PROPOSAL
Di susun oleh :
SALPIA DANI
NPM : 2010061201035
SUNGAI PENUH
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era perekonomian modern, sector perbankan memiliki peran yang sangat penting
dalam menopang gerak laju perekonomian Negara. System perbankan dapat diibaratkan
sebagai system urat nadi dalam tubuh manusia dengan bank sentral sebagai jantungnya dan
uang sebagai darah yang mengalir menghidupi kegiatan ekonomi bangsa. Salah satu peran
penting bank dalam menunjang kemajuan ekonomi Negara adalah fungsinya lembaga
perantara atau intermediasi.
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kreditdan/atau bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank berperan sebagai perantara keuangan
(financial intermediacy) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana,
serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Oleh karena itu dalam
menjalankan kegiatan ekonomi tidak akan pernah lepas dari bank.
Majalah info bisnis edisi 2016 menyebutkan pada bulan maret tahun 2016 tercatat
sebanyak 38 Bank Umum Swasta Nasional yang dilikuidasi atau dibekukan izinnya, 7 Bank
Umum Swasta Nasional yang diambil alih dan dari 9 Bank Umum Swasta Nasional lainnya
yang harus ikut dalam program rekapitalisasi. Hampir kesemuanya mengalami kondisi yang
seperti itu dikarenakan masing-masing bank memiliki nilai Capital Adequacy Ratio (CAR)
yang negatif. Nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) yang negative ini diakibatkan tidak
sebandingnya jumlah kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga yang berhasil
dihimpun. Sehingga ketika terjadi gampuran krisis bank tidak mampu membendung lonjakan
jumlah kredit macet dan akibatnya bank harus menanggung kepailitan. Fenomena ini
merupakan bentuk intermediasi yang tidak efisien dari Bank Umum Swasta Nasional, disatu
sisi bank mengutamakan return namun disisi lain bank mengabaikan jumlah modal yang
dimiliki, aktiva lancer, maupun risiko kredit.
Dana pihak ketiga (DPK) merupakan dana yang dihimpun dari masyarakat luas. DPK
yaitu uang tunai maupun tidak tunai diperoleh dari investor maupun deposan yang dimiliki
penuh oleh pihak bank meliputi tabungan, deposito, dan giro. Dana pihak ketiga adalah
sumber dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan paling diandalkan dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Oleh karena itu dana yang dihimpun dari pihak ketiga akan
mempenagruhi return on asetss. Dengan peningkatan dana pihak ketiga maka kinerja
operasional bank akan baik dan penghasilan bank meningkat. Menurut peraturan bank
Indonesia No.10 19/PBI/2008 Dana Pihak Ketiga merupakan kewajiban bank kepada
penduduk dalam rupiah dan valuta asing. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari
masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sector rill melalui penyaluran kredit.
Dana Pihak Ketiga dalam perbankan syariah merupakan sumber dana yangberasal dari
masyarakat yang terhimpun melalui produk giro wadiah, tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah. Dana pihak ketiga yang dimiliki perbankan syariah akan disalurkan ke berbagai
jenis pembiayaan (Andraeny,2011).
Dari latar belakang diatas maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti dengan judul
penelitian “Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap
Return on Asset (ROA) Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2012-
2022”