Anda di halaman 1dari 3

STM-7 SMAP 2012

Sistem Monitoring Berbasis Teknologi RFID untuk Tahanan


Lembaga Pemasyarakatan
Dwyan Zakaria1, Basari1, dan Fitri Yuli Zulkifli1
1
Antenna Propagation and Microwave Research Group
Departemen Teknik Elektro,Fakultas Teknik,Universitas Indonesia
dwyan.zakaria@ui.ac.id, basari@ieee.org, yuli@eng.ui.ac.id

Abstract — Increasing number of prisoners and lack of Teknologi sekarang ini sudah memungkinkan antena
supporting causes minimal supervision of a correctional implan untuk ditanamkan ke dalam tubuh manusia. Sudah
institution for so many cases of prisoners who escaped from
prison inmates. The correct solution is the use of RFID-based banyak aplikasi terkait teknologi antena implan berbasis
implant technology antenna on each prisoner. The use of RFID, salah satunya adalah verichip. Verichip yang sudah
implantable antenna is expected to help correctional officers to ada digunakan untuk mengganti system pembayaran
monitor the location of each prisoner in real time so that the terdahulu yang menggunakan barcode. Di dalam verichip
number of cases of inmates who escaped can be minimized. In terdapat sebuah id-chip yang menyimpan 16 digit angka
addition to the prison-based RFID technology is expected to
suppress crime within the prison itself. unik yang akan aktif jika didekatkan dengan sebuah reader
Keyword — implant, monitoring, RFID dengan menggunakan prinsip inductive coupling dengan
jarak baca terbatas [2].
Abstrak — Bertambahnya jumlah tahanan dan kurangnya Verichip mengawali untuk mengembangkan teknologi
sarana penunjang lembaga pemasyarakatan menyebabkan RFID implan dengan cara mengganti sistem pembayaran
minimnya pengawasan terhadap tahanan sehingga banyak kasus konvensional berbasis teknologi barcode ke sebuah sistem
narapidana yang kabur dari lapas. Solusi yang tepat adalah implan dimana data user tersimpan di dalam tangan
penggunaan teknologi antena implan berbasis RFID pada setiap manusia. Aplikasi lain berupa biomedical dimana antena
tahanan. Penggunaan antena implan diharapkan dapat membantu
petugas pemasyarakatan untuk memonitor lokasi tiap-tiap tahanan berfungsi sebagai alat bantu kesehatan dan alat monitoring
secara real time sehingga jumlah kasus narapidana yang kabur kondisi pasien. Antena implan berbasis RFID untuk
dapat diminimalisir. Selain itu teknologi berbasis RFID pada lapas monitoring saat ini masih terbatas di frekuensi kerja
diharapkan bisa menekan tindak kriminalitas di dalam lapas itu Industrial, Scientific and Medical (ISM) 2.4 GHz [3].
sendiri. Pada penelitian ini penulis ingin mendesain sistem
Kata kunci — implan, monitoring, RFID monitoring terintegrasi dengan menggunakan teknologi
RFID.
I. PENDAHULUAN
Pada tahun 2005, jumlah penghuni lapas di Indonesia II. RFID
mencapai 97.671 orang, lebih besar dari kapasitas hunian Radio Frequency Identification (RFID) merupakan sebuah
yang hanya untuk 68.141 orang [1]. Pertambahan jumlah metode komunikasi dengan menggunakan frekuensi radio
penghuni lapas di Indonesia tidak bisa diikuti oleh untuk melakukan identifikasi terhadap suatu objek. Proses
pertambahan kapasitas hunian. Hal ini menjadi prioritas komunikasi pada sistem RFID dilakukan oleh 2 devais
utama Direktorat Jendral Pemasyarakatan Kementrian berbeda yaitu tag (transponder) dan RFID reader.
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Tidak Saat tag berada dalam wilayah transmisi reader, maka tag
sebandingnya jumlah tahanan dengan jumlah pengawas akan mengirimkan informasi kepada reader sehingga reader
pemasyarakatan menyebabkan timbulnya berbagai macam dapat melakukan identifikasi terhadap tag tersebut.
tindak kriminalitas di dalam lapas itu sendiri. Semakin Informasi yang terdapat pada tag biasanya berupa serial
maraknya tahanan yang kabur dari lapas membuat penulis number yang unik dan tersimpan secara elektronik pada tag.
mencoba mencari solusi yaitu dengan membuat sebuah Transfer data terjadi setiap saat dan terbaharui sehingga
sistem teknologi berbasis RFID dengan antena yang proses pemantauan tahanan dapat dilakukan secara real-
diimplan di dalam tubuh tahanan. time. Untuk melakukan pemantauan perlu dilakukan
Teknologi RFID terdahulu biasanya menggunakan clusterisasi reader secara menyeluruh sehingga bisa
frekuensi rendah untuk aplikasi RFID yang digunakan diluar mencakup seluruh area lapas. Kondisi tahanan yang selalu
tubuh maupun didalam tubuh. Meskipun sinyal tidak berpindah tempat akan tetap teridentifikasi dengan
mengalami atenuasi (redaman) yang cukup berarti akibat melakukan
dari tubuh manusia, namun sistem yang ada dibatasi Proses ini dilakukan secara nirkabel dan mempunyai jarak
baca yang cukup jauh. Proses komunikasi antara tag dan
olehjarak yang pendek, dan kecepatan pengiriman data (data
reader haruslah berada pada Line of Sight (LOS), oleh
rate) yang sangat lambat. Aplikasi ini diimplementasikan
karena itu instalasi reader harus berada di tempat yang
pada hewan ternak untuk mempermudah dalam proses
tinggi agar mempunyai LOS yang baik.
identifikasi.

152
STM-7 SMAP 2012

Pemasangan tag RFID dengan metode implan cocok Teknologi ZigBee yang memakai konfigurasi master dan
diimplementasikan terhadap tahanan agar tag tidak mudah slave memudahkan kita untuk menggunakan topologi yang
hilang atau rusak. sesuai dengan kebutuhan. Padas sistem ini menggunakan
Proses monitoring tahanan dapat dilihat pada Gambar topologi bintang dimana pada base reader slave
berikut menggunakan alat ZB-2551 dan pada base reader sentral
menggunakan alat ZB-2550 sebagai master dan dapat
dikombinasikan dengan alat ZB-2510 yang berfungsi
sebagai repeater untuk memperkuat sinyal.
Transfer data dari sentral base reader ke ruang pengawas
lapas harus menggunakan jalur fixed line. Fiber optik dapat
digunakan sebagai media transmisi karena proses transfer
data memerlukan kecepatan tinggi dengan kapasitas data
yang besar. Pada ruang pengawas inilah dilakukan
monitoring tahanan dari data sehari - hari yang telah
diterima dan diolah.
Data harian ini tidak langsung tersambung dengan Mabes
POLRI dan Dirjen PAS Kemenkumham. Data akan
dilanjutkan apabila tag RFID tidak dapat teridentifikasi oleh
base reader dikarenakan kerusakan alat atau tahanan
Gambar 1 Sistem monitoring dengan teknologi RFID
melarikan diri dari lapas. Apabila terjadi pelanggaran
tersebut maka langkah penanggulangan dapat dilakukan
II. PERANCANGAN SISTEM dengan cepat oleh Mabes POLRI dan Dirjen PAS
Kemenkumham.
Diperlukan sebuah sistem real-time dan terintegrasi untuk
Untuk sistem komunikasi antara ruang pengawas lapas
transfer data dari tag RFID yang diimplan dengan base
dengan Mabes POLRI dan Dirjen PAS Kemenkumham
reader yang terpasang pada lapas. Real time berarti transfer
dapat menggunakan teknologi cloud system berbasis
data terjadi setiap waktu dan terbaharui, terintegrasi berarti
TCP/IP. Penggunaan teknologi berbasis TCP/IP sangat
sistem monitoring terhubung langsung dengan Mabes
cocok diimplementasikan dikarenakan penyebaran lokasi
POLRI dan Dirjen PAS Kemenkumham RI. Sehingga bila
lapas yang jaraknya bervariasi sehingga biaya pemasangan
ada tahanan yang melarikan diri maka pelaporan kejadian
sistem sangatlah murah.
tidak terhambat pada satu lembaga saja dan penanganan
terhadap kejadian tersebut bisa lebih cepat.
Sistem ini bisa diimplementasikan sebagai sistem basis
data para tahanan yang dapat memudahkan proses
pencatatan kegiatan tahanan sehari-hari.
Proses kerja sistem ini menggunakan teknologi wireless
ZigBee pada transfer data antara tag RFID dengan base
reader. Hal ini dikarenakan keuntungan teknologi ZigBee
bisa melakukan multihop ad-hoc yang tiap-tiap base reader
berfungsi sebagai node dan tiap node terhubung ke sentral
data, dimana teknologi zigbee mampu mengakses hingga
65000 node secara bersamaan. Berikut gambaran sistem
monitoring menggunakan teknologi ZigBee.

Gambar 2 Sistem Monitoring

III. PERHITUNGAN LINK BUDGET


Link budget merupakan sebuah cara hitung parameter-
parameter di dalam sebuah sistem komunikasi sehingga
kelayakan sebuah sistem dapat diperkirakan dan dirancang
menurut angka-angka numerik yang dihasilkan. Biasanya
parameter-parameter tersebut berupa gain dan loss/redaman
yang ada di sistem tersebut.
Dalam penelitian ini kami menghitung link budget untuk
menilai kemungkinan transmisi sinyal, dari pengirim (Tx)
ke penerima (Rx) melalui media transmisi udara. Pada
Gambar 2 Topologi ZigBee
perhitungan ini sinyal dikirim dari pengirim yang melalui

153
STM-7 SMAP 2012

antena RFID implan dan diterima oleh sebuah reader Boltzmann Constant 1.38E-23
(direpresentasikan sebagai antena dipole biasa) yang Noise Power Density N0 [dB/Hz] -200
dipasang pada jarak tertentu di dalam lingkungan line of Kualitas Sinyal
sight (LOS). Parameter - parameter antena yang dihitung Bit Rate Br [Mbps] 0.5
dapat dilihat pada persamaan dibawah ini. Bit Error Rate (BER) 1.00E-05
Eb/N0 (PSK) 9.6
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝐶𝐶𝐶𝐶 ⁄𝑁𝑁𝑁𝑁0 = 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑡𝑡𝑡𝑡 − 𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 + 𝐺𝐺𝐺𝐺𝑇𝑇𝑇𝑇 − 𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇𝑇𝑇 − 𝐿𝐿𝐿𝐿𝑎𝑎𝑎𝑎 + 𝐺𝐺𝐺𝐺𝑅𝑅𝑅𝑅 − 𝐿𝐿𝐿𝐿𝑅𝑅𝑅𝑅𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 − Coding Gain Gc [dB] 0
𝑁𝑁𝑁𝑁0 [𝑇𝑇𝑇𝑇𝑑𝑑𝑑𝑑/𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻] (1) Deterioration Gd [dB] 2.5
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑇𝑇𝑇𝑇𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝐿𝐿𝐿𝐿𝑅𝑅𝑅𝑅𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐶𝐶𝐶𝐶 ⁄𝑁𝑁𝑁𝑁0 = 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑏𝑏𝑏𝑏 ⁄𝑁𝑁𝑁𝑁0 + 10𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙10 (𝑑𝑑𝑑𝑑𝑅𝑅𝑅𝑅 ) − 𝐺𝐺𝐺𝐺𝑐𝑐𝑐𝑐 + 𝐺𝐺𝐺𝐺𝑇𝑇𝑇𝑇 [𝑇𝑇𝑇𝑇𝑑𝑑𝑑𝑑/ 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻] (2) Uplink C/N0 [dBHz] 77.75
𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇𝑇𝑇 = 10𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙10 (4𝜋𝜋𝜋𝜋𝑇𝑇𝑇𝑇 2 ⁄𝜆𝜆𝜆𝜆) [𝑇𝑇𝑇𝑇𝑑𝑑𝑑𝑑] (3) Required C/N0 [dBHz] 69.09
𝑁𝑁𝑁𝑁0 = 10𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙10 (𝐿𝐿𝐿𝐿) + 10𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙10 (𝑇𝑇𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿 ) [𝑇𝑇𝑇𝑇𝑑𝑑𝑑𝑑] (4) Margin [dB] 8.66
𝑇𝑇𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿 = 𝑇𝑇𝑇𝑇0 (𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 − 1) [𝐾𝐾𝐾𝐾] (5) Tabel 3 Link budget

Pada sistem monitoring tahanan digunakan frekuensi


IV. KESIMPULAN
kerja RFID untuk Indonesia yaitu 923-925 MHz. Tabel 3
menunjukkan perhitungan link budget. Monitoring tahanan lapas dengan menggunakan teknologi
berbasis RFID merupakan solusi yang sangat menjanjikan
Pengirim (Tx) bagi permasalahan yang ada saat ini. Sistem ini dapat
Frekuensi f [MHz] (input) 924 diaplikasikan diseluruh Indonesia sehingga sistem basis data
Transmission power Pt [W] 2.50E-05 lembaga permasyarakatan akan terintegrasi dengan baik.
Transmission power Pt [dBW] -46.02
Implant antenna gain Gt [dBi] -20.6
Transmission EIRP [dBW] -66.62
DAFTAR ACUAN
Propagasi Sinyal
Jarak antara pengirim dan
20 [1] http://www.ditjenpas.go.id/pas2/ 15 Juni 2012
penerima d [m]
Free space Loss Lf [dB] 57.78 [2] Jieying Wu, Jianxiong Li, Xusheng Cui “Circular Loop
Antenna for UHF RFID Tags with Inductively Coupled
Air propagation La [dB] 0
Structure,” Int Conference on Control Automation and
Total Lt [dB] 57.78 Systems Engineering (CASE), 2011
Penerima (Rx) [3] Hayato Mizuno, Koichi Ito, Masaharu Takahashi, and
Dipole antena Gr [dBi] 2.15 Kazuyuki Saito, “A Helical Folded Dipole Antenna for
Ambient temperature T0 [K] 290 Implantable Communication Devices,” Thesis of Graduate
School of Engineering, Chiba University, Japan
Receiver Noise Figure 3.5

154

Anda mungkin juga menyukai