Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN TUGAS 2 :

1. Menjelaskan masing masing 5 (lima) manfaat manajemen kinerja bagi manajer,


individu dan karyawan dan organisasi

Jawab :
a) Menurut Wibowo (2010) manfaat kinerja bagi manajer antara lain :
 Mengusahakan klarifikasi kinerja dan harapan perilaku
 Menawarkan peluang menggunakan waktu secara bekualitas
 Memperbaiki kinerja tim dan individu
 Mengusahakan penghargaan nonfinansial bagi staf
 Mengusahakan dasar untuk membantu karyawan yang kinerjanya rendah
 Mengembangkan individu, mendukung kepemimpinan
 Memotivasi dan mengembangkan tim
 Mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau kembali kinerja dan tingkat
kompetensi

Manfaat Bagi Manajer :


 Menjadi guru, pembimbing dan teman, lebih dari sekedar menjadi pemimpin ataupun
orang yang menghakimi
 Mempercayai orang untuk memakai metodenya sendiri untuk mencapai apa yang
diharapkan manajer
 Mendelegasikan kewenangan berdasarkan kepercayaan (trust)
 Menjadi pemimpin ‘post-heroic’ yang memahami bahwa setiap masalah dapat diatasi
dengan cara mengembangkan kapasitas orang lain untuk mengatasinya
 Menyatukan pendapat di antara para staf tentang siapa yang harus mengerjakan apa
dan siapa yang bertanggung jawab menegenai apa

b) Menurut Wibowo (2010) manfaat kinerja bagi individu antara lain :


 Memperjelas peran dan tujuan
 Mendorong dan mendukung untuk tampil lebih baik
 Membantu mengembangkan kemampuan kinerja
 Peluang mengukur kinerja
 Memformulasikan tujuan dan rencana perbaikan cara bekerja

Manfaat Bagi Individu :


 Mengurangi keterlibatan kita dalam semua hal (manajemen mikro)
 Menghemat waktu dengan membantu karyawan mengambil keputusan sendiri, dengan
memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan serta pemahaman yang diperlukan
untuk mengambil keputusan dengan benar
 Mengurangi kesalah pahaman yang menghabiskan waktu di antara para staf tentang
siapa yang bertanggung jