Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andaru Rayya Ghufron Aliviscan

NIM : 225060600111039
Kelas : B
Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota
Mata Kuliah : Perencanaan Desa Terpadu

TUGAS PDT “DESA PONGGOK, DARI MISKIN KE KAYA”

Junaedi Mulyono, awalnya hanya merupakan seorang kepala desa di Ponggok, di


daerah Klaten, Jawa Tengah. Desa Ponggok, yang awalnya hanya merupakan sebuah desa
biasa, bahkan terkenal merupakan desa miskin, dapat diputarbalikkan nasibnya menjadi 180
derajat. Desa Ponggok yang sebelumnya menjadi salah satu kategori desa termiskin, dapat
menjadi kaya dan seiring berjalannya waktu, menjadi terkenal. Desa Ponggok pun menjadi
desa dengan pendapatan sebesar Rp. 3,9 Miliar, salah satu desa dengan pendapatan terbesar
dan salah satu yang terkaya di Indonesia.

Desa Ponggok, oleh Junaedi Mulyono, dibangun dengan BUMDes atau Badan Usaha Milik
Desa. BUMDes Tirta Mandiri Desa Ponggok, yang juga berbadan hukum, memiliki banyak
fungsi yang salah satunya adalah untuk memberdayakan sumber daya dan potensi desa,
sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa. BUMDes yang digunakan untuk membangun
desa Ponggok dengan 11 unit usaha, antara lain BUMDes unit usaha pariwisata, toko desa,
kuliner, penginapan, jasa dan rental, perikanan, dan lain sebagainya. Dari 11 unit usaha yang
dijalankan dengan BUMDes, dapat menghasilkan pemasukan bagi Desa Ponggok, dengan
total penghasilan Rp. 14,2 Miliar.

Dengan adanya penghasilan yang bernilai besar dari BUMDes yang telah dilakukan di Desa
Ponggok, Junaedi Mulyono selaku kepala desa dari Desa Ponggok memanfaatkan
penghasilan tersebut secara maksimal. Junaedi Mulyono memanfaatkan penghasilan besar
dari adanya BUMDes tersebut untuk dapat melakukan peningkatan dalam kualitas SDM atau
sumber daya manusia yang terdapat di Desa Ponggok. Terdapat beberapa program atau
usaha-usaha Junaedi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Desa Ponggok.
Salah satu program atau usaha kepala desa dalam hal tersebut adalah dengan mengadakan
Program Satu Rumah Satu Sarjana.
Program Satu Rumah Satu Sarjana, yang diusung dan diimplementasikan oleh Junaedi di
Desa Ponggok, adalah untuk memberikan beasiswa atau scholarship bagi para pemuda di
desa setiap bulannya. Jumlah beasiswa (secara nominal) yang diberikan kepada pemuda desa
tidak main-main. Junaedi Mulyono mengatakan, setiap pemuda-pemudi dan/atau mahasiswa-
mahasiswi tersebut akan mendapatkan guaranteed beasiswa sebesar Rp. 300.000 setiap
bulan. Beasiswa yang diberikan akan di transfer atau diberikan secara langsung lewat
rekening ATM setiap mahasiswa, sehingga dapat membantu pembiayaan kuliah mereka.
Dengan diberikannya beasiswa bagi pemuda-pemudi Desa Ponggok, dapat diharapkan secara
besar bisa kedepannya memberikan andil signifikan dalam membantu mengangkat taraf
dan/atau level pendidikan warga masyarakatnya di Desa Ponggok.

Berkembangnya desa Ponggok tidak hanya karena sumber daya alam saja, tetapi ada juga
faktor lain yaitu sumber daya manusia, sumber daya sosial, aset infrastruktur dan sumber
daya keuangan. Dengan adanya faktor tersebut maka desa Ponggok dapat menggali
potensinya tanpa mengeluarkan biaya yang mahal, namun dengan kemauan masyarakat untuk
memajukan desa menjadi desa yang sejahtera. Atas kemauan masyarakat yang terus menggali
potensi desanya, maka pembangunan Desa Ponggok berlangsung dengan memanfaatkan
sumber daya alam yang melimpah. Misalnya, pengembangan destinasi wisata yang
menggunakan air sebagai daya tarik utamanya.

Kepala Desa, Junaedi Mulyono terus bekerja sama dengan para pakar dan tentunya
masyarakat setempat untuk membangun tempat wisata unik yang akan menarik perhatian
masyarakat lainnya. Ada tempat di mana Anda bisa mengambil foto bawah air, yang
dinamakan Umbul Ponggok. Selain itu, Umbul Ponggok juga bisa digunakan untuk berenang
atau melihat ikan di dalam air. Dengan memanfaatkan potensi desa, Desa Ponggok berhasil
menciptakan peluang ekonomi melalui industri pariwisata yang dapat diakses oleh seluruh
lapisan masyarakat. Ini adalah contoh nyata dari teknologi inklusif yang dapat memanfaatkan
potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan video tersebut, desa Ponggok berkesempatan untuk mempresentasikan potensi


desanya kepada masyarakat luas. Hal tersebut didukung dengan adanya pemberian
smartphone kepada lembaga desa seperti BPD, PKK, RT dan RW pada tahun 2013, yang
dapat mempromosikan Desa Ponggok di media sosial. Dengan akses media sosial yang tidak
terbatas, Desa Ponggok perlahan mulai dikenal orang luar. Banyak masyarakat dari berbagai
kalangan yang tertarik dengan wisata air yang dibangun oleh Desa Ponggok.
Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan ekonomi desa semakin pesat dibandingkan dengan
masa lalu. Kembali lagi dijelaskan, adanya bisnis baru yang berdiri, seperti toko desa, kios,
kuliner, homestay, restoran, persewaan mobil, persewaan gedung, dan jasa manajemen acara
telah muncul dengan jumlah orang yang besar. Dengan lahirnya usaha baru ini, masyarakat
Desa Ponggok membangun desa yang lebih maju untuk menciptakan hasil yang bermanfaat
bagi masyarakat Desa Ponggok.

Sehingga, berdasarkan analisis video, dapat ditarik disimpulkan bahwa desa Ponggok berhasil
mengembangkan pembangunan ekonomi desa yang baik. Membangun tempat wisata
berdasarkan potensi desa dan mempromosikannya melalui ponsel pintar dan jejaring sosial
untuk mendapatkan sambutan yang baik. Atas respon yang baik tersebut, Desa Ponggok pun
membuka beberapa usaha yang dikelola oleh SDM setempat untuk mendorong pemberdayaan
masyarakat dan usaha baru seperti Jaya yang disediakan oleh warga Desa Ponggok setempat
dengan omzet mencapai 14,2 miliar rupiah. Kehadiran usaha-usaha tersebut tentunya akan
membantu terciptanya kesejahteraan di antara warga Desa Ponggok.

Anda mungkin juga menyukai