Anda di halaman 1dari 4

ANT-4 SMAP 2012

Rancang Bangun Antena Monopole Untuk Aplikasi Nanosatelit pada


Frekuensi 145.95 MHz dan 436.915 MHz
Eko Tjipto Rahardjo, Catur Apriono dan Renita Danarianti
Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia
eko@eng.ui.ac.id, catur@eng.ui.ac.id, renitadanarianti@gmail.com

Abstract - Nanosatellites are a kind of satellite which are Dimensi dari nanosatelit yang mana antena akan
mainly used as a natural disaster broadcaster. Fabrication and diaplikasikan memiliki tinggi 34 cm dan lebar 17 cm dan
Measurement of two mnopole antennas which functions as
uplink and downlink, each of them working in the frequency berbentuk heksagonal. Dimensi antena yang diperoleh
range of 145.95 MHz and 436.915 MHz for nanosatellites melebihi spesifikasi dari dimensi satelit dan kotak peluncur
applications. The antenna is designed using the CST 2011 yang akan digunakan untuk meluncurkan satelit ke ruang
software. Due to the limitations in nanosatellite dimensions, angkasa. Hal ini terjadi untuk antena uplink yang bekerja
the uplink antenna is modified by adding a loading coil. The pada frekuensi tengah 145.95 MHz, sedangkan untuk
fabrication resulted in 2 different kinds of antenna, downlink
and uplink, with each having dimensions of 15.3 cm and 32 antena downlink yang bekerja pada frekuensi tengah
cm. The measurement resulted in the 145.95 MHz uplink 436.915 MHz, dimensi antena sesuai dengan spesifikasi
antenna having a return loss of -10.392 dB and the 436.915 dimensi nanosatelit, sehingga proses modifikasi dengan
MHz downlink antenna having a return loss of -10.371 dB.. tujuan minimalisasi dimensi antena hanya dilakukan pada
Keyword — Monopole Antennas, CST, Nanosatellite, loading jenis antena uplink. Pada antena uplink, dilakukan
coil modifikasi dengan cara loading coil sehingga dimensi
panjang dari antena monopole akan berkurang. Desain dari
Abstrak — Nanosatelit merupakan jenis satelit yang biasa kedua antena dilakukan dengan menggunakan perangkat
digunakan sebagai sarana penyiaran bencana alam. Fabrikasi dan
pengukuran dari dua antena monopole yang berfungsi sebagai lunak Computer Simulation Technology (CST) 2011.
antena uplink dan downlink, yang masing – masing bekerja pada Antena yang akan dirancang pada paper ini terdiri dari
frekuensi 145.95 MHz dan 436.915 MHz untuk aplikasi dua jenis yang masing – masing memiliki fungsi yang
nanosatelit. Antena didesain menggunakan software CST 2011. berbeda yaitu sebagai antena uplink yang berfungsi
Berdasarkan keterbatasan dari dimensi nanosatelit, antena uplink mengirim data dari ground station ke space segment, dan
dimodifikasi dengan menambahkan loading coil. proses fabrikasi
menghasilkan 2 jenis antena yang berbeda, downlink dan uplink, antena downlink yang fungsinya mengirim data turun ke
masing – masing memiliki dimensi 15.3 cm dan 32 cm. Proses ground station dari satelit. Jenis satelit yang akan
pengukuran menghasilkan antena uplink pada frekuensi 145.95 diaplikasikan adalah nanosatelit yang memiliki massa 2 kg
MHz dengan nilai return loss -10.32 dB dan antena uplink 436.915 dengan ketinggian 700 km dari permukaan bumi dan orbit
MHz dengan nilai return loss -10.371 dB. LEO Sun- Synchronous[3].
Kata kunci — Antena Monopole, CST, Nanosatelit, loading coil

