Anda di halaman 1dari 8

Tugas Akhir - 2013

PERENCANAAN DIGITAL RADIO TRUNKING STANDARD TETRA DI WILAYAH


JAKARTA-BANDUNG

Abdul Ghony Fattah Ifur¹, Heroe Wijanto², Nachwan Mufti³

¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Abstrak
TETRA (Terrestrial Trunking Radio) adalah standar digital radio trunking yang diterbitkan oleh
ETSI (Eropean Telecomunication Standard Institute). TETRA sangat cocok digunakan oleh
instansi yang memiliki kebutuhan telekomunikasi khusus, seperti TNI, polisi, perusahaan
transportasi, perusahaan keamanan dan lain sebagainya. Mengingat banyaknya kandidat
pelanggan TETRA khususnya di daerah Jakarta-Bandung maka perlu dibuat perencanaan jaringan
TETRA sebelum diimplementasikan di lapangan.

Metode planning TETRA yang digunakan pada Tugas Akhir kali ini adalah Radio Network
Planning, Capasity Planning, serta Frequency Planning yang disimulasikan pada software Atoll
2.8.1. Untuk menentukan jari-jari cell menggunakan rumus Okummura-Hatta sedangkan untuk
menentukan jumlah kanal yang dibutuhkan untuk menampung permintaan trafik menggunakan
tabel erlang B.

Hasil perencanaan dibutuhkan 56 site untuk mengcover daerah Jakarta- Bandung dengan rincian
9 buah site dengan 23 sel di Kota Bandung, 15 site dengan 30 sel pada Jalan Tol Cipularang dan
34 site dengan 98 sel untuk Kota Jakarta. Pada hasil simulasi didapatkan untuk daerah Bandung,
75% daerah tercover dengan signal level diatas -90 dBm, 73,43% daerah tercover dengan BER
dibawah 0,03 dan 98% daerah tercover dengan C/I diatas 16 dB. Untuk daerah Jakarta 81% daerah
tercover dengan signal level diatas -90 dBm, 61,8% daerah tercover dengan BER dibawah 0,03
dan 98% wilayahnya tercover dengan C/I diatas 16 dB. Untuk daerah Cipularang, 51% daerah
tercover dengan signal level lebih dari -90 dBm, 40,3 % daerah di Jalan Tol Cipularang tercover
BER dibawah 0,03 dan 78 % daerah tercover dengan C/I diatas 16 dB.

Kata Kunci : : TETRA, Radio Network Planning, Capacity Planning, Frequency

Abstract
TETRA (Terrestrial Trunking Radio) is digital radio standard issued by ETSI (European
Telecommunication Standard Institute). TETRA is perfect to be used for special
telecommunication needs such as TNI, police, transportation, security guard, etc. Considering
that many TETRA customers especially Jakarta and Bandung, so it is good to create TETRA
planning before being implemented practically

TETRA planning methods used in this final project is radio network planning, capacity planning,
and frequency planning simulated by Atoll Software 2.8.1. To determine radius of cell will be used
Okumura-Hatta formula and to determine the number of channels to acomodate traffict demand
will be used erlang B table.

The result shows that it is needed 56 sites for covering Jakarta and Bandung in detail such as 9
sites with 23 cells in Bandung, 15 sites with 30 cells at Cipularang Highway, 34 sites with 98 cells
for Jakarta. The result of simulation shows that for Bandung, 75% of area covered by signal level
above -90 dBm, 73.43% of area covered by BER under 0.03 and 98% of area covered by C/I above
16 dB. For Jakarta, 81% of area covered by single level above -90 dBm, 61.8% of area covered by
BER below 0.03, and 98% of area covered by C/I above 16 dB. For Cipularang, 51% of area covered
by single level above -90 dBm, 40.3% of area covered by BER below 0.03, and 78% of area covered
by C/I above 16 dB.

Keywords : TETRA, Radio Network Planning, Capacity Planning, Frequency

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2013

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini bisnis transportasi di Indonesia semakin berkembang, hal ini
ditunjukkan dengan bertambanya armada transportasi dari tahun ke tahun.
Terlebih pada daerah Jakarta-Bandung, jumlah armada transportasi saat ini
mencapai 50.000 unit armada mulai dari bus AKDP, bus AKAP, bus Transjakarta,
taksi, trevel dan angkutan kota [5], [12], [19]
Peningkatan kualitas pelayanan sarana transportasi umum saat ini sedang
ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah
dengan cara pengkoordinasian yang baik antar armada. Untuk mengkoordinasikan
antar armada, sebuah perusahaan transportasi memerlukan suatu alat
telekomunikasi yang canggih. TETRA adalah jawaban dari permasalahan diatas.
Dengan TETRA perusahaan transportasi dapat mengkoordinasikan armada yang
ada dilapangan dengan cepat dan mudah. Selain itu antar armada pun dapat saling
berkomunikasi satu sama lain.
TETRA memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh teknologi
telekomunikasi selular pada umumunya. TETRA memiliki fitur DMO (Direct
Mode Operation), broadcast call serta waktu signaling yang sangat cepat. Selain
keunggulan, TETRA juga memiliki kekurangan yaitu kapasitas jaringan yang
kecil jika dibanding dengan jaringan selular pada umumnya dan data rate yang
lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa TETRA tepat digunakan oleh
perusahaan transportasi untuk mengkoordinasikan armada mereka.
Sebelum mengimplementasi jaringan TETRA, sebaiknya dilakukan
perencanaan terlebih dahulu agar plotting dan konfigurasi site tepat sehingga
kualitas jaringan TETRA baik. Karena alasan tersebut penulis tertarik untuk
membuat Tugas Akhir yang berjudul Perencanaan Digital Radio Trunking Standar
TETRA di Wilayah Jakarta-Bandung.

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Tugas Akhir - 2013
2
BAB 1 PENDAHULUAN

1.2. Batasan Masalah


Batasan masalah pada Tugas Akhir ini:
a. tidak membahas masalah financial atau kebutuhan modal melainkan hanya
analisis bill of quantity;
b. daerah yang menjadi studi kasus adalah Kota Jakarta dan Bandung, serta Jalan
Tol Cipularang;
c. Kandidat pelanggan hanya armada transportasi umum.
d. tidak membahas perencanaan sentral, jaringan transmisi dari sentral ke base
station, dan jaringan sentral ke sentral;
e. tidak membahas interkoneksi dengan teknologi lain seperti PSTN, PLMN,
internet serta interkoneksi ke jaringan TETRA yang lain.

1.3. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada Tugas Akhir ini:
a. analisis kebutuhan komponen jaringan TETRA pada kasus perusahaan
transportasi berdasarkan pertimbangan cakupan, kapasitas, dan kualitas untuk
wilayah rute dari Bandung hingga Jakarta;
b. metode planning yang digunakan yaitu planning capacity dan planning radio
coverage;
c. plotting base stasion pada peta serta mensimulasikan pada software Atoll.

1.4. Tujuan
Berikut ini tujuan dari pengerjaan Tugas Akhir:
a. mengetahui konsep teknologi TETRA;
b. mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan TETRA di lapangan;
c. memberikan solusi kepada perusahaan transportasi untuk mengkoordinasikan
armadanya.

1.5. Manfaat
Dari hasil pengerjaan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan penulis yaitu:

Perencanaan Digital Radio Trunking Standar TETRA di Wilayah Jakarta-Bandung

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Tugas Akhir - 2013
3
BAB 1 PENDAHULUAN

a. sebagai bahan pertimbangan Operator TETRA apabila hendak


mengimplementasikan jaringan TETRA;
b. sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam pembuatan regulasi mengenai
radio trunking digital;
c. sebagai salah satu sumber rujukan bagi pembaca mengenai perencanaan
TETRA.

