
Risma, maupun Kang Emil. Namun Hasto Wardoyo memiliki semangat untuk mengentaskan
warganya dari kemiskinan dan membuat warganya sejahtera, motonya daerah lain bisa mengapa
daerah saya tidak?
Dr. Hasto Wardoyo, SP. OG.(K) (lahir di Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta, 30 Juli 1964; umur 52 tahun) adalah bupatiKulon Progo yang menjabat pada periode
2011-2016. Sebelum menjadi Bupati, Hasto Wardoyo dikenal sebagai dokter dan pengusaha
bidang jasa kesehatan. Masa kecil beliau
Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung tahun 2011, Ia bersama pasangannya
Sutedjo yang didukung PDIP, PAN, dan PPPberhasil memenangkan pilkada Kulon Progo dengan
perolehan suara sebesar 46.29 persen dari jumlah pemilih. Hasto Wardoyo terkenal karena
berbagai inovasinya dalam memimpin Kulonprogo. Pada tahun 2012, untuk mengangkat
perekonomian Kabupaten Kulonprogo.

BIOGRAFI SINGKAT:
Nama
: dr. H. HASTO WARDOYO, Sp.OG (K)
Lengkap
Jabatan : Bupati Kulon Progo
Alamat
: Jalan Adyaksa Nomor 1 Wates
Rumah
Telepon : 0274773147
Tempat,
Tanggal : Kulon Progo, 30 Juli 1964
Lahir
Pendidikan : Spesialis Fakultas Kedokteran UGM
Alamat Jalan Perwakilan Nomor 1 Wates Telp.
:
Kantor 0274-773010 Fax 0274-773148

Pendidikan
• SD Negeri Sremo III, lulus Tahun 1976
• SMP Negeri Kokap, lulus Tahun 1980
• SMA Negeri Wates, lulus Tahun 1983
• S1 Fakultas Kedokteran UGM, lulus Tahun 1989
• Spesialis I Fakultas Kedokteran UGM, lulus Tahun 2000
• Spesialis II Fakultas Kedokteran UGM, lulus Tahun 2006

karir :
• Kepala Puskesmas Kahala,Kab. Kutai,Kalimantan Timur,1990
• Kepala puskesmas Melak,Kab.Kutai,Kalimantan Timur,1991
• Kepala Puskesmas Lok Tuan Bontang Utara,Kab.Kutai,Kalimantan Timur,1994
• RSUP Dr.Sardjito, sejak 1995-2011 (Staf hingga Kepala Instansi Kesehatan Reproduksi
& Bayi Tabung)
• Dosen Fakultas Kedokteran UGM, 2000-2011
• Bupati Kulon Progo, Tahun 2011 – Sekarang
VISI DAN MISI HASTO WARDOYO SEBAGAI BUPATI KULON
PROGO :
Visi :
Terwujudnya masyarakat Kulon Progo yang, aman, adil, mandiri, berprestasi,
sehat, dan sejahtera, berdasarkan iman dan taqwa

Misi :

 Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola yang baik (good governance)

 Menumbuhkan kepemimpinan yang kuat, berjiwa intrepreneur, dan penuh dedikasi


di jajaran aparatur pemerintahan dalam mengabdi dan melayani masyarakat

 Menjadikan pelayanan prima (service exelent) sebagai dasar bagi seluruh aparatur
pemerintahan dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat.

 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berjiwa mandiri, berperilaku


positif dan produktif.

 Mendorong penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi pemuda dan kaum
perempuan sebagai upaya menghapus kemiskinan dan pemerataan pendapatan dan
kesejahteraan

 Melakukan peningkatan pembangunan ekonomi kerakyatan di bidang perkebunan,


pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, industri, dan pariwisata berbasis wilayah
(desa) dan potensi daerah sebagai upaya mewujudkan pemerataan kesejahteraan
masyarakat

 Mewujudkan iklim dunia usaha dan investasi yang sehat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat

 Mewujudkan kemajuan dan prestasi dalam membangun generasi dengan


memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat untuk
mendapatkan hak belajar dengan beaya terjangkau

 Mengoptimalkan anggaran kesehatan dan seluruh potensi untuk mewujudkan


pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau sebagai upaya untuk menjaga stabilitas
keluarga
 Membina pemuda sebagai colon pemimpin dan pilar pembangunan bangsa dalam
mengatasi masalah sosial dan moral menuju pemuda yang mandiri dan berdayaguna
tinggi.

 Membangun kehidupan beragama yang penuh dengan kebersamaan dan toleransi


demi terwujudnya peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan.

 Melestarikan dan membangun seni dan budaya dalam rangka membentuk karakter
masyarakat yang berkepribadian mulia

 Melakukan pembinaan olah raga untuk membangun masyarakat yang sehat dan kuat
jasmani guna memajukan prestasi olahraga di tingkat regional, nasional, maupun
internasional.

 Menjadikan setiap wilayah dan penduduk aman dari setiap ancaman bencana
(bencana sosial dan alam) demi terwujudnyaketentraman dan ketertiban umum.

BEST PRACTICE
Berbagai Program dilakukan Hasto Wardoyo untuk mensejahterakan warga Kulon Progo dari
tahun 2011 sampai 2017 ini , program – program yang dilakukan terutama berfokus pada
pengembangan usaha mikro dan menengah serta pembangunan warga yang kurang sejahtera
meliputi pembanguan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Program-program tersebut antara lain
:

1. GentongRembes (GerakanGotongRoyong Rakyat Bersatu)


Gentong Rembes merupakan program dari Pemkab Kulon Progo untuk
menggerakkan dan menggelorakan gerakan gotong royong semua pihak agar bersatu
padu dan menggerakkan kepedulian social untuk mengentaskan kemiskinan dan peduli
dengan masyarakan sekitar. "Gentong Rembes juga dapat dimaknai sebagai tempat air
(Gentong) yang airnya merembes sehingga menjadikan yang disekitarnya menjadi subur
dan sejuk. Program ini dilaksanakan dengan bantuan beberapa pihak, diantaranya
BAZDA Kulon Progo, PNS yang menyisihkan sebagian uang gajinya, dan juga
sumbangan BUMN dan BUMD sebagai dana CSR mereka.
Disini pemerintah desa akan berkeliling untuk mendata rumah mana saja yang
segera membutuhkan perhatian khusus. Pemerintah akan memperbaiki rumah warga yang
kurang layak huni dengan dana untuk tiap rumahnya Rp 10 juta per 1 rumah. Akan tetapi
tidak semua warga yang rumahnya kurang layak huni yang mendapatkan bantuan
melainkan khusus warga yang memang kurang sejahtera di bidang ekonominya, hal ini
juga dimaksudkan untuk memberi semangat warga tersebut untuk semakin berusaha
dalam mensejahterakan hidupnya.

2. Bela beli Kulonprogo

Pada intinya gerakan ini tidak lain dan tidak bukan dibuat bupati Hasto Wardoyo
untuk menyejahterakan warganya dengan tidak selalu bergantung dengan pihak luar
Kulon Ptogo untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Setiap warga ditanamkan untuk
memanfaatkan kekayaan alam dan budaya yang sebenarnya mereka miliki tetapi kurang
dimanfaatkan dan diperhatikan. Program bela beli ini meliputi beberapa rancang bangun,
diantaranya :

a) Program Bela Beli Hasil Pertanian

Dalam Program ini, Pemkab memfasilitas pembentukan gapoktan (gabungan


kelompok tani). Mereka diajak tidak hanya menjual hasil panen dalam bentuk gabah,
tetapi didorong untuk memproses dan mengemas menjadi beras. Pemkab memfasilitasi
mesin penggilingan padi dan permodalan. Kulon Progo, kini memilik produk beras yang
tidak kalah dengan beras yang ada di supermarket. Hasto mewajibkan PNS di lingkungan
pemkab membeli beras dari gapoktan. Kalau 8 ribu PNS Kulon Progo minimal
mengonsumsi 10 kg, pangsa beras setiap bulan 80.000 kg, cukup menjanjikan buat para
petani.Kulon Progo juga menjalin MoU dengan Bulog sebagai pemasok raskin. Namun,
di kabupaten ini, namanya beras daerah (rasda). Setiap bulan gapoktan memasok 1.900
ton beras ke Bulog. Pendapatan petani pun meningkat. Begitu juga daya beli mereka.

b) Program Bela Beli Produk Lokal (Air Minum Kulon Progo AirKu)

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo berhasil mendorong PDAM untuk


melakukan inovasi, yakni memproduksi air minum dalam kemasan berlabel AirKU.
Produk ini dikonsumsi dalam kegiatan rapat di pemkab hingga hajatan warga. Bahkan
seluruh kegiatan di lingkungan pemkab dan sekolah wajib menggunakan AirKU.
Sekarang PDAM mampu menyumbang PAD (pendapatan asli daerah) Rp 300 juta.
Sementara kabupaten Gunungkidul, PDAMnya terus merugi. Perusda Airku sampai saat
ini berhasil menguasai lebih dari seperempat pasar air minum kemasan di Kulon Progo.
Hasto juga mempermudah dalam pengurusan ijin tempat usaha di Kulon Progo, tertama
usaha-usaha yang dijalankan oleh warga Kulon Progo sendiri. Alhasil, lebih dari 1500
tempat usaha baru di Kulon Progo tercipta pada tahun 2015 – 2016 ini.
c) Program Bela Beli Batik Geblek Renteng
Gerakan ini dimulai dengan mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan pelajar
dan PNS di sana mengenakan seragam batik gebleg renteng, batik khas Kulonprogo, pada
hari tertentu, yaitu hari jumat. Ternyata, dengan jumlah 80.000 pelajar dan 8.000 PNS,
kebijakan ini mampu mendongkrak industri batik lokal. Sentra kerajinan batik tumbuh
pesat, dari cuma 2 menjadi 50-an.
d) Program Bela Beli Produk Bahan Bangunan

Pada program ini, kontraktor yang membangun infrastruktur di wilayah kabupaten


Kulon Progo seperti proyek trotoar jalan wajib menggunakan andesit dari Kulon Progo.
Begitu pula dalam proyek-proyek pengaspalan jalan, pemenang tender atau pelaksana
proyek harus membeli aspal di PT Selo Adikarto, salah satu BUMD di Kulon Progo.
Pemenang tender proyek jalan, harus memakai aspal produksi BUMD. Dari program itu,
PT Selo Adikarto sudah mampu memproduksi 48 ribu ton aspal hotmix setiap tahun.

e) Program pemasaran hasil – hasil industri lokal melalui minimarket


TOMIRA

Di Kulon Progo juga berdiri sejumlah minimarket seperti Indomaret dan


Alfamart. Pemkab memiliki kebijakan khusus agar minimarket tersebut tidak menggerus
pedagang kecil. Caranya, nama minimarket itu diganti Tomira, Toko Milik Rakyat.
Tomira wajib menjual produk-produk lokal Kulonprogo termasuk AirKU, beras
gapoktan, telur asin rasa soto. Barang yang tidak ada di Kulon Progo baru boleh
didatangkan.

Berbagai kebijakan lewat program Bela dan Beli, ternyata mampu menurunkan
angka kemisikinan di Kulonprogo, dari 22,54 persen pada 2013 menjadi 16,74 persen
pada 2014 (data Bappeda).

3. One Village one sister Company


Kulon Progo menerbitkan Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR). Setiap perusahaan wajib menyisihkan 5 persen keuntungan untuk desa di
Kulon Progo. Dari dana CSR itu, dibuatlah program one village one sister company. Setiap
perusahaan minimal memiliki satu desa binaan. Kebutuhan perusahaan juga diupayakan
dipenuhi masyarakat desa setempat.
One Village One Sister Company adalah kerjasama antara desa dengan perusahaan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program One Village One Sister
Company ini menggandeng 17 perusahaan swasta, BUMN dan BUMD untuk menjadi
orangtua asuh dari desa-desa di Kulon Progo. Perusahaan yang menjadi orangtua asuh
diharapkan dapat membina desa-desa yang menjadi asuhannya sehingga kesejahteraan di
desa itu meningkat dan keluar dari angka kemiskinan. Program ini pertama kali diresmikan
oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, pada bulan November 2012 di Desa
Hargowilis, Kecamatan Kokap.

4. Program dalam Bidang Kesehatan

1. Dari sektor kesehatan, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menanggung asuransi


kesehatan warganya sebesar lima juta per orang serta mengeluarkan jaminan Universal
Coverage yang tidak memandang kelas. Nantinya jaminan Universal coverage akan
dipusatkan dengan membangun satu rumah sakit yang mengkhususkan jaminan
kesehatan bagi warga yang tidak memegang kartu BPJS. Tapi untuk sekarang wujud
jaminan terrsebut diwujudkan dengan mengcover asuransi untuk warga non BPJS sebesar
Rp 5.000.000. Jaminan tersebut bisa digunakan di semua pelayanan Rumah sakit kelas
3,2,1 maupun VIP.

2. Pemerintah Kulon Progo berusaha mengurangi sebisa mungkin konsumsi Rokok di


wilayahnya. Hal itu diwujudkan dengan memasang berbagai spanduk dampak buruk
rokok serta pemerintah tidak mengijinkan adanya acara dengan sponsor utama
perusahaan rokok. Pemerintah tidak memperbolehkan pemasangan spanduk Rokok ada di
ibu kota Kabupaten KP serta nantinya akan merambah ke kecamatan-kecamatan lain di
Kabupaten ini.

3. Memperbaiki seluruh fasilitas yang ada di Rumah sakit wates dimana sekarang baru
dilakukan renovasi bangunan dan fasilitas rumah sakit beserta tenaga-tenaga ahli
dokternya. Hasto berkomitmen bahwa fasilitas kesehatan merupakan salah satu kunci
mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera.

5. Prestasi dalam kebudayaan dan tata kota


Bupati Hasto juga memiliki prestasi yang baik dalam hal pengelolaan kota dan
pembangunan sarana dan prasarana. Pada tahun 2012 atau setahun setelah pemerintahannya,
Hasto berfokus pada pembangunan prasarana Jalan dan perbaikan infrastruktur. Hampir
seluruh akses jalan yang menghubungkan desa desa di Kulon Progo dilakukan perbaikan. Hal
ini menurut beliau harus dilaksanakan dikarenakan jalan merupakan salah satu syarat mutlak
dalam pemerataan pembangunan di wilayahnya. Akses jalan ini juga menjadi pintu utama
dalam pengembangan daerah wisata di Kulon Progo yang selama ini belum mendapat
perhatian khusu oleh pemerintah daerah.
Alun-alun yang merupakan salah satu icon di Kulon Progo juga mendapat perhatian dari
Hasto. Alun-alun yang dulunya hanya merupakan sekedar lapangan olah raga telah dirubah
menjadi tempat selain sarana olah raga lengkap juga dibangun panggung untuk kesenian,
taman kota yang indah dan juga tempat wisata kuliner di sampingnya. Alun-alun yang
sebelumnya sangat sepi dan terkadang menjadi tempat orang tidak bertanggung jawab untuk
melakukan tindakan yang kurang baik sekarang sudah beralih fungsi menjadi tempat hiburan
masyarakat sekaligus tempat dimana warga bisa saling berkomunikasi dan berolah raga
dengan baik.
Di sisi kebudayaan, hasto mencanangkan adanya Festival kebudayaan yang dilaksanakan
tiap tahunnya bersamaan dengan ulang tahun kabupaten Kulon Progo. Festival ini sudah
dimulai dari tahun 2015 yang akan berulang di tiap tahunnya. Festival budaya ini disebut
dengan Kirab Budaya Kulon Progo. Kirab budaya tersebut memberikan kesempatan bagi
setiap kecamatan untuk unjuk kemampuan. Sebanyak 12 kelompok kesenian dari 12
kecamatan se-Kulonprogo tersebut menampilkan beragam kesenian mulai dari jathilan,
tarian, tradisi wiwitan, hingga cerita rakyat asli Kulonprogo.

PENGHARGAAN YANG DIRAIH


• PNPM Pariwisata dari Kemenprek (2012) Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kulonprogo telah melakukan kegiatan
penanggulangan kemiskinan baik dalam bentuk pembangunan fisik infrastruktur maupun
pemberdayaan ekonomi dan sosial di wilayah Kulon Progo.
• Penghargaan Kabupaten Penggerak Koperasi Tahun 2012 dengan peringkat
PARAMADHANA UTAMA NUGRAHA KOPERASI Oleh Menteri Koperasi dan
UKM RI tahun 2012 atas perannya sebagai penggerak perekonomian kecil dan Koperasi
di daerah kulon progo oleh Kemenko dan UKM RI
• Penghargaan Transmigration Award 2012 Jenis Makarti Nayotama oleh
Kemenakertrans atas kontribusinya dalam pemerataan penggunaan tenaga kerja daerah.
• Penghargaan Wahana Tata Nugraha atas Keberhasilan mengikuti Penilaian Kinerja
Penyelenggaraan Sistem Transportasi Perkotaan Tahun 2012 Oleh Kementrian
Perhubungan RI
• Penghargaan satya lencana pembangunan bidang koperasi dari presiden (2014). Hasto
Wardoyo mendapat anugerah tanda kehormatan ini atas jasanya dalam memberikan
darma bakti terhadap bangsa dan Negara sehingga dapat menjadi teladan, seperti
pengawalan terhadap mega proyek pelabuhan Tanjung Adikarto, gerakan bela beli
Kulonprogo, pengembangan batik gebleg renteng, dan sebagainya. Yang lebih
membanggakan adalah bahwa penghargaan ini hanya diterima 3 orang pemimpin daerah
di indonesia waktu itu yakni Gubernur Jawa Timur, Bupati Kulonprogo dan Bupati
Morowali, Sulawesi Tengah.
• Penghargaan Parasamya Purna Karya Nugraha untuk Kabupaten/Kota dengan
kinerja terbaik nasional 3 tahun berturut-turut (2015) yaitu penghargaan tertinggi dalam
bidang pemerintahan kepada pemerintah daerah yang selama 3 tahun berturut-turut
bersatus kinerja terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
• Penghargaan Swasta Saba Padapa atas kontribusi dan komitmen besar terhadap tujuan
pembangunan kesehatan pada tahun 2015 yang meiliputi sembilan indikator sebuah kota
layak mendapatkan kategori sebagai Kota Sehat.
• Penghargaan kepada Kota Wates, Kab. Kulonprogo atas Peningkatan Kinerja dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup Perkotaan Tahun 2014-2015 (Adipura) oleh
Kementrian Lingkungan Hidup RI
• penghargaan TOP 35 Inovasi Pelayanan Publik atas Inovasinya "Mengganti Beras
Miskin (Raskin) Menjadi Beras Daerah (Rasda) oleh Kemenakertrans (2016)
• Penghargaan dalam bidang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK 2016)
• Penghargaan BELI INDONESIA melalui program Bela Beli Kulon Progo oleh
Kementrian Koperasi (2016)
• BINTANG JASA UTAMA dari Presiden RI (2016) atas usulan dari Kementerian
Koperasi dan UMKM, berjasa besar di bidang koperasi, usaha mikro kecil dan menengah
dengan motto Bela dan Beli Kulon Progo
• Government Award 2016, yang diselenggarakan oleh SINDO Weekly (2016) atas
komitmen Hasto Wardoyo dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan dan pengelolaan
daerah yang baik selama tahun kepemimpinannya.
• Penghargaan 10 bupati terbaik se-Indonesia tahun 2016 oleh Kemendagri. Bahkan
tahun sebelumnya (2015), Pemkab Kulonprogo bahkan masuk nomor satu Nasional.
Bupati mengatakan, raihan itu karena Kulonprogo berbekal penyelenggaraan pemerintah
daerah yang baik yang dilihat dari segala aspek,

Anda mungkin juga menyukai