II. PERANCANGAN ANTENA UPLINK 145.95 MHZ DAN


I. PENDAHULUAN ANTENA DOWNLINK 436.915 MHZ
Sistem komunikasi satelit dapat menutupi keterbatasan Perancangan antena monopole untuk aplikasi nanosatelit
dalam sistem komunikasi terestrial. Perkembangan dalam dimulai dengan menghitung dimensi antena. Yang
sistem komunikasi satelit secara spesifik dapat dilihat dari kemudian dirancang antena berdasarkan hasil perhitungan
ukuran satelit. Terdapat beberapa jenis satelit kecil mulai panjang gelombang tersebut, untuk antena monopole
dari minisatelit, mikrosatelit, dan nanosatelit. Disamping dimensinya sama dengan seperempat panjang gelombang.
jenisnya yang beragam, orbit dari satelit juga bervariasi, Lalu diperoleh dimensi antena yang tidak sesuai untuk
seperti LEO, MEO, dan GEO. Antena yang digunakan pada antena uplink sehingga dilakukan proses modifikasi, setelah
space segment dari satelit terdapat beragam jenis, antara sesuai antena uplink dan antena downlink disimulasikan
lain adalah antena dipole pada SATCOM, antena loop pada untuk kemudian difabrikasi dan dilakukan pengukuran
ION-F [1], dan sedang dikembangkan penelitian mengenai performa kerja antena.
antena Quadrifilar Helical untuk digunakan pada sistem
komunikasi satelit [2]. Pada penelitian ini, dipilih antena A. Spesifikasi Antena
jenis monopole sebagai antena pada space segment dari Spesifikasi kerja dari antena yang telah ditetapkan untuk
nanosatelit karena memiliki pola radiasi omnidirectional, aplikasi nanosatelit dapat dilihat pada tabel 1.
polarisasi linear, dan kesederhanaan dalam bentuk serta
kemudahan dalam proses fabrikasi. Penggunaan antena B. Perhitungan Dimensi Antena
monopole sebagai antena pada space segment juga Dimensi fisik dari antena dihitung berdasarkan (1).
diaplikasikan pada satelit KUBESat dan KUTESat yang
c
merupakan jenis pikosatelit[3].  (1)
f

38
ANT-4 SMAP 2012

Dimana λ merupakan panjang gelombang dari antena d2 N2 (3)[4]


(m), c adalah kecepatan cahaya di udara (3x10^8 m/s) dan f L
18d  40Z
adalah frekuensi kerja antena (Hz).
Sesuai dengan spesifikasi kerja seperti pada tabel 1 C. Rancang Bangun Antena
diperoleh panjang gelombang untuk antena uplink adalah
Karakterisasi dilakukan pada kedua antena untuk
2.0555 m dan untuk antena downlink adalah 0.6866 m.
memperoleh hasil yang paling optimal. Pada antena uplink,
Sesuai dengan karakteristik antena monopole, yaitu dimensi
karakterisasi dapat dilakukan pada panjang elemen vertikal
antena sama dengan seperempat panjang gelombang, maka
dengan cara memperpendek atau memperpanjang serta
dimensi dari antena uplink dan downlink masing – masing
dengan penambahan radial atau kaki antena. Sedangkan
adalah 51.375 cm dan 17.165 cm.
untuk antena uplink, parameter antena yang dapat
Dimensi fisik dari antena uplink tidak sesuai dengan
dikarakterisasi lebih beragam antara lain, jumlah putaran
spesifikasi dari nanosatelit maka dilakukan modifikasi
coil, jarak antar putaran coil, diameter coil dan panjang
dengan cara menambahkan loading coil sehingga dimensi
sebelum dan sesudah coil.
fisik dari antena uplink berkurang. Gambar 1 berikut
Setelah proses karakterisasi didapat rancang bangun
merupakan rancangan dari antena uplink setelah
antena yang setelah disimulasi menghasilkan performa
dimodifikasi.
kerja antena yang paling optimal. Tabel 2 menunjukkan
rancang bangun akhir dari antena uplink dan antena
Tabel 1. Spesifikasi Antena Untuk Aplikasi Nanosatelit.
downlink.
Antena Parameter Antena Nilai
Antena Uplink Frekuensi Bawah 145.945 MHz Tabel 2. Parameter Akhir Rancang Bangun Antena
Frekuensi Atas 145.955 MHz
Uplink dan Antena Downlink untuk Aplikasi Nanosatelit.
Frekuensi Tengah 145.950 MHz Antena Parameter Nilai
Uplink L1 5 cm
Bandwidth 10 kHz
L2 20 cm
Polarisasi Linear N 6
Pola Radiasi Omnidirectional R 1.5 cm
Gain 0 dB D 1 cm
L3 3.5 cm
Antena Downlink Frekuensi Bawah 436.900 MHz
Downlink L1 23.2 cm
Frekuensi Atas 436.930 MHz L2 6 cm
Frekuensi Tengah 436.915 MHz
Bandwidth 30 kHz
III.HASIL SIMULASI DAN ANALISA
Polarisasi Linear
Pola Radiasi Omnidirectional
Berdasarkan desain pada Tabel 2, dilakukan simulasi
pada perangkat lunak CST 2011. Diperoleh hasil simulasi
Gain 0 dB
sebagai berikut.
Pada Gambar 2 dan Gambar 3 terlihat hasil simulasi
berupa nilai return loss atau S11 dari masing – masing
antena. Terlihat untuk antena uplink, nilai return loss pada
frekuensi 145.95 MHz adalah -14.21 dB dan untuk antena
downlink, nilai return loss pada frekuensi 436.915 MHz
adalah -12.8 dB.

(a) (b)
Gambar 1. Rancang Bangun Antena untuk Aplikasi
Nanosatelit, (a) Antena Uplink, (b) Antena Downlink.
Dengan adanya penambahan loading coil, terjadi
perubahan dalam antena tersebut yang diantaranya adalah
perubahan nilai induktansi dalam yang hubungannya pada
frekuensi kerja antena dapat dilihat pada (2) dan (3).
1 (2)

LC
1 Gambar 2. Grafik Frekuensi Terhadap Return Loss Hasil
2f  Simulasi Rancang Bangun Akhir Antena Uplink.
LC
1
f 
2 LC

39
ANT-4 SMAP 2012

IV.HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA


Setelah antena difabrikasi, antena diukur di dalam ruang
anti gema (anechoid chamber) dengan jarak far – field
sebesar 3 kali panjang gelombang atau sama dengan 2.1 m.
Pengukuran dilakukan pada port tunggal dan port ganda.
Untuk port tunggal, diperoleh nilai return loss dan vswr
sedangkan untuk port ganda diperoleh pola radiasi, gain,
dan diversity gain. Gambar 5 berikut merupakan hasil
pengukuran nilai return loss untuk antena uplink. Pada
frekuensi 145.5 MHz nilai return loss sebesar -10.61 dB.

Gambar 3. Grafik Frekuensi Terhadap Return Loss Hasil


Simulasi Rancang Bangun Akhir Antena Downlink.

Untuk pola radiasi dari antena hasil simulasi diperoleh


hasil pola radiasi antena tanpa model satelit dan pola radiasi
antena dengan di atas model satelit. Gambar 4 menunjukkan
pola radiasi antena untuk kedua jenis antena pada keadaan
dengan satelit dan tanpa satelit. Pada gambar ditunjukkan
bahwa hasil simulasi dari kedua jenis antena menghasilkan
pola radiasi yang omnidirectional yang sesuai dengan
Gambar 5. Grafik Return Loss terhadap Frekuensi Hasil
spesifikasi awal.
Pengukuran Port Tunggal Antena Uplink.

Pada Gambar 6 terlihat hasil pengukuran port


tunggal untuk antena downlink. Pada frekuensi kerja
436.915 MHz, nilai return loss hasil pengukuran adalah -
10.5 dB.

(a)

(b)
Gambar 6. Grafik Return Loss terhadap Frekuensi Hasil
Pengukuran Port Tunggal Antena Downlink

Untuk pola radiasi dari antena hasil pengukuran, sama


halnya seperti hasil simulasi, diperoleh hasil pola radiasi
antena tanpa model satelit dan pola radiasi antena dengan di
atas model satelit. Gambar 7 menunjukkan pola radiasi
(c)
antena untuk kedua jenis antena pada keadaan dengan
satelit dan tanpa satelit. Pada gambar ditunjukkan bahwa
hasil pengukuran dari kedua jenis antena menghasilkan pola
radiasi yang omnidirectional.

(d)
Gambar 4. Pola Radiasi Hasil Simulasi, (a) Antena Uplink,
(b) Antena Downlink, (c) Antena Uplink pada Nanosatelit,
(d) Antena Downlink pada Nanosatelit. (a)

40
ANT-4 SMAP 2012

nilai ini sudah cukup optimal karena nilai diversity gain


yang paling baik adalah 10.
Pada pengukuran gain, dilakukan dengan meode tiga
(b) antena referensi yang mana gain dari ketiga antena tersebut
tidak ada yang diketahui seperti pada Gambar 8.
Sesuai dengan (5) diperoleh gain untuk antena uplink
adalah -0.252 dB dan untuk antena downlink adalah 0.38
(b) dB.

G1dB  G 2 dB  20 log 10 4R 21    S 21 dB  A12


 0 
 4R 31 
G1dB  G 3 dB  20 log 10    S 31 dB  A13
 0 

G 2 dB  G 3 dB  20 log 10 4R 32    S 32 dB  A23


 0 
(c)
A12  A13  A 23
G1dB 
2
A12  A13  A 23
(c) G 2 dB 
2
 A12  A13  A 23
G 3dB  (5)[5]
2

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil simulasi dan pengukuran, ante
monopole memiliki frekuensi kerja 145.95 MHz untuk
antena uplink dan 436.915 MHZ untuk antena downlink.
Gain tiap antena uplink dan downlink adalah -0.252 dB dan
0.398 dB. Pola radiasi dari kedua antena adalah
(d) omnidirectional dengan medan E berbentuk menyerupai
Gambar 7. Pola Radiasi Hasil Pengukuran, (a) Antena angka delapan dan medan H berbentuk lingkaran.
Uplink, (b) Antena Downlink, (c) Antena Uplink pada
Nanosatelit, (d) Antena Downlink pada Nanosatelit.
VI. DAFTAR ACUAN
Untuk mencari diversity gain yang merupakan
karakteristik dari space diversity yang merupakan siste yang [1] Christian W. Hearn, Electrical Design and Testing
digunakan pada pengaplikasian sistema antena pada of an Uplink Antenna for Nanosatellite
nanosatelit, dihitung berdasarkan (4) dengan nilai S11, S22, Applications, Blacksburg : Faculty of the Virginia
S12 dan S21 yang diperoleh dari hasil pengukuran. Polytechnic Institute and State University, 2001.
[2] Jing Hou, Xin Sun, Hongchun Yang, Design of a
2 High Gain Quadrifilar Helix Antenna for Satellite
S11  S12  S 21  S 22
env  Mobile Communication, In Proceedings of China –
1   S
11
2
 S 21
2
1  S 22
2
 S12
2
 Japan Joint Microwave Conference (CJMW), 20-22
April 2011
[3] T. K. Priyambodo, A. E. Putra, M. Asvial, R. E.
DG  10 1   env (4) Putro, Gamantyo, E. Pitowarno, S. Kuswadi dan G.
S. Prabowo, IiNuSat-1 Satelit-Nano Perdana
Di Indonesia Untuk Penelitian Dan Pendidikan,
Jurnal Ilmiah KURSOR, vol. 6, n0. 1, pp 6. Januari
2011.
[4] Kirt Blattenberger Erie. RF Cafe. Available :
http://www.rfcafe.com/references/electrical/inducta
nce.htm.
[5] Nozonii Ishii Antenna Basic Measurement Method,
Korona, 2011.

Gambar 8. Metode Pengukuran Gain dengan 3 Antena


Referensi. [5]
Antena uplink dan downlink masing – masing diperoleh
nilai diversity gain hasil pengukuran adalah 9.9 dan 8.47,

41

Anda mungkin juga menyukai