Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KONTEN DAN PROSES

MANAJAMEN PROYEK
KELOMPOK 3

Disusun Oleh :

Jessica Kurnia Debora (223020503070)


Salomo Julio Elsada Lautt (223020503080)
Ahmad Fadli (223020503094)
Theodorus Limbong (223020503095)
Bertolomeus (223020503126)
Rara Fahriyanti (223020503128)
Putri Pradiastiwi (223020503232)
Febriani Auria (223020503142)

Dosen Pengampu :
Licantik.,S.Kom., M.Kom.

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
KALIMANTAN TENGAH
2024
BAB I

PENDAHULUAN DAN TUJUAN

A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen proyek adalah suatu metode atau sistem pengelolaan
maupun pengorganisasian berbagai aktivitas dari sebuah bisnis selama
jangka waktu tertentu. Dalam pelaksanaannya, manajemen proyek akan
melalui sejumlah tahapan, seperti initiation, planning, execution, sampai
closure. Proses tersebut pada dasarnya hanya di lakukan ketika suatu
perusahaan atau bisnis ingin melaksanakan sebuah proyek atau kegiatan.
Adapun fungsi manajemen proyek adalah untuk membuat strategi
pekerjaan menjadi lebih cerdas sehingga mampu meningkatkan efisiensi
pelaksanaannya.

Fungsi project management juga membantu pekerja dapat


memanfaatkan sumber daya seminim mungkin, namun tetap memberikan
hasil kinerja secara maksimal, termasuk mengenai kualitas, waktu, serta
keselamatannya. Hal tersebut tentu memerlukan berbagai pengetahuan,
keahlian, serta keterampilan yang mumpuni. Penanggung jawab
operasional proyek ini dikenal dengan sebutan manajer proyek (project
manager). Sosok tersebut umumnya wajib memiliki pengetahuan bisnis,
komunikasi, hingga negosiasi.

1.2 Tujuan
1). Mahasiswa dapat memahami tinjauan sistem dalam manajemen
proyek, Fase dan siklus hidup proyek, lima proses manajemen proyek
pengembangan metodologi proyek teknologi informasi, skill dan
atribut manajer proyek profesional
2). Mahasiswa dapat menjelaskan dari pembahasan materi-materi tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Sistem dalam Manajemen Proyek


Manajemen proyek merupakan aspek penting dari manajemen
sistem informasi. Ini tidak hanya memantau kelancaran pelaksanaan proyek
tetapi juga memastikan penggunaan sumber daya yang efisien. Manajemen
proyek yang tepat memungkinkan organisasi mencapai tujuan mereka secara
efektif dan efisien. Tujuan utama dari manajemen proyek adalah untuk
memastikan keberhasilan proyek di dengan mencapai tujuan berdasarkan
anggaran dan sumber daya yang ditentukan. Keberhasilan setiap proyek
bergantung pada komunikasi yang efektif, penilaian risiko, pengendalian
biaya, dan pengambilan keputusan yang tepat waktu. Integrasi penting untuk
keberhasilan organisasi adalah manajemen proyek dalam sistem manajemen
informasi. Manajemen proyek dalam konteks ini pada dasarnya berarti
mengawasi perencanaan, desain, implementasi, dan pemantauan proyek-
proyek tertentu dalam suatu perusahaan.

Tinjauan sistem dalam manajemen proyek merujuk pada pendekatan


komprehensif untuk mengelola proyek. Ini melibatkan pengorganisasian,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan berbagai aspek proyek. Dalam
konteks manajemen proyek, tinjauan sistem memungkinkan pemangku
kepentingan untuk memahami hubungan antara berbagai komponen proyek
dan dampaknya terhadap keseluruhan sistem. Hal ini penting untuk
memastikan kelancaran dan keberhasilan proyek. Tinjauan sistem juga
mencakup identifikasi, analisis, dan pemecahan masalah yang mungkin
timbul selama siklus hidup proyek.Sumber yang disediakan memberikan
pemahaman yang baik tentang tinjauan sistem dalam manajemen proyek.
Manajemen proyek melibatkan berbagai tahapan, seperti initiation, planning,
execution, dan closure, serta fokus pada pengelolaan waktu dan sumber daya
yang dibutuhkan. Selain itu, tinjauan sistem dalam manajemen proyek juga
dapat digunakan sebagai alat efektif untuk mengelola proyek dalam konteks
manajemen sistem informasi. Ini mencakup aspek komunikasi, manajemen
risiko, manajemen biaya, dan pengambilan keputusan tepat waktu. Oleh
karena itu, tinjauan sistem memegang peranan penting dalam memastikan
kelancaran dan keberhasilan proyek, terutama dalam konteks manajemen
sistem informasi.

Dalam menyelesaikan sebuah proyek, hal utama yang perlu


diperhatikan adalah manajemen waktu dan sumber daya yang dibutuhkan.
Sehingga, setiap kebutuhan dapat terencana dengan baik dan terstruktur.
Salah satu cara untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan
menerapkan strategi manajemen proyek yang optimal. Secara umum,
pengertian manajemen proyek adalah suatu metode atau sistem pengelolaan
maupun pengorganisasian berbagai aktivitas dari sebuah bisnis selama jangka
waktu tertentu. Di mana, untuk mencapai tujuan tersebut banyak parameter
yang harus dikerjakan mulai dari manajemen anggaran, resources, tim
proyek, hingga operasional kerja.

Salah satu ciri utama dari sebuah proyek adalah sifatnya yang
repetitif. Aktivitas yang sesuai untuk menerapkan manajemen proyek adalah
yang menghasilkan produk atau jasa dalam jangka waktu tertentu. Dalam
mengelola project management yang baik, tentu ada beberapa hal yang perlu
dioptimalkan dan memerlukan strategi efektif. Dalam pelaksanaannya,
manajemen proyek akan melalui sejumlah tahapan, seperti initiation,
planning, execution, sampai closure. Proses tersebut pada dasarnya hanya
dilakukan ketika suatu perusahaan atau bisnis ingin melaksanakan sebuah
proyek atau kegiatan.

1). Proyek Pengembangan Perangkat Lunak:


a. Identifikasi Kebutuhan: Tinjauan sistem dimulai dengan identifikasi
kebutuhan pengguna dan pemangku kepentingan. Melakukan analisis
kebutuhan sistem secara menyeluruh, termasuk fungsional dan non-
fungsional.
b. Perencanaan Proyek: Membuat rencana proyek yang mencakup
penjadwalan, alokasi sumber daya, dan anggaran. Menetapkan metrik
kinerja untuk mengevaluasi kemajuan proyek secara sistematis.
c. Pengembangan Sistem: Melaksanakan pengembangan perangkat
lunak berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan. Menggunakan
metodologi pengembangan seperti Agile atau Waterfall sesuai dengan
kebutuhan proyek.
d. Pengujian dan Validasi: Melakukan uji coba sistem secara
menyeluruh untuk memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi
spesifikasi dan standar kualitas yang ditetapkan. Melakukan validasi
dengan melibatkan pengguna akhir dan pemangku kepentingan
lainnya.
e. Implementasi dan Integrasi: Mengimplementasikan sistem ke dalam
lingkungan produksi. Memastikan integrasi yang lancar dengan sistem
yang ada dan infrastruktur lainnya.
f. Pengawasan dan Pengelolaan Risiko: Melakukan pemantauan proyek
secara teratur untuk mengidentifikasi risiko dan masalah potensial.
Mengambil tindakan pencegahan dan korektif yang diperlukan untuk
mengatasi risiko yang muncul.
g. Pengiriman dan Penutupan: Mengirimkan produk akhir kepada
pelanggan atau pengguna akhir. Menyusun laporan penutupan proyek
dan mengevaluasi kesuksesan proyek berdasarkan metrik kinerja yang
telah ditetapkan.

2.2 Fase Dan Siklus Hidup Produk


Mengelola sebuah proyek bukanlah hal yang mudah, apa pun skala dan
cakupannya. Mulai dari merencanakan hal-hal kecil hingga menangani
permintaan klien yang selalu berubah hingga mengirimkan barang tepat
waktu, ada banyak hal yang bisa salah. Ketika Anda membagi proyek ke
dalam tahap-tahap yang dapat dikelola, yang masing-masing memiliki tujuan
dan hasil yang dapat dicapai, akan lebih mudah untuk mengontrol proyek dan
kualitas hasilnya.
Dalam panduan manajemen proyek , jika Anda berada dalam posisi di
mana Anda diharapkan mengelola proyek untuk organisasi Anda dan merasa
kewalahan, lebih baik mulai mempelajari tahapan dasar fase siklus hidup
proyek
1). Inisiasi Proyek (Inivation)
2). Perencanaan proyek (Planning)
3). Eksekusi projek (Execution)
4). Pemantauan dan Pengendalian Proyek (Monitoring And Controlling)
5). Penutupan Proyek (Closure)

Pengembangan sebuah produk pada dasarnya mengikuti tahapan yang


disebut Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle). Perencanaan sebuah
produk yang akan dibuat merupakan fase awal yang dilakukan sebelum
produk baru dibuat. Berdasarkan hasil perencanaan ini, fase berikutnya adalah
membuat analisa berkaitan dengan pengembangan produk baru. Kelemahan
dan kekurangan dari produk yang sekarang dan studi kelayakan pembuatan
produk baru merupakan fokus dari fase analisis. Apabila hasil analisis
merekomendasikan kelayakan dikembangkannya produk baru, maka fase
kegiatan berikutnya adalah membuat desain produk baru tersebut dari berbagai
aspek. Dengan hasil desain ini, maka produk baru pada akhirnya dibuat.
Kegiatan ini dapat dilakukan dalam fase implementasi. Setelah produk jadi,
fase evaluasi harus dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah produk
baru tersebut sesuai dengan perencanaan sebelumnya ataukah tidak. Hasil
evaluasi ini akan memungkinkan dilakukannya pengembangan-pengembangan
produk yang baru lagi.
Apabila diperhatikan, siklus hidup produk ini sebenarnya tidak terlepas
dari pendekatan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Systems Development
Life Cycle – SDLC), dengan fase-fase kegiatan :
1). Perencanaan (Planning)
2). Analisis (Analysis)
3). Perancangan (Design)
4). Implementasi (Implementation)
5). Dukungan (Support)
Gambar 2.1 Siklus Hidup Proyek

1). Fase 1: Inisiasi Proyek


Fase inisiasi (initiation) atau seleksi ialah fase dimana kita
memulai proses berupa identifikasi masalah, situasi fakta, dan analis
kasus. Pada tahap ini biasa dilakukan survei untuk yang mengidentifikasi
kondisi bisnis secara faktual beserta pilihan dari solusi yang di
rekomendasikan. Pada fase ini, studi kelayakan dilakukan guna
menyelidiki apakah setiap pilihan yang ada sudah sesuai dengan tujuan
dari proyek atau belum. Setelah itu, barulah ditentukan solusi akhirnya.
Beberapa isu studi kelayakan yang paling penting ialah perihal berikut.
“Apakah kita mampu menjalankan proyek ini?”

“Apakah kita harus menjalankan proyek ini?”.

Persetujuan stakeholders terhadap solusi yang diajukan, akan


menjadi dasar proyek ketika berlanjut ke tahap perencanaan proyek.
Secara umum, langkah diambil dalam tahap inisiasi ialah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kebutuhan proyek


b. Analisa kelayakan proyek (terutama return on investment)
c. Penetapan keputusan terkait pembuatan atau pembelian dalam proyek
d. Perencanaan anggaran
Fase inisiasi proyek adalah tahap pertama untuk mengubah ide
abstrak menjadi tujuan yang bermakna. Pada tahap ini, Anda perlu
mengembangkan kasus bisnis dan mendefinisikan proyek secara luas.
Untuk melakukan itu, Anda harus menentukan kebutuhan proyek dan
membuat piagam proyek. Piagam proyek adalah dokumen penting yang
berisi rincian seperti batasan proyek , tujuan, penunjukan manajer proyek,
anggaran, jadwal yang diharapkan, dan lain-lain.

Setelah memiliki tujuan proyek dan ruang lingkup proyek ,


identifikasi pemangku kepentingan proyek utama – orang-orang yang akan
terlibat dalam proyek tersebut. Buat daftar pemangku kepentingan dengan
peran, penunjukan, persyaratan komunikasi, dan pengaruh. Meskipun
tujuan proyek yang jelas ditetapkan pada tahap ini, piagam proyek tidak
memuat rincian teknis apa pun yang terjadi pada tahap perencanaan.

Perhatikan contoh produsen mobil yang ditugaskan untuk


mengembangkan kendaraan listrik. Pemilihan desain, kapasitas, dan daya
baterai kendaraan tidak akan menjadi bagian dari tahap inisiasi. Satu-
satunya kepastian adalah bahwa kendaraan listrik akan dikembangkan
dalam jangka waktu dan anggaran yang ditentukan.

2). Fase 2: Perencanaan Proyek


Fase perencanaan (planning) adalah fase dimana solusi proyek dari
fase inisiasi dikembangkan secara lebih rinci. Perencanaan langkah-
langkah yang diperlukan guna memenuhi tujuan proyek pun mulai dibuat.
Pada fase ini, tim proyek melakukan identifikasi terhadap semua
pekerjaan yang akan dilakukan. Identifikasi yang dibuat berupa
kebutuhan sumber daya dan tugas proyek, tak lupa juga strategi yang akan
digunakan. Identifikasi semacam ini biasa disebut dengan scope
management (manajemen ruang lingkup).
Secara umum, langkah yang sering diambil pada fase perencanaan
ialah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan, ruang lingkup (scope), dan batasan masalah


proyek;
b. Mengidentifikasi pihak yang terlibat beserta tugasnya;
c. Menentukan metode, frekuensi, cara berkomunikasi, dan isi
informasi yang disampaikan;
d. Perencanaan manajemen resiko (risk management).
Tahap perencanaan proyek memerlukan ketekunan penuh saat
menyusun peta jalan proyek. Kecuali menggunakan metodologi
manajemen proyek modern seperti manajemen proyek tangkas , fase
kedua manajemen proyek diperkirakan akan memakan waktu hampir
setengah dari keseluruhan rentang waktu proyek.
Dalam fase ini, tugas utama adalah mengidentifikasi persyaratan
teknis, mengembangkan jadwal proyek terperinci , membuat rencana
komunikasi, dan menetapkan tujuan/hasil.

3). Fase 3: Eksekusi Proyek


Fase pelaksanaan (execution) amerupakan fase dimana rencana
proyek yang dimasukkan ke dalam proses serta pekerjaan proyek mulai
dieksekusi. Kemajuan proyek akan terus dipantau serta dilakukan
penyesuaian apabila terjadi perubahan dari rencana semula. Dalam siklus
hidup proyek, sebagian besar waktu project manager dihabiskan pada
fase ini.
Dalam pelaksanaannya, manajer proyek melaksanakan tugas serta
monitoring informasi kemajuan yang akan dilaporkan secara rutin saat
rapat tim.
Secara umum, langkah yang sering diambil pada fase
pelaksanaanialah sebagai berikut:
a. Melaksanakan rencana dan mencapai target proyek yang telah dibuat;
b. Pembuatan sistem pelaksanaan proyek;
c. Menetapkan standar kualitas dari proyek.
Tahap pelaksanaan proyek adalah tempat tim melakukan
pekerjaan sebenarnya. Sebagai manajer proyek, tugasnya adalah
membangun alur kerja yang efisien dan memantau kemajuan tim dengan
cermat.

Tanggung jawab lain dari manajer proyek selama fase ini adalah
untuk secara konsisten menjaga kolaborasi yang efektif antara pemangku
kepentingan proyek . Hal ini memastikan bahwa semua orang tetap
memiliki pemahaman yang sama dan proyek berjalan lancar tanpa
masalah apa pun.

Dapat mengambil bantuan dari alat kolaborasi proyek terbaik yang


tersedia di pasar. Mereka tidak hanya membuat hidup lebih mudah tetapi
juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas tim . Memanfaatkan alat
curah pendapat dapat bersifat transformatif dalam meningkatkan
kolaborasi tim dan curah pendapat. Aplikasi ini memungkinkan anggota
tim untuk memvisualisasikan ide, berbagi umpan balik secara real time,
dan secara kolektif menyempurnakan konsep, berintegrasi secara mulus
dengan fase pelaksanaan proyek. Ini adalah aset penting bagi tim yang
ingin meningkatkan proses kreatif mereka dan memastikan semua suara
didengar selama pengembangan proyek.

4). Fase 4: Pemantauan dan Pengendalian Proyek


Fase pemantauan dan pengendalian merupakan tahap dari proses
pelaksanaan proyek sampai menjelang selesai proyek dan dilakukan
evaluasi. Fase ini biasanya berkaitan dengan jadwal pelaksanaan, biaya,
dan kualitas pelaksanaan proyek. Di mana tujuannya untuk menghasilkan
hasil terbaik tetapi dengan pengeluaran seminimal mungkin. Selama
pelaksanaan proyek, seringkali terjadi beberapa perihal yang tidak sesuai
dengan perkiraan. Proses pengendalian dan pemantauan ini sifatnya
fleksibel, tergantung pada tipe proyek yang dijalankan.

Dalam proses manajemen proyek, fase ketiga dan keempat tidak


bersifat berurutan. Fase pemantauan dan pengendalian proyek dijalankan
bersamaan dengan pelaksanaan proyek, sehingga memastikan bahwa
tujuan dan hasil proyek terpenuhi. Sebagai manajer proyek, Anda dapat
memastikan tidak ada orang yang menyimpang dari rencana awal dengan
menetapkan Critical Success Factors (CSF) dan Key Performance
Indicators (KPI). Selama fase pemantauan manajemen proyek, manajer
juga bertanggung jawab untuk melacak upaya dan biaya secara kuantitatif
selama proses tersebut. Pelacakan ini tidak hanya memastikan bahwa
proyek tetap sesuai anggaran tetapi juga penting untuk proyek-proyek di
masa depan.

5). Fase 5: Penutupan proyek


Fase penyelesaian merupakan tahap akhir atau memberikan hasil
dari proyek, melepaskan sumber daya proyek, dan menyerahkan
dokumentasi proyek untuk bisnis, mengakhiri kontrak. Langkah
berikutnya ialah evaluasi studi guna memeriksa apa yang sudah baik dan
belum. Dengan jenis analisa ini, pengalaman dan evaluasi ditransfer
kepada organisasi proyek. Hasil dari evaluasi ini akan dijadikan acuan
untuk proyek masa depan atau pengembangannya agar lebih baik lagi.
Ini adalah fase terakhir dari proses manajemen proyek. Tahap
penutupan proyek menunjukkan berakhirnya proyek setelah penyerahan
akhir. Ada kalanya talenta eksternal dipekerjakan secara khusus untuk
proyek berdasarkan kontrak. Mengakhiri kontrak ini dan melengkapi
dokumen yang diperlukan juga merupakan tanggung jawab manajer
proyek.

Kebanyakan tim mengadakan pertemuan refleksi setelah proyek


selesai untuk merenungkan keberhasilan dan kegagalan mereka selama
proyek berlangsung. Ini adalah metode yang efektif untuk memastikan
perbaikan berkelanjutan dalam perusahaan guna meningkatkan
produktivitas tim secara keseluruhan di masa depan.

Tugas akhir fase ini adalah meninjau keseluruhan proyek,


menyelesaikan laporan terperinci yang mencakup setiap aspek. Semua
data yang diperlukan disimpan di tempat aman yang dapat diakses oleh
manajer proyek organisasi tersebut.

Meskipun spreadsheet dan catatan tempel sudah cukup di masa


lalu, persyaratan manajemen proyek digital sangatlah berbeda. Jika Anda
mencari manajer proyek yang memiliki pengalaman dan memahami
kelima fase mulai dari inisiasi hingga penutupan, Anda dapat
menggunakan tes manajemen proyek untuk menemukan kandidat yang
paling memenuhi syarat.

2.3 Lima Proses Manajemen Proyek

Gambar 2.2 Tahapan Manajemen Proyek

1. Inisiasi Project
Hal yang perlu dilakukan adalah inisiasi projek. Sebelum project
dimulai, pahami dahulu alasan mengapa project ini harus dilakukan dan
siapa yang akan bertanggung jawab. Sehingga dengan begitu anda dapat
memahami juga tujuan dari project yang dijalankan. Setelah itu lakukan
analisa mengenai biaya, resiko, durasi dan kemungkinan cara
penyelesaiannya. Di dalam tahap ini juga lakukan indentifikasi kepada
semua stakeholder yang nantinya akan terlibat. Dengan mengenal semua
stakeholder dan setiap kepentingannya, maka kita dapat meminimalisir
hambatan yang mungkin muncul.
Anda harus membuktikan bahwa proyek tersebut memiliki value
dan layak untuk dijalankan. Tahap ini biasanya akan dimulai dengan
pembuatan dokumen business case yang berisi penjelasan akan kebutuhan
proyek serta perkiraan potensi keuntungan finansial. Untuk membuat
dokumen tersebut, manajer proyek akan mengumpulkan beragam
informasi mulai dari manfaat proyek, kerugian, biaya, serta risiko yang
mungkin muncul. Dengan demikian, proyek dapat dinilai apakah layak
untuk dijalankan dalam waktu dan biaya yang wajar dan normal.
2. Perencanaan Project
Setelah proyek disetujui untuk dijalankan maka tahapan
manajemen proyek yang kedua adalah project planning atau perencanaan.
Setelah kita mengumpulkan data dari hasil analisis dan identifikasi,
berikutnya kita dapat Menyusun perencanaan yang lebih lengkap terkait
project tersebut. Perencanaan tersebut meliputi lingkupan dan batasan
project, biaya-biaya, kualitas, system komunikasi, manajemen resiko, dan
menentukan sumber daya manusia yang terlibat. Paling penting lagi di
tahap ini adalah menentukan estimasi jadwal dalam melakukan project
tersebut. Jadwal yang sudah disusun penting sekali peranannya dalam
penyelesaian project.
3. Eksekusi Project
Tahapan manajemen proyek yang selanjutnya adalah project
execution dimana produk yang dikelola dalam proyek akan dikembangkan
dan diselesaikan. Selama tahap ini, manajer proyek akan mengalokasikan
kembali sumber daya yang dibutuhkan agar tim tetap bekerja.
Dengan persiapan dokumen dan perencanaan yang tepat, maka di
tahap ini mulai dikerjakan setiap bagian dari project tersebut. Pada tahap
ini, komunikasi yang baik antar stakeholder menjadi hal yang harus
dilakukan dan dijaga. Karena bila ada kurang komunikasi dan tidak
berjalan dengan rencana, maka dipastikan project tersebut tidak selesai.
Jangan lupa untuk selalu mengkomunikasikan setiap progress yang sudah
selesai dilakukan.
Secara garis besar, pada tahap eksekusi ini ada beberapa hal yang
perlu dilakukan yaitu:
a. Manajemen tugas
b. Manajemen jadwal
c. Pengelolaan biaya atau anggaran
d. Pengelolaan kualitas
4. Pemantauan dan Pengawasan Project
Project monitoring mengacu pada pemantauan kemajuan dan
kinerja proyek untuk memastikan bahwa semua aktivitas yang terjadi
sejalan dengan rencana manajemen proyek yang sudah dibuat. Dengan
proses monitoring ini, maka ketika terjadi penyimpangan maka Anda
dapat segera mengetahui dan memperbaikinya.
Seorang Project Manager harus mampu memonitor setiap bagian
dilakukan oleh tim dan memastikan semua berjalan sesuai dengan rencana.
Pastikan semua progress berjalan sesuai jadwal sehingga nantinya project
dapat selesai tepat waktu. Tetap jaga komunikasi dengan setiap
stakeholders dan pastikan bahwa setiap detail pekerjaan yang sedang
dilakukan sudah sesuai dengan yang sudah direncanakan. Manajer proyek
biasanya akan memantau beberapa aspek untuk mengukur kinerja proyek
yang sedang berjalan, seperti:
a. scope proyek
b. distribusi anggaran
c. jadwal dan tenggat waktu proyek
d. kualitas dari produk yang dikembangkan, dan lain-lain.
5. Penyelesaian Project
Tahapan manajemen proyek yang terakhir adalah project closure
atau penutupan proyek. Di tahap ini, hasil akhir akan disajikan kepada
klien atau para pemangku kepentingan. Setelah produk atau hasil akhir
disetujui, maka produk akan dirilis dan manajer proyek akan meninjau dan
menyelesaikan dokumen-dokumen yang diperlukan. Manajer proyek dapat
mengarsipkan dokumentasi proyek untuk digunakan lebih lanjut sebagai
contoh pada proyek lain atau kebutuhan yang lain.
Project dikatakan selesai apabila hasilnya dapat diperlihatkan dan
sesuai dengan tujuan yang dicapai. Projek dikatakan selesai bila konsumen
memutuskan bahwa project tersebut tepat sesuai perencanaan jadwal dan
biaya yang sudah ditetapkan. Namun pada tahap ini, ada kalanya
diperlukan revisi dari tahap ini. Hal tersebut boleh kita lakukan sebagai
penyempurnaan project.
Setelah kontrak berakhir, manajer proyek dan tim dapat melakukan
Post-Mortem untuk mengevaluasi apa saja yang berjalan dengan baik serta
mengidentifikasi kegagalan yang terjadi di dalam pelaksanaan proyek
tersebut. Hal ini diperlukan agar tim dapat melakukan perbaikan untuk
proyek-proyek lain di masa depan.

2.4 Pengembangan Metodologi Proyek Teknologi Informasi Skill dan Atribut


Manajer Proyek Profesional
Pengembangan Metodologi Proyek Teknologi Informasi adalah suatu
proses pengembangan metodologi atau kerangka kerja yang digunakan untuk
mengelola proyek-proyek TI secara efektif dan efisien. Dalam pengembangan
metodologi proyek TI, manajer proyek profesional perlu memiliki sejumlah
keterampilan dan atribut, seperti pemahaman tentang konsep teknologi
informasi, manajemen proyek, keamanan informasi, serta kemampuan dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengembangan sistem kontrol
perubahan pada proyek TI. Selain itu, manajer proyek juga perlu memahami
pentingnya mengembangkan dan menggunakan sistem kontrol perubahan
serta memiliki pengetahuan dalam manajemen layanan TI, audit TI, keamanan
sistem informasi, dan IT governance. Dengan menggabungkan metodologi
proyek yang solid dengan keterampilan dan atribut manajer proyek yang
profesional, proyek teknologi informasi memiliki peluang yang lebih besar
untuk sukses.
Pengembangan metodologi proyek teknologi informasi melibatkan
beberapa langkah penting:
1). Identifikasi Kebutuhan: Memahami kebutuhan bisnis dan teknis dari
proyek teknologi informasi.
2). Perencanaan Proyek: Membuat rencana proyek yang mencakup jadwal,
anggaran, sumber daya, dan risiko yang terkait.
3). Pengembangan: Melakukan pengembangan sistem atau aplikasi sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
4). Pengujian: Melakukan pengujian menyeluruh untuk memastikan bahwa
sistem atau aplikasi berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan
pengguna.
5). Implementasi: Mengimplementasikan solusi teknologi informasi ke dalam
lingkungan produksi.
6). Pemeliharaan: Melakukan pemeliharaan sistem dan aplikasi, termasuk
pembaruan, perbaikan bug, dan peningkatan fitur.
7). Keterampilan dan atribut seorang manajer proyek profesional dalam
konteks teknologi informasi meliputi:
8). Kepemimpinan: Kemampuan untuk memimpin tim proyek dengan efektif
dan menginspirasi anggota tim untuk mencapai tujuan bersama.
9). Komunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan
semua pemangku kepentingan proyek, baik secara lisan maupun tertulis.
10). Manajemen Risiko: Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan mengelola risiko yang terkait dengan proyek teknologi informasi.
11). Manajemen Sumber Daya: Kemampuan untuk mengelola sumber daya
proyek, termasuk anggaran, waktu, dan tenaga kerja.
12). Pemecahan Masalah: Kemampuan untuk mengatasi hambatan dan
menyelesaikan masalah yang muncul selama siklus hidup proyek.
13). Keterampilan Teknis: Memiliki pemahaman yang kuat tentang teknologi
informasi dan mampu memahami kebutuhan teknis proyek.
14). Pengambilan Keputusan: Kemampuan untuk membuat keputusan yang
tepat dan strategis dalam situasi yang kompleks dan berubah-ubah.
15). Manajemen Waktu: Kemampuan untuk mengelola jadwal proyek dan
memastikan bahwa proyek selesai tepat waktu.

Dalam pengembangan metodologi proyek teknologi informasi, manajer


proyek profesional perlu memiliki sejumlah keterampilan dan atribut.
Beberapa hal yang termasuk ke dalam pengembangan metodologi proyek
teknologi informasi dan atribut manajer proyek profesional antara lain adalah
pemahaman tentang konsep teknologi informasi, manajemen proyek,
keamanan informasi, serta kemampuan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengembangan sistem kontrol perubahan pada proyek TI.
Selain itu, manajer proyek juga perlu memahami pentingnya mengembangkan
dan menggunakan sistem kontrol perubahan serta memiliki pengetahuan
dalam manajemen layanan TI, audit TI, keamanan sistem informasi, dan IT
governance.

Dengan menggabungkan metodologi proyek yang solid dengan


keterampilan dan atribut manajer proyek yang profesional, proyek teknologi
informasi memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari tujuan tersebut adalah mahasiswa


diharapkan dapat memahami konsep dasar manajemen proyek, fase dan siklus
hidup proyek, lima proses manajemen proyek dalam pengembangan
metodologi proyek teknologi informasi, serta keterampilan dan atribut yang
diperlukan oleh manajer proyek profesional. Materi-materi yang dibahas
meliputi pentingnya komunikasi yang baik dalam proyek-proyek,
pengembangan soft skill, manajemen proyek sistem informasi, perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, pengelolaan perubahan pada proyek TI, dan
penggunaan sistem kontrol perubahan. Selain itu, mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan dan mengembangkan teknik-teknik manajemen proyek
serta memahami pentingnya pengembangan keterampilan dan atribut manajer
proyek profesional, terutama dalam konteks teknologi informasi. Dengan
memahami materi-materi tersebut, mahasiswa diharapkan dapat
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam
mengelola proyek-proyek TI secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Alfida Aziz, Dahlia Pinem, Steven Tubagus, Nurmatias Nurmatias, Jenji Gunaedi
Argo. (2022, August 8 ). MANAJEMEN PROYEK (TINJAUAN TEORI
DAN PRAKTIS). Retrieved from
https://repository.penerbitwidina.com/publications/554356/manajemen-
proyek-tinjauan-teori-dan-praktis

Ammorhita Azza Natania Ertri, Yessy Arye Yustraini, Salsabila Putri Azzahra,
Javas Aryadinata. (2023). MANAJEMEN PROYEK DALAM
MANAJEMEN SISTEM INFORMASI: METODOLOGI TINJAUAN
LITERATUR SISTEMATIS. Retrieved from
https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/djtechno/article/view/3409

BANI AKOY. ( ). Penjelasan Siklus Hidup Proyek. Retrieved from


https://baniakoy.com/penjelasan-siklus-hidup-proyek/

Fairuzelsaid. (2021, Maret 18 ). Konsep Manajemen Proyek Teknologi Informasi.


Retrieved from https://fairuzelsaid.upy.ac.id/uncategorized/konsep-
manajemen-proyek-teknologi-informasi/

Feradhita NKD. (2021, April 28). 5 Tahapan Manajemen Proyek dalam


Pengelolaan Proyek. Retrieved from
https://www.logique.co.id/blog/2021/04/28/tahapan-manajemen-proyek/

Mohammad Shobri. ( ). IT Project Management LECTURE NOTES


PENGENALAN TERHADAP MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI
INFORMASI. Retrieved from Mohammad Shobri

REDAKSI JAGOAN HOSTING. (2023, Jan 15). Apa itu Manajemen Proyek?
Tujuan, Contoh & Tahapannya. Retrieved from
https://www.jagoanhosting.com/blog/manajemen-proyek-adalah/
RUN System. (2022, Jul 30). 3 Tujuan dan 5 Tahapan Manajemen Proyek Serta
Contoh Penerapannya. Retrieved from
https://runsystem.id/id/blog/manajemen-proyek-adalah/

Software Genuine. (2020, 08 13). 5 Tahapan dalam Siklus Hidup Proyek.


Retrieved from https://softwaregenuine.id/siklus-hidup-proyek/

Tinjauan Manajemen Proyek. (2015, Sep 25). Retrieved from


https://www.slideshare.net/wildancuk/tinjauan-manajemen-proyek

Unknown. ( ). Lima Tahap Dasar dalam Project Management. Retrieved from


https://binus.ac.id/knowledge/2021/10/lima-tahap-dasar-dalam-project-
management/

Anda mungkin juga menyukai