Anda di halaman 1dari 6

PERHITUNGAN KAPASITAS BANDWIDTH VSAT TDMA MESH TOPOLOGI

JARINGAN KOMUNIKASI UNTUK NAVIGASI UDARA

Rahmat Nursiaga
Magister Teknik Elekto Universitas Mercu Buana Jakarta

Email : agaa2304@gmail.com

Dosen : Dr. Ir. Iwan Krisnadi, MBA

I. ABSTRAK faktor delay time yang kecil menjadi sangat


Sistem komunikasi satelit merupakan alternatif dipertimbangkan. Untuk persyaratan tersebut Very
teknologi komunikasi yang dapat diterapkan di Small Amperture Terminal Time Division Multiple
wilayah kepulauan dimana jaringan komunikasi Access ( VSAT TDMA ) menjadi alternatif pilihan.
teresterial masih sulit diimplemantasikan. Wilayah VSAT TDMA biasanya menggunakan topologi star
kepulauan yang luas dan kemudahan Instalasi dan Hub Station untuk melewatkan traffic. Jika
menjadikan sistem komunikasi satelit sangat cocok remote site ditiap-tiap lokasi saling berhubungan
untuk Indonesia. memerlukan double hop untuk jalur komunikasinya
tentu delay time akan semakin besar.
Penerapan sistem komunikasi satelit dapat
digunakan sebagai jaringan komunikasi navigasi Keunggulan dari VSAT TDMA dibandingkan dengan
udara dimana masing – masing Air Trafic Control FDMA adalah penghematan penggunaan lebar pita
( ATC ) dapat saling berkomunikasi. Sistem Radar ( Bandwidth ) transponder karena satu band
diwilayah lain dapat dipantau di lokasi ATC lainnya frekuensi dapat digunakan secara bersama oleh
ataupun percakapan kabin pesawat dengan ATC beberapa remote site berdasarkan time slot. Agar
dapat dilakukan dilokasi wilayah yang berbeda. delay time kecil maka VSAT TDMA perlu diubah
topologinya menjadi mesh. Ini menjadikan VSAT
SISTEM JARINGAN KOMUNIKASI
ANTAR ATC VIA VSAT
TDMA menjadi effisien dari segi bandwidth
transponder dan delay time. Untuk itu perlu
dihitung kebutuhan bandwidth transponder yang
diperlukan.

RADAR II. PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Komunikasi untuk navigasi udara seperti
ATC
MEDAN
radar,Video link, Air Traffic Control ( ATC) dengan
VSAT
kabin pesawat membutuhkan komunikasi yang
online, real time dan membutuhkan delay yang
RADAR
kecil. Dengan kondisi geografis Indonesia yang
VSAT ATC
JAKARTA berbentuk kepulauan komunikasi berbasis satelit
Percakapan ATC – Kabin Pesawat merupakan solusi untuk mengatasi kebutuhan
Sinyal Radar
komunikasi.
Gambar 1
Salah satu sistem komunikasi satelit yang telah
Data Traffic yang tidak terlalu besar tetapi banyak digunakan adalah jaringan Very Small
membutuhkan aplikasi online dan real time maka Aperture Terminal. VSAT dapat menggunakan Time
Division Multiple Access (TDMA ), suatu teknologi 3.1. Sistem Komunikasi satelit
memanfaatkan Bandwidth ( lebar pita ) Sistem komunikasi satelite prinsipnya sama dengan
transponder secara bersama berdasarkan time slot sistem komunikasi teresterial untuk jalur frekuensi
( alokasi waktu ) . yang sangat tinggi yaitu menggunakan Line of sight
( LOS ) dalam lintasan propagasinya. Perbedaannya
Umumnya topologi pada sistem TDMA adalah penempatan repeater yang tidak di tanah
menggunakan Star ( bintang ) dimana Hub Station melainkan di ruang angkasa dalam bentuk satelite,
sebagai pusat yang mengatur alur komunikasi. jadi satelit adalah suatu repeater.
Semua remote site ( lokasi VSAT yang berada jauh
dari Hub Station ) agar saling berkomunikasi harus Sistem komunikasi satelit dibagi atas dua bagian
melewati Hub station terlebih dahulu,dengan ruas angkasa ( space segmen ) dimana orbit satelit
demikian menambah delay time ( waktu tunda ). berada dan seluruh permukaan bumi ( ground
segment ) dimana stasiun bumi berada.Satelit
Delay time Faktor terpenting dalam sistem geostasioner mengorbit mengikuti kecepatan
komunikasi semakin cepat akan semakin baik rotasi bumi sehinga akan tampak dipermukaan
terutama untuk aplikasi yang memerlukan real bumi seolah – oleh diam pada ketinggian 36.000
time (tenggang waktu yang ditimbulkan karena km, sehingga waktu tampak satelit terhadap satu
pengambilan data ) seperti pada radar dan aplikasi titik di stasiun bumi berlangsung selama 24 jam
voice ( suara ). Pada aplikasi suara delay time akan secara terus menerus.
sangat dirasakan dan kurang memberikan
kenyamanan karena dirasakan langsung oleh 3.2. Transponder
manusia. Untuk mengatasi delay time pada sistem Satelit adalah sumber daya terbatas, sehingga
VSAT TDMA maka diperlukan mekanisme agar penggunaannya harus dibuat seoptimal mungkin.
remote site dapat saling terhubung secara Frekuensi pada komunikasi satelit disusun dalam
langsung tanpa melalui Hub Station terlebih bentuk kanal-kanal yang disebut dengan
dahulu. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan transponder. Satu satelit bisa memiliki banyak
transponder, tergantung dari design dan tujuan
topologi Mesh ( jaring ). Untuk kebutuhan topologi
penggunaannya. Sebagai contoh misalnya Satelit
tersebut perlu diperhitungkan kebutuhan
Palapa-D memiliki 40 transponder yang terdiri dari
bandwidth yang akan digunakan. 24 transponder C-band, 11 transponder Ku-band
dan 5 transponder Extended C-band. Jumlah
2.2 Rumusan masalah transponder sebanyak ini dimaksudkan untuk
Berapa kebutuhan lebar pita ( Bandwidth ) mengantisipasi kebutuhan pelanggan yang semakin
transponder untuk keperluan layanan jaringan meningkat.
komunikasi navigasi udara menggunakan VSAT
TDMA Topologi Mesh.

2.3. Batasan Masalah


Pembahasan hanya menghitung kebutuhan
Bandwidth Topologi VSAT TDMA menggunakan HX
Mesh.
1.4. Metodologi
Penelitian kali ini dilakukan menggunakan metode
study literatur dan perhitungan dengan
menggunakan Link Budget.

III. LANDASAN TEORI Gambar 2 Transponder Frequency Plan


Faktor terpenting dalam penggunaan transponder Secara umum Hub Station mempunyai komponen
satelit adalah lebar pita ( bandwidth ) dan besarnya perangkat keras sbagai berikut :
EIRP ( Effective Isotropic Radiated Power )yang 1. Outdoor system terdiri dari penampang
digunakan, beberapa parameter yang piringan pemantul ( reflector ), SSPA
mempengaruhiadalah jenis modulasi, FEC rate dan system, Low Noise Amplifie ( LNA ),
coding. Tujuan utamanya adalah untuk Automatic Pointing system.
mendapatkan nilai Eb/No tertentu terhadap BER
2. Indoor System terdiri dari : Inter facility
yang diharapkan.
LinkUp/Down Converter, Modem,
EIRPSblinier (dBW) = SFD + 10 log (4PAD - IBOtotal
EIRPsatlinier (dBW) = EIRPsatjenuh - OBOtotal Baseband equipment.
3. Network Management System ( NMS ).
SFD = Saturated Fluks Density 4. Teresterial Back haul.
IBO = Input Back off 5. Sarana penunjang ( Power system, UPS,
OBO= Output Back off Battery, Air Conditioner, Humadity control.