1.6. Metodologi
Tugas Akhir ini disusun dengan metodologi:
a. Studi Pustaka
Penulis mencari referensi mengenai radio trunking dan perencanaan jaringan
radio melalui buku, jurnal ilmiah, manual book perangkat, serta website di
internet.
b. Analisis Data
Dari studi pustaka, penulis menganalisa materi serta data-data yang sesuai
dengan permasalahan yang ada. Kemudian data tersebut disajikan pada Tugas
Akhir ini dalam bentuk deskripsi data maupun uraian yang disertakan gambar.
c. Simulasi
Setelah menganalisis data, kemudian beberapa parameter yang di dapatkan di
simulasikan pada sebuah software yang bernama Atoll untuk dilihat hasilnya.
Apakah hasil sudah sesuai dengan yang di inginkan atau belum
d. Diskusi
Penulis melakukan diskusi dalam forum ilmiah serta melakukan diskusi
kepada orang yang ahli dalam hal ini untuk mendapatkan hasil yang akurat
dan sesuai dengan kenyataan.

Perencanaan Digital Radio Trunking Standar TETRA di Wilayah Jakarta-Bandung

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2013

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Hasil perencanaan dibutuhkan 56 site untuk mengcover daerah Jakarta-


Bandung dengan rincian 9 buah site dengan 23 sel di Kota Bandung, 15 site
dengan 30 sel pada Jalan Tol Cipularang dan 34 site dengan 98 sel untuk
Kota Jakarta. Pada hasil simulasi didapatkan untuk daerah Bandung, 75%
daerah tercover dengan signal level diatas -90 dBm, 73,43% daerah tercover
dengan BER dibawah 0,03 dan 98% daerah tercover dengan C/I diatas 16 dB.
Untuk daerah Jakarta 81% daerah tercover dengan signal level diatas -90
dBm, 61,8% daerah tercover dengan BER dibawah 0,03 dan 98% wilayahnya
tercover dengan C/I diatas 16 dB. Untuk daerah Cipularang, 51% daerah
tercover dengan signal level lebih dari -90 dBm, 40,3 % daerah di Jalan Tol
Cipularang tercover BER dibawah 0,03 dan 78 % daerah tercover dengan C/I
diatas 16 dB.
2. Untuk meningkatkan kualitas layanan di daerah cipularang dibutuhkan
setidaknya 5 buah site tambahan agar kualitasnya sama dengan daerah
Bandung dan Jakarta. Karena di Jalan Tol Cipularang pada Km 110 – Km 70
memiliki kontur bumi yang berbukit-bukit. Sehingga jarak antar site harus
berdekatan.
3. Secara teknis, rencana kebijakan pengkanalan frekuensi berdasarkan blok-blok
sudah tepat. Karena setelah disimulasikan dapat menghsilkan C/I diatas
standar yang telah ditetapkan yaitu 16 dB. Sehingga kebijakan tersebut layak
untuk diterbitkan.
4. Untuk menentukan jumlah site yang dibutuhkan untuk mengcover suatu
daerah tidak bisa hanya dengan menggunakan perhitungan power link budget
dan perhitungan dengan rumus propagasi. Untuk menentukan jumlah site yang
dibutuhkan tergantung pada kondisi suatu daerah. Kaerna tiap daerah memiliki
karakteristik yang unik.

55

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Tugas Akhir - 2013
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 56

5.2. Saran
1. Peta raster sangat dibutuhkan dalam proses perencanaan TETRA pada
khususnya dan perencanaan radio pada umumnya, karena peta raster
menggambarkan kondisi wilayah yang sebenarnya. Semakin detail peta raster,
semakin presisi pula hasil perencanaannya.
2. Dibutuhkan peta raster yang lebih detail untuk planning daerah Jakarta dan
Bandung. Sebab di Jakarta dan Bandung terdapat banyak gedung tinggi yang
sangat berpengaruh dalam pola pancar tiap site.
3. Tugas Akhir ini perlu adanya penyempurnaan, dalam hal perencanaan sentral
dan perencanaan jaringan transmisi dari base station ke sentral, serta
interkoneksi dengan jaringan telekomunikasi lainnya seperti PSTN dan
PLMN. Untuk menghubungkan dari base station ke sentral dapat
menggunakan teknologi berbasis PCM atau Ethernet

