Anda di halaman 1dari 92

STIKES

AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH MODUL


• CILACAP

KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT


UNTUKBIDAN

Majestika Septikasari, S.ST.,


MPH

STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP


KATA
PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.
Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul
dengan judul "Konsep Dasar Pemberian Obat Untuk Bidan". Modul ini
membahas tentang perinsip dasar pemberian obat bagi mahasiswa Program
Studi D3 Kebidanan. Modul ini terdiri dari 4 bab yaitu bab pertama konsep
dasar pemberian obat dengan sub bahasan bentuk-bentuk sediaan obat oral,
obat parenteral, obat topical dan perinsip pemberian obat. Pada bab 2 dibahas
tentang cara penghitungan dosis obat baik dosis obat oral padat, oral cair, obat
parenteral cair maupun obat parenteral bubuk. Dibahas pula bagaimana cara
menghitung tetesan infus mikrodrip, tetesan infus makrodrip, menghitung
dosis obat dengan infus drip dan menghitung dosis obat dengan syringe pump.
Bab 3 membahas persiapan obat injeksi meliputi obat injeksi cair dari vial,
obat injeksi bubuk dari vial dan obat injeksi dari ampul. Bab
4 membahas cara-cara pemberian obat yang terdiri dari memberikan obat
melalui injeksi IM, injeksi SC, injeksi IC dan injeksi IV. Mahasiswajuga belajar
bagaimana cara memberikan obat melalui mata, hidung, telinga, vagina dan
rectum. Setiap bab berisi tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi
yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa setalah menyelesaikan pembahasan
dalam bab tersebut, uraian materi, rangkuman dan latihan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu terselesaikannya modul ini. Penulis menyadari bahwa modul ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran. Penulis berharap modul ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Cilacap, Maret 2018

Penulis
PENDAHULUAN

A.
Deskripsi
Modul ini membahas tentang perinsip dasar pemberian obat bagi
mahasiswa Program Studi D3 Kebidanan. Modul ini terdiri dari 4 bab yaitu bab
pertama konsep dasar pemberian obat dengan sub bahasan bentuk-bentuk
sediaan obat oral, obat parenteral, obat topical dan perinsip pemberian obat.
Pada bab 2 dibahas tentang cara penghitungan dosis obat baik dosis obat oral
padat, oral cair, obat parenteral cair maupun obat parenteral bubuk. Dibahas
pula bagaimana cara menghitung tetesan infus mikrodrip, tetesan infus
makrodrip, menghitung dosis obat dengan infus drip dan menghitung dosis
obat dengan syringe pump. Bab 3 membahas persiapan obat injeksi meliputi
obat injeksi cair dari vial, obat injeksi bubuk dari vial dan obat injeksi dari
ampul. Bab 4 membahas cara-cara pemberian obat yang terdiri dari
memberikan obat melalui injeksi IM, injeksi SC, injeksi IC dan injeksi IV.
Mahasiswajuga belajar bagaimana cara memberikan obat melalui mata, hidung,
telinga, vagina dan rectum. Setiap bab berisi tujuan pembelajaran yang
merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa setalah
menyelesaikan pembahasan dalam bab tersebut, uraian materi, rangkuman dan
latihan

B.
Relevansi
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
900/MENKES/SKNII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan, seorang
bidan berwenang untuk memberikan suntikan pada penyulit kehamilan,
persalinan dan nifas, memberikan infus, memberikan suntikan
intramuskuler uterotonika, antibiotika dan sedativa serta memberikan obat-
obatan terbatas melalui lembar permintaan obat sesuai dengan formulir VI.
Berdasarkan kewenangan tersebut maka seorang bidan harus kompeten dalam
memberikan obat-obatan sesuai dengan kewenangannya. Bidan harus mampu
memahami dasar-dasar dalam pemberian obat, menghitung dosis obat dan
cara-cara pemberian obat dengan baik sebagai salah satu bagian dari asuhan
yang bermutu kepada klien.

1
C. Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa mampu
1. Memahami konsep dasar pemberian obat
2. Menghitung dosis obat dengan tepat
3. Melakukan persiapan obat injeksi dengan baik
4. Memberikan obat dengan tepat

D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa dapat menggunakan modul ini dengan terlebih dahulu memahami
target kompetensi pada setiap bab yang tertera pada tujuan pembelajaran.
Selanjutnya mahasiswa dapat membaca uraian materi dan latihan soal. Setiap bab
dilengkapi rangkuman untuk memudahkan mahasiswa dalam mempelajari materi
secara garis besar. Tersedia soal latihan yang dapat dikerjakan mahasiswa untuk
mengukur keberhasilan belajar. Pada pembahasan yang berhubungan dengan
praktik di sediakan daftar tilik yang dapat digunakan dalam menilai keterampilan
mahasiswa.

2
BAB I KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa mampu
5. Menyebutkan bentuk-bentuk sediaan obat oral
6. Menyebutkan bentuk-bentuk sediaan obat parenteral
7. Menyebutkan bentuk-bentuk sediaan obat topical
8. Menjelaskan perinsip pemberian obat

A. Preparat Obat
Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala
atau menyembuhkan penyakit. Obat dibuat dalam bentuk/sediaan yang
berbeda-beda untuk pemberian per oral (lewat mulut), parenteral (suntikan)
maupun topikal. Berikut ini merupakan preparat obat yang lazim digunakan.
1. Sediaan obat oral
Bentuk obat oral biasanya merupakan sediaan yang paling mudah
diminum oleh pasien dan pemberiannya paling tidak menyulitkan bidan.
Bentuk sediaan obat oral antara lain:
a. Tablet adalah obat serbuk yang dipadatkan atau dicetak dalam bentuk padat.
Tablet biasa untuk pemberian per oral dapat dihancurkan jika
pasien mengalami kesulitan menelan. Beberapa tablet memiliki tanda
berupa garis pada bagian tengah yang dapat mempermudah pada saat
tablet dipatahkan menjadi setengah bagian. Tablet tidak bertanda
tidak disarankan untuk dipatahkan karena pembagian dosis dapat tidak
rata.

Gambar 1.1 tablet bertanda garis


3
b. Tablet salut merupakan tablet yang biasanya dilapisi (gula) sehingga rasa
obat yang pahit tidak terasa dan obat lebih mudah ditelan karena lapisannya
lebih licin. Jika perlu tablet jenis ini dapat dihancurkan

Gambar 1.2 tablet salut


c. Kapsul adalah wadah gelatin yang digunakan untuk menyimpan obat dalam
bentuk padat atau cair. Kapsul berfungsi untuk memudahkan pasien
meminum obat dan menjaga kestabilan obat. Jika pasien kesulitan menelan,
bidan dapat membuka kapsul dan memberikannya bersama cairan pelarut.

Gambar 1.3 kapsul

d. Sirup adalah larutan gula air yang dapat menyembunyikan rasa obat.
Beberapa sirup obat untuk anak-anak mendapat tambahan perasa, hal ini
berujuan agar anak-anak lebih mudah dalam meminum obat.

Gambar 1.4 sirup obat

4
e. Bubuk adalah obat kering dan sangat halus yang harus dilarutkan sesuai
dengan petunjuk. Setelah dilarutkan dalam cairan pelarut disebut dengan
suspensi. Suspensi adalah partikel-partikel padat suatu obat yang terdispresi
di dalam air. Jika dibiarkan obat akan terpisah dengan larutan pelarut
(mengendap) sehingga obat harus dikocok sebelum diberikan.

Gambar 1.5 sirup kering


2. Sediaan obat parenteral
Bentuk obat untuk pemberian secara parenteral (injeksi) antara lain larutan,
suspensi, dan serbuk. Sediaan obat injeksi dikemas dalam bentuk ampul, vial
atau kantung plastik fleksibel. Pemberian obat parenteral dapat melalui
intramuscular (IM), subcutan (SC), inravena (IV) dan piggyback intravena
(IVPB)

A B c
Gambar 1.6 vial obat cair (A), Vial obat kering (B), Ampul (C)

3. Sediaan obat topikal


Obat topikal adalah obat yang diberikan melalui kulit dan membran mukosa
yang pada prinsipnya menimbulkan efek lokal. Berikut ini merupakan bentuk
obat topikal
a. Obat cair dikemas dalam bentuk obat tetes (instilasi) yang dipakai untuk
tetes mata, telinga, atau hidung

5
pertanyaan aktif dan jawaban verbal. Jawaban nonverbal seperti mengangguk
tidak dapat digunakan. Apabila pasien tidak sadar, identitas pasien dapat
ditanyakan pada keluarganya. Kemudian jawaban pasien/keluarga pasien di
cocokkan dengan papan identitas di tempat tidur, gelang identitas, dan medical
record yang tertulis digelang pasien
2. Tepat obat
Untuk memastikan obat yang diberikan merupakan obat yang benar maka
bidan harus memastikan kebenaran obat sebanyak tiga kali yaitu pada saat
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, selanjutnya pada saat obat
diprogramkan dan terakhir pada saat mengembalikan obat kembali ke tempat
penyimpanan. Bidan hams memperhatikan dengan seksama karena beberapa
obat memiliki nama dan tampilan yang hampirsama. Kesalahan pemberian obat
dapat menyebabkan meningkatnya risiko kesakitan bahkan bisa menyebabkan
risiko kematian. Sebagai contoh seorang pasien dengan hipertensi gestasional
yang memerlukan obat untuk menurunkan tekanan darah namun karena ketidak
hati-hatian bidan memberikan obat yang justru dapat meningkatkan tekanan
darah yang berakibat pada pecahnya pembuluh darah pasien.
3. Tepat dosis
Dosis pemberian obat juga harus diperhatikan. Obat harus diberikan sesuai
dengan dosis yang dianjurkan tidak boleh kurang maupun lebih. Kekurangan
dosis obat akan menyebabkan obat menjadi tidak bekerja dengan maksimal
sedangkan kelebihan dosis obat dapat menyebabkan over dosis yang dapat
membahayakan keselamatan pasien.
4. Tepat cara pemberian
Obat dapat diberikan melalui cara yang berbeda tergantung dari keadaan
umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
5. Tepat waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan,
karena berhubungan dengan kerja obat. Ada obat yang harus diminum setelah

7
makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam
mefenamat. dan juga pemberian obat harus sesuai dengan anjuran yang telah
diberikan oleh dokter misal pasien mendapatkan obat 3 kali sehari. berarti obat
tersebut harus masuk setiap 8 jam sekali, interval pemberiannya tidak boleh
kurang ataupun lebih karena dapat mengurangi efektivitas obat tersebut.
6. Tepat Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan maka bidan harus mendokumentasikannya. Hal
yang harus ditulis dalam pendokumentasian meliputi, nama pasien, jenis obat,
dosis, cara pemberian, waktu dan nama serta tanda tangan bidan yang
memberikan obat tersebut.

8
RANGKUMAN

• Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala


atau menyembuhkan penyakit
• Sediaan obat oral dalam bentuk tablet, tablet salut, kapsul, sirup, sirup
kering dan suspense
• Sediaan obat parenteral dalam bentuk cair, bubuk dan supensi dalam
kemasan ampul dan vial
• Sediaan obat topical dalam bentuk obat cair, krim, salep, supositoria
dan transdermal
• Perinsip pemberian obat untuk menjamin keselamatan pasien adalah
tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu dan tepat
dokumentasi
9
LATIHAN

1. Sebutkan 3 bentuk sediaan obat oral


a.
b.
c.
2. Sebutkan 3 bentuk sediaan obat parenteral
a.
b.
c.
3. Sebutkan 3 bentuk sediaan obat topikal
a.
b.

c.
4. Sebutkan 6 perinsip dalam pemberian obat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
5. Jelaskan cara memastikan identitas pasien untuk memastikan keamanan obat

10
Obat oral cair dapat disiapkan sebagai dosis satuan yang sudah siap
diberikan maupun dalam botol persediaan yang memerlukan hitungan dan
pengukuran dosis obat. Cangkir obat adalah salah satu alat yang dapat
digunakan untuk melakukan pengukuran dosis obat dengan tepat. Cara
menggunakan cangkir obat dengan baik adalah sebgai berikut:
1. Tuangkan cairan obat sampai satu garis jangan mengukur dosis diantara
dua garis
2. Pengamatan dilakukan dengan meletakan cangkir setinggi mata kemudian ukur
dengan mengamati bagian tengah lengkung cairan tepat berada pada
garis pengukuran. Cairan pada sisi wadah akan tampak lebih tinggi
dari garis tersebut.

Gambar 2.1 cara mengukur obat dengan cangkir obat


Selain menggunakan cangkir obat, dapat pula menggunkan sendok obat
yang memiliki takaran dan pipet obat

A B c
Gambar 2.2 cangkir (A). sendok (B). Pipet obat (C)

13
Contoh 3
Paracetamol dosis yang dibutuhkan 240 mg
Sediaan

Perhatikan pada etiket tampak bahwa setiap 5 ml


mengandung 120 mg paracetamol
Permintaan 240 mg
Milik.120 mg
Sediaan5 ml
Permintaan
-----xsediaan = jumlah.
milik
240
-x5ml=10ml
120

Obat yang diberikan adalah 10 ml

Contoh 4
Thiamphenicol dosis yang dibutuhkan 1 gr
Sediaan
Perhatikan karena ini merupakan obat kering mak.a pencampuran
cairan pelarut harus sesuai dengan petunjuk. obat (isi bersih menjadi
60 ml). Pada etiket tampak bahwa setiap 5 ml mengandung 125
Thiamphenicol
Pennintaan 1 g = 1000 mg
Milik.125 mg
Sediaan 5 ml
Permintaan
----- x sediaan = jumlah
milik

1000 x 5 ml == 25 ml
125
Obat yang diberikan adalah 25 ml

14
B. Dosis Obat Parenteral
Obat pariental tersedia dalam bentuk cair maupun bubuk yang dapat
dilarutkan dalam cairan pelarut menjadi suspensi. Untuk memberikan
obat parenteral diperlukan alat bantu yaitu spiut. Terdapat bermacam-macam
ukuran spuit mulai dari spuit 1 cc, 3 cc, 5 cc, 10 cc, 20 cc dan 50 cc. Pada
spuit 3 cc setiap garis
mewakili 0,1 cc sementara pada spuit 5 cc setiap garis mewakili 0,2 cc dan lml =
1
cc. Selain membutuhkan spuit, untuk melakukan injeksi juga dibutuhkan
jarum yang juga memiliki ukuran berbeda-beda.

A B
Gambar 2.3 ukuran spuit (A), ukuran jarum (B)

Rumus yang digunakan untuk menghitung dosis obat cair injeksi sama
dengan rumus perhitungan dosis obat padat dan cair oral yaitu

Permintaan
· z· k x sediaan = jumlah
mi i

Permintaan adalah dosis yang dibutuhkan


Milik adalah kekuatan obat
Sediaan adalah bentuk sediaan obat
Jumlah adalah berapa banyak dari persediaan yang diberikan

Hal yang perlu diperhatikan adalah merubah pesanan dan sediaan


menjadi ukuran yang sama
15
LATIHAN

Hitung dosis dan atau tetesan infus


1. Pesanan : ampisilin 0,5 g
Sediaan : kapsul 250 mg
Jawaban
2. Pesanan : digoksin eliksir 0,125 mg
Sediaan : cairan 0,25 mg/ 10 ml
Jawaban
3. Pesanan : lanoxin 0,25 mg
Sediaan : ampul 0,5 mg/2 ml
Jawaban
4. Pesanan : Pentacef 0,25 g
Sediaan : vial bubuk 1 g dilarutkan dengan aquabides 3 ml
Jawaban
5. Pesanan : 180 ml 05 habiskan dalam 4 jam
Sediaan : mikrodrip 60 gtt/ml
Jawaban
6. Pesanan : 1000 ml 05 habiskan dalam 8 jam
Sediaan : makrodrip 20 gtt/ml
Jawaban
7. Pesanan : amikasin 0,4 g dalam RL 500 ml dihabiskan dalam 12 jam
Sediaan : vial amikasin 500 mg dalam 2 ml, infus mikrodrip 60 gtt/ml
Jawaban
8. Pesanan : dobutamine 5 mcg/kg/menit
Sediaan : 500 mg dalam 250 ml, berat badan 70 kg
Jawaban

21
BAB III PERSIAPAN OBAT INJEKSI

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa mampu
1. Menyiapkan obat injeksi cair dari vial
2. Menyiapkan obat injeksi bubuk dari vial
3. Menyiapkan obat injeksi dari ampul

Obat injeksi tersedia dalam dua kemasan yang berbeda yaitu kemasan vial
dan ampul. Bentuk obat pada kemasan vial dapat berupa obat cair maupun obat
bubuk yang membutuhkan cairan pelarut. Sedangkan dalam kemasan
ampul hanya tersedia obat dalam bentuk cair. Sebelum melakukan injeksi,
bidan terlebih dahulu menyiapkan obat yang diperlukan dengan memasukan
obat kedalam spuit. Berikut ini adalah cara-cara yang dilakukan dalam
mempersiapkan obat injeksi

A. Menyiapkan Obat Cair Dari Vial

Petunjuk Keselamatan Kerja


1. Membaca "Bismillah" sebelum mulai prosedur kerja
2. Patuhi prosedur kerja
3. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
4. Perhatikan perinsip aseptic dan antiseptic

Alat dan Bahan


1. Bak spuit
2. Obat dalam vial
3. Spuit
4. Kapas/ tisu alkohol
5. Bengkok
6. Catatan permintaan obat
22
9. Tekanlah dengan ibujari untuk mematahkan leher ampul. Buang kasa
bekas pakai dan bagian atas ampul ke dalam bengkok

Gambar 3 .3 cara mematahkan


ampul
10. Keluarkan spuit dari kemasan, kencangkan jarum pada spuit. Buang
kemasan spuit ke dalam bengkok
11. Buka tutup spuit dengan teknik one hand. Letakkan tutup spuit di dalam bak
spuit
12. Masukkan jarum suntik kedalam larutan, miringkan ampul dan hisap
obat sesuai dosis yang dibutuhkan. Jangan memasukkan udara
sebelum mengeluarkan obat. Hal ini dapat menyebabkan obat tumpah

Garnbar 3 .4 cara menghisap obat dari


ampul
13. Tutup kembali spuit dengan teknik one hand
14. Jika terdapat udara di dalam spuit kelurkan dengan cara memegang spuit
tegak lurus menghadap atas dan dorong perlahan untuk mengelurkan udara.
Jangan sampai obat ikut terdorong keluar
15. Simpan spuit dalam bak spuit
16. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun serta dokumentasikan tindakan
27
RANGKUMAN

• Persiapan obat injeksi bisa berupa obat cair dari vial, obat bubuk dari
vial maupun obat cair dari ampul
• Pada saat menyiapkan obat cair dari vial hal yang perlu diperhatikan
adalah memasukkan udara yang sama dengan jumlah obat yang diinginkan
ke dalam vial untuk mempermudah penghisapan obat

• Pada saat menyiapkan obat bubuk dari vial selalu perhatikan jumlah
pelarut untuk dalam menghitung kebutuhan obat

• Pada saat menyiapkan obat dari ampul jangan memasukkkan udara


saat menghisap obat dalam posisi ampul terbalik karena dapat menyebabkan
obat tumpah

• Perhatikan agar tidak ada udara pada spuit setelah penghisapan obat

28
9 Menghisap sejumlah udara yang sama dengan jumlah obat yang diinginkan
ke dalam spuit
10 Membuka tutup spuit dengan teknik one hand. Meletakkan tutup
spuit di dalam bak spuit
11 Menusukkan jarum melalui sekat karet ke dalam vial
12 Mengeluarkan udara dari spuit ke dalam vial
13 Menghisap obat dengan membalik vial dan menghisap obat sesuai jumlah
yang diinginkan ke dalam spuit atau meletakan vial diatas meja dan menghisap
obat yang dibutuhkan

14 Mencabut jarum dari vial setelah obat dihisap


15 Menutup kembali spuit dengan teknik one hand
16 Mengeluarkan udara yang masuk kedalam spuit dengan cara memegang spuit
tegak lurus menghadap atas dan dorong perlahan j angan sampai obat ikut
terdorong keluar

17 Menyimpan spuit dalam bak spuit


18 Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun serta dokumentasikan
tindakan

30
10 Menghisap sejumlah cairan pelarut sesuai dengan
petunjuk pelarutan obat injeksi bubuk
11 Masukan cairan pelarut kedalam vial obat. Tutup spuit dengan teknik one
hand dan letakan di dalam bak spuit
12 Putar vial diantara tangan untuk melarutkan
13 Menghisap sejumlah udara yang sama dengan jumlah obat yang
diinginkan ke dalam spuit
14 Menusukkan jarum melalui sekat karet ke dalam vial
15 Mengeluarkan udara dari spuit ke dalam vial
16 Menghisap obat dengan membalik vial dan menghisap obat sesuai jumlah
yang diinginkan ke dalam spuit atau meletakan vial diatas meja dan
menghisap obat yang dibutuhkan

17 Mencabut jarum dari vial setelah obat dihisap


18 Menutup kembali spuit dengan teknik one hand
19 Mengeluarkan udara yang masuk kedalam spuit dengan cara memegang
spuit tegak lurus menghadap atas dan dorong perlahan jangan sampai
obat ikut terdorong
keluar
20 Menyimpan spuit dalam bak spuit
21 Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun serta
dokumentasikan tindakan

32
BAB IV CARA PEMBERIAN OBAT

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa mampu
1. Memberikan obat melalui injeksi IM
2. Memberikan obat melalui injeksi SC
3. Memberikan obat melalui injeksi IC
4. Memberikan obat melalui injeksi N
5. Memberikan obat melalui mata
6. Memberikan obat melalui hidung
7. Memberikan obat melalui telinga
8. Memberikan obat melalui vagina
9. Memberikan obat melalui rectum

A. Pengantar Cara Pemberian Obat


Pemberian obat parenteral atau injeksi dapat dilakukan melalui empat jenis
injeksi yaitu intramuscular (IM), subcutan (SC), Intravena (IV) dan intracutan (IC).
Keempat jenis injeksi tersebut dibedakan berdasarkan sasaran penusukan. IM
memiliki sasaran pada otot dengan sudut penusukan 90°, SC dengan sasaran
jaringan subcutan sudut penyuntikan 45°, IC dengan sasaran lapisan dermal kulit
tepat dibawah epidermis sudut penyuntikan 10°-15° dan sasaran IV adalah
pembuluh darah vena dengan sudut penusukan 25°-30°. Pemberian obat N juga
dapat diberikan dengan tidak secara langsung menusukan jarum ke dalam
pembuluh darah vena tetapi jika pasien sudah dalam keadaan terpasang infos,
injeksi dapat dilakukan melalui jalur infos yang telah terpasang, selain itu obat juga
bisa diberikan melalui cairan infos atau yang sering di sebut dengan pemberian obat
drip

35
lntramus ular Subku n

gambar 4.1 jenis injeksi

B. lnjeksi lntramuskular (IM)


Bagian tubuh yang lazim digunakan pada injeksi intamuskular (IM) adalah
dorsogluteal, ventrogluteal, vastus lateralis dan deltoid. Dorsogluteal terdiri dari
otot gluteus bokong yang tebal. Posisi pasien dapat tengkurap atau dalam posisi
tidur miring dengan kedua bokong tampak jelas. Pilih daerah penyuntukan secara
tepat untuk menghindari penusukan pada nervus iskiadikus, pembuluh darah besar
atau tulang. Petunjuk dari dorsogluteal adalah krista iliaka posterior (bagian atas)
dan lipatan gluteal inferior (bagian bawah).
Ventrogluteal merupakan bagian ventral otot gluteus yang tidak memiliki saraf
atau pembuluh darah besar dan tidak banyak memiliki lemak. Daerah ini dikenali
dengan mencari trokanter mayor, spina iliaka superior anterior dan krista iliaka.
Posisi pasien bisa terlentang, berbaring miring atau berdiri. Vastus lateralis/ paha
samping ditentukan dengan mengukur satu lebar tangan dibawah trokanter mayor
dan satu lebar tangan di atas lutut. Pasien diminta untuk mengarahkan ibu j ari kaki
ke bagian tengah tubuh untuk merelaksasikan otot vastus. Posisi pasien dapat
terlentang, berbaring miring atau berdiri
Deltoid merupaka orot kecil yang berdekatan dengan arteri radialis dan
brakialis. Tempat ini hanya digunakan untuk suntikan IM jika diminta secara
khusus dan tidak boleh disuntikan lebih dari 2 ml. Batasnya adalah tepi bawah
prosesus akromnion (tulang bahu) dan aksila (ketiak). Suntikan di berikan di antara

36
7. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan. Jelaskan indikasi pemberian
obat, kemungkinan efek samping, cara pemberian obat (IV) dan daerah
suntikan
8. Cuci tangan dengan teknik hand washing/hand rubbing dan tempatkan
alat secara ergonorrns
9. Membimbing pasien untuk berdoa/membaca "Bismillah" sebelum tindakan
10. Gunakan sarong tangan
11. Posisikan pasien dengan nyaman dan bebaskan daerah suntikan dari pakaian
12. Pasang tourniquet di atas daerah yang akan disuntik agar vena mudah
terlihat, jika daerah penyuntikan dalah vena di area lengan dianjurkan
pasien untuk mengepalkan tangan dengan ibu jari di dalam genggaman
untuk mempermudah mencari vena
13. Bersihkan daerah suntikan dengan kapas/tisu alkohol secara melingkar
dari
tengah ke arah luar, tunggu sampai alkohol kering
14. Regangkan kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk mengunakan tangan
yang tidak dominan
15. Buka tutup spuit. Tusukan jarum kedalam vena dengan lubang
jarum
menghadap keatas membentuk sudut ± 20°
16. Penganglah spuit dengan tangan tidak dominan dan tarik plunger dengan
tangan dominan secara perlahan untuk memastikan jarum masuk
kedalam vena ditandai dengan adanya darah yang terhisap. Jika tidak
terdapat darah masukan sedikit demi sedikit sampai terasa masuk kedalam
vena (tidak ada tahanan)
17. Saat jarum sudah masuk ke vena, buka tourniquet dan anjurkan
pasien membuka genggamannya, masukan obat secara perlahan
18. Setelah obat masuk, cabut jarum dan tekan daerah suntikan dengan kapas/tisu
alkohol agar darah tidak keluar
19. Buang spuit kedalam safety box tanpa menutupnya
20. Bantu pasien merapikan diri
21. Kaji keadaan umum pasien setelah penyuntikan. Apabila pasien dalam keadaan
yang baik segera bereskan alat
22. Lepaskan sarong tangan. Cuci tangan dengan teknik hand washing/hand
rubbing

45
RANGKUMAN

• IM memiliki sasaran pada otot dengan sudut penusukan 900


• SC dengan sasaran jaringan subcutan sudut penyuntikan 450
• IC dengan sasaran lapisan dermal kulit tepat dibawah epidermis
sudut penyuntikan 100-150
• IV adalah pembuluh darah vena dengan sudut penusukan 250-300.
• Teteskan obat tetes mata pada konjungtiva bagian bawah tanpa
menyentuh membrane, jika obat berupa Salep, salep diberikan
memanjang dari kantus intemus sampai kantus ekstemus
• Pada pemberian obat melalui hidung posisikan pasien duduk
kepala menengadah, jika berbaring ganjal bahu dengan bantal agar kepala
menegadah
• Pada pemberian obat melalui telinga luruskan saluran telinga dengan
menarik daun telinga ke atas dan kebelakang pada orang dewasa dan ke
bawah ke belakang pada anak kurang dari 3 tahun
• Masukan obat kedalam vagina dan dorong obat dengan jari telunjuk
sampai fomiks posterior (8-10 cm) anjurkan pasien untuk menarik nafas
Panjang
• Masukan obat kedalam anus dan dorong obat dengan jari telunjuk
sampai rectum (7-8 cm) anjurkan pasien untuk menarik nafas lewat
mulut agar spinterani rileks
55
11 Memposisikan pasien dengan nyaman dan membebaskan
daerah suntikan dari pakaian
12 Membersihkan daerah suntikan dengan kapas/tisu alkohol secara
melingkar dari tengah ke arah luar, menunggu sampai kering

13 Meregangkan kulit dengan cara mencubit menggunakan jari telunjuk dan ibu
jari tangan tidak dominan atau dengan meregangkannya

14 Membuka tutup spuit dan menusukan jarum secara


mantap dan cepat dengan sudut 90°
15 Memengang spuit dengan tangan tidak dominan dan tarik plunger dengan tangan
domina (aspirasi) untuk memastikan
n jarum tidak masuk kedalam
pembuluh darah. Jika pada saat dilakukan aspirasi terdapat darah,
cabut jarum, buang spuit dan siapkan suntikan lain

16 Jika tidak ada darah yang teraspirasi, menyuntikan obat


secara perlahan
17 Mencabut jarum dengan cepat setelah obat masuk,
18 Menekan daerah suntikan dengan kapas/ tisu alcohol agar darah tidak kelu
ar
19 Membuang spuit kedalam safety box tanpa menutupnya
20 Membantu pasien merapikan diri
21 Mengkaji keadaan umum pasien setelah penyuntikan. Apabila pasien
dalam keadaan yang baik segera
membereskan alat
22 Melepaskan sarung tangan. Mencuci tangan dengan teknik hand
washing/hand rubbing
23 Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai
dilakukan.
24 Meninggalkan ruangan pasien dengan mengucapkan
"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
25 Mendokumentasikan tindakan

57
12 Membersihkan daerah suntikan dengan kapas/tisu alkohol secara
melingkar dari tengah ke arah luar,
menunggu sampai alcohol kering
13 Meregangkan kulit dengan cara mencubit menggunakan jari telunjuk dan
ibu jari tangan tidak dominan atau
dengan meregangkannya
14 Membuka tutup spuit. Dan menusukan jarum secara mantap dan cepat
dengan sudut 45°
15 Memengang spuit dengan tangan tidak dominan dan tarik plunger dengan
tangan domina (aspirasi) n untuk memastikan jarum tidak masuk
kedalam pembuluh darah. Jika pada saat dilakukan aspirasi terdapat darah,
cabut jarum, buang spuit dan siapkan suntikan lain

16 Jika tidak ada darah yang teraspirasi, menyuntikan obat


secara perlahan
17 Mencabut jarum dengan cepat setelah obat masuk,
18 Menekan daerah suntikan dengan kapas/tisu alkohol agar
ar
darah tidak kelu
19 Membuang spuit kedalam safety box tanpa menutupnya
20 Membantu pasien merapikan diri
21 Mengkaji keadaan umum pasien setelah penyuntikan. Apabila pasien
dalam keadaan yang baik segera
membereskan alat
22 Melepaskan sarung tangan. Mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir/handrub
23 Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai dilakukan.

24 Meninggalkan ruangan pasien dengan mengucapkan


"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
25 Mendokumentasikan tindakan

59
Kasus 3
Sebagai seorang bidan anda akan melakukan injeksi IC kepada Ny L
Perintah lakukan injeksi IC pada Ny L
Lakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik sebagai berikut

DAFTAR TILIK INJEKSI IC

Penilaian
Nilai 2 apabila langkah dikerjakan dengan benar
Nilai 1 apabila langkah dikerjakan namun perlu perbaikan
Nilai O apabila langkah tidak dikerjakan
No Langkah Nilai
0 1 2
1 Menyiapkan alat yang dibutuhkan (Bak spuit berisi obat
yang akan diberikan, sarung tangan dalam bak
instrument, kapas/ tisu alkohol, bengkok, catatan
permintaan obat, safety box)
2 Memasuki ruang rawat pasien dengan mengucapkan
"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
3 Menutup kembali pintu/sampiran untuk menjaga privasi
4 Memperkenalkan diri kepada pasien
5 Menanyakan identitas pasien, mencocokkan dengan
gelang identitas dan catatan permintaan obat
6 Mengkaji keadaan umum pasien
7 Menjelaskan bahwa pasien akan diberikan obat melalui
sutikan IC. menjelaskan indikasi pemberian obat,
kemungkinan efek samping, cara pemberian dan daerah
suntikan
8 Mencuci tangan dengan teknik hand washing/hand
rubbing dan tempatkan alat secara ergonomis
9 Membimbing pasien untuk berdoa/ membaca
"Bismillah" sebelum tindakan
10 Menggunakansarungtangan
11 Memposisikan pasien dengan nyaman dan membebaskan
daerah suntikan dari pakaian

60
12 Membersihkan daerah suntikan dengan kapas/tisu alkohol secara
melingkar dari tengah ke arah luar,
menunggu sampai kering
13 Merentangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan tidak
dominan
14 Membuka tutup spuit dan menusukan jarum dengan sudut 10° -15°

15 Masukan obat secara pelan-pelan sampai terjadi


gelembung pada permukaan kulit
16 Menarik jarum keluar setelah obat masuk, Jangan memberikan
tekanan dan beri tanda dengan diameter sekitar 2 cm untuk tes alergi

17 Membuang spuit kedalam safety box tanpa menutupnya


18 Membantu pasien merapikan diri
19 Mengkaji keadaan umum pasien setelah penyuntikan. Apabila pasien
dalam keadaa yang baik n segera
membereskan alat
20 Melepaskan sarung tangan. Mencuci tangan dengan teknik hand
washing/hand rubbin g
21 Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai
dilakukan.
22 Meninggalkan ruangan pasien dengan mengucapkan
"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
23 Mendokumentasikan tindakan

61
Kasus 4
Sebagai seorang bidan anda akan melakukan injeksi N kepada Ny K
Perintah lakukan injeksi IV pada Ny K
Lakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik sebagai berikut

DAFTAR TILIK INJEKSI IV

Penilaian
Nilai 2 apabila langkah dikerj akan dengan benar
Nilai 1 apabila langkah dikerjakan namun perlu perbaikan
Nilai O apabila langkah tidak dikerjakan
No Langkah Nilai
0 1 2
1 Menyiapkan alat yang dibutuhkan (Bak spuit berisi obat
yang akan diberikan, sarung tangan dalam bak
instrument, kapas/tisu alkohol, bengkok, turniquet,
catatan permintaan obat, safety box)
2 Memasuki ruang rawat pasien dengan mengucapkan
"Assalamu'alaikum Wr. Wb"

3 Menutup kembali pintu/ sampiran untuk menjaga privasi


pasien
4 Memperkenalkan diri kepada pasien
5 Menanyakan identitas pasien, mencocokkan dengan
gelang identitas dan catatan permintaan obat
6 Mengkaji keadaan umum pasien
7 Menjelaskan bahwa pasien akan diberikan obat melalui
sutikan SC. menjelaskan indikasi pemberian obat,
kemungkinan efek samping, cara pemberian dan daerah
suntikan

8 Mencuci tangan dengan teknik hand washing/hand


rubbing dan tempatkan alat secara ergonomis

62
9 Membimbing pasien untuk berdoa/ membaca
"Bismillah" sebelum tindakan
10 Menggunakan sarung tangan
11 Memposisikan pasien dengan nyaman dan
membebaskan daerah suntikan dari pakaian
12 Memasang tumiquet di atas daerah yang akan
disuntik agar vena mudah terlihat, jika daerah
penyuntikan dalah vena di area lengan
dianjurkan pasien untuk mengepalkan tangan
dengan ibu jari di dalam genggaman untuk
mempermudah mencari vena
13 Membersihkan daerah suntikan dengan kapas/tisu
alkohol secara melingkar dari tengah ke arah
luar, menunggu sampai alcohol kering
14 Meregangkan kulit dengan ibu jari dan jari
telunjuk mengunakan tangan yang tidak dominan
15 Membuka tutup spuit. Tusukan jarum kedalam
vena dengan lubang jarum menghadap keatas
membentuk sudut ± 20°
16 memengang spuit dengan tangan tidak dominan
dan menarik plunger dengan tangan dominan secara
perlahan untuk memastikan jarum masuk kedalam
vena ditandai dengan adanya darah yang terhisap.
Jika tidak terdapat darah masukan sedikit demi sedikit
sampai terasa masuk kedalam vena (tidak ada tahanan)
17 Saat jarum sudah masuk ke vena, membuka tourniquet
dan menganjurkan pasien membuka genggamannya,
masukan obat secara perlahan
18 Setelah obat masuk, mencabut jarum dan tekan daerah
suntikan dengan kapas kering agar darah tidak keluar
19 Membuang spuit kedalam safety box tanpa menutupnya
63
20 Membantu pasien merapikan diri
21 Mengkaji keadaan umum pasien setelah penyuntikan. Apabila pasien
dalam keadaan yang baik segera
membereskan alat
22 Melepaskan sarung tangan. Mencuci tangan dengan
teknik hand washing/hand rubbing
23 Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai
dilakukan.
24 Meninggalkan ruangan pasien dengan mengucapkan
"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
25 Mendokumentasikan tindakan

64
12 Membersihkan mata dengan kapas basah dari arah dalam ke luar

13 Menarik kelopak mata bawah dengan menggunakan ibu jari/ telunjuk tangan
tidak dominan hingga konjungtiva bagian bawah tampak

14 Menganjurkan pasien utuk melihat ke atas


15 Meneteskan obat tetes mata pada konjungtiva bagian bawah tanpa menyentuh
membrane. Jika obat berupa Salep, salep diberikan memanjang dari kantus
intemus sampai kantus ekstemus

16 Meminta pasien untuk menutup matanya dengan lembut dan memutar matanya

17 Apabila obat berupa tetes mata pasien diminta untuk menekan secara lembut
daerah kantus intemus selama satu menit untuk mencegah oabat masuk kedalam
saluran air mata

18 Membersihakan sisa obat pada mata dengan mengunakan tisu dari arah alam ke
luar.
19 Mengkaji keadaan umum pasien. Apabila pasien dalam keadaan yang baik
segera bereskan alat
20 Melepaskan sarung tangan. Mencuci tangan dengan teknik hand
washing/hand rubbing
21 Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai dilakukan.

22 Meninggalkan ruangan pasien dengan mengucapkan


"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
23 Mendokumentasikan tindakan

66
12 Membersihkan hidung dengan catton bud jika diperlukan
13 Mengelevasikan lubang hidung pasien dengan cara menekan ujung
hidung dengan jempol
14 Memberitahu pasien untuk bemafas melalui mulut pada saat obat diteteskan

15 Memasukkan penetes sampai kira-kira sepertiga lubang hidung tanpa


menyentuh lubang hidung dan teteskan obat sesuai permintaan

16 Menganjurkan pasien untuk menahan posisi selama satu


menit.
17 Membersihkan sisa obat di daerah hidung dengan tisu
18 Mengkaji keadaan umum pasien. Apabila pasien dalam keadaan yang baik
segera bereskan alat
19 Melepaskan sarong tangan. Mencuci tangan dengan
teknik hand washing/hand rubbing
20 Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai
dilakukan.
21 Meninggalkan ruangan pasien dengan mengucapkan
"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
22 Mendokumentasikan tindakan

68
12 Membersihkan telinga dengan catton bud jika diperlukan
13 Meluruskan saluran telinga dengan menarik daun telinga ke atas dan kebelakang
pada orang dewasa dan ke bawah ke belakang pada anak kurang dari 3 tahun

14 Menempatkan ujung alat penetes pada lubang telinga dan teteskan obat
kedalamnya
15 Menganjurkan pasien menahan posisi selama 10-15 menit

16 Membersihkan sisa obat di daerah telinga dengan tisu


17 Mengkaji keadaan umum pasien. Apabila pasien dalam keadaan yang baik
segera bereskan alat
18 Melepaskan sarung tangan. Mencuci tangan dengan teknik hand
washing/hand rubbing
19 Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai dilakukan.

20 Meninggalkan ruangan pasien dengan mengucapkan


"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
21 Mendokumentasikan tindakan

70
8 Mencuci tangan dengan teknik hand washing/hand rubbing dan
tempatkan alat secara ergonomis
9 Membimbing pasien untuk berdoa/ membaca
"Bismillah" sebelum tindakan
10 Menggunakan sarung tangan
11 Memposisikan pasien dorsal recumbent, pasang alas bokong dan buka
pakaian bawah pasien dengan tetap ditutup selimut

12 membukak kemasan obat supositoria


13 Melakukan vulva hygine dengan kapas sublimat
14 Melumuri ujung supositoria dan jari telunjuk dengan gel
15 Membuka labia mayora dan minora dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan tidak dominan sehingga lubang vagina tampak

16 Memasukan obat kedalam vagma dan dorong obat dengan jari


telunjuk sampai fomiks posterior (8-10 cm) anjurkan pasien untuk menarik
nafas panjang
17 Mengeluarkan jari dari dalam vagina dan menganjurkan pasien untuk tetap
terlentang 5-10 menit
18 Membersihkan darah sekitar vagina dengan tisu
19 Mengkaji keadaan umum pasien. Apabila pasien dalam
keadaan yang baik segera bereskan alat
20 Melepaskan sarung tangan. Mencuci tangan dengan teknik hand
washing/hand rubbing
21 Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai dilakukan.

22 Meninggalkan ruangan pasien dengan mengucapkan


"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
23 Mendokumentasikan tindakan

72
13 Membersihkan anus dengan kapas sublimat
14 Melumuri ujung supositoria dan jari telunjuk dengan gel
15 Membuka bokong dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan tidak dominan
sehingga lubang anus tampak
16 Memasukan obat kedalam anus dan dorong obat dengan jari telunjuk sampai
rectum (7-8 cm) menganjurkan pasien untuk menarik nafas lewat mulut agar
spinterani rileks

17 Mengeluarkan jari dari dalam anus dan menjepit kedua bokong dengan ibu
jari dan jari telunjuk tangan tidak dominan agar obat tidak keluar

18 Menganjurkan pasien untuk tetap berbaring sekitar 20 menit

19 Membersihkan darah sekitar anus dengan tisu


20 Mengkaji keadaan umum pasien. Apabila pasien dalam keadaan yang baik
segera bereskan alat
21 Melepaskan sarung tangan. Mencuci tangan dengan teknik hand
washing/hand rubbing
22 Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai dilakukan.

23 Meninggalkan ruangan pasien dengan mengucapkan


"Assalamu'alaikum Wr. Wb"
24 Mendokumentasikan tindakan

74
DAFTAR
PUSTAKA

Hanke G. 2008. Med-Math Perhitungan Dosis, Preparat dan Cara Pemberian Obat.
Jakarta. EGC

Hidayat AA. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta. Salemba


Medika

Kusmiyati Y. 2012. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta.


Fitramaya

Uliyah M, Surachmindari MW, Hidayat AA. 2016. Buku Ajar Keterampilan


Dasar kebidanan. Jakarta. Salemba Medika

75
BIODATA PENULIS

Nama : Majestika Septikasari, S.ST., MPH


Tempat/ Tanggal Lahir : Banyumas, 25 September 1986
No Tlp/Email : 085869669602/ majestika86@gmail.com
Alamat Rumah : Jl Pinus II No 39 Perum BPI RT 3 RW 8 Tritihlor
Kee. Jeruklegi Kab. Cilacap
Alamat Kantor : STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Jl Cerme No 24 Sidanegara Cilacap

Riwayat Pendidikan
Diii Kebidanan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap lulus tahun 2007
DN Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung lulus
tahun 2009
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta lulus
tahun 2016

Riwayat Pekerjaan
Dosen Prodi Diii Kebidanan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap 2008-
sekarang

Riwayat Organisasi
Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
ISBN "11!-b02-
b0725-'l-2

11111111 11111111111 11111111111


9 786026 072542

Anda mungkin juga menyukai