Lebar Bandwidth didapatkan melalui rumus : 3.4. Remote Site


Symbol Rate = Remote Site adalah perangkat yang terpasang
dilokasi pelanggan yang terdiri dari :
Bwocc = Symbol Rate x 1. Outdoor Unit ( IDU ) meliputi reflector,
Bwocc : Bandwidth terpakai ( Hz ) Block Up Converter ( BUC ), Low Noise Block
IR : Information bit rate ( bit/s ) ( LNB ).
m : bit/symbol 2. Indoor Unit ( IDU ) meliputi modem
FEC : Forward Error Corection 3. Inter Facility Link berupa kabel coaxial.
4. Power system.
α : Faktor Roll off ( 0 < α < 1 )
Remote memiliki kemampuan untuk menerima
3.3. Hub Station
maupun mengirimkan sinyal melalui satelit dari
Hub Station adalah Stasiun bumi yang mengontrol atau ke HUB station. Remote merupakan perangkat
seluruh operasi jaringan komunikasi. Pada Hub yang terhubung langsung ke perangkat pelanggan (
station terdapat sebuah server Network user ) mengubah data, Video ataupun suara
Management System (NMS) yang memberikan menjadi sinyal termodulasi lalu menguatkan sinyal
akses pada operator jaringan untuk memonitor dan termodulasi tersebut untuk dipancarkan ke sisi
mengontrol jaringan komunikasi melalui integrasi lawan melalui satelit dan menerima sinyal
perangkat keras dan komponen-komponen termodulasi lalu mengubahnya kembali menjadi
perangkat lunak. Operator dapat memonitor, data, video maupun suara.
memodifikasi dan mendownload informasi dan
konfigurasi ke Hub Syetem maupun remote 3.5. Outroute dan Inroute
system. Hub Station mengirimkan data dan sinyal kontrol
ke arah remote menggunakan kanal TDM dan
remote mengirimkan data ke Hub menggunakan
kanal TDMA. Sinyal dari Hub Station ke arah satelit
dan dan diteruskan remote site disebut dengan
outroute ( outbound ) dengan dan sinyal berasal
dari remote site menuju satelit dan diteruskan
kearah Hub Station disebut dengan inroute

3.6. Topologi
Topologi jaringan VSAT dapat dibagi menjadi dua
yaitu :
Gambar 3 VSAT System 1. Topologi Bintang ( Star )
Topologi bintang setiap remote site berkomunikasi Topologi mesh sangat cocok untuk aplikasi sensitif
harus melalui Hub Station. Remote site tidak delay seperti voice, video teleconverence dan high
dapat berkomunikasi secara langsung dengan speed data circuit.
remote site di lokasi lain yang dituju tanpa melalui
Hub sation. Sehingga terjadi hop ganda ( double 3.7. Metode Acess
hop ) yaitu dari remote site ke Hub station yang Metode akses berkaitan dengan pemakaian kanal -
dan dari Hub station ke remote siteke Hub station kanal transponder secara simultan. Pemakaian
berfungsi sebagai penghubung antar remote site, kanal transponder dapat dilakukan berdasarkan
pengendali dan pengatur jaringan. lingkup frekuensi, waktu dan kode. Jenis-jenis
metode akses :
A. Frequency Division Multiple Access ( FDMA )
FDMA adalah penggunaan transponder satelit oleh
beberapa sinyal carrier. Setiap carrier menduduki
band tertentu secara terus menerus ada atau tidak
ada data yang ditransmisikan.

Gambar 4 VSAT Star topologi

Keuntungan topologi star adalah lebih mudah


dalam konfigurasi karena remote tidak perlu Gambar 6 Metode Access Satelit
dikonfigurasi mengarah ke semua remote site
lainnya dan dari segi perangkat biayanya lebih B. Time Division Multiple Access ( TDMA )
murah. Dengan antena yang besar di Hub station TDMA adalah penggunaan transponder satelit oleh
konsumsi daya di remote tidak perlu besar dan beberapa sinyal carrier dimana satu band frekuensi
hemat dalam penggunaan daya transponder. transponder diduduki oleh beberapa sinyal carrier
secara bergantian sesuai time slot yang diberikan.
2. Topologi Jala-jala (Mesh) Sinyal dikompresi menjadi sinyal burst dengan
Topologi mesh Setiap remote site dapat saling kecepatan tinggi dan dipancarkan secara
berkomunikasi langsung tanpa melalui Hub Station. bergantian.
Hub Station hanya berfungsi sebagai kontrol dan
pemantauan jaringan lainnya. Keunggulannya C. Code Division Multiple Access ( CDMA )
menggunakan single hop sehingga delay time yang CDMA adalah penggunaan transponder satelit oleh
dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan topologi beberapa sinyal carrier menduduki frekuensi yang
star. sama, waktu yang sama tetapi mempunyai
karakteristik identifikasi /kode yang berlainan.

3.8. Modulasi
Bandwidth sangat dipengaruhi oleh jenis modulasi
yang digunakan. Jenis modulasi menghasilkan
jumlah bit per symbol QPSK ( 2 bit persymbol ),
8PSK ( 3 bit persymbol ), OQPSK ( 2 bit per symbol )

3.9. Delay time sistem komunikasi satelit.


Dalam komunikasi data delay merupakan faktor
Gambar 5 VSAT Mesh topologi terpenting yang harus diperhatikan. Delay pada
sistem komunikasi satelit cukup tinggi karena posisi 6.2. Kebutuhan Aplikasi
satelit yang berada pada ketinggian sekitar 36.000
Aplikasi yang digunakan :
km dari permukaan bumi. Jika kecepatan cahaya
3.10 8 m/s maka delay yang dihasilkan sekitar 120
ms dari Stasiun bumi ke arah satelit. Jadi satu kali
roundtrip dari stasiun bumi pengirim ke stasiun
bumi tujuanmelalui satelit dan kembali ke stasiun
bumi pengirim melalui satelit dihasilkan delay
sebesar 480 ms perhitungan secara teoritis. Delay
pada sistem TDMA dipangaruhi oleh delay sistem, Tabel 1 kebutuhan kecepatan data
jiter, delay karena metode akses sehingga secara
keseluruhan delay yang dihasilkan oleh VSAT TDMA Diasumsikan koneksi menggunakan LAN intreface.
berkisar antara 700 – 800 ms. Jika menggunakan
metode transaction reservation dapat mencapai Kebutuhan jaringan :
1300 ms. 1. Total sentral dan remote site 34 lokasi
2. Remote site saja 91 lokasi
IV. PEMBAHASAN 3. Total site 125 lokasi
6.1. Topologi HX Star-Mesh
Standarnya modem HX hanya bisa berkomunikasi 6.3. Network Arsitektur
melalui Network Operation and Control ( NOC ).
Untuk berkomunikasi antar remote site
membutuhkan interkoneksi dua sisi atau disebut
dengan double hop. Misalkan remote site disuatu
lokasi ingin berkomunikasi di lokasi lain maka
remote site harus mengirimkan data dahulu ke
NOC melaui satelit dan NOC akan merelay ke
remote site tujuan melaui satelit. Model
komunikasi ini di sebut Star. Beberapa aplikasi
mengirim data tanpa melewati NOC. Hubungan
komunikasi langsung tanpa melewati NOC disebut
Mesh.
HX Mesh mendukung koneksi langsung single hop
antar terminal Mesh. Koneksi Mesh bersifat
connection oriented terkonfigurasi berdasarkan
alamat tujuan IP. Setiap terminal mesh dapat
membuat koneksi ke terminal mesh yang lain
dalam satu sistem. Gambar 7 Network arsitektur
1. Main Hub di Jatiluhur
- Hub di Instalasi di HUB Jatiluhur
- 1 Msps Outbound oleh masing-masing
dan setiap site di network.
2. Sentral site ( Makasar ), Jakarta,
Kualanamu, surabaya.
- Empat ( 4 ) site utama dengan traffic
yang besar di network.
Gambar 6 HX Mesh topologi - Kecepatan inroute 1 Msps – 1.638 MBps
- Remote site terhubung dengan sentral 3. G. Winch Robert, Telecomunication
ini akan menerima ( recieve ) carrier 1 Transmission syatem, Mcgraw-Hill, 1993.
Msps dan mengirim ( transmit ) pada 4. Tri T Ha, Digital Satellite Communication,
512 Msps ( 820 KBps ) pada inroute Second edition, Mc Graw-Hill
topologi Mesh. Communication, 1990
3. Sentral site lainnya
- Single transmit link
- Kecepatan inroute 512 Ksps ( 820 KBps )
- Remote dengan sentral ini akan recieve
dan transmit 512 Ksps ( 820 KBps )
pada inroute topologi mesh.
4. Semua site akan mengirim sync message ke
Hub melalui inroute yang sama dengan
topologi star.
Perhitungan kebutuhan Bandwidth didapatkan:

V. KESIMPULAN

1. Topologi Mesh pada VSAT TDMA dapat


mengurangi delay time jika dibandingkan
topologi star.
2. Metode Access TDMA efisien dalam
penggunaan bandwidth transponder karena
dapat dipakai secara bersama.
3. Kebutuhan Bandwidth transponder untuk
jaringan yang dibahas ini adalah 17.20 MHz.
4. Lebar bandwidth transponder ditentukan
oleh Information bit rate, Modulasi,
Fordward Error Corection (FEC), dan faktor
roll off.

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Hughes HX Multi-Star Mesh Feature,


Hughes Network System, 2008.
2. Solution Proposal on Mesh for lintasarta,
Hughes 2015.

Anda mungkin juga menyukai