Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN JARINGAN

SELULER CDMA

KELOMPOK 9
1. NOVIANDI ELZA MANTOFFANI (2020201073)
2. NANDA RIZKI (2020201026)
3. M. BAGUS PRAYOGA (2020201027)
LATAR BELAKANG JARINGAN SELULER
CDMA

Sistem komunikasi bergerak selular telah mengalami perkembangan yang sangat pesat baik teknologi maupun jumlah
pemakainya di seluruh dunia. Untuk bisa mencakup daerah-daerah yang tidak mungkin diterapkan sistem terestrial
maka digunakan sistem komunikasi satelit. Salah satu kelemahan sistem komunikasi satelit adalah delay propagasi
yang cukup besar, untuk itu digunakan satelit dengan orbit rendah atau menengah yang mempunyai delay propagasi
lebih kecil. Untuk bisa melayani banyak pemakai maka diterapkan teknik akses jamak yang akan melayani pemakai
secara simultan. Dengan banyaknya pemakai yang harus dilayani secara simultan akan menyebabkan terjadinya
interferensi antar pemakai. Maka untuk menghindari tingkat interferensi yang tinggi digunakan akses jamak CDMA
dimana tiaptiap pemakai akan diberikan satu kode yang unik. Untuk bisa melayani banyak pemakai maka diterapkan
teknik akses jamak yang akan melayani pemakai secara simultan. Dengan banyaknya pemakai yang harus dilayani
secara simultan akan menyebabkan terjadinya interferensi antar pemakai. Maka untuk menghindari tingkat
interferensi yang tinggi digunakan akses jamak CDMA dimana tiaptiap pemakai akan diberikan satu kode yang unik.
Hasil dari simulasi yang telah dilakukan diketahui bahwa semakin besar tingkat noise pada suatu lingkungan maka
sistem CDMA lebih lebih cocok untuk diterapkan. Dengan BER yang diijinkan adalah 10-3 dan jumlah pemakai
maksimum 20, untuk bisa melayani jumlah tersebut dibutuhkan Eb/No 11 dB yang berarti daya pancar satelit
minimum adalah 0.21345 mW. Dari hasil perhitungan kapasitas yang mampu dilayani oleh sistem FDMA adalah 104
ANALISIS DAN PROSPEK TEKNOLOGI CDMA DI
INDONESIA

Teknologi CDMA tercipta atau pertama kali muncul pada tahun 1989. Perkembangannya sangat signifikan
karena disinyalir secara teknis mampu mengungguli teknologi sebelumnya seperti GSM dan WCDMA. Berbagai
spekulasi pun bermunculan mengenai kelangsungan dan peluang CDMA di masa depan khususnya dalam
menyediakan layanan data dan proses transisi menuju jaringan dengan kualifikasi 3G. Dalam tulisan ini akan
dibahas mengenai fitur, progress, dan penerapan teknologi CDMA di Indonesia. Selanjutnya akan ditunjukkan
bahwa teknologi CDMA memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan sebagai alternatif solusi bagi
penyediaan akses komunikasi khususnya di Indonesia.
APLIKASI JARINGAN SELULER CDMA

1. ANALISIS PENANGANAN GANGGUAN RADIO PASOLINK BERBASIS CDMA MENGGUNAKAN


APLIKASI HYPERTERMINAL
Pada Tugas ini akan dibahas mengenai keakuratan aplikasi HyperTerminal dalam perhitungan nilai daya input di input penerima dimana hasil
pengukuran dilapangan menggunakan aplikasi HyperTerminal akan dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan rumus persamaan
yang ada. Data yang digunakan adalah data gangguan BTS Sei Raya (STO PIL) – BTS Kuala Dua dalam kurun waktu kurang lebih selama 3
bulan, yaitu dari bulan September 2013 – November 2013 dimana pada bulan tersebut sering terjadi gangguan yang menyebabkan melemahnya
sinyal atau menurunya nilai daya terima di input penerima, penyebab terjadinya gangguan ini adalah kebanyakan dikarenakan perangkat BTS
yang sudah tua, walaupun BTS ini di dalam kota yang pada dasarnya sering dilakukan perawatan (maintance) namun tidak menutup
kemungkinan terjadinya error pada perangkat BTS. Hal yang paling dominan dalam penyebab terjadinya gangguan adalah faktor alam, ini tidak
dapat dihindari dan diprediksi sebelumnya, misalnya adalah karena angin yang kuat dapat menyebabkan pergeseran arah antena yang berada di
atas tower sehingga sinyal akan melemah dan daya terima di input penerima akan menurun dan bahkan sinyal akan hilang, faktor lainnya adalah
sambaran petir dimana hal ini apabila terjadi maka akan sangat berakibat fatal karena dapat menyebabkan perangkat hangus terbakar. Aplikasi
HyperTerminal dalam beberapa kasus di atas sangat membantu dalam penanganan gangguan yang terjadi karena dapat mengetahui penyebab
dan penanganan yang harus dilakukan sehingga tepat dalam melakukan penanganan gangguan tersebut. Hasil pengukuran menggunakan
aplikasi HyperTerminal dan menggunakan persamaan pada saat mengalami gangguan nilai daya terima di input penerima pada masing-masing
BTS adalah berkisar pada angka -89 sampai -99 yang mana nilai pada saat keadaaan baik adalah berkisar pada angka -35 sampai -36 dan
berdasarkan tolok ukur daya terima yang mengacu pada standar International Telecommunication Union (ITU) yaitu Pr > - 50 dBm sangat baik.
APLIKASI JARINGAN SELULER CDMA

2. APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENGUKURAN OPTIMASI KINERJA KANAL REVERSE


JARINGAN WIRELESS DS-CDMA

Pada sistem wireless DS-CDMA generasi ke tiga dapat dilayani pemakai yang menggunakan jenis informasi suara dan data
kontinyu atau facsimili. Kualitas sistem DS-CDMA ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas kesalahan bit atau bit error rate
(BER) untuk kanal suara maupun data kontinyu. Nilai probabilitas kesalahan bit dipengaruhi oleh interferensi yang
ditimbulkan oleh pemakai lain baik pemakai jenis informasi suara maupun data kontinyu. Pada Proyek Akhir ini dibuat
program algoritma genetika untuk mengukur nilai optimal kualitas sistem, khususnya untuk kanal reverse. Nilai optimal yang
diperoleh menyatakan jumlah pemakai jenis informasi suara dan data kontinyu aktif yang menghasilkan nilai probabilitas
kesalahan bit minimal untuk kanal suara maupun untuk data kontinyu.
APLIKASI JARINGAN SELULER CDMA

3. Studi Tentang Aplikasi Teknik Multipleks CDMA Dalam Sistem Komunikasi Serat Optik
Aplikasi serat optik sebagai media transmisi dalam sistcm . komunika_si dewasa ini telah berkembang sangat pesat. Keunggulan-keunggulan
dan serat opt1k dibandingkan dengan media transmisi lai.nnya adalah : kapasitas kana! yang sangat besar, redaman yang sangat rendah dan
ukuran fisiknya yang kecil dan amat ringan. Oengan memanfaatkan teknik multipleks, kapasitas kana! serat yang besar dapat dipakai untuk
menyalurkan informasi secara simultan dalam jumlah yang besar pula. Salah satu metode multipleks yang baru dikembangkan untuk sistem
komunikasi serat optik adalah teknik optical Code Division Multiple Acces (optical COMA). Tugas akhir ini membahas tentang aplikasi teknik
multipleks COMA dalam sistem komunikasi serat optik. Akan dikaji keandal11.11 dari teknik optical COMA, dan dibandingkan dengan tcknik
rnultipleks yang lcbih dulu berkembang. Pernbahasan dibatasi pada aspek prinsip operasi dan penampilarn sisternnya saja, bukan pada
konfigurasi perangkat keras yang dipakai. Penyusunan tugas akhir ini lebih bersifat studi pustaka, yang pembahasannya didapat dari kajian dan
analisa pelbagai literatur, terutama dari jumal-jumal ilmiah Secara umum, pembahasan dikclompokkan manjadi beberapa bagian, yaitu . unsur-
unsur teknis optical COMA dan aplikasi teknik multipleks COMA dalam sistem komunikasi serat optik yang meliputi beberapa jenis optical
COMA yang mulai dikembangkan -optical orthogonal codes CDA1A (OOC COMA), random carrier CDMA (RC COMA), bipolar codes
CDMA (BC COMA), dan pulse position modulation CDMA (PPM COMA). Oari tugas akhir ini dapat disimpulkan, bila dibandingkan dengan
teknik-teknik multipleks untuk sistem komunikasi serat optik yang telah ada, seperti TOM-POif, SOM, FDM dan WOM, optical CD~ memiliki
beberapa keunggulan, antara lain : pengaksesan dapat secara asinkronus dan random, kecepatan data tinggi, jarninan sekuriti yang lebih baik dan
kemampuan dalam menampung banyak user. Oari beberapa teknik optical COMA yang dibahas, penampilan sistem terbaik -diwakili oleh
probability of error-nya (PE)- yang diberikan masing-masing sistem adalah : OOC COMA dengan PE sekitar 1 0"10, RC COMA dengan PE
mencapai Jo·•, BC COMA dengan PE antara J0·5-IO·JJ dan PPM COMA memiliki PE sekitar I 04 . Kemampuan menampung banyak user
dal111n jaringan dipcrlihatkan oleh RC COMA, di mana dengan PE sekitar to·• mampu rnenampung hingga 17000 user aktif.
DAFTAR PUSTAKA

Budi Santosa¹, S. A. (2007). PENERAPAN SISTEM CDMA PADA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT
UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS JARINGAN. 2.
Haris Fadilah, Y. Y. (n.d.). APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENGUKURAN OPTIMASI
KINERJA KANAL REVERSE JARINGAN WIRELESS DS-CDMA. 9.
Mardonus, F. (2014). ANALISIS PENANGANAN GANGGUAN RADIO PASOLINK BERBASIS CDMA
MENGGUNAKAN APLIKASI HYPERTERMINAL. 2. Retrieved from
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jteuntan/article/view/6583
Munadi, K. (2017, november 29). Studi Tentang Aplikasi Teknik Multipleks CDMA Dalam Sistem Komunikasi
Serat Optik. 1. Retrieved from https://repository.its.ac.id/id/eprint/49126
Rasiman, J. (2014). ANALISIS dan PROSPEK TEKNOLOGI CDMA di INDONESIA. 1.
doi:https://doi.org/10.35968/jsi.v1i1.37

Anda mungkin juga menyukai