Assalamu'alaikum Wr.
Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul
dengan judul "Konsep Dasar Pemberian Obat Untuk Bidan". Modul ini
membahas tentang perinsip dasar pemberian obat bagi mahasiswa Program
Studi D3 Kebidanan. Modul ini terdiri dari 4 bab yaitu bab pertama konsep
dasar pemberian obat dengan sub bahasan bentuk-bentuk sediaan obat oral,
obat parenteral, obat topical dan perinsip pemberian obat. Pada bab 2 dibahas
tentang cara penghitungan dosis obat baik dosis obat oral padat, oral cair, obat
parenteral cair maupun obat parenteral bubuk. Dibahas pula bagaimana cara
menghitung tetesan infus mikrodrip, tetesan infus makrodrip, menghitung
dosis obat dengan infus drip dan menghitung dosis obat dengan syringe pump.
Bab 3 membahas persiapan obat injeksi meliputi obat injeksi cair dari vial,
obat injeksi bubuk dari vial dan obat injeksi dari ampul. Bab
4 membahas cara-cara pemberian obat yang terdiri dari memberikan obat
melalui injeksi IM, injeksi SC, injeksi IC dan injeksi IV. Mahasiswajuga belajar
bagaimana cara memberikan obat melalui mata, hidung, telinga, vagina dan
rectum. Setiap bab berisi tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi
yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa setalah menyelesaikan pembahasan
dalam bab tersebut, uraian materi, rangkuman dan latihan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu terselesaikannya modul ini. Penulis menyadari bahwa modul ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran. Penulis berharap modul ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Penulis
PENDAHULUAN
A.
Deskripsi
Modul ini membahas tentang perinsip dasar pemberian obat bagi
mahasiswa Program Studi D3 Kebidanan. Modul ini terdiri dari 4 bab yaitu bab
pertama konsep dasar pemberian obat dengan sub bahasan bentuk-bentuk
sediaan obat oral, obat parenteral, obat topical dan perinsip pemberian obat.
Pada bab 2 dibahas tentang cara penghitungan dosis obat baik dosis obat oral
padat, oral cair, obat parenteral cair maupun obat parenteral bubuk. Dibahas
pula bagaimana cara menghitung tetesan infus mikrodrip, tetesan infus
makrodrip, menghitung dosis obat dengan infus drip dan menghitung dosis
obat dengan syringe pump. Bab 3 membahas persiapan obat injeksi meliputi
obat injeksi cair dari vial, obat injeksi bubuk dari vial dan obat injeksi dari
ampul. Bab 4 membahas cara-cara pemberian obat yang terdiri dari
memberikan obat melalui injeksi IM, injeksi SC, injeksi IC dan injeksi IV.
Mahasiswajuga belajar bagaimana cara memberikan obat melalui mata, hidung,
telinga, vagina dan rectum. Setiap bab berisi tujuan pembelajaran yang
merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa setalah
menyelesaikan pembahasan dalam bab tersebut, uraian materi, rangkuman dan
latihan
B.
Relevansi
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
900/MENKES/SKNII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan, seorang
bidan berwenang untuk memberikan suntikan pada penyulit kehamilan,
persalinan dan nifas, memberikan infus, memberikan suntikan
intramuskuler uterotonika, antibiotika dan sedativa serta memberikan obat-
obatan terbatas melalui lembar permintaan obat sesuai dengan formulir VI.
Berdasarkan kewenangan tersebut maka seorang bidan harus kompeten dalam
memberikan obat-obatan sesuai dengan kewenangannya. Bidan harus mampu
memahami dasar-dasar dalam pemberian obat, menghitung dosis obat dan
cara-cara pemberian obat dengan baik sebagai salah satu bagian dari asuhan
yang bermutu kepada klien.
1
C. Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa mampu
1. Memahami konsep dasar pemberian obat
2. Menghitung dosis obat dengan tepat
3. Melakukan persiapan obat injeksi dengan baik
4. Memberikan obat dengan tepat
D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa dapat menggunakan modul ini dengan terlebih dahulu memahami
target kompetensi pada setiap bab yang tertera pada tujuan pembelajaran.
Selanjutnya mahasiswa dapat membaca uraian materi dan latihan soal. Setiap bab
dilengkapi rangkuman untuk memudahkan mahasiswa dalam mempelajari materi
secara garis besar. Tersedia soal latihan yang dapat dikerjakan mahasiswa untuk
mengukur keberhasilan belajar. Pada pembahasan yang berhubungan dengan
praktik di sediakan daftar tilik yang dapat digunakan dalam menilai keterampilan
mahasiswa.
2
BAB I KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa mampu
5. Menyebutkan bentuk-bentuk sediaan obat oral
6. Menyebutkan bentuk-bentuk sediaan obat parenteral
7. Menyebutkan bentuk-bentuk sediaan obat topical
8. Menjelaskan perinsip pemberian obat
A. Preparat Obat
Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala
atau menyembuhkan penyakit. Obat dibuat dalam bentuk/sediaan yang
berbeda-beda untuk pemberian per oral (lewat mulut), parenteral (suntikan)
maupun topikal. Berikut ini merupakan preparat obat yang lazim digunakan.
1. Sediaan obat oral
Bentuk obat oral biasanya merupakan sediaan yang paling mudah
diminum oleh pasien dan pemberiannya paling tidak menyulitkan bidan.
Bentuk sediaan obat oral antara lain:
a. Tablet adalah obat serbuk yang dipadatkan atau dicetak dalam bentuk padat.
Tablet biasa untuk pemberian per oral dapat dihancurkan jika
pasien mengalami kesulitan menelan. Beberapa tablet memiliki tanda
berupa garis pada bagian tengah yang dapat mempermudah pada saat
tablet dipatahkan menjadi setengah bagian. Tablet tidak bertanda
tidak disarankan untuk dipatahkan karena pembagian dosis dapat tidak
rata.
d. Sirup adalah larutan gula air yang dapat menyembunyikan rasa obat.
Beberapa sirup obat untuk anak-anak mendapat tambahan perasa, hal ini
berujuan agar anak-anak lebih mudah dalam meminum obat.
4
e. Bubuk adalah obat kering dan sangat halus yang harus dilarutkan sesuai
dengan petunjuk. Setelah dilarutkan dalam cairan pelarut disebut dengan
suspensi. Suspensi adalah partikel-partikel padat suatu obat yang terdispresi
di dalam air. Jika dibiarkan obat akan terpisah dengan larutan pelarut
(mengendap) sehingga obat harus dikocok sebelum diberikan.
A B c
Gambar 1.6 vial obat cair (A), Vial obat kering (B), Ampul (C)
5
pertanyaan aktif dan jawaban verbal. Jawaban nonverbal seperti mengangguk
tidak dapat digunakan. Apabila pasien tidak sadar, identitas pasien dapat
ditanyakan pada keluarganya. Kemudian jawaban pasien/keluarga pasien di
cocokkan dengan papan identitas di tempat tidur, gelang identitas, dan medical
record yang tertulis digelang pasien
2. Tepat obat
Untuk memastikan obat yang diberikan merupakan obat yang benar maka
bidan harus memastikan kebenaran obat sebanyak tiga kali yaitu pada saat
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, selanjutnya pada saat obat
diprogramkan dan terakhir pada saat mengembalikan obat kembali ke tempat
penyimpanan. Bidan hams memperhatikan dengan seksama karena beberapa
obat memiliki nama dan tampilan yang hampirsama. Kesalahan pemberian obat
dapat menyebabkan meningkatnya risiko kesakitan bahkan bisa menyebabkan
risiko kematian. Sebagai contoh seorang pasien dengan hipertensi gestasional
yang memerlukan obat untuk menurunkan tekanan darah namun karena ketidak
hati-hatian bidan memberikan obat yang justru dapat meningkatkan tekanan
darah yang berakibat pada pecahnya pembuluh darah pasien.
3. Tepat dosis
Dosis pemberian obat juga harus diperhatikan. Obat harus diberikan sesuai
dengan dosis yang dianjurkan tidak boleh kurang maupun lebih. Kekurangan
dosis obat akan menyebabkan obat menjadi tidak bekerja dengan maksimal
sedangkan kelebihan dosis obat dapat menyebabkan over dosis yang dapat
membahayakan keselamatan pasien.
4. Tepat cara pemberian
Obat dapat diberikan melalui cara yang berbeda tergantung dari keadaan
umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
5. Tepat waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan,
karena berhubungan dengan kerja obat. Ada obat yang harus diminum setelah
7
makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam
mefenamat. dan juga pemberian obat harus sesuai dengan anjuran yang telah
diberikan oleh dokter misal pasien mendapatkan obat 3 kali sehari. berarti obat
tersebut harus masuk setiap 8 jam sekali, interval pemberiannya tidak boleh
kurang ataupun lebih karena dapat mengurangi efektivitas obat tersebut.
6. Tepat Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan maka bidan harus mendokumentasikannya. Hal
yang harus ditulis dalam pendokumentasian meliputi, nama pasien, jenis obat,
dosis, cara pemberian, waktu dan nama serta tanda tangan bidan yang
memberikan obat tersebut.
8
RANGKUMAN
c.
4. Sebutkan 6 perinsip dalam pemberian obat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
5. Jelaskan cara memastikan identitas pasien untuk memastikan keamanan obat
10
Obat oral cair dapat disiapkan sebagai dosis satuan yang sudah siap
diberikan maupun dalam botol persediaan yang memerlukan hitungan dan
pengukuran dosis obat. Cangkir obat adalah salah satu alat yang dapat
digunakan untuk melakukan pengukuran dosis obat dengan tepat. Cara
menggunakan cangkir obat dengan baik adalah sebgai berikut:
1. Tuangkan cairan obat sampai satu garis jangan mengukur dosis diantara
dua garis
2. Pengamatan dilakukan dengan meletakan cangkir setinggi mata kemudian ukur
dengan mengamati bagian tengah lengkung cairan tepat berada pada
garis pengukuran. Cairan pada sisi wadah akan tampak lebih tinggi
dari garis tersebut.
A B c
Gambar 2.2 cangkir (A). sendok (B). Pipet obat (C)
13
Contoh 3
Paracetamol dosis yang dibutuhkan 240 mg
Sediaan
Contoh 4
Thiamphenicol dosis yang dibutuhkan 1 gr
Sediaan
Perhatikan karena ini merupakan obat kering mak.a pencampuran
cairan pelarut harus sesuai dengan petunjuk. obat (isi bersih menjadi
60 ml). Pada etiket tampak bahwa setiap 5 ml mengandung 125
Thiamphenicol
Pennintaan 1 g = 1000 mg
Milik.125 mg
Sediaan 5 ml
Permintaan
----- x sediaan = jumlah
milik
1000 x 5 ml == 25 ml
125
Obat yang diberikan adalah 25 ml
14
B. Dosis Obat Parenteral
Obat pariental tersedia dalam bentuk cair maupun bubuk yang dapat
dilarutkan dalam cairan pelarut menjadi suspensi. Untuk memberikan
obat parenteral diperlukan alat bantu yaitu spiut. Terdapat bermacam-macam
ukuran spuit mulai dari spuit 1 cc, 3 cc, 5 cc, 10 cc, 20 cc dan 50 cc. Pada
spuit 3 cc setiap garis
mewakili 0,1 cc sementara pada spuit 5 cc setiap garis mewakili 0,2 cc dan lml =
1
cc. Selain membutuhkan spuit, untuk melakukan injeksi juga dibutuhkan
jarum yang juga memiliki ukuran berbeda-beda.
A B
Gambar 2.3 ukuran spuit (A), ukuran jarum (B)
Rumus yang digunakan untuk menghitung dosis obat cair injeksi sama
dengan rumus perhitungan dosis obat padat dan cair oral yaitu
Permintaan
· z· k x sediaan = jumlah
mi i
21
BAB III PERSIAPAN OBAT INJEKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa mampu
1. Menyiapkan obat injeksi cair dari vial
2. Menyiapkan obat injeksi bubuk dari vial
3. Menyiapkan obat injeksi dari ampul
Obat injeksi tersedia dalam dua kemasan yang berbeda yaitu kemasan vial
dan ampul. Bentuk obat pada kemasan vial dapat berupa obat cair maupun obat
bubuk yang membutuhkan cairan pelarut. Sedangkan dalam kemasan
ampul hanya tersedia obat dalam bentuk cair. Sebelum melakukan injeksi,
bidan terlebih dahulu menyiapkan obat yang diperlukan dengan memasukan
obat kedalam spuit. Berikut ini adalah cara-cara yang dilakukan dalam
mempersiapkan obat injeksi
• Persiapan obat injeksi bisa berupa obat cair dari vial, obat bubuk dari
vial maupun obat cair dari ampul
• Pada saat menyiapkan obat cair dari vial hal yang perlu diperhatikan
adalah memasukkan udara yang sama dengan jumlah obat yang diinginkan
ke dalam vial untuk mempermudah penghisapan obat
• Pada saat menyiapkan obat bubuk dari vial selalu perhatikan jumlah
pelarut untuk dalam menghitung kebutuhan obat
• Perhatikan agar tidak ada udara pada spuit setelah penghisapan obat
28
9 Menghisap sejumlah udara yang sama dengan jumlah obat yang diinginkan
ke dalam spuit
10 Membuka tutup spuit dengan teknik one hand. Meletakkan tutup
spuit di dalam bak spuit
11 Menusukkan jarum melalui sekat karet ke dalam vial
12 Mengeluarkan udara dari spuit ke dalam vial
13 Menghisap obat dengan membalik vial dan menghisap obat sesuai jumlah
yang diinginkan ke dalam spuit atau meletakan vial diatas meja dan menghisap
obat yang dibutuhkan
30
10 Menghisap sejumlah cairan pelarut sesuai dengan
petunjuk pelarutan obat injeksi bubuk
11 Masukan cairan pelarut kedalam vial obat. Tutup spuit dengan teknik one
hand dan letakan di dalam bak spuit
12 Putar vial diantara tangan untuk melarutkan
13 Menghisap sejumlah udara yang sama dengan jumlah obat yang
diinginkan ke dalam spuit
14 Menusukkan jarum melalui sekat karet ke dalam vial
15 Mengeluarkan udara dari spuit ke dalam vial
16 Menghisap obat dengan membalik vial dan menghisap obat sesuai jumlah
yang diinginkan ke dalam spuit atau meletakan vial diatas meja dan
menghisap obat yang dibutuhkan
32
BAB IV CARA PEMBERIAN OBAT
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa mampu
1. Memberikan obat melalui injeksi IM
2. Memberikan obat melalui injeksi SC
3. Memberikan obat melalui injeksi IC
4. Memberikan obat melalui injeksi N
5. Memberikan obat melalui mata
6. Memberikan obat melalui hidung
7. Memberikan obat melalui telinga
8. Memberikan obat melalui vagina
9. Memberikan obat melalui rectum
35
lntramus ular Subku n
36
7. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan. Jelaskan indikasi pemberian
obat, kemungkinan efek samping, cara pemberian obat (IV) dan daerah
suntikan
8. Cuci tangan dengan teknik hand washing/hand rubbing dan tempatkan
alat secara ergonorrns
9. Membimbing pasien untuk berdoa/membaca "Bismillah" sebelum tindakan
10. Gunakan sarong tangan
11. Posisikan pasien dengan nyaman dan bebaskan daerah suntikan dari pakaian
12. Pasang tourniquet di atas daerah yang akan disuntik agar vena mudah
terlihat, jika daerah penyuntikan dalah vena di area lengan dianjurkan
pasien untuk mengepalkan tangan dengan ibu jari di dalam genggaman
untuk mempermudah mencari vena
13. Bersihkan daerah suntikan dengan kapas/tisu alkohol secara melingkar
dari
tengah ke arah luar, tunggu sampai alkohol kering
14. Regangkan kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk mengunakan tangan
yang tidak dominan
15. Buka tutup spuit. Tusukan jarum kedalam vena dengan lubang
jarum
menghadap keatas membentuk sudut ± 20°
16. Penganglah spuit dengan tangan tidak dominan dan tarik plunger dengan
tangan dominan secara perlahan untuk memastikan jarum masuk
kedalam vena ditandai dengan adanya darah yang terhisap. Jika tidak
terdapat darah masukan sedikit demi sedikit sampai terasa masuk kedalam
vena (tidak ada tahanan)
17. Saat jarum sudah masuk ke vena, buka tourniquet dan anjurkan
pasien membuka genggamannya, masukan obat secara perlahan
18. Setelah obat masuk, cabut jarum dan tekan daerah suntikan dengan kapas/tisu
alkohol agar darah tidak keluar
19. Buang spuit kedalam safety box tanpa menutupnya
20. Bantu pasien merapikan diri
21. Kaji keadaan umum pasien setelah penyuntikan. Apabila pasien dalam keadaan
yang baik segera bereskan alat
22. Lepaskan sarong tangan. Cuci tangan dengan teknik hand washing/hand
rubbing
45
RANGKUMAN
13 Meregangkan kulit dengan cara mencubit menggunakan jari telunjuk dan ibu
jari tangan tidak dominan atau dengan meregangkannya
57
12 Membersihkan daerah suntikan dengan kapas/tisu alkohol secara
melingkar dari tengah ke arah luar,
menunggu sampai alcohol kering
13 Meregangkan kulit dengan cara mencubit menggunakan jari telunjuk dan
ibu jari tangan tidak dominan atau
dengan meregangkannya
14 Membuka tutup spuit. Dan menusukan jarum secara mantap dan cepat
dengan sudut 45°
15 Memengang spuit dengan tangan tidak dominan dan tarik plunger dengan
tangan domina (aspirasi) n untuk memastikan jarum tidak masuk
kedalam pembuluh darah. Jika pada saat dilakukan aspirasi terdapat darah,
cabut jarum, buang spuit dan siapkan suntikan lain
59
Kasus 3
Sebagai seorang bidan anda akan melakukan injeksi IC kepada Ny L
Perintah lakukan injeksi IC pada Ny L
Lakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik sebagai berikut
Penilaian
Nilai 2 apabila langkah dikerjakan dengan benar
Nilai 1 apabila langkah dikerjakan namun perlu perbaikan
Nilai O apabila langkah tidak dikerjakan
No Langkah Nilai
0 1 2
1 Menyiapkan alat yang dibutuhkan (Bak spuit berisi obat
yang akan diberikan, sarung tangan dalam bak
instrument, kapas/ tisu alkohol, bengkok, catatan
permintaan obat, safety box)
2 Memasuki ruang rawat pasien dengan mengucapkan
"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
3 Menutup kembali pintu/sampiran untuk menjaga privasi
4 Memperkenalkan diri kepada pasien
5 Menanyakan identitas pasien, mencocokkan dengan
gelang identitas dan catatan permintaan obat
6 Mengkaji keadaan umum pasien
7 Menjelaskan bahwa pasien akan diberikan obat melalui
sutikan IC. menjelaskan indikasi pemberian obat,
kemungkinan efek samping, cara pemberian dan daerah
suntikan
8 Mencuci tangan dengan teknik hand washing/hand
rubbing dan tempatkan alat secara ergonomis
9 Membimbing pasien untuk berdoa/ membaca
"Bismillah" sebelum tindakan
10 Menggunakansarungtangan
11 Memposisikan pasien dengan nyaman dan membebaskan
daerah suntikan dari pakaian
60
12 Membersihkan daerah suntikan dengan kapas/tisu alkohol secara
melingkar dari tengah ke arah luar,
menunggu sampai kering
13 Merentangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan tidak
dominan
14 Membuka tutup spuit dan menusukan jarum dengan sudut 10° -15°
61
Kasus 4
Sebagai seorang bidan anda akan melakukan injeksi N kepada Ny K
Perintah lakukan injeksi IV pada Ny K
Lakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik sebagai berikut
Penilaian
Nilai 2 apabila langkah dikerj akan dengan benar
Nilai 1 apabila langkah dikerjakan namun perlu perbaikan
Nilai O apabila langkah tidak dikerjakan
No Langkah Nilai
0 1 2
1 Menyiapkan alat yang dibutuhkan (Bak spuit berisi obat
yang akan diberikan, sarung tangan dalam bak
instrument, kapas/tisu alkohol, bengkok, turniquet,
catatan permintaan obat, safety box)
2 Memasuki ruang rawat pasien dengan mengucapkan
"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
62
9 Membimbing pasien untuk berdoa/ membaca
"Bismillah" sebelum tindakan
10 Menggunakan sarung tangan
11 Memposisikan pasien dengan nyaman dan
membebaskan daerah suntikan dari pakaian
12 Memasang tumiquet di atas daerah yang akan
disuntik agar vena mudah terlihat, jika daerah
penyuntikan dalah vena di area lengan
dianjurkan pasien untuk mengepalkan tangan
dengan ibu jari di dalam genggaman untuk
mempermudah mencari vena
13 Membersihkan daerah suntikan dengan kapas/tisu
alkohol secara melingkar dari tengah ke arah
luar, menunggu sampai alcohol kering
14 Meregangkan kulit dengan ibu jari dan jari
telunjuk mengunakan tangan yang tidak dominan
15 Membuka tutup spuit. Tusukan jarum kedalam
vena dengan lubang jarum menghadap keatas
membentuk sudut ± 20°
16 memengang spuit dengan tangan tidak dominan
dan menarik plunger dengan tangan dominan secara
perlahan untuk memastikan jarum masuk kedalam
vena ditandai dengan adanya darah yang terhisap.