Perencanaan Digital Radio Trunking Standar TETRA di Wilayah Jakarta-Bandung

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2013

DAFTAR PUSTAKA

[1] Guruh. 2012. “16.460 Bus Reyot, Operasi di Jakarta”. Pos Kota (Kamis, 6
Desember 2012).

[2] Antenna and Filter Kathrein for Mobile Communication 700 – 3800MHz.
Kathrein, Germany.

[3] Application Note Testing the Radio Performance of TETRA Terminals and
Base Stations. Aeroflek.

[4] Dinas Kota Bandung. 2010. Bandung Dalam Angka. Bandung.

[5] Raharjo, Teguh. 2012. “Cara Bandung Memanjakan Wisatawan”. [Online].


Tersedia http://koran-jakarta.com [Diakses Senin, 16 Januari 2012].

[6] Digital Trunked Land Mobile in the 800 MHz Band An Engineering
Discussion Paper. Ministri of Economic Department Ohanga, 2007.

[7] Digital Land Mobile Services in the 800 MHz TS Band Engineering
guidelines for licensing of TETRA, APCO and analogue land mobile trunked
radio systems. Ministri of Economic Department Ohanga, 2008.

[8] ETSI TR 102 021-8 V1.1.1 (2003-09). Terrestrial Trunked Radio


(TETRA);User Requirement Specification TETRA Release 2;Technical
Report Part 8: Air - Ground - Air services, ETSI, 2003

[9] ETS 300 393-1, Radio Equipment and Systems (RES); Trans-European
Trunked Radio (TETRA); Packet Data Optimized (PDO); Part 1: General
network design, ETSI, 1996

[10] ETSI TS 100 392-2 V3.5.1

[11] Improving The safety And Effectiveness Of TETRA radio Users through
Increased radio Sensitivity And power. Motorola Whitepaper, May 2012.

57

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Tugas Akhir - 2013

[12] Dinas Provinsi DKI Jakarta. 2008. Jakarta Dalam Angka. Jakarta.

[13] Anonim. 2012. “Jokowi: Idealnya Bus Transjakarta 1000 armada”. [Online].
Tersedia http://TribunNews.com [Diakses Jumat, 22 Juni 2012]

[14] Kebijakan Spektrum Frekuensi Radio Nasional, direktorat spektrum frekuensi


radio dan orbit satelit Direktorat jenderal pos dan telekomunikasi
Departemen komunikasi dan informatika, 2008

[15] Kepala Perum Damri Drs. Sadiyo, “TMB Bisa Jadi Etalase Kota Bandung”
DAMRI Lebih Berpengalaman, Infobandung.com, 11 juni 2012

[16] Sharp, Ducan S Analysis of Public Safety Traffic on Trunked Land Mobile
Radio System, In IEEE, Nov 2004.

[17] Mattina, Masimiliano.TETRA Network Planning,

[18] Mishra, Ajay R, Advance Cellular Network Planning And Optimisation, Jhon
Willey & Son, 2007, USA

[19] MTS4, Specification sheet, Motorola

[20] Penambahan Armada Cititrans Bakal Disesuaikan Dengan Perizinan, Bisnis


Trevel, Mei 2010

[21] Rapaport, Theodore, Wireless Communication System, Jhon Willey & Son,
1997, USA

[22] Stavrouklasis P. Terestrial Trunked Radio – TETRA. Springer Berlin


Heidelberg, New York, 2007

[23] Rohde & Schwartz. TETRA Terrestrial Trunked Radio for Professional
Cellular Systems.

58

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai