Anda di halaman 1dari 15

MODUL MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI

(CSSM 221)

MODUL PERTEMUAN 1
MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI

DISUSUN OLEH
SANDFRENI, S.SI.,M.T.

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 15
PENDAHULUAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu:


1. Memahami kebutuhan yang terus meningkat untuk manajemen proyek yang
lebih baik, terutama untuk proyek‐proyek teknologi informasi
2. Menjelaskan apa arti proyek, memberikan contoh proyek teknologi
informasi, daftar berbagai atribut proyek, dan menggambarkan 3 kendala
proyek
3. Menguraikan peran Manajemen Proyek, prinsip-prinsip dan filosofi
Manajemen Proyek
4. Faktor keberhasilan dan kegagalan proyek

B. Uraian dan Contoh

1. Pendahuluan Manajemen Proyek


Manajemen proyek merupakan suatu tata cara mengorganisir dan
mengelola sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek
dari awal sampai selesainya proyek tersebut. Manajemen proyek dapat
diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara luas untuk dalam
menyelesaikan proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama manajemen
proyek adalah pencapaian semua tujuan akhir proyek dengan segala batasan
yang ada, waktu dan dana yang tersedia.
Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai
macam komponen yang terlibat didalamnya. Satu hal yang harus
diperhatikan / diutamakan oleh seorang manajer proyek dalam melakukan
perencanaan adalah menghitung, baik secara kualitatif maupun kuantitatif,
resiko yang akan terjadi dalam proses pengerjaan.
Dalam dunia IT tentu banyak terjadi persaingan, entah dari dari pihak
perseorangan, Perusahaan,maupun mancakup yang lebih luas lagi. Untuk itu
kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu Resiko dalam Manajemen

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 15
Proyek? Resiko Proyek adalah peristiwa tidak pasti yang bila terjadi
memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan proyek
(waktu, biaya, ruanglingkup, mutu). Risiko mungkin memiliki satu atau
lebih penyebab, yang bila terjadi memiliki satuatau lebih dampaknya
terhadap manajemen.Dan apabila kita garis besarkan secara keseluruhan
maka yang dimaksud dengan Manajemen Proyekdan Resiko adalah proses
sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis,
danmerespon risiko proyek. Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan
dampak peristiwa positif, danmengurangi peluang dan dampak peristiwa
yang merugikan proyek atau dapak negatifnya.Dalam peenerapannya
sebuah teknologi dalam perusahaan memerlukan perencanaan yang
strategiskhususnya penerapan teknologi pada manajemen proyek, agar
penerapan dapat sesuai dengantujuan bisnis yang diharapkan oleh
perusahaan. Jika penerapan teknologi informasi dalammanajemen proyek
tidak sesuai dengan tujuan bisnis yang diinginkan maka akan
menimbulkanrisiko. Risiko yang timbul akibat dari penerapan teknologi
informasi yang salah dalam manajemen proyek akan menyebabkan proses
bisnis yang tidak optimal, kerugian finansial, menurunnya reputasi
perusahaan, bahkan hancurnya perusahaan. Pada kenyataaannya penerapan
manajemen proyek teknologi informas itu sendiri membutuhkaninvestasi
yang cukup besar, dan seiring dengan teknologi yang terus berkembang dari
waktu ke waktu, membuat proses manajemen proyek pun menjadi semakin
sulit, kare na harus memahami teknologi yang baru. Dengan adanya
manajemen risiko proyek yang didukung dengan penggunaan hardware
diharapkan dapat membantu perusahaan dalam hal meminimalkan tingkat
kerugian yang tidak diinginkan.

2. Pengertian Manajemen Proyek


2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-
individu sebagai bagian dariorganisasi yang dilibatkan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan aktifitas-aktifitas,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 15
yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan
berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses
manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang
solid. Pada organisasi tersebut, seluruh aktifitasnya haruslah berorientasi
pada pencapaian sasaran. Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk
menuangkan konsep, ide- ide manajemen. Jadi dapat dikatakan bahwa
manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang berhubungan
erat satu sama lainnya.
2.2 Pengertian Proyek
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk
mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan
dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-
alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan
dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan. Menurut DI
Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai
sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Pengertian Manajemen Proyek. Manajemen proyek
adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan sumberdaya organisasi yang mempergunakan personil untuk
ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek untuk mencapai tujuan
tertentu dalam waktu tertentu dengan sumberdaya tertentu

3. Sasaran Manajemen Proyek


Setiap proyek memiliki tujuan khusus, didalam proses pencapaian
tujuan tersebut ada tiga constraint yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan
Trade- off Triangle atau Triple Constraint. Triple constraint adalah usaha
pencapaian tujuan yang berdasarkan tiga batasan, yaitu :
1. Tepat biaya.
Proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran,
baik biaya tiap item pekerjaan, biaya tiap periode pelaksanaan maupun
biaya total sampai akhir proyek.
2. Tepat waktu.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 15
Proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal pelaksanaan
proyek (schedule) yang telah direncanakan yang ditunjukan dalam
bentuk prestasi pekerjaan (work progress).
3. Tepat mutu.
Mutu produk atau disebut sebagai kinerja (performance), harus
memenuhi spesifikasi dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh
pemilik.

4. Atribut Proyek

(a). Sebuah proyek memiliki tujuan yang unik:

• Sementara (tidak terus menerus)


• Dikembangkan menggunakan elaborasi progresif
• Membutuhkan sumber daya, sering dari berbagai area
• Harus memiliki pengguna utama atau sponsor
(b). Sponsor proyek biasanya menyediakan arah dan pendanaan untuk
proyek.
(c). Melibatkan ketidakpastian.

Gambar 2.1 Paramater Manajemen Proyek

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 15
5. Mengapa harus Mengetahui Manajemen Proyek?
• Proyek TI memiliki track record yang buruk
• Tahun 1995 Kelompok studi Standish (CHAOS) menemukan bahwa
hanya 16,2% proyek TI yang berhasil dalam memenuhi lingkup,
waktu, biaya dan tujuan, lebih dari 31% proyek TI dibatalkan sebelum
selesai.
• Sebuah studi PricewaterhouseCoopers menemukan bahwa secara
keseluruhan, separuh dari semua proyek gagal dan hanya 2,5% dari
perusahaan secara konsisten memenuhi target mereka untuk lingkup,
waktu, biaya dan tujuan untuk semua jenis proyek.
• Dari data statistic Manajemen Proyek:
o Pengeluaran global total atas barang teknologi, jasa, dan staf
diproyeksikan mencapai $ 2,4 triliun di 2008, meningkat 8
persen dari tahun 2007
o Di AS ukuran tenaga kerja IT diatas 4 juta pekerja untuk
pertama kalinya pada tahun 2008
o Pada tahun 2007 total kompensasi untuk manajer proyek
rata‐rata senior di dolar AS adalah $ 104.776 per tahun di
Amerika Serikat, $ 111.412 di Australia, dan $ 120.364 di
Inggris
o Jumlah orang yang mendapatkan Sertifikat Proyek Manajemen
Profesional (PMP) terus meningkat

6. Keuntungan dari Menggunakan Manajemen Proyek Formal


• Kontrol yang lebih baik dari keuangan, sumber daya fisik, dan manusia
• Peningkatan hubungan customer
• Waktu pengembangan lebih pendek
• Menurunkan biaya
• Menaikan kualitas dan peningkatan kehandalan
• Menaikan profit margin
• Meningkatan produktivitas
• Lebih baik koordinasi internal

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 15
• Meningkatkan semangat pekerja

7. Tahapan Manajemen Proyek


1. PLANNING (PERENCANAAN)
Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan
teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah
tertentu. Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan
sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala
keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif.
Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen, karena
dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber
daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.
Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan,
yaitu melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan
penganggaran (budgeting). Prakiraan berfungsi untuk menentukan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh organisasi
sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan,
haruslah selalu memperhatikan tujuan organisasi, sumber daya
organisasi dan juga melakukan suatu analisis organisasi (bisa
menggunakan SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan eksternal.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan
perencanaan, yakni harus SMART. SMART yaitu Specific artinya
perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak
terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja
organisasi atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya.
Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan hanya sekedar angan-
angan dalam merencanakan dan tidak dapat dilaksanakan. Realistic
artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Time artinya ada batas waktu yang
jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga
mudah dinilai dan dievaluasi.
Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 15
maka perlu juga melakukan perencanaan penganggaran untuk
pelaksanaan kegiatan. Prinsip dalam melakukan perencanaan
penganggaran,adalah mengunakan segala sumber daya keuangan secara
efesien dan se-efektif mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius,
agar organisasi tidak melakukan pemborosan, keuangan, selain itu
sekaligus juga melihat sumber- sumber daya keuangan yang bisa
diperoleh dari luar organisasi. Langkah-langkah dalam membuat
perencanaan :
1. Analisis situasi & identifikasi masalah
Melakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi organisasi dengan
memperhatikan tujuan organisasi. dalam melakukan analisa situasi dapat
menggunakan teknik analisis SWOT.
2. Menentukan skala prioritas
Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan
penentuan skala prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar
kebutuhan organisasi yang mendesak didahulukan untuk menjamin
keberlangsungan organisasi
2. Menentukan tujuan program Agar pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi, maka
dibutuhkan penentuan tujuan program, sehingga nantinya pelaksanaan
program dapat diukur capaiannya 4. Menyusun rencana kerja
operasional (termasuk didalamnya menyusun anggaran)

2. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada
orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi
SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini
merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang serta
mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-
orang itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga
dapat menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi.
Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 15
mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan
macam-macam kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan
kesuatu arah tertentu. Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan
yakni staffing (penempatan staf) dan pemaduan segala sumber daya
organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan
penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi,
maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi
pemimpin disini adalah mampu menempatkan the right man in the right
place. Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang
berkualitas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda
organisasi. Setelah menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu,
maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi
SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan
organisasi. Langkah-langkah Pengorganisasian :
• Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh
staff tentang tujuan organisasi yang harus dicapai)
• Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-
orang yang berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada
posisi strategis yang kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan
pencapaian organisasi)
• Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para
staff, serta punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga
menjelaskan tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi,
sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan organisasi)
• Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang
sesuai dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff)

3. ACTUATING (PENGGERAKAN)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab.
Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 15
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.
Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan
peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi,
misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari
Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja
agar mencapai tujuan organisasi.
Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus
:
• Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
• Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka
sendiri,
• Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting
atau mendesak,
• Tugas yang diberikan cukup relevan,
• Hubungan harmonis antar rekan kerja. Actuating (penggerakan)
meliputi kepemimpinan dan koordinasi.
Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam
mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar
mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi. Sedangkan
koordinasi yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat
organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya
pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang
tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang
yang terlibat dalam mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua
sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu
arah yang telah ditentukan. Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan
yaitu :
1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara
pemimpin dan bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan
supaya mereka bertindak.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 15
4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara
tepat
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka
terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam
memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi.
Perintah adalah petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan
bimbingan, terdapat para pelaku organisasi yang terlibat, baik secara
struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
dengan lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali
dilakukan bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang disampaikan
pemimpin sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staff, maka staff
pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam
melaksanakan kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan
dengan cara mejadikan staff sebagai rekan kerja, serta memberikan reward
(penghargaan) apabila staff bekerja secara baik. Tujuan Actuating
(Penggerakan) adalah :
1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan
motivasi & prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis.

4. CONTROLLING (PENGENDALIAN/ PENGAWASAN)


Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program
dan aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat
mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat
diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah
direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan
agar sesuai dengan rencana. Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan
organisasi dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan, baik dalam
bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 15
memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana
sejak dini dapat diketahui penyimpangan- penyimpangan yang terjadi,
baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian.
Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi
dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan
perkembangan lingkungan sekitar organisasi.
Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat
perkembangan organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan
memungkinkan pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan
tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum
terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi,
maka upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Manfaat pengawasan :
1. Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan
3. Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi
Proses controlling meliputi :
1. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar
pengendalian,
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan
melaksanakan evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi SDM
yang dimiliki,
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.
4. Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan
tujuan awal (rencana) kegiatan tersebut dilaksanakan, dan
mengukur capaian keberhasilannya,
5. Melakukan tindakan perbaikan.
6. Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan
perbaikan,
7. Meninjau dan menganalisis ulang rencana.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 15
8. Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun
jika hasilnya sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan
rencana lanjutan untuk melanjutkan program yang berhasil
tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.

Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini


sering dilakukan untuk tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat khusus,
sehingga menghindarkan sekecil-kecilnya terjadi penyimpangan atau
kesalahan. Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang
terlibat agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan.
Untuk itu controlling haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan
dengan standar organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja
secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan-
kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling termasuk adalah
evaluasi dan pelaporan.

5. EVALUASI (EVALUATING)
Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan atau program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh,
mencakup capaian tujuan kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff,
efektifitas dan efesiensi penganggaran dan proses kegiatan. Sedangkan
pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi-fungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi.

8. Alat dan Teknik Manajemen Proyek


Alat manajemen proyek dan teknik untuk membantu manajer proyek dan
tim dalam berbagai aspek manajemen proyek
Beberapa yang spesifik termasuk:
• Proyek piagam, pernyataan ruang lingkup, dan WBS (ruang lingkup)
• Gantt chart, diagram jaringan, analisis jalur kritis, rantai penjadwalan kritis
(waktu)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 15
• Perkiraan biaya dan earn value management (biaya)

“Super tools” adalah alat super memiliki penggunaan yang tinggi dan
potensi tinggi untuk meningkatkan keberhasilan proyek, seperti:
• Software untuk penjadwalan tugas (seperti perangkat lunak manajemen
proyek)
• Laporan lingkup
• Analisis persyaratan Pelajaran‐belajar laporan
• Peralatan yang sudah digunakan secara ekstensif yang telah ditemukan
untuk meningkatkan pentingnya proyek mencakup:
o Laporan kemajuan
o Kick‐off pertemuan
o Gantt chart
o Permintaan perubahan

C. Latihan

1. Jelaskan yang dimaksud dengan manajemen proyek menurut pemikiran


anda!
2. Mengapa membutuhkan tahapan manajemen di dalam Manajemen
Proyek?

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 15
D. Daftar Pustaka

PMBOK sixth edition. (2017). A guide to the project management body of


knowledge. Newtown Square, Pennsylvania: Project Management
Institute.

PMI. (2017). A Guide To The Project Management Body Of Knowledge


(PMBOK GUIDE) Fifth Edition.Project Management Institut, Inc

William. (2014). Pengantar Manajemen Proyek. Depok: Universitas Gunadarma.


Kerzner, H. (1995). Project management: A systems approach to planning,
scheduling, and controlling. New York: Van Nostrand Reinhold.

Institute, P. M. (2013). PMBOK (Project Management Body of Knowledge).


USA: Project Management Institute, Inc.

Andrew Wahyudi Yuwono. (2011). Proyek Pengembangan Sistem Informasi


Perencanaan Proyek. April.

Firmansyah, Y., & Pitriani. (2017). Penerapan Metode SDLC Waterfall Dalam
Pembuatan Aplikasi Pelayanan Anggota Pada CU Duta Usaha Bersama
Pontianak. Jurnal Bianglala Informatika, 5(2), 66–74.

Herliana, A., & Rasyid, P. M. (2016). Sistem Informasi Monitoring


Pengembangan Software pada Tahap Development Berbasis Web. Jurnal
Informatika, 3(1), 41–50.

Hermawan, R., Hidayat, A., & Utomo, V. G. (2016). Sistem Informasi


Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar Berbasis Web. Jurnal Evaluasi,
4(1), 72–79.

Reza, A., & Paramidita, N. (2016). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
Pelayanan Obat di Apotek Generik. Jurnal Edukasi Dan Penelitian
Informatika (JEPIN), 2(1), 21– 26. https://doi.org/10.26418/jp.v2i1.15463

Winarno. (2016). Perancangan Aplikasi Kearsipan Surat Menyurat Pada Badan


Pemerintahan(Studi Kasus : Badan Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana Pontianak (pp. 3–33).

Marchewka, J. T., 2015. INFORMATION TECHNOLOGY PROJECT


MANAGEMENT. 5th ed. Hoboken: John Wiley.

Satzinger, J. W., Jackson, R. B. & Burd, S. D., 2012. SYSTEM ANALYSIS AND
DESIGN IN A CHANGING WORLD. 6th ed. Boston: Joe Sabatino.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 15

Anda mungkin juga menyukai