Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MANAJEMEN PERUBAHAN

AKTIVITAS POKOK DALAM IMPLEMENTASI SUATU


PERUBAHAN
Pembimbing: Nuri Islami, M.Si
Oleh:
Kelompok 6
Manajemen VI B
Ahmad Buchori Razak (0506192065)
Raihan Saputra

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022/2023
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap pemimpin
diukur keberhasilannya dari kemampuannya memprediksi perubahan dan menjadikan
perubahan tersebut menjadi suatu potensi, dikutip oleh (Kasali, 2005). Dunia bisnis
selalu menuntut perusahaan mencapai sebuah pembaharuan yang ditunjang dengan
kemajuan pengetahuan dan teknologi. Setiap perusahaan harus mampu menyesuaikan
diri dengan berbagai tuntutan dan perubahan lingkungan yang ada. Karena itulah
banyak dari perusahan ternama baik didalam atau diluar negeri melakukan perubahan
hanya untuk bertahan hidup dan menunjukan eksistensinya sebagai perusahaan yang
tidak ketinggalan jaman.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu:

a. Apa yang dilakukan dalam pekerjaan proyek?


b. Bagaimana perngorganisasian mesin perubahan
c. Mobilisasi sumber-sumber
d. Bagaimana cara membangun motivasi dalam perubahan?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

a. Untuk mengetahui pekerjaan proyek

b. Untuk mengetahui pengorganisasian mesin perubahan

c. Untuk mengetahui mobilisasi sumber-sumber

d. Untuk mengetahui motivasi perubahan

II. KAJIAN TEORI


A, Pekerjaan proyek
Manajemen proyek merupakan strategi yang perlu dilakukan dalam mencapai
efisiensi dan efektifitas suatu perusahaan. Perkembangan pada era teknologi masa ini
sejalan dengan berkembangnya perusahaan yang bergerak di berbagai bidang..
Manajemen proyek dapat pula digunakan untuk memperkirakan adanya percepatan
proyek (crashing). Dengan penyusunan suatu manajemen proyek yang baik, maka
dapat dilakukan estimasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam menjalankan
proyek, sehingga dapat meminimasi kerugian biaya akibat kemungkinan
keterlambaran proyek.

Perencanaan proyek tersebut dapat disusun menggunakan metode antara lain:

1. Work Breakdown Structure

Work breakdown structure (WBS) merupakan suatu pengelompokkan elemen


kerja yang ditunjukkan dalam bentuk grafik untuk mengatur dan membagi
keseluruhan ruang lingkup suatu proyek kerja (Rev, 2003).

2. Critical Path Method (CPM)

Menurut Schroeder (1996) dalam Dimyati dan Nurjaman (2014), Critical Path
Method (CPM) merupakan metode jalur kritis yang menggunakan jaringan dengan
keseimbangan waktu-biaya linear. Teknik CPM dilakukan dengan menyusun jaringan
kerja yang diidentifikasikan ke arah aktivitasaktivitas dan menggunakan simple time
estimates pada tiap aktivitas yang menunjukkan jangka waktu pelaksanaan Beberapa
istilah yang digunakan dalam metode CPM ini adalah:

a. Earliest Start Time (ES)


ES merupakan waktu tercepat suatu kegiatan/ aktivitas dapat dimulai, dengan
memperhatikan waktu kegiatan dan persyaratan pada urutan pengerjaan kegiatan.
b. Latest Start Time (LS)
LS merupakan waktu paling lambat untuk memulai suatu kegiatan.
c. Earliest Finish Time (EF)
EF merupakan waktu tercepat kegiatan dapat diselesaikan.
d. Latest Finish Time (LF)
LF merupakan waktu paling lambat dalam menyelesaikan suatu kegiatan.

Pada CPM dikenal istilah critical path atau jalur kritis yang bertujuan untuk
mengetahui kegiatankegiatan yang memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap
keterlambatan pelaksanaan, sehingga dapat menentukan tingkat prioritas kebijakan
dalam penyelenggaraan proyek. Bentuk CPM tersebut dapat memberikan informasi
terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan terlebih dahulu atau sesudahnya, dan
durasi kegiatan

3. Program Evaluation and Review Technique (PERT)

PERT digunakan dalam melakukan penjadwalan, mengatur dan


mengkoordinasikan bagian-bagian kegiatan dalam suatu proyek. Menurut Soeharto
(2002), metode PERT mencakup tiga perkiraan waktu, yaitu:

a. Waktu pesimistic (tp), adalah waktu paling panjang yang mungkin diperlukan
suatu kegiatan
b. Waktu perkiraan paling mungkin atau most likely (tm), adalah waktu
penyelesaian kegiatankegiatan proyek yang paling memungkinkan, atau
memiliki probabilitas paling tinggi
c. Waktu Optimistic (to), adalah waktu tercepat yang dapat dilakukan untuk
melaksanakan kegiatan suatu proyek.

Setelah menentukan ketiga perkiraan waktu tersebut, maka kita dapat menentukan
waktu kegiatan yang diharapkan (Expected Timed) dengan rumus sebagai berikut:

Expected Time = 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐+ (4 𝑥 𝑚𝑜𝑠𝑡 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑙𝑦)+ 𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐 6

Dalam menentukan perkiraan waktu proyek dapat dihitung dengan menggunakan


perhitungan probabilitas dan diselesaikan dengan tabel normalitas.

Z = 𝑥− µ 𝜎

Dengan keterangan bahwa x merupakan jumlah waktu pelaksanaan proyek yang


diharapkan, µ merupakan rata-rata proyek dapat terselesaikan, dan σ merupakan
standar deviasi.

Beberapa fungsi dari manajemen proyek (Dimyati dan Nurjaman, 2014), adalah:

1. Fungsi perencanaan (Planning)

Fungsi ini bertujuan dalam pengambilan keputusan yang mengelola data dan
informasi yang dipilih untuk dilakukan di masa mendatang, seperti menyusun rencana
jangka panjang dan jangka pendek, dan lain-lain.
2. Fungsi Organisasi (Organizing)

Fungsi organisasi bertujuan untuk mempersatukan kumpulan kegiatan manusia, yang


memiliki aktivitas masing-masing dan saling berhubungan, dan berinteraksi dengan
lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi, seperti menyusun lingkup
aktivitas, - lain.

3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating)

Fungsi pelaksanaan bertujuan untuk menyelaraskan seluruh pelaku organisasi terkait


dalam melaksanakan kegiatan/ proyek, seperti pengarahan tugas serta motivasi, dan
lain-lain. 4. Fungsi Pengendalian (Controlling) Fungsi pengendalian bertujuan untuk
mengukur kualitas penampilan dan penganalisisan serta pengevaluasian kegiatan,
seperti memberikan saran-saran perbaikan, dan lain-lain.

B, Pengorganisasian

C, Mobilisasi Sumber-Sumber

D, Motivasi Perubahan

Motivasi berasal dari kata motif “motive” yang berarti “dorongan atau daya
penggerak”. Motif merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua penggerak
alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan
manusia berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada dasarnya mempunyai
motif termasuk tingkah laku secara reflek dan yang berlangsung secara otomatis
mempunyai maksud tertentu, walaupun maksud itu tidak senantiasa disadari manusia
(Swanburg Russel, 2000).

Ada beberapa pengertian motivasi antara lain:

Robbin (dalam Brahmasari dan Suprayetno 2008) mengemukakan bahwa


motivasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan
tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.
Siagian (2002:94 dalam Brahmasari dan Suprayetno 2008) mengemukakan
bahwa dalam kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam
organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para
manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu: (1) Filsafat hidup manusia
berkisar pada prinsip “quit pro quo”, yang dalam bahasa awam dicerminkan oleh
pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”, (2) Dinamika
kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak hanya bersifat materi, akan tetapi juga
bersifat psikologis, (3) Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia, (4)
Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan, mengakibatkan
tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang dalam
organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang berbeda-beda.

Radig (1998), Soegiri (2004:27-28 dalam Brahmasari dan Suprayetno 2008)


dalam Antoni (2006:24 dalam Brahmasari dan Suprayetno 2008) mengemukakan
bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan
untuk meningkatkan gairah kerja karyawan sehingga dapat mencapai hasil yang
dikehendaki oleh manajemen. Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal
mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik,
maka gairah kerja karyawan akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai
dengan standar kinerja yang ditetapkan. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk
motivasi dapat dilihat antara lain dari tingkat kehadiran karyawan, tanggung jawab
terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan.

Motivasi dalam melakukan perubahan suatu organisasi atau perusahaan hanya dapat
dilakukan dengan cara:

1. Menumbuhkan kesadaran untuk berubah


2. Mengungkapkan gap antara situasi saat ini dengan yang dikehendaki
3. Menyebarkan ekspetasi yang positif terhadap perubahan

III. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai