Anda di halaman 1dari 8

ASN 1 FOTOGRAMETRI

Oleh:

IRMA DEWANTARY

03311840000037

Dosen Pengampu:

Agung Budi Cahyono, ST, M.Sc, DEA

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL PERENCANAAN DAN KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2020
1. Review kamera (SLR/Mirrorless)
1) Definisi
 SLR
Kamera refleksi lensa tunggal (bahasa Inggris: Single-lens reflects (SLR) camera)
adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan
berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga
memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti
hasil fotonya. Jadi kata "refleksi" yang dimaksud dalam pengertian ini adalah refleksi cahaya
dari lensa, bukan dari kaca pantul dalam sistem pra-pandang. Dengan pengertian ini, maka
kamera yang tidak menggunakan teknologi kaca pantul dan prisma, masih dapat digolongkan
pada jenis SLR atau Refleksi Lensa Tunggal. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, di
mana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di
film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas
cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal
Plane.
Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui
lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin
pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali
hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya
sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.
 MIRRORLESS
Kamera Mirrorless adalah kamera yang pada dasarnya sama seperti
kamera DSLR tapi tidak memakai cermin/pentaprisma. Mirrorless mempunyai banyak nama
lain seperti Mirrorless Interchangeable-Lens Camera (MILC), Compact System Camera
(CSC), Mirrorless System Camera (MSC), Digital Single Lens Mirrorless (DSLM).Ciri dari
Mirrorless adalah ukurannya yang relatif kecil, beratnya yang ringan, lensa yang dapat
diganti-ganti, hasil bidikan yang dihasilkan juga tidak jauh beda dengan DSLR, karena
beberapa mirrorless ada yang sudah full format. Cara Kerja Kamera Mirrorless dengan cara
cahaya yang masuk langsung diterima sensor tanpa dipantulkan cermin dan ditampilkan di
viewfinder electronic.
2) Diafragma
 SLR

Diafragma atau aperture (atau sering disebut bukaan) berfungsi untuk mengatur jumlah
volume cahaya yang masuk. Alat ini biasanya terdapat di belakang lensa. Terdiri dari 5-8
lempengan logam yang tersusun dan dapat membuka lebih lebar atau lebih sempit.
Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur
banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer.

 Mirrorless

Kamera Digital SLR Rata-rata memiliki beragam pilihan focal length dan
diafragma. Sedangkan Pada Kamera Mirrorless Pilihan lensa masih bertumbuh,
sepertinya segera sebanyak punya DSLR. Autofokus yang lambat pada Kamera
Mirrorless bisa jadi juga dipengaruhi oleh lensa, bukaan diafragma, dan ukuran sensor
Mirrorless yang kecil.

3) ISO
Pencahayaan atau exposure adalah kuantitas cahaya yang diperbolehkan masuk;
intensitas (diatur oleh bukaan lensa) dan durasi (diatur oleh shutter speed) cahaya yang masuk
dan mengenai film.
Film SLR dengan ASA tinggi, memerlukan sedikit cahaya untuk menghasilkan gambar
yang jelas. Sebaliknya, film dengan ASA rendah memerlukan banyak cahaya untuk
menghasilkan gambar yang jelas.
Sekarang ini istilah ISO lebih dikenal daripada ASA, dimana dalam teknologi kamera
DSLR atau Mirrorless ada settingan ISO yang secara definisi ISO adalah ukuran tingkat
sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin
sensitif sensor terhada cahaya. Jika settingan aperture tetap, anda beri ISO 100 gambar anda
akan tajam tapi gelap jika dibanding ISOyang lebih tinggi. ISO yang tinggi akan membuat
gambar anda terang, tetapi pada batas tertentu akan menjadi "noise", "grainy" atau "pecah" .
Pada dasarnya ISO pada kamera SLR maupun Mirrorless dapat diatur
sedemikian hingga sesuai dengan kebutuhan pengguna
4) Focus Camera

Gambar 1 Perbedaan struktur mirrorless dan DSLR


Setiap kamera DSLR memiliki keunggulan pada poin ini, karena hampir semua kamera
DSLR telah dibekali dengan teknologi phase-detection AF yang dengan cepat dapat
mengukur konvergensi dua sinar cahaya. Meski saat ini sejumlah mirrorles telah dibekali
kecepatan autofocus yang setara dengan DSLR, tapi sebagian besar kamera jenis ini masih
menggunakan contrast-detect AF. Teknologi ini menggunakan sensor gambar untuk
mengukur titik kontras tertinggi dalam menentukan fokus. Sehingga membuat autofocus
menjadi lambat terutama di ruangan dengan cahaya yang rendah.
5) Resolution
Kedua jenis kamera ini pada umumnya dapat mengambil gambar berkualitas tinggi
dengan resolusi yang sama dan berbekal sensor mumpuni di dalamnya. Sebagian besar kamera
DSLR menggunakan ukuran sensor APS-C dan full frame. Sementara mirrorless masih
dibekali dengan sensor yang beragam di setiap tipenya.
Meski begitu, saat ini sejumlah produsen kamera mirrorless telah menanamkan sensor
APS-C dan full frame di lini produknya, termasuk Sony dengan produk A7 miliknya. Selain
itu, kamera mirrorless kelas atas juga biasanya telah dibekali dengan fitur video berteknologi
tinggi, seperti menghasilkan kualitas UHD 4K dengan resolusi empat kali lipat dari rekaman
HD. Sementara untuk DSLR hanya kelas atas saja yang dapat menghasilkan rekaman video
berkualitas 4K/Ultra HD, seperti Nikon D7500 dan Canon EOS 90D.
2. Penjelasan tentang:
1) Pinhole
Instrumen sederhana untuk memperagakan fungsi suatu lensa adalah sebuah lubang
jarum yang secara teoretis memungkinkan masuknya suatu sinar tunggal yang berasal dari
setiap titik dari objek. Lubang kecil dengan garis tengah d1 pada kamera lubang-jarum vang
digambarkan dalam Gambar 2 membuat suatu gambaran objek dengan keadaan terbalik.
Gambaran tersebut terletak pada titik api dengan tidak memperhatikan jarak antara lubang
jarum ke bidang gambar dalam kamera. Meskipun lubang jarum hanya memungkinkan untuk
dilalui sinar yang sangat sedikit sehingga tidak sesuai untuk kepentingan fotogrametri. Oleh
karena itu, lubang jarum digantikan dengan lensa kaca.

Gambar 2 Lensa lubang jarum dari kamera lubang jarum

Gambar 3 Berkas sinar dan pembentukan gambar

Keunggulan suatu lensa daripada lubang jarum ialah adanya peningkatan jumlah sinar
yang dapat melaluinya. Sebuah lensa mengumpulkan seluruh berkas sinar yang berasal dari
setiap titik pada objek dan bukan hanya sebuah sinar tunggal saja. Apabila sesuatu objek
disinari, maka setiap titik pada objek tersebut memantulkan seberkas sinar. Keadaan seperti
ini juga dilukiskan pada Gambar 3. Sebuah lensa yang ditempatkan di depan objek akan
mengumpulkan berkas sinar yang berasal dari tiap titik dan mengarahkan sinar-sinar ini ke
titik api yang terletak pada suatu bidang datar di bagian belakang lensa yang disebut bidang
gambar.. Gambaran titik-titik yang tidak terbatas jumlahnya yang dipusatkan pada bidang
gambar, membentuk gambaran objek secara keselunrhan. Perlu diperhatikan dari Gambar 3
bahwa gambar tersebut terbalik oleh adanya lensa tipis.
2) Illuminance
Pencahayaan dari setiap eksposur foto adalah kecerahan atau jumlah cahaya yang
diterima per unit area pada permukaan bidang gambar selama eksposur. Satuan iluminasi
yang umum adalah lilin meteran. Satu meter-candela (1 m cd) adalah pencahayaan yang
dihasilkan oleh lilin standar pada jarak 1 m. Pencahayaan sebanding dengan jumlah cahaya
yang melewati lensa yang beroperasi selama pencahayaan dan sebanding dengan area bukaan.
Karena area bukaan lensa adalah πd2 / 4, pencahayaan sebanding dengan variabel d2, kuadrat
dari diameter bukaan lensa.
Jarak gambar i adalah faktor lain yang memengaruhi pencahayaan. Pencahayaan
adalah efek yang mematuhi hukum kuadrat terbalik, yang berarti bahwa jumlahnya
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari bukaan. Menurut hukum ini, di tengah foto,
pencahayaan sebanding dengan 1 / i2. Saat jarak meningkat dari pusat foto, jarak dari bukaan
juga meningkat. Ini menyebabkan penurunan pencahayaan, efek yang bisa sangat parah untuk
lensa sudut lebar. Biasanya dalam fotografi, jarak objek cukup panjang sehingga istilah 1 / o
, dalam hal ini i sama dengan f. Jadi, pencahayaan sebanding dengan kuantitas 1 /f2, dan dua
kuantitas dapat digabungkan sehingga iluminasi sebanding dengan d2 / f2 . Akar kuadrat dari
ini disebut faktor kecerahan, atau
𝑑2 𝑑
√𝑓2 = 𝑓 = faktor kecerahan

Kebalikan dari Persamaan di atas juga merupakan ekspresi terbalik dari pencahayaan. Dalam
bentuk persamaan,
𝑓
f-stop = 𝑑

3) Aperture
Aperture adalah diameter bukaan pada lensa. ,f-stop (pada penjelasan Illuminance)
merupakan perbandingan antara panjang titik api dan diameter pembukaan lensa atau
aperture.
Penyinaran diatur dengan berbagai nilai f-stop kamera, sedang waktu pemotretan
diatur dengan menyetel kecepatan yang berbeda-beda. Variasi nilai f-stop merupakan variasi
aperture, yang dapat diatur dengan suatu diafragma, suatu lubang berbentuk lingkaran yang
dapat membesar dan mengecil dan mengakibatkan perubahan aperture dan mengatur jumlah
sinar yang diinginkan.
4) Shutter-speed
Dengan meningkatnya aperture, nilai f-stop menurun dan penyinaran meningkat, jadi
hanya memerlukan waktu pemotretan yang pendek atau kecepatan penutup (Shutter speed)
yang lebih cepat. Karena hubungan antara f-stop dan kecepatan penutup ini, maka f-stop
digunakan untuk menyatakan kecepatan lensa atau daya sebuah lensa untuk mengumpulkan
sinar.
Tampak jelas adanya hubungan erat antara f-stop dan kecepatan tutupan lensa. Jika
waktu pemotretan diperkecil hingga seperdua jumlah exposure juga menjadi seperdua.
Sebaliknya, kalau luas bukaan dilipatkan dua, jumlah exposure juga berlipat dua. Bila waktu
pemotretan diperkecil seperdua dan luas bukaan dilipatkan dua maka jumlah exposure tetap,
tidak berubah. Kecuali untuk model sederhana, kamera dilengkapi dengan kemampuan untuk
mengatur berbagai kecepatan tutupan lensa dan nilai f-stop. Nilai nominal f-stop sebesar l, 1,4
2,0,2,8 4,0 5,6 8,0, I l, 16, 22 dan 32. Tidak semua kamera mempunyai nilai nominal tersebut,
tetapi kamera yang mahal mempunyai sebagian besar angka-angka nominal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Wolf, Dewitt, 2004. Elements of Photogrammetry: with Application in GIS. McGraw-Hill

Review:
https://www.efenerr.com/2015/04/24/memilih-mirrorless-fujifilm/

https://kliknklik.com/blogs/mengenal-seluk-beluk-kamera-mirrorless-dalam-30-menit/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kamera_SLR

https://tirto.id/perbedaan-kamera-dslr-dan-mirrorless-spesifikasi-dan-kebutuhannya-esPG

Anda mungkin juga menyukai