Esti Hastuti
P07124215049
DIV B Kebidanan
1
PRODI DIV KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2016
DAFTAR ISI
Sampul .............................................................................................................. 1
Daftar isi ........................................................................................................ 2
Bab 1 Pendahuluan ........................................................................................ 3
A. Latar belakang ............................................................................................ 3
B. Rumusan masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................... 3
Bab II Pembahasan ........................................................................................... 5
A. Kewenangan bidan dalam pemberian obat ................................................. 5
B. Obat-obat yang dapat diberikan ..................................................................17
Bab III Penutup ............................................................................................ 33
A. Kesimpulan ............................................................................................... 33
B. Saran.......................................................................................................... 33
Daftar Pustaka................................................................................................. 34
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ruang lingkup dan hubungan bidan dan obat?
3
2. Bagaimana Kewenangan bidan dalam pemberian obat dan aspek
legalnya?
3. Apa isi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 5380/Hukum Tahun
1963?
4. Apa isi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/Menkes/Per/IX/1980?
5. Apa isi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 572/Menkes/Per/VI/1996?
6. Apa isi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
900/Menkes/SK/VII/2002?
7. Apa isi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Hk.02.02/Menkes/149/I/2010?
8. Apa isi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010?
9. Apa saja obat yang dapat diberikan bidan pada anak?
C. Tujuan
1. Mengetahui ruang lingkup dan hubungan bidan dan obat.
2. Mengetahui Kewenangan bidan dalam pemberian obat dan aspek
legalnya.
3. Mengetahui isi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 5380/Hukum
Tahun 1963?
4. Mengetahui isi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
363/Menkes/Per/IX/1980?
5. Mengetahui isi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
572/Menkes/Per/VI/1996?
6. Mengetahui isi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
900/Menkes/SK/VII/2002?
7. Mengetahui isi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Hk.02.02/Menkes/149/I/2010?
8. Mengetahui isi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010?
9. Mengetahui obat - obat yang dapat diberikan bidan pada anak.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
900/MENKES/SK/VII/2002, tanggal 25 Juli 2002. Wewenang seorang
bidan mengeai pemberian obat adalah :
1. Pelayanan dan pengobatan kelaianan ginekologik yang dapat
dilakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan, seperti
keputihan dan penundaaan haid. Pengobatan ginekologik yang
diberikan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara
sebelum dirujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuaii advis
dokter.
2. Penyediaan dan Penyerahan obat-obatan :
a). Bidan harus menyediakan obat-obatan maupun obat suntik sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
b). Bidan diperkenankan menyerhakan obat kepada apsien sepanjang
untuk keperlua darurat sesuai dengan protap.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan yang mengatur
kewenangan bidan sebagai berikut:
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi:
1) pelayanan kesehatan ibu
berencana.
6
· Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
· Episiotomi
7
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak berwenang
untuk:
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
8
- penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang
ditetapkan
· pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sek olah
dan anak sekolah
9
· memiliki tempat praktik, ruangan praktik dan peralatan
untuk tindakan asuhan kebidanan, serta peralatan untuk
menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita dan pr
asekolah yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat
10
masa bayi baru lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa pra
sekolah.
- pemeriksaan fisik
11
- perawatan bayi
- pemberian penyuluhan.
· episiotomi
· pemberian infus
· kompresi bimanual
· pengendalian anemi
12
· pemberian minum dengan sonde /pipet
13
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 5380/Hukum Tahun 1963
diatur kewenangan terbatas bidan meliputi:
1. Wewenang Umum
14
Dalam melakukan pekerjaan kewenangan umum ini tanggung jawa berada
pada bidan yang bersangkutan.
a. pengawasan kehamilan
b. pemberian pengebalan
c. perawatan
5) memberikan obat-obatan:
a. roboransia
15
b. pengobatan tertentu dalam bidang kebidanan sepanjang hal itu
tidak melalui suntikan.
2. Wewenang Khusus
1) pengawasan kehamilan
a. versi luar
2) pertolongan persalinan
4) pertolongan kedaruratan
16
b. pengatasan pendarahan pasca persalinan dengan pengeluaran uri
dengan tangan (secara manual)
Disamping kewenangan umum dan khusus tersebut maka bidan dapat diberi
wewenang oleh atasannya untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan
masyarakat yang lain, sesuai dengan program pemerintah dan pendidikan serta
latihan yang diterimanya. Dalam keadaan darurat bidan juga diberiwewenang
untuk melakukan tindakan pertolongan yang dianggap perlu untuk membantu
menyelamatkan penderita atas tanggung jawab sendiri. Segera setelah melakukan
tindakan darurat tersebut bidan diwajibkan membuat laporan ke pusat kesehatan
masyarakat wilayah tempat kegiatannnya.
17
(6- < 10 kg)
(2 sendok takar)
12 bln - < 3 tahun 2/3 12.5 ml
c). Efek samping
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti
urtikaria, ruam kulit, pruritis, angiodema dan gangguan saluran cerna
seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomasitis.
d). Kontra indikasi
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.
2. Ampisilin
a). Indikasi
1) Infeksi saluran pernafasan seperti pneumonia, faringitis, bronkitis,
.laringitis.
18
4 bulan - <9 bulan (6 - <8 kg) yaitu 1.75 ml = 350 mg
e). Efeksamping
Diare ringan sementara,Gangguan pencernaan, Urtikaria Bercak merah
3. Paracetamol
a). Indikasi
1). Sebagai antipiretik/analgesic termasuk bagi pasien yang tidak
tahan asetosal
2). Sebagai analesik misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada
sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot.
3). Menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi
b). Kontra indikasi
Hipersensitif tehadap parasetamol, Deisiensi glucose-6- fosfat
dehidrogenase.Tidak boleh digunakan pada pendeita dengan
gangguan fungsi hati.
c). Dosis
PARASETAMOL Setiap 6 jam sampai demam atau nyeri telinga
hilang
Umur atau BB
TABLET SIRUP (120mg/5ml)
TABLET (500 mg)
(100 mg)
2 bulan - < 6 bulan 2.5 ml
1/8 1/2
(4 - < 7 kg) (1/2 sendok takar)
19
6 bulan - <3 tahun 5 ml
1/4 1
(7 - < 14 kg) (1 sendok takar)
3 tahun - < 5 tahun 7.5 ml
1/2 2
(14 - < 19 kg) (1.5 sendok takar)
d).efek samping
1) Ruam, pembengkakan, kesulitan bernafas atau gejala alergi
2) Tekanan darah rendah atau hipotensi
3) Kerusakan hati dan ginjal ketika overdosis
4. Piridoksin atau B6
a). Indikasi
Radang kulit, kejang, anemia
b). Kontraindikasi
Hipersensivitas terhadap piridoksin
c). Dosis
Bbl : 0,1 mg/hari
7 -12 : 0,3 mg
1-3 tahun : 0,5 mg
4-8 tahun : 0,6 mg
9-13 tahun : 1 mg
d). Efek samping
Mual, muntah, sakit kepala, nafsu makan turun, sakit perut, kesemutan,
mengantuk
5. Vitamin A
a). Indikasi
20
Campak dengan komplikasi berat atau anak sangat kurus yang akan di
rujuk, beri dosis pertama vitamin A sesuai umur sebelum di rujuk
UMUR DOSIS
50 000 IU (1/2 kapsul biru)
< 6 bulan
100 000 IU (kapsul biru)
6 bulan - 11 bulan
12 bulan - 59 bulan 200.000 IU (kapsul merah)
21
c) .Kontra indikasi
1) Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti: eksim,
furunkulosis dan sebagainya.
2) Mereka yang sedang menderita TBC.
22
gejala serius keabnormalan pada syaraf merupakan
kontraindikasi,pertusis. Anak-anak yang mengalami gejala-gejala parah
pada dosis pertama,komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis
kedua, dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT. 5) Efek
samping Gejal-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas, demam
tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam setelah
imunisasi(Departemen Kesehatan RI,2006,p.23 )
d) Efek samping
8. Vaksin Hepatitis B
a) Dosis
1) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi
11111111menjadi homogen.
2) Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml, pemberian suntikan secara
11111111intramuskuler sebaiknya pada anterolateral paha.
3) Pemberian sebanyak 3 dosis.
4) Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan
interval 1minimum 4 minggu (1 bulan).
b) Indikasi Untuk
pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan virus hepatitis
B.
c) Kontra indikasi
23
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti
vaksin- vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita
,,,,infeksi berat disertai kejang.
d) Efek samping
Pada individu yang mnderita “immune deficiency” tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang
sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare,
maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.
d) Efek samping
24
10. Vaksin Campak
a) Dosis:
1) .Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutlan
dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan
pelarut.
2) Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri
atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan 11 (booster) pada usia 6-7
tahun (kelas 1 SD) setelah catchup campaign campak pada anak
Sekolah Dasar kelas 1-6.
b) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
c) Kontra indikasi
11. KLORAMFENIKOL
a) Indikasi
25
c) Dosis
d) Efek samping
Diskrasia darah terutama aplastik anemia yang dapat menjadi serius dan
fatal, reaksi hipersensitif lainnya seperti anafilaktik dan urtikaria,
syndroma gray pada bayi prematur atau bayi yang baru lahir dan
gangguan gastrointestinal seperti misalnya mual, muntah dan diare
DOSIS DOSIS
TUNGGAL TUNGG
AL
1 tahun - <2 1/2 4 bulan - <9 bulan (6 - <8 kg) 1/2
9 bulan - <1 tahun (8 - <10 kg) 3/4
tahun
2 tahun - <5 1 1 tahun - <3 tahun ( 10 - <14 kg) 1
3 tahun - <5 tahun (14 - <19 kg) 1.5
tahun
d) Efek samping
26
13. Zinc
c) Dosis
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut dengan dosis
c) Dosis
Anak 2-6 tahun : 1/2-1 tablet setiap 4 jam maksimum 6 tablet sehari
15. Gentamycin
27
c) Dosis
GENTAMISIN
Umur atau BB
Dosis : 7.5 mg per kg BB
Sediaan 80 mg/2 ml
2 bulan - <4 bulan
1 ml = 40 mg
(4 - <6 kg)
4 bulan - <9 bulan
1.25 ml = 50 mg
(6 - <8 kg)
9 bulan - <12 bulan
1.75 ml = 70 mg
(6 - < 8 kg)
12 bulan - <3 tahun
2.5 ml = 100 mg
(10 - <14 kg)
3 tahun - 5 tahun
3 ml = 120 m
(14 - 19 kg)
28
d) Efek samping : Menyebabkan nefrotoksisitas , edema, kemerahan
kulit dll.
16. CTM
a) Dosis
b) Kontraindikasi
29
c) Dosis : Beri tiap hari selama 4 minggu untuk anak umur 6 bulan
sampai 5 tahun
SIRUP BESI
TABLET BESI/ FOLAT
(setiap 5 ml
UMUR atau
(60 mg besi elemental dan 0.25 mengandung 30
BERAT BADAN
mg asam folat) mg besi
elemental)
1 x sehari 1 x sehari
6 bulan - <12
bulan 2.5 ml (1/2 sendok
1/4
takar)
(7 - <10 kg)
12 bulan - <5
tahun 5 ml (1 sendok
1/2
takar)
(10 - <19 kg)
a) Indikasi
b) Kontraindikasi
c) Dosis
30
KOTRIMOKSAZOL
(6 - <10 kg)
12 bulan - <5
tahun
1 1 3 10 ml
c) Dosis
31
BERAT BADAN 3 x sehari selama 10
hari hari
untuk amuba
2 bulan - < 4 bulan 1 1/8 50 mg (1/8 tab)
4 bulan - < 12 bulan
2 1/4 100 mg (1/4 tab)
(6 - < 10 kg)
12 bulan - < 5 tahun
3 1/2 200 mg (1/2 tab)
(10 - < 19 kg)
d) Efek samping
c) Dosis
UMUR
Artesunat Amodiakuin PRIMAKUIN
atau
Tablet Tablet Tablet (15 mg basa)
BERAT
(50 mg) (153 mg basa) Diberikan sebagai
BADAN
dosis tunggal
2 - < 12 bulan
1/2 1/2 Jangan diberi
(4 - < 10 kg)
12 bulan - < 5
1 1 3/4
tahun 32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
33
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.
Modul MTBS
34
http://www.alodokter.com diakses tanggal 6 november 2016
35