Anda di halaman 1dari 35

SIMULASI PENYUSUNAN PROPOSAL TESIS

Judul

PENGARUH KECUKUPAN MODAL, PENYALURAN


PEMBIAYAAN, TINGKAT PEMBIAYAAN BERMASALAH
TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH
PERIODE 2012 – 2022

Oleh:

Ahmad Fadhila Pinayani


2220020005
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Indonesia, Bank
syariah merupakan perbankan yang menjalankan konsep perbankan merujuk
pada syariat islam dan tidak memungut bunga seperti yang dijalankan pada bank
konvensional. Konsep yang dijalankan pada bank syariah dalam menyediakan
layanan finansialnya berbasis kepada fee dan profit sharing. Pada awal mula
berdirinya bank syariah pada saat itu antara lain Dubai Islamic Bank (1975), Faisal
Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979). Awal mula
perbankan syariah di Indonesia lahir pada tahun 1991 dan beroperasi secara
resmi tahun 1 mei 1992 atau 27 Syawal 1412, yaitu Bank Muamalat Indonesia
yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia
serta dukungan dari Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).Pada akhir
tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter dimana adanya ketidakstabilan
dalam perekonomian karena imbas dari politik saat itu.
Sektor perbankan tergulung kredit macet di segmen korporasi. Pada tahun
1998 Bank Muamalat Indonesia terkena imbas dari krisis moneter dimana rasio
pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Dalam upaya memperkuat
permodalannya, Bank Muamalat Indonesia mencari modal yang potensial,
Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi
menanggapi positif. RUPS tanggal 21 juni 1999 secara resmi menjadi salah satu
pemegang saham Bank Muamalat. Bank Muamalat Indonesia berhasil bangkit
dari keterpurukan dan berhasil membalikan kondisi rugi menjadi profit. Pada
tahun 1999 Bank Indonesia mengubah UU No. 13 tahun 1968 menjadi UU No. 23
tahun 1999. Dalam undang – undang tentang Bank Indonesia yang baru ini
dinyatakan bahwa dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah, Bank Indonesia mempunyai tiga pilar tugas pokok yang salah satu di
antaranya adalah mengatur dan mengawasi bank (pasal 8), termasuk bank
umum dan BPR syariah. Dari undang – undang tersebut terlihat jelas bahwa Bank
Indonesia diberi amanah atau kewajiban oleh Pemerntah untuk
mengembangkan Bank Syariah dengan
menyusun ketentuan dan menyiapkan infrastruktur yang sesuai karakteristik
Bank Syariah.
Dalam upaya pengembangan Bank Syariah, Bank Indonesia sebagai otoritas
perbankan nasional mulai bergerak maju dengan adanya instrumen moneter
syariah, yaitu Sertifikat Wadiah BI (SWBI) tahun 1999. Di tahun 2002, Bank
Indonesia memperbaiki aturan tentang Unit Usaha Syariah melalui PBI 4/1/PBI
tahun 2002 yang mengatur :
1) Konversi bank konvensional menjadi bank syariah.
2) Konversi cabang konvensional menjadi cabang syariah.
3) Konversi kantor kas konvensional menjadi cabang syariah.
4) Pembukaan sub-cabang syariah di cabang konvensional
5) Pembukaan unit syariah di cabang konvensional.
Peran Bank Indonesia ini semakin diperkuat dalam undang – undang nomor
3 tahun 2004 tentang perubahan undang – undang nomor 23 tahun 1999. Pada
industri jasa keuangan perbankan sektor syariah khususnya perbankan,
pertumbuhannya semakin pesat dan memiliki landasan hukum yang memadai di
tahun 2008 dengan adanya undang – undang No. 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah.
Undang – undang perbankan syariah memiliki beberapa tujuan utama agar
stakeholders di jamin dalam kepastian hukum dan masyarakat untuk
menggunakan produk dan jasa perbankan syariah, antara lain dengan
menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip syariah dan tidak boleh
bertentangan. Selain itu adanya penegasan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dari fatwa yang dikeluarkannya dan kewajiban pembentukan Dewan Pengawas
Syariah (DPS) di setiap Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Di Indonesia, prospek bank syariah cukup cerah dan menjanjikan. Bank
syariah diharapkan terus tumbuh dan berkembang. Perbankan syariah dapat
dianggap sebagai jenis industri baru yang menarik. Hal ini dapat diidentifikasi
melalui munculnya pemainpemain baru di dalam industri perbankan syariah.
Bank
syariah yang muncul tidak hanya dalam bentuk bank umum syariah maupun BPR
syariah tetapi dalam bentuk Unit Usaha Syariah (UUS) (Safitri et al., 2021). Untuk
lebih jelasnya, penulis menyampaikan data perkembangan bank syariah di
Indonesia:

Pertumbuhan jumlah aset bank syariah dari tahun ke tahun terus mengalamI
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan asset dari tahun 2015 s/d
2019. Aset pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 304.00 dari tahun
sebelumnya dan terus meningkat menjadi 538,32 di tahun 2019. Hal serupa juga
terjadi pada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan yang disalurkan
terus mengalami peningkatan dari tahun 2015 s/d 2019. Pada indikator DPK bank
syariah terus mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2015 DPK sebesar 236
mengalami peningkatan sebesar 425 di tahun 2019. Sedangkan pembiayaan yang
disalurkan tercatat sebesar 219 di tahun 2015 dan mengalami peningkatan
sebesar 365 di tahun 2019. Peningkatan ketiga indikator di atas terjadi sangat
signifikan. Hal ini menandakan bahwa perkembangan bank syariah sudah cukup
baik kendati secara asset, DPK dan kredit yang disalurkan masih kalah dengan
perbankan konvensional.
Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pos – pos
yang ada pada laporan keuangan dari laporan posisi keuangan hingga laba rugi.
Rasio permodalan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perbankan
dalam menyediakan dana untuk mengatasi risiko kerugian. Salah satu rasio
dalam permodalan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR).
Dari tingkat aktiva produktif untuk dapat mengetahui rasio tersebut salah
satunya dengan mengetahui rasio Net Performing Financing (NPF), interpretasi
dari Net Performing Financing (NPF) khususnya menilai pembiayaan bermasalah.
Untuk mengukur risiko kegagalan dari pembiayaan, dengan semakin tingganya
rasio Net Performing Financing (NPF) maka perusahaan didapat disimpulkan
tidak sehat.
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas pada perbankan dalam membayar kembali penarikan
dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan
yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga.
Pada tingkat profitabilitas dapat dilihat pada rasio Return On Asset (ROA) dimana
tingkat pengembalian asset dan laba menjadi salah satu indikator untuk
mengetahui rasio tersebut. Dimana semakin tinggi rasio Return On Asset (ROA)
semakin baik tingkat profitabilitas pada perusahaan tersebut.

Untuk tingkat rasio yang ada pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
hasil laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1.3 Rasio BUS dan UUS

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Nilai Net Performing Financing (NPF) dari 2015 – 2018 mengalami nilai
yang cukup baik dimana 4.84% di tahun 2015 dan mencapai 3.26% di tahun 2018.

Gambar 1.4 Tingkat NPF

Sumber : Badan Pusat Statistik

Ditopang dengan penyaluran dana (FDR) yang stabil dan fluktuatif sebesar

88.03% di tahun 2015 dan menurun di tahun berikutnya sebesar 85.99% taun

2016. Pada tahun 2017 hingga 2018 meningkat sebesar 79.61% dan 78.53%.

Gambar 1.5 Tingkat FDR

Sumber : Badan Pusat Statistik


Pada tingkat permodalan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah cukup meningkat dari tahun 2015 hingg 2018 dimana dari masing –

masing tahun dapat dilihat pada tabel 1.3 sebesar 15.02%, 16.63%, 17.91% dan

20.39%. Pada sisi permodalan cukup meningkat selama 4 tahun terakhir pada

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Gambar 1.6 Tingkat CAR

Sumber : Badan Pusat Statistik

Untuk tingkat profitabilitas sendiri pada laporan Otoritas Jasa Keuangan

cenderung mengalami peningkatan selama 4 tahun terakhir. Dimana perbankan

syariah sendiri tanpa menggunakan bunga dalam menjalankan kegiatannya.

Karena berdasarka prinsip syariah dimana hanya mendapatkan dari fee dan profit.

Tingkat rasio ROA pada tahun 2015 sebesar 0.49% yang terus meningkat pada

terakhir di tahun 2018 sebesar 1.28%.


Gambar 1.7 Tingkat ROA

Sumber : Badan Pusat Statistik

Dari data diatas dimana adanya tingkat pertumbuhan pada Bank Umum Syariah
hingga tahun 2018. Dan dapat dilihat dari tingkat rasio profitabilitas dari4 tahun
terakhir. Penyaluran dana pada Bank Umum Syariah dan dari tingkat pembiayaan
bermasalah dikatakan sehat.
Masalah tersebut, tentu saja, dipengaruhi oleh banyak faktor. Di Bank
Umum Syariah di indonesia menurut dugaan peneliti, terdapat beberapa faktor
yang sangat menentukan, di antaranya adalah:
1. Faktor Kecukupan modal, karena dalam kenyataannya memperlihatkan
kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut:
Pada penelitian Dhika Rahma Dewi (2010) CapitalAdequacy Ratio (CAR)
tidak berpengaruhsignifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia
2. Faktor penyaluran pembiayaan, karena dalam kenyataannya
memperlihatkan kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut:
Hasil penelitian Rida Rahim (2008) dengan menggunakan uji t- statistik
bahwa pada BSM variabel FDR tidak berpengaruh pada profitabilitas.
3. Faktor Non Performing Financing atau pembiayaan bermasalah atau dalam
bank konvensional biasa disebut dengan Non Performing Loan (NPL) adalah
suatu pembiayaan yang mengalami masalah dalam pengembaliannya bisa
dikarenakan faktor eksternal pihak nasabah maupun internal dari bank itu
sendiri (Siamat, 2005).
4. Faktor Profitabilitas adalah hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dipilih oleh manajemen suatu organisasi dan Bank Syariah
adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah.
Berkenaan dengan latar belakang tersebut, maka dipandang perlu
melakukan penelitian terkait dengan tentang “PENGARUH KECUKUPAN MODAL,
PENYALURAN PEMBIAYAAN, TINGKAT PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP
PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012 – 2022”

B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
bahwa masalah penelitian ini sebagai berikut:
“PENGARUH KECUKUPAN MODAL, PENYALURAN PEMBIAYAAN, TINGKAT
PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM
SYARIAH PERIODE 2012 – 2022”
Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut, maka masalah ini dapat
dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian:
1. Seberapa besar pengaruh Kecukupan Modal terhadap Profitabilitas?
2. Seberapa besar pengaruh Penyaluran Pembiayaan terhadap Profitabilitas?
3. Seberapa besar pengaruh Tingkat Pembiayaan bermasalah terhadap
Profitabilitas?
4. Seberapa besar pengaruh Kecukupan Modal, Penyaluran Pembiayaan dan
Tingkat Pembiayaan bermasalah secara simultan terhadap Profitabilitas?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis:
1. Signifikasi pengaruh Kecukupan Modal terhadap Profitabilitas
2. Signifikasi pengaruh Penyaluran Pembiayaan terhadap Profitabilitas
3. Signifikasi pengaruh Tingkat Pembiayaan Bermasalah terhadap Profitabilitas
4. Signifikasi pengaruh Kecukupan Modal, Penyaluran Pembiayaan dan
Tingkat Pembiayaan bermasalah secara simultan terhadap Profitabilitas?

D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki beberapa kegunaan, baik secara
akademis maupun praktis:
1. Secara akademis:
a. Penelitian ini memberikan wawasan serta mengetahui indikatorpada rasio

keuangan yang mempengaruhi profitabilitas.

b. Menambah pada mengembangan teori pada rasio keuanganperbankan

syariah di Indonesia.

c. Sebagai refrensi untuk penelitian – penelitian selanjutnya dalam menunjang

pertumbuhan perbankan syariah.

2. Secara praktis:
a. Bagi penulis

Mengetahui indikator dalam perbankan syariah dan menjadi bahan

pertimbangan analisis dalam laporan keuangan perbankan syariah.

b. Bank Syariah

Memberikan informasi untuk lembaga keuangan sektor perbankansyariah apa

saja yang dapat mempengaruhi profitabilitas Bank Syariah.


E. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang masalah tersebut telah banyak dilakukan peneliti lain.
Berdasarkan tinjauan pustaka, terdapat beberapa penelitian yang relevan
dengan penelitian ini, di antaranya:
1. Penulis, Hendra Setiawan dengan judul “PENGARUH KECUKUPAN MODAL,
PENYALURAN DANA, DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK”, Jurnal (tidak
dipublikasikan), (IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2023).
Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah:
Kecukupan Modal, Penyaluran Pembiayaan, dan Pembiayaan Bermasalah
terhadap profitabilitas pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dan
pengauh secara simultan Kecukupan Modal, Penyaluran Pembiayaan, dan
Pembiayaan Bermasalah terhadap profitabilitas pada PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk tahun 2016-2021
Teori yang dipakainya adalah teori:
Kecukupan modal yaitu keterampilan manajemen bank guna mengawasi
dan mengendalikan risiko yang terjadi, yang dapat pengaruhi besarnya
modal bank. Bank apabila memiliki modal yang mencukupi sehingga bisa
melaksanakan aktivitas operasionalnya dengan efektif, serta hendak
membagikan keuntungan pada bank tersebut. Modal kerja sebagai
permasalahan berarti disaat pengambilan keputusan keuangan
(Prastiyaningtyas, 2010).

Metode analisis
data yang digunakan diantaranya uji asumsi klasik, uji regresi linear
berganda, uji hipotesis penelitian, dan koefisien determinasi dengan
bantuan SPSS 26. Metode pengambilan sampel menggunakan sampling
jenuh, sampel terdiri dari 24 data times series periode 2016-2021
Penelitian ini menyimpulkan bahwa:
1) Variabel Kecukupan Modal (CAR) secara parsial memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada PT Bank Muamalat
Indonesia. hal ini karena adanya peraturan Bank Indonesia tentang CAR
yang menyatakan bahwa CAR pada bank minimal sebesar 8%. Kondisi ini
mengakibatkan bahwa Bank selalu menjaga agar peraturan tentang
Capital Adequacy Ratio (CAR) tersebut selalu dapat dipenuhi. Namun
Bank cenderung menjaga CARnya tidak lebih dari 8% karena ini berarti
idle fund atau bahkan pemborosan, karena sebenarnya modal utama
bank adalah kepercayaan, sedangkan CAR 8% hanya dimaksudkan Bank
Indonesia untuk menyesuaikan kondisi dengan perbankan internasional.
2) Variable Penyaluran Pembiayaan (FDR) secara parsial memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada PT Bank
Muamalat Indonesia. Artinya, semakin baik rasio FDR maka semakin baik
pula rasio profitabilitas (ROA). Dengan kata lain, semakin tinggi
kemampuan bank untuk mengalokasikan dana dalam bentuk
pembiayaan, maka kesempatan bank untuk memperoleh laba/profit
akan semakin besar sehingga berdampak pada rasio profitabilitas bank
yang juga mengalami peningkatan
3) Variable Pembiayaan Bermasalah (NPF) secara parsial memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada PT Bank
Muamalat Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa resiko pembiayaan
berupa Non-Performing Financing (NPF) dapat mengurangi nilai
keuntungan profitabilitas berupa Return on Asset (ROA) pada Bank
Syariah. Tingginya NPF juga mengakibatkan munculnya pencadangan
yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank menjadi
berkurang. Besarnya NPF menjadi salah satu penghambat tersalurnya
pembiayaan perbankan. Peningkatan pembiayaan bermasalah ini
menimbulkan pembentukan cadangan menjadi semakin besar.
4) Variable CAR, FDR, dan NPF secara simultan mempengaruhi variabel
profitabilitas pada PT Bank Muamalat Indonesia. Hal ini berarti bahwa
konstribusi seluruh variabel bebas yaitu CAR, FDR, dan NPF dalam
menjelaskan variabel terikat yakni Pofitabilitas sebesar 81,5%. Sisanya
sebesar 18,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

2. Penulis, Rofi’ah dengan judul “PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH


DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PT BANK BRI
SYARIAH PERIODE 2009-2017”, Skripsi (dipublikasikan), (UIN Raden Intan
Lampung, 2019).
Substansi yang dibahasa pada penelitian ini adalah:karena adanya
kesenjangan antara teori dan praktek, ini terjadi pada tahun 2015 dimana
rasio NPF mengalami kenaikan sebesar 3,89% dari tahun sebelumnya
sebesar 3,65%. Hal ini menyebabkan kenaikan pula pada ROA sebesar
0,77% dari tahun sebelumnya sebesar 0,08%, seharusnya jika NPF naik
maka ROA akan turun. Hal ini didukung dengan teori yang menjelaskan
bahwa semakin tinggi pembiayaan bermasalah, maka semakin rendah
tingkat profitabilitas bank. Berdasarkan hal tersebut diperoleh rumusan
masalah apakah pembiayaan bermasalah dan efisiensi operasional
berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas?
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan bermasalah dan
efisiensi operasional terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun
simultan.
Teori yang dipakainya adalah Bank adalah lembaga perantara keuangan
atau biasa disebut dengan financial intermediary. Artinya, lembaga bank
adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah uang.
Oleh karena itu, usaha bank akan selalu dikaitkan dengan masalah uang
yang merupakan alat pelancar terjadinya perdagangan yang utama.
1
Penyaluran dana bank syariah dilakukan dengan menggunakan skema
jual beli, skema investasi, dan skema sewa. Skema jual beli memiliki
beberapa bentuk, yaitu murabahah, salam dan istishna‟. Skema investasi
terdiri atas dua jenis, yaitu mudharabah dan musyarakah. Sementara itu,
skema sewa terdiri atas ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik. 2Dan
Menurut Antonio pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank,
yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan
pihak-pihak yang kekurangan dana (defisit unit)3
Adapun metodologinya adalah: Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif, data yang digunakan merupakan data sekunder yaitu laporan
keuangan triwulan tahun periode 2009-2017 yang diperoleh dari website
resmi bank dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Metode analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan mengunakan uji
asumsi klasik terlebih dahulu, untuk pengolahan data peneliti
menggunakan alat uji statistik Eviews. Uji hipotesis yang dilakukan adalah
uji F, uji T, dan koefisien determinasi Adjusted R 2 dengan taraf signifikan
sebesar 5%. Berdasarkan periode pengamatan menunjukkan bahwa data
penelitian ini berdistribusi normal. Hasil uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang
menyimpang dari aturan uji asumsi klasik.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Hasil dari penelitian ini adalah
berdasarkan hasil uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa pembiayaan
bermasalah (NPF) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT Bank
BRI Syariah, sementara variabel BOPO berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas (ROA) PT Bank BRI Syariah. Berdasarkan hasil uji hipotesis
secara simultan (uji f) menunjukan bahwa secara simultan variabel NPF
dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA diperoleh nilai signifikan
sebesar 0,0000 dan nilai koefisien determinasi Adjusted R 2 sebesar
0,7229 atau 72,29% yang artinya NPF dan BOPO memberikan kontribusi
terhadap profitabilitas PT Bank BRI Syariah sebesar 72,29%
sedangkan sisanya
27,71% diberikan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Penulis, Syabhan Pataroi Channy , Marlina dengan judul “PENGARUH


KECUKUPAN MODAL, LIKUIDITAS, PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP
PROFITABILITAS”, Jurnal (tidak dipublikasikan), (Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
UPNVJ, 2019).
Substansi yang dibahasa pada penelitian ini adalah:
(1) pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas,

1
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h. 1
2
Ibid, h.55-57
3
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 160
(2) likuiditas terhadap profitabilitas,
(3) pembiayaan bermasalah terhadap profitabilitas.
Teori yang dipakainya adalah teori Teori Sinyal dan Return Saham Menurut
Ross (1977) menyatakan bahwa Signalling Theory atau teori sinyal adalah
pihak manajemen perusahaan mempunyai informasi lebih baik mengenai
kinerja perusahaannya sehingga manajemen akan terdorong untuk
menyampaikan informasi tersebut kepada pihak eksternal. Teori sinyal
menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan memberikan informasi
kepada pengguna laporan keuangan. Pemberian Informasi tersebut
diharapkan dapat memberikan sinyal positif kepada investor. Menurut
Hariyanto dan Lestari (2015) mengatakan bahwa respon dari setiap
investor berbeda dalam hal menanggapi informasi dari perusahaan.
Respon tersebut dapat berupa respon positif maupun negarif, dimana
dari respon tersebut akan mampu mempengaruhi fluktuasi harga pasar
saham dan berdampak pada return sahamnya.

Adapun metodologinya adalah:


Pupulasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan syariah yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan periode 2015-2018. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
sampel jenuh, dimana keselurhan populasi digunakan dalam penelitian
ini. Sampel penelitian ini sebanyak 12 perusahaan dengan jumlah
observasi
48. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi data panel dengan program Eviews 10.0 dan tingkat signifikansi
0.05.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa:
(1) Hasil pengujian variable kecukupan modal yang diukur dengan capital
adecuacy ratio menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa kecukupan
modal (CAR) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan
perbankan syariah yang terdaftar di OJK periode 2015-2018. Dengan
demikian hipotesis penelitian ini ditolak.
(2) Hasil pengujian variabel likuiditas yang diukur dengan finance deposit
to ratio menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa likuiditas (FDR) tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan syariah
yang terdaftar di OJK periode 2015-2018. Dengan demikian hipotesis
penelitian ini ditolak.
(3) Hasil pengujian variabel pembiayaan bermasalah yang diukur dengan
non performing financial menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa
pembiayaan bermasalah (NPF) berpengaruh terhadap profitabilitas pada
perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di OJK periode 2015-2018.
Dengan demikian hipotesis penelitian ini terbukti.

4. Penulis, Masnaeni , Alim Syariati , Wahidah Abdullah dengan judul “PENGARUH


KECUKUPAN MODAL DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PEMBIAYAAN
MUDHARABAH DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA”, Study of Scientific and Behavioral
Management (SSBM) (dipublikasikan), Management Department, UIN Alauddin
Makassar, Indonesia, Vol.2 No.1, (Maret) 2021: 20-33).
Substansi yang dibahasa pada penelitian ini adalah: mengetahui pengaruh
kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah terhadap pembiayaan
mudhrabah. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menguji apakah
variabel profitabilitas memoderasi hubungan antara masing-masing
variabel kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah terhadap
pembiayan mudharabah.
Teori yang dipakainya adalah teori Keberadaan perbankan syariah sebagai
bagian dari sistem perbankan nasional diharapkan dapat mendorong
perkembangan perekonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi
perbankan syariah dalam perekonomian adalah kemakmuran ekonomi
yang luas, tingkat kerja penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
optimum, keadilan sosial-ekonomi dan distribusi pendapatan serta
kekayaan yang merata, stabilitas nilai uang, mobilisasi dan investasi
tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang adil dan pelayanan
yang efektif (Setiawan, 2006).
Adapun metodologinya adalah: Metode analisis dan menggunakan regresi
berganda dan analisis regresi moderating dengan pendekatan nilai selisih
mutlak. Analisis regresi linear berganda dan uji nilai selisih mutlak untuk
masingmasing hipotesis capital adequacy ratio, non performing financing
terhadap pembiayaan mudharabah yang dimoderasi oleh return on asset.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa:Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kecukupan modaldan pembiayaan bermasalah berpengaruh negatif
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.Hasil penelitian terkait
variabel moderating menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki
pengaruh sebagai variabel moderating antara kecukupan modal dengan
pembiayaan mudharabah sedangkan profitabilitas memiliki pengaruh
sebagai variabel moderating antara kecukupan Pembiayaan Bermasalah
dengan pembiayaan mudharabah.

5. Penulis, DELLA YULLIANA SAPUTRI dengan judul “PENGARUH PEMBIAYAAN


BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MUAMALAT
INDONESIA ( Studi tahun 2003-2017)”, Skripsi (dipublikasikan), FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BUKITTINGGI., 2019).
Substansi yang dibahasa pada penelitian ini adalah:
Peranan perbankan maupun nonperbankan sebagai salah satu sumber
pembiayaan melalui simpan pinjam yang sangat dibutuhkan.Maka tujuan dari
penelitian ini adalah seberapa besarnya pengaruh pembiayaaan bermasalah
terhadap profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia.
Teori yang dipakainya adalah teori Pembiayaan
Menurut Muhammad pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.
Dengan kata lain, pembiayan adalan pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah dikeluarkan. Menurut Syafe’i Antonio
menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank
yaitu pemberianfasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak
yang merupakan deficit unit. Menurut Veithzal Rivai istilah pembiayaan
pada intinya I Believe, I Trust, ‘saya percaya’ atau ‘saya menaruh
kepercayaan’. Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust),
berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul maal menaruh kepercayaan
kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan. Dana
tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan harus disertai dengan
ikatan dan syarat-syarat yang jelas dan saling menguntungkan bagi kedua
belah pihak.
Adapun metodologinya adalah:
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif (correlation study) yaitu penelitian yang didasarkan pada data
yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran seberapa besar
pengaruh pembiayaan bermasalah terhadap profitabilitas. Data yang
digunakan adalah data sekunder yaitu di
www.bankmualamat.co.id.Teknis analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi linear sederhana.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa:
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Pembiayaan Bermasalah Terhadap
Profitabilitas pada PT. Bank Mumalat Indonesia, maka dapat disimpulkan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas pada PT.
Bank Muamalat Indonesia di buktikan denga hasil regresi sederhana Y =
1,646 -1,46 (X). Pengaruh Pembiayaan Bermasalah Terhadap Profitabilitas
Pada PT Bank Muamalat Indonesia dilihat dari uji Korelasi yang dilakukan
peneliti besar kecilnya pembiayaan bermasalah hanya dapat menjelaskan
besar kecilnya profitabilitas sebesar 4% dan 96% lagi dipengaruhi oleh
faktor lain yang mempengaruhi Profitabilitas pada PT.Bank Muamalat
Indonesia.
Dari beberapa penelitian sebelumnya itu, dapat dinyatakan bahwa
penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian penelitian terdahulu yang
tadi sudah dijelaskan, tetapi memiliki perbedaan dari aspek variabel bebas
maupun Objek Penelitiannya Sehubungan dengan itu, penelitian ini akan
difokuskan pada Resiko, tingkat perbandingan pemberian pinjaman dan tingkat
pembiayaan yang bermasalah.
F. Kerangka Pemikiran
Untuk menjelaskan masalah penelitian ini digunakan beberapa teori yang
terkait langsung dengan masing-masing variable, yaitu:
1. Teori tentang Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal

yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh

bank.Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut

untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko.

Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan

operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.

Capital Adequacy Ratio merupakan salah satu indikator kesehatan

permodalan bank, untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank

untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya

pembiayaan yang diberikan. Penilaian permodalan merupakan penilaian

terhadap terhadap kecukupan modal bank untuk mengcover risiko saat ini dan

mengantisipasi risiko dimasa mendatang. Sesuai dengan peraturan Bank

Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem

penilaian tingkat kesehatan bank umum, semakin tinggi nilai Capital

Adequacy Ratio menunjukkan semakin sehat bank tersebut (Marzuki, 2012:

83).

2. Teori tentang Non Performing Financing (NPF) yang analog dengan Non

Performing Loan (NPL) merefleksikan besarnya risiko kredit yang dihadapi

bank, semakin kecil Non Performing Loan (NPL), maka semakin kecil pula

resiko kredit yang ditanggung pihak bank. NPF (Non Performing financing)

adalah suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak sanggup lagi membayar
sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah

diperjanjikan (Mudrajat & Suharjonoo, 2002). Non Performing Financing atau

pembiayaan bermasalah atau dalam bank konvensional biasa disebut dengan

Non Performing Loan (NPL) adalah suatu pembiayaan yang mengalami

masalah dalam pengembaliannya bisa dikarenakan faktor eksternal pihak

nasabah maupun internal dari bank itu sendiri (Siamat, 2005).

Pembiyaan – pembiyaan yang kategori kolektibilitasnya masuk dalam

kriteria pembiayaan kurang lancar, pembiayaan diragukan dan pembiayaan

macet (Dendawijaya 2005:68).

Faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah menurut

Mahmoeddin (2010) dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

Adapun faktor-faktor internal di antaranya kebijakan pemberian pembiayaan

yang terlalu ekspansif, penyimpangan pemberian pembiayaan, itikad kurang

baik, pemilik atau pengurus dan pegawai bank, lemahnya sistem admistrasi dan

pengawasan pembiayaan, serta lemahnya sistem informasi pembiayaan.

Sedangkan untuk faktor eksternal antara lain adalah kegagalan usaha debitor,

menurunnya kegiatan ekonomi, pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang

tidak sehat oleh debitur dan musibah yang terjadi pada usaha debitur / kegiatan

usahanya.

3. Teori tentang Menurut Muhammad (2005:86) Financing to Deposit Ratio

(FDR) adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank

dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. Rasio FDR

atau yang disebut dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bank

konvensional ini menyatakan kemampuan bank dalam membayar kembali

penarikan dana yang


dilakukan deposan dengan mengandalkan kredityang diberikan sebagai

sumber likuditasnya, atau dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit

kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi

permintaan deposan yang hendak menarik kembali dananya yang telah

disalurkan oleh bank berupa kredit. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Financing to Deposit Ratio akan menunjukan tingkat kemampuan bank

dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang

bersangkutan. Rasio ini dipergunakan untuk mengukur sampai sejauh mana

dana pinjaman yang bersumber dari dana pihak ketiga. Maka ketika semakin

tinggi angka rasio pada suatu bank, dapat digambarkan bank tersebut kurang

likuid dibandingkan apabila angka rasionya rendah. (Muhammad, 2005:74)

Financing to Deposit Ratio (FDR) dapat pula digunakan untuk menilai

strategi suatu bank. Manajemen bank konservatif biasanya

cenderungmemiliki nilai yang relatif rendah. Sebaliknya bila Financing to

DepositRatio melebihi batas toleransi dapat dikatakan manajemen bank yang

bersangkutan sangat ekspansif atau agresif. Dalam hal ini dapat diisyaratkan

apakah dapat ekspansi dalam pembiayaan atau sebaliknya.

4. Hubungan antar variable penelitian:


A. Pengaruh CAR Terhadap ROA
CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah
seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal
sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber
diluar bank Dendawijaya (2009:121). Jika nilai CAR tinggi yaitu sesuai
dengan ketentuan
BI sebesar 8% berarti bank tersebut dapat leluasa menempatkan
dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan, keadaan yang
menguntungkan tersebut akan memberikan kontribusi bank dalam
peningkatan profitabilitas
Ningsukma Hakiim dan Haqiqi Rafsanjani (2016) mengatakan CAR
tidak berpengaruh terhadap ROA disebabkan karena bank-bank yang
beroperasi tidak mengoptimalkan modal yang ada, hal ini terjadi karena
peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal 8%
mengakibatkan bank-bank selalu berusaha menjaga agar CAR yang
dimilikinya selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimilikinya sesuai
ketentuan.
B. Pengaruh NPF Terhadap ROA
Resiko pembiayaan yang diterima bank merupakan salah satu resiko
usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali pinjaman
yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukan oleh pihak bank
(Muhammad, 2005:359). Dendawijaya (2009:82) mengemukakan dampak
dari keberadaan Non Performing Financing (NPF) yang tidak wajar salah
satunya adalah hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan)
dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan
berpengaruh buruk bagi profitabilitas. Jadi semakin rendah NPF maka
profitabilitas semakin meningkat karena semakin kecil resiko kredit yang
ditanggung oleh bank. Sebaliknya, semakin tinggi NPF maka profitabilitas
akan semakin rendah karena hilangnya kesempatan bank dalam
memperoleh laba.
Sholihah dan Sriyana (2014) menyimpulkan bahwa NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank Syariah yang
mengartikan bahwa
apabila NPF turun maka ROA yang akan diperolah bank syariah akan
meningkat.
C. Pengaruh FDR Terhadap ROA
Financing to deposit ratio (FDR) adalah rasio antara seluruh jumlah
kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank
(Dendawijaya, 2009). Rasio ini menggambarkan kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin besar pembiayaan maka pendapatan yang diperoleh juga akan
naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami
kenaikan. Tetapi apabila rasio FDR rendah maka berarti pendapatan yang
diperoleh bank juga rendah.
Rafelia dan Ardiyanto (2013) menunjukan bahwa FDR berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROE. Nilai positif yang ditunjukan FDR memberi
pengertian bahwa semakin besar FDR makan akan menunjukan semakin efisien
bank dalam menjalankan aktifitas usahanya, sehingga hal ini akan meningkatkan
ROE bank.
Dengan demikian, secara ilustratif, hubungan tersebut dapat digambarkan
ke dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka Pemikiran

Kecukupan Modal (X1)


Capital Adequacy Ratio (CAR)
r1

Penyaluran Pembiayaan (X2) r2 Profitabilitas (Y)


Return On Asset (ROA)
R

r3
Tingkat Pembiayaan Bermasalah (X3)

Gambar tersebut menjelaskan bahwa:


Garis pengaruh antara Kecukupan Modal, Penyaluran Pembiayaan dan Tingkat
Pembiayaan Bermasalah terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah.
G. Hipotesis
Sesuai dengan kerangka pemikiran di atas, maka dapat diajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Kecukupan Modal berpengaruh secara siginifikan terhadap Profitabilitas
pada Bank Umum Syariah di Indonesia
2. Penyaluran Pembiayaan berpengaruh secara siginifikan terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia
3. Tingkat Pembiayaan Bermasalah berpengaruh secara siginifikan terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia
4. Kecukupan Modal, Penyaluran Pembiayaan dan Tingkat Pembiayaan
bermasalah terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dilihat dari tujuannya, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian
eksplanatoris (explanatory research). Dikatakan demikian, karena
penelitian ini menghubungkan 3 (tiga) variabel, yaitu Kecukupan Modal
sebagai variabel bebas (independent variable, dengan notasi statistik X1)
dan Penyaluran Pembiayaan sebagai variabel bebas (independent variables,
dengan notasi statistik X2), Penyaluran Pembiayaan sebagai variabel bebas
(independent variables, dengan notasi statistik X2), Tingkat Pembiayaan
Bermasalah sebagai variabel bebas (independent variables, dengan notasi
statistik X3) dan sedangkan Profitabilitas sebagai variabel terikat
(dependent variable, dengan notasi statistik Y).

2. Populasi dan Sampel


Sumber penelitian ini adalah Lingkungan Bank Indonesia dan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) melalui website resmi Bank Indonesia dan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) Populasi dalam penelitian ini meliputi informasi
laporan keuangan Bank Syariah yang terdapat di laporan keuangan yang
diterbitkan oleh OJK dan Bank Indonesia. Akan tetapi, karena terlalu
banyak, banyak penelitian difokuskan pada sampel, yang ukurannya
ditentukan dengan teknik sampel acak (random sampling technique)
dengan menggunakan rumus Slovin:

𝐍
𝐧=
𝟏+𝐍.𝐞𝟐

Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = tingkat pemahaman sampel, dalam hal ini ditetapkan 10 %.
3. Jenis Data
Data penelitian ini adalah:
1. Data tentang Kekuatan menghadapi resiko;
2. Data tentang perbandingan mengukur tingkat pemberian Bank
dan Pihak ke-3;
3. Data tentang besarnya pembiayaan yang tidak terbayar.
Masing-masing data tersebut dioperasionalkan ke dalam subvariabel
dan indikator sebagai berikut:
Variabel Dimensi Indikator Interval
Kecukupan Capital Adequacy Rasio
Modal (X1) Ratio (CAR) adalah
rasio yang
memperlihatkan
seberapa besar
jumlah seluruh
aktiva bank yang
mengandung risiko
(kredit, penyertaan,
surat berharga,
tagihan pada bank
lain) yang ikut
dibiayai dari modal
sendiri di samping
memperoleh dana –
dana dari sumber –
sumber di luar bank
(Almilia dan
Herdiningtyas.2005)
Penyaluran Menurut
Pembiayaan Muhammad
(X2) (2005:86) Financing
to Deposit Ratio
(FDR) adalah
perbandingan
antara pembiayaan
yang diberikan oleh Rasio
bank dengan dana
pihak ketiga yang
berhasil dikerahkan
oleh bank
Tingkat NPF (Non
Pembiayaan Performing
Bermasalah financing) adalah
(X3) suatu keadaan di
mana nasabah
Rasio
sudah tidak
sanggup lagi
membayar sebagian
atau seluruh
kewajibannya
kepada bank seperti
yang telah
diperjanjikan
(Mudrajat &
Suharjonoo, 2002).
Profitabilitas(Y) Return On Assets Rasio
(ROA) menurut
Kasmir
(2016:201) adalah
rasio yang
menunjukan hasil
(return) atas
jumlah aktiva
yang digunakan
dalam
perusahaan.

4. Teknik Pengumpulan Data


Data penelitian dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik:
a. Observasi:
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui
sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan
terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran.5 Menurut Nana
Sudjana observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.6 Teknik observasi
adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-
fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya
tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik
secara langsung
maupun tidak langsung.7 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi metode
observasi diartikan sebagai pengamatan, pencatatan dnga sistematis
fenomena-fenomena yang diselidiki.8 Pengamatan (observasi) adalah
metode pengumpulan data dimana penelitian atau kolaboratornya
mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
penelitian.9 Dari pengertian di atas metode observasi dapat
dimaksudkan suatu cara pengambilan data melalui pengamatan
langsung terhadap situasi atau peristiwa yang ada dilapangan.
Adapun jenis-jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah: a. Observasi non partisipan,artinya: penulis tidak ambil
bagian/ tidak terlihat langsung dalam kegiatan orang-orang yang di
observasi; b. Observasi yang berstruktur, artinya: dalam melakukan
observasi penulis mengacu pada pedoman yaag telah disiapkan
terlebih dahulu oleh penulis.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab
lisan yang berlansung satu arah , artinya pertanyaan datang dari pihak yang
mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.10 Menurut
Hopkins, wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di
dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.11 Wawancara adalah
bentuk komunikasi lansung antara peneliti dan responden.12 Komunikasi
berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka,
sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang
melengkapi kata-kata secara verbal. Teknik wawancara tau interview
merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara
mengadakan wawancara secara langsung dengan informen. Wawancara
(Interview) yaitu melakukan tanya jawab atau mengkonfirmasikan kepada
sample peneliti dengan sistematis (struktur). Wawancara diartikan cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan tanya
jawab secara lisan, sepihak,bertatap muka secara langsung dan dengan
arah tujuan yang telah ditentukan.
5. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner disusun dalam bentuk angket dan disediakan lima opsi
pilihan dengan teknik skala penilaian. Keseluruhan angket di susun
dengan teknik self report, yaitu dengan meminta responden untuk
memberikan penilaian sesuai dengan tanggapan atau kesan mereka.
Alternatif pilihan yang disediakan terdiri atas, Sangat Setuju, Setuju,
Ragu-ragu, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju. Untuk pernyataan
positif, masing-masing pilihan ini diberikan bobot penilaian 5 untuk
pilihan “Sangat Setuju” (SS), 4 untuk pilihan “Setuju” (S), 3 untuk
pilihan “Ragu-ragu” (R), 2 untuk pilihan “Tidak Setuju” (TS), 1 untuk
pilihan “Sangat Tidak Setuju” (STS). Untuk pernyataan negative skor
nilai diterapkan secara terbalik.
Untuk memastikan validitas dan reliabilitasnya, maka dilakukan
pengujian.
a. Uji Validitas
Validitas alat ukur menentukan sejauh mana alat ukur
penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat dalam suatu
penelitian, atau dengan kata lain bahwa validitas merupakan suatu
ukuran yang menunjukan tingkat akurasi suatu alat ukur.
Suatu alat ukur atau skala–pengukuran dikatakan valid jika
skala pengukuran mengukur apa yang dimaksud untuk diukur; atau
alat ukur yang salah atau tidak tepat akan mempunyai validitas yang
rendah, begitu juga sebaliknya. Pengujian validitas alat ukur dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi Product Moment
Pearson Correlation, dengan rumus:
rxy 
n
2 x y 
1 1  x  y 
2 2
1 
2

n x 1
 n
1

y 1  y 1

 x1

Dalam hal ini :


rxy = Koefisien Korelasi antara variable X dengan Y
∑x = Jumlah Skor item
∑y = Jumlah Skor item

x = (x1 - x)
y = (y1 - )

Jika koefisien korelasinya lebih besar daripada 0,30 maka butir


angket dianggap valid; sebaliknya, jika kurang daripada 0,30, maka
dianggap tidak valid.

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu instrumen pengukuran didefinisikan sebagai
suatu kemampuan instrumen guna mengukur secara konsisten
terhadap fenomena yang dirancang untuk diukur. Pentingnya
memiliki reliabilitas instrument pengukuran. Setidaknya untuk dua
alasan : a) Relibilitas merupakan suatu prasyarat bagi validitas
pengujian dan (b) Penelitian menghendaki agar bisa menentukan
pengaruh dan suatu variabel atas variabel lainnya.
Untuk menguji reliabilitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga
korelasi secara keseluruhan dengan mengunakan korelasi Product
Moment. Adapun rumus yang digunakan :

2 2
S12   1

1 
n n

2 
JKS2
S12  K 1
n
2

n
Dalam hal ini:
JKi = Jumlah kuadrat dari seluruh skor item
JKs = Penjumlahan dari hasil kuadrat subjek
n = Jumlah responden

Mencari koefisien reliabilitas dengan menggunakan rumus Alfa


Croanbach;
 k 1   S1 
2

r1    
2
 5  1  S 1 
Dalam hal ini :
r1 = Koefisien korelasi
∑S12 = Jumlah varian item
K = Banyaknya butir pertanyaan
S12 = Varian total

6. Analisis Data
Paradigma penelitian ini adalah:

X1  Y.1

X2  Y.2 Y

X3
 Y.3
 Y.123
Sesuai dengan paradigma tersebut, maka hipotesis yang diuji dalam
penelitian adalah sebagai berikut:

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari


kecukupan modal terhadap profitabilitas
H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari kecukupan
modal terhadap profitabilitas
H0 :  Y.1 = 0
H1 :  Y.1 > 0
2. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
penyaluran pembiayaan terhadap profitabilitas;
H1 : Terdapat pengaruh yang positif dan siginifikan dari
penyaluran pembiayaan terhadap profitabilitas;
H0 :  Y.2 = 0
H1 :  Y.2 > 0
3. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
tingkat pembiayaan bermasalah terhadap profitabilitas;
H1 : Terdapat pengaruh pengaruh yang positif dan signifikan
dari tingkat pembiayaan bermasalah terhadap
profitabilitas;
H0 :  Y.3 = 0
H1 :  Y.3 >0
3. H0 : Tidak terdapat pengaruh pengaruh yang positif dan
signifikan dari kecukupan modal, penyaluran pembiayaan
dan tingkat pembiayaan bermasalah terhadap
profitabilitas;
H1 : Terdapat pengaruh pengaruh yang positif dan signifikan
dari kecukupan modal, penyaluran pembiayaan dan
tingkat pembiayaan bermasalah terhadap profitabilitas;
H0 :  Y.123 = 0
H1 :  Y.123 >0

Semua data hasil penyebaran angket ini diberi skor dan


dianalisis dengan menggunakan uji statistik. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian adalah teknik korelasi dan regresi, yaitu
dengan korelasi sederhana untuk menentukan hubungan masing-
masing variabel X dengan Y, regresi sederhana, untuk menentukan
kontribusi masing-masing variabel X1, X2 secara bersama-sama
terhadap variabel Y dan regresi ganda menentukan kontribusi
variabel X1, X2, secara bersama-sama terhadap variabel Y.
Untuk menggunakan analisis regresi, terdapat beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu: (1) sampel diambil secara
acak,
(2) variabel berhubungan secara linear, dan (3) variabel berdistribusi
normal atau mendekati normal.
Adapun langkah-langkah dalam analisisnya adalah sebagai
berikut :
a. Mengolah skor dari tiga instrument penelitian ke dalam bentuk
penyebaran data yang disajikan dalam bentuk pengelompokan
data yang dapat dihitung dengan rumus:
K = R/C
Dimana :
K = Kategori
R (Range) = Angka maksimum – angka minimum
C (Class) = 1 + 3,3 Log n

Kemudian menghitung rata-rata hitung dengan rumus :


 fX
Xr 
n
Artinya :
Xr = rata-rata hitung
fX = jumlah skor variabel
n = jumlah sample

selanjutnya, menghitung simpangan baku atau standar deviasi


skor masing-masing variabel dengan rumus :

Sd   f x - x
2 r
N1
yang berarti :
Sd = Standar deviasi
Xr = skor rata-rata
N = jumlah responden
fX = jumlah skor variabel

b. Menentukan persamaan regresi sederhana dengan


menggunakan rumus :
Y = a + bX
Dimana :
a = konstanta
b = (beta) elastisitas
X = variabel X

Sedangkan keberartiannya (signifikansi) dihitung dengan rumus F


yang notasinya adalah sebagai berikut :
Sx2
F 
Sy2
dimana :
Sx2= jumlah kuadrat variabel X
Sy = jumlah kuadrat variabel Y

c. Menghitung korelasi sederhana antara variabel yang ada dengan


rumus korelasi sederhana yang notasi rumusnya adalah :
N XY xY
(N( X )  ( X) (N( Y )  ( Y) 
rx,y  2 2 2 2

Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi X dan Y
X2 = Jumlah kuadrat dari skor variabel X
X = Jumlah skor variabel X
Y2 = Jumlah kuadrat dari skor variabel Y
Y = Jumlah skor variabel Y
Dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien korelasi sederhana
dengan rumus:

r n2
t
1  r2
d. Menentukan persamaan regresi ganda, dan uji keberatan regresi
linear ganda melalui rumus ;
Y = a + bX1 + bX2
Dan uji keberatan regresi linear ganda melalui uji F dengan rumus:

Jkreg/(k)
F  Jksisa/(nk  1)

e. Menghitung koefisien korelasi ganda dan uji keberartiannya


dengan rumus :
α1 XIY  X2Y  X3Y
Ry123 
y2
Dan
F R2/k
(1 R2)/(n k  1)
Terakhir adalah menghitung korelasi persial, pengujian keberartian
koefisien korelasi parsial dengan rumus sebagai berikut :
r1.y  (r1.2)  (2.y)
R1y  2 
(1 r21.2)(1 r22.y)

Kebermaknaanya dilakukan dengan uji t seperti yang telah


dipresentasikan pada pembicaraan sebelumnya.
Keterangan
:

1. notasi dan rumusan statistik dikutip dari Penghitungan dapat dilakukan


dengan menggunakan alat bantu computer, antara lain Statistical Package
for Social Sciences (SPSS) for Windows versi 1.6.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan Siamat. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan; Kebijakan Moneter dan
Perbankan Edisi ke 5. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dendawijaya, L. 2009.Mana-jemen Perbankan. Bogor : Ghalia Indonesia.
Dewi, Dhika Rahma. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Syariah Di Indonesia, Skripsi, Universitas Deponegoro, Semarang.
Frederick J. Gravetter, Lori-Ann B. Forzano , Research Methods for the Behavioral
Sciences, (Wadsworth Publishing Company, 1985), A-73-85.
Hariyanto, M. S., & Lestari, P. V. (2016). Pengaruh struktur kepemilikan, IOS, dan
ROE terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and
beverage (Doctoral dissertation, Udayana University).
Hendra Setiawan. 2023. “PENGARUH KECUKUPAN MODAL, PENYALURAN DANA,
DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT.
BANK MUAMALAT INDONESIA” Skripsi, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan Ed rev 2008. Raja Grafindo Press.
Masnaeni , Alim Syariati , Wahidah Abdullah. 2021.“PENGARUH KECUKUPAN
MODAL DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PEMBIAYAAN
MUDHARABAH DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA”, Study of
Scientific and Behavioral Management (SSBM) (dipublikasikan),
Management Department, UIN Alauddin Makassar, Indonesia, Vol.2 No.1,
20-33).
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMPYKPN
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema
Insani, 2001), h. 160.
O.P. Simorangkir, 2004Pengantar Lembaga Keungan Bank dan Non Bank,. Jakarta:
Raja Grafindo.
Prastiyaningtyas, Fitriani. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas
Perbankan (Studi pada Bank Umum Go Public Yang Listed di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2005-2008). Universitas Diponegoro.
Rafelia, T., & Ardiyanto, M. D. (2013). Pengaruh CAR, FDR, NPF, dan BOPO
terhadap ROE bank syariah mandiri periode desember 2008-agustus
2012. Diponegoro Journal of Accounting, 320-328.
Safitri, A. N., Fasa, M. I., & Suharto, S. (2021). Dampak Pandemi Covid-19
terhadap Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah. Economics
and Digital Business.
Setiawan, A. B. (2006). Perbankan Syariah; Challenges dan Opportunity Untuk
Pengembangan di Indonesia. Jurnal Kordinat, 8(1), 1-42.
Sholihah, N., & Sriyana, J. (2014). Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi Biaya
Operasional Tinggi. Prosiding Seminar Nasional, Penelitian Ekonomi,
Bisnis Dan Keuangan: Pemberdayaan Perekonomian Nasional 2014,
January, 1– 21.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

Anda mungkin juga menyukai