Jika tidak terdapat darah masukan sedikit demi sedikit
sampai terasa masuk kedalam vena (tidak ada tahanan)
17 Saat jarum sudah masuk ke vena, membuka tourniquet
dan menganjurkan pasien membuka genggamannya,
masukan obat secara perlahan
18 Setelah obat masuk, mencabut jarum dan tekan daerah
suntikan dengan kapas kering agar darah tidak keluar
19 Membuang spuit kedalam safety box tanpa menutupnya
63
20 Membantu pasien merapikan diri
21 Mengkaji keadaan umum pasien setelah penyuntikan. Apabila pasien
dalam keadaan yang baik segera
membereskan alat
22 Melepaskan sarung tangan. Mencuci tangan dengan
teknik hand washing/hand rubbing
23 Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai
dilakukan.
24 Meninggalkan ruangan pasien dengan mengucapkan
"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
25 Mendokumentasikan tindakan
64
12 Membersihkan mata dengan kapas basah dari arah dalam ke luar
13 Menarik kelopak mata bawah dengan menggunakan ibu jari/ telunjuk tangan
tidak dominan hingga konjungtiva bagian bawah tampak
16 Meminta pasien untuk menutup matanya dengan lembut dan memutar matanya
17 Apabila obat berupa tetes mata pasien diminta untuk menekan secara lembut
daerah kantus intemus selama satu menit untuk mencegah oabat masuk kedalam
saluran air mata
18 Membersihakan sisa obat pada mata dengan mengunakan tisu dari arah alam ke
luar.
19 Mengkaji keadaan umum pasien. Apabila pasien dalam keadaan yang baik
segera bereskan alat
20 Melepaskan sarung tangan. Mencuci tangan dengan teknik hand
washing/hand rubbing
21 Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai dilakukan.
66
12 Membersihkan hidung dengan catton bud jika diperlukan
13 Mengelevasikan lubang hidung pasien dengan cara menekan ujung
hidung dengan jempol
14 Memberitahu pasien untuk bemafas melalui mulut pada saat obat diteteskan
68
12 Membersihkan telinga dengan catton bud jika diperlukan
13 Meluruskan saluran telinga dengan menarik daun telinga ke atas dan kebelakang
pada orang dewasa dan ke bawah ke belakang pada anak kurang dari 3 tahun
14 Menempatkan ujung alat penetes pada lubang telinga dan teteskan obat
kedalamnya
15 Menganjurkan pasien menahan posisi selama 10-15 menit
70
8 Mencuci tangan dengan teknik hand washing/hand rubbing dan
tempatkan alat secara ergonomis
9 Membimbing pasien untuk berdoa/ membaca
"Bismillah" sebelum tindakan
10 Menggunakan sarung tangan
11 Memposisikan pasien dorsal recumbent, pasang alas bokong dan buka
pakaian bawah pasien dengan tetap ditutup selimut
72
13 Membersihkan anus dengan kapas sublimat
14 Melumuri ujung supositoria dan jari telunjuk dengan gel
15 Membuka bokong dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan tidak dominan
sehingga lubang anus tampak
16 Memasukan obat kedalam anus dan dorong obat dengan jari telunjuk sampai
rectum (7-8 cm) menganjurkan pasien untuk menarik nafas lewat mulut agar
spinterani rileks
17 Mengeluarkan jari dari dalam anus dan menjepit kedua bokong dengan ibu
jari dan jari telunjuk tangan tidak dominan agar obat tidak keluar
74
DAFTAR
PUSTAKA
Hanke G. 2008. Med-Math Perhitungan Dosis, Preparat dan Cara Pemberian Obat.
Jakarta. EGC
75
BIODATA PENULIS
Riwayat Pendidikan
Diii Kebidanan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap lulus tahun 2007
DN Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung lulus
tahun 2009
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta lulus
tahun 2016
Riwayat Pekerjaan
Dosen Prodi Diii Kebidanan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap 2008-
sekarang
Riwayat Organisasi
Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
ISBN "11!-b02-
b0725-'l-2