Judul
Oleh:
Pertumbuhan jumlah aset bank syariah dari tahun ke tahun terus mengalamI
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan asset dari tahun 2015 s/d
2019. Aset pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 304.00 dari tahun
sebelumnya dan terus meningkat menjadi 538,32 di tahun 2019. Hal serupa juga
terjadi pada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan yang disalurkan
terus mengalami peningkatan dari tahun 2015 s/d 2019. Pada indikator DPK bank
syariah terus mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2015 DPK sebesar 236
mengalami peningkatan sebesar 425 di tahun 2019. Sedangkan pembiayaan yang
disalurkan tercatat sebesar 219 di tahun 2015 dan mengalami peningkatan
sebesar 365 di tahun 2019. Peningkatan ketiga indikator di atas terjadi sangat
signifikan. Hal ini menandakan bahwa perkembangan bank syariah sudah cukup
baik kendati secara asset, DPK dan kredit yang disalurkan masih kalah dengan
perbankan konvensional.
Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pos – pos
yang ada pada laporan keuangan dari laporan posisi keuangan hingga laba rugi.
Rasio permodalan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perbankan
dalam menyediakan dana untuk mengatasi risiko kerugian. Salah satu rasio
dalam permodalan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR).
Dari tingkat aktiva produktif untuk dapat mengetahui rasio tersebut salah
satunya dengan mengetahui rasio Net Performing Financing (NPF), interpretasi
dari Net Performing Financing (NPF) khususnya menilai pembiayaan bermasalah.
Untuk mengukur risiko kegagalan dari pembiayaan, dengan semakin tingganya
rasio Net Performing Financing (NPF) maka perusahaan didapat disimpulkan
tidak sehat.
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas pada perbankan dalam membayar kembali penarikan
dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan
yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga.
Pada tingkat profitabilitas dapat dilihat pada rasio Return On Asset (ROA) dimana
tingkat pengembalian asset dan laba menjadi salah satu indikator untuk
mengetahui rasio tersebut. Dimana semakin tinggi rasio Return On Asset (ROA)
semakin baik tingkat profitabilitas pada perusahaan tersebut.
Untuk tingkat rasio yang ada pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
hasil laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1.3 Rasio BUS dan UUS
Ditopang dengan penyaluran dana (FDR) yang stabil dan fluktuatif sebesar
88.03% di tahun 2015 dan menurun di tahun berikutnya sebesar 85.99% taun
2016. Pada tahun 2017 hingga 2018 meningkat sebesar 79.61% dan 78.53%.
Syariah cukup meningkat dari tahun 2015 hingg 2018 dimana dari masing –
masing tahun dapat dilihat pada tabel 1.3 sebesar 15.02%, 16.63%, 17.91% dan
20.39%. Pada sisi permodalan cukup meningkat selama 4 tahun terakhir pada
Karena berdasarka prinsip syariah dimana hanya mendapatkan dari fee dan profit.
Tingkat rasio ROA pada tahun 2015 sebesar 0.49% yang terus meningkat pada
Dari data diatas dimana adanya tingkat pertumbuhan pada Bank Umum Syariah
hingga tahun 2018. Dan dapat dilihat dari tingkat rasio profitabilitas dari4 tahun
terakhir. Penyaluran dana pada Bank Umum Syariah dan dari tingkat pembiayaan
bermasalah dikatakan sehat.
Masalah tersebut, tentu saja, dipengaruhi oleh banyak faktor. Di Bank
Umum Syariah di indonesia menurut dugaan peneliti, terdapat beberapa faktor
yang sangat menentukan, di antaranya adalah:
1. Faktor Kecukupan modal, karena dalam kenyataannya memperlihatkan
kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut:
Pada penelitian Dhika Rahma Dewi (2010) CapitalAdequacy Ratio (CAR)
tidak berpengaruhsignifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia
2. Faktor penyaluran pembiayaan, karena dalam kenyataannya
memperlihatkan kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut:
Hasil penelitian Rida Rahim (2008) dengan menggunakan uji t- statistik
bahwa pada BSM variabel FDR tidak berpengaruh pada profitabilitas.
3. Faktor Non Performing Financing atau pembiayaan bermasalah atau dalam
bank konvensional biasa disebut dengan Non Performing Loan (NPL) adalah
suatu pembiayaan yang mengalami masalah dalam pengembaliannya bisa
dikarenakan faktor eksternal pihak nasabah maupun internal dari bank itu
sendiri (Siamat, 2005).
4. Faktor Profitabilitas adalah hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dipilih oleh manajemen suatu organisasi dan Bank Syariah
adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah.
Berkenaan dengan latar belakang tersebut, maka dipandang perlu
melakukan penelitian terkait dengan tentang “PENGARUH KECUKUPAN MODAL,
PENYALURAN PEMBIAYAAN, TINGKAT PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP
PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012 – 2022”
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
bahwa masalah penelitian ini sebagai berikut:
“PENGARUH KECUKUPAN MODAL, PENYALURAN PEMBIAYAAN, TINGKAT
PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM
SYARIAH PERIODE 2012 – 2022”
Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut, maka masalah ini dapat
dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian:
1. Seberapa besar pengaruh Kecukupan Modal terhadap Profitabilitas?
2. Seberapa besar pengaruh Penyaluran Pembiayaan terhadap Profitabilitas?
3. Seberapa besar pengaruh Tingkat Pembiayaan bermasalah terhadap
Profitabilitas?
4. Seberapa besar pengaruh Kecukupan Modal, Penyaluran Pembiayaan dan
Tingkat Pembiayaan bermasalah secara simultan terhadap Profitabilitas?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis:
1. Signifikasi pengaruh Kecukupan Modal terhadap Profitabilitas
2. Signifikasi pengaruh Penyaluran Pembiayaan terhadap Profitabilitas
3. Signifikasi pengaruh Tingkat Pembiayaan Bermasalah terhadap Profitabilitas
4. Signifikasi pengaruh Kecukupan Modal, Penyaluran Pembiayaan dan
Tingkat Pembiayaan bermasalah secara simultan terhadap Profitabilitas?
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki beberapa kegunaan, baik secara
akademis maupun praktis:
1. Secara akademis:
a. Penelitian ini memberikan wawasan serta mengetahui indikatorpada rasio
syariah di Indonesia.
2. Secara praktis:
a. Bagi penulis
b. Bank Syariah
Metode analisis
data yang digunakan diantaranya uji asumsi klasik, uji regresi linear
berganda, uji hipotesis penelitian, dan koefisien determinasi dengan
bantuan SPSS 26. Metode pengambilan sampel menggunakan sampling
jenuh, sampel terdiri dari 24 data times series periode 2016-2021
Penelitian ini menyimpulkan bahwa:
1) Variabel Kecukupan Modal (CAR) secara parsial memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada PT Bank Muamalat
Indonesia. hal ini karena adanya peraturan Bank Indonesia tentang CAR
yang menyatakan bahwa CAR pada bank minimal sebesar 8%. Kondisi ini
mengakibatkan bahwa Bank selalu menjaga agar peraturan tentang
Capital Adequacy Ratio (CAR) tersebut selalu dapat dipenuhi. Namun
Bank cenderung menjaga CARnya tidak lebih dari 8% karena ini berarti
idle fund atau bahkan pemborosan, karena sebenarnya modal utama
bank adalah kepercayaan, sedangkan CAR 8% hanya dimaksudkan Bank
Indonesia untuk menyesuaikan kondisi dengan perbankan internasional.
2) Variable Penyaluran Pembiayaan (FDR) secara parsial memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada PT Bank
Muamalat Indonesia. Artinya, semakin baik rasio FDR maka semakin baik
pula rasio profitabilitas (ROA). Dengan kata lain, semakin tinggi
kemampuan bank untuk mengalokasikan dana dalam bentuk
pembiayaan, maka kesempatan bank untuk memperoleh laba/profit
akan semakin besar sehingga berdampak pada rasio profitabilitas bank
yang juga mengalami peningkatan
3) Variable Pembiayaan Bermasalah (NPF) secara parsial memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada PT Bank
Muamalat Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa resiko pembiayaan
berupa Non-Performing Financing (NPF) dapat mengurangi nilai
keuntungan profitabilitas berupa Return on Asset (ROA) pada Bank
Syariah. Tingginya NPF juga mengakibatkan munculnya pencadangan
yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank menjadi
berkurang. Besarnya NPF menjadi salah satu penghambat tersalurnya
pembiayaan perbankan. Peningkatan pembiayaan bermasalah ini
menimbulkan pembentukan cadangan menjadi semakin besar.
4) Variable CAR, FDR, dan NPF secara simultan mempengaruhi variabel
profitabilitas pada PT Bank Muamalat Indonesia. Hal ini berarti bahwa
konstribusi seluruh variabel bebas yaitu CAR, FDR, dan NPF dalam
menjelaskan variabel terikat yakni Pofitabilitas sebesar 81,5%. Sisanya
sebesar 18,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
1
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h. 1
2
Ibid, h.55-57
3
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 160
(2) likuiditas terhadap profitabilitas,
(3) pembiayaan bermasalah terhadap profitabilitas.
Teori yang dipakainya adalah teori Teori Sinyal dan Return Saham Menurut
Ross (1977) menyatakan bahwa Signalling Theory atau teori sinyal adalah
pihak manajemen perusahaan mempunyai informasi lebih baik mengenai
kinerja perusahaannya sehingga manajemen akan terdorong untuk
menyampaikan informasi tersebut kepada pihak eksternal. Teori sinyal
menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan memberikan informasi
kepada pengguna laporan keuangan. Pemberian Informasi tersebut
diharapkan dapat memberikan sinyal positif kepada investor. Menurut
Hariyanto dan Lestari (2015) mengatakan bahwa respon dari setiap
investor berbeda dalam hal menanggapi informasi dari perusahaan.
Respon tersebut dapat berupa respon positif maupun negarif, dimana
dari respon tersebut akan mampu mempengaruhi fluktuasi harga pasar
saham dan berdampak pada return sahamnya.
Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan
terhadap terhadap kecukupan modal bank untuk mengcover risiko saat ini dan
83).
2. Teori tentang Non Performing Financing (NPF) yang analog dengan Non
bank, semakin kecil Non Performing Loan (NPL), maka semakin kecil pula
resiko kredit yang ditanggung pihak bank. NPF (Non Performing financing)
adalah suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak sanggup lagi membayar
sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah
baik, pemilik atau pengurus dan pegawai bank, lemahnya sistem admistrasi dan
Sedangkan untuk faktor eksternal antara lain adalah kegagalan usaha debitor,
tidak sehat oleh debitur dan musibah yang terjadi pada usaha debitur / kegiatan
usahanya.
dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. Rasio FDR
atau yang disebut dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bank
sumber likuditasnya, atau dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit
disalurkan oleh bank berupa kredit. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang
dana pinjaman yang bersumber dari dana pihak ketiga. Maka ketika semakin
tinggi angka rasio pada suatu bank, dapat digambarkan bank tersebut kurang
bersangkutan sangat ekspansif atau agresif. Dalam hal ini dapat diisyaratkan
r3
Tingkat Pembiayaan Bermasalah (X3)
𝐍
𝐧=
𝟏+𝐍.𝐞𝟐
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = tingkat pemahaman sampel, dalam hal ini ditetapkan 10 %.
3. Jenis Data
Data penelitian ini adalah:
1. Data tentang Kekuatan menghadapi resiko;
2. Data tentang perbandingan mengukur tingkat pemberian Bank
dan Pihak ke-3;
3. Data tentang besarnya pembiayaan yang tidak terbayar.
Masing-masing data tersebut dioperasionalkan ke dalam subvariabel
dan indikator sebagai berikut:
Variabel Dimensi Indikator Interval
Kecukupan Capital Adequacy Rasio
Modal (X1) Ratio (CAR) adalah
rasio yang
memperlihatkan
seberapa besar
jumlah seluruh
aktiva bank yang
mengandung risiko
(kredit, penyertaan,
surat berharga,
tagihan pada bank
lain) yang ikut
dibiayai dari modal
sendiri di samping
memperoleh dana –
dana dari sumber –
sumber di luar bank
(Almilia dan
Herdiningtyas.2005)
Penyaluran Menurut
Pembiayaan Muhammad
(X2) (2005:86) Financing
to Deposit Ratio
(FDR) adalah
perbandingan
antara pembiayaan
yang diberikan oleh Rasio
bank dengan dana
pihak ketiga yang
berhasil dikerahkan
oleh bank
Tingkat NPF (Non
Pembiayaan Performing
Bermasalah financing) adalah
(X3) suatu keadaan di
mana nasabah
Rasio
sudah tidak
sanggup lagi
membayar sebagian
atau seluruh
kewajibannya
kepada bank seperti
yang telah
diperjanjikan
(Mudrajat &
Suharjonoo, 2002).
Profitabilitas(Y) Return On Assets Rasio
(ROA) menurut
Kasmir
(2016:201) adalah
rasio yang
menunjukan hasil
(return) atas
jumlah aktiva
yang digunakan
dalam
perusahaan.
n x 1
n
1
y 1 y 1
x1
x = (x1 - x)
y = (y1 - )
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu instrumen pengukuran didefinisikan sebagai
suatu kemampuan instrumen guna mengukur secara konsisten
terhadap fenomena yang dirancang untuk diukur. Pentingnya
memiliki reliabilitas instrument pengukuran. Setidaknya untuk dua
alasan : a) Relibilitas merupakan suatu prasyarat bagi validitas
pengujian dan (b) Penelitian menghendaki agar bisa menentukan
pengaruh dan suatu variabel atas variabel lainnya.
Untuk menguji reliabilitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga
korelasi secara keseluruhan dengan mengunakan korelasi Product
Moment. Adapun rumus yang digunakan :
2 2
S12 1
1
n n
2
JKS2
S12 K 1
n
2
n
Dalam hal ini:
JKi = Jumlah kuadrat dari seluruh skor item
JKs = Penjumlahan dari hasil kuadrat subjek
n = Jumlah responden
r1
2
5 1 S 1
Dalam hal ini :
r1 = Koefisien korelasi
∑S12 = Jumlah varian item
K = Banyaknya butir pertanyaan
S12 = Varian total
6. Analisis Data
Paradigma penelitian ini adalah:
X1 Y.1
X2 Y.2 Y
X3
Y.3
Y.123
Sesuai dengan paradigma tersebut, maka hipotesis yang diuji dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
Sd f x - x
2 r
N1
yang berarti :
Sd = Standar deviasi
Xr = skor rata-rata
N = jumlah responden
fX = jumlah skor variabel
Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi X dan Y
X2 = Jumlah kuadrat dari skor variabel X
X = Jumlah skor variabel X
Y2 = Jumlah kuadrat dari skor variabel Y
Y = Jumlah skor variabel Y
Dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien korelasi sederhana
dengan rumus:
r n2
t
1 r2
d. Menentukan persamaan regresi ganda, dan uji keberatan regresi
linear ganda melalui rumus ;
Y = a + bX1 + bX2
Dan uji keberatan regresi linear ganda melalui uji F dengan rumus:
Jkreg/(k)
F Jksisa/(nk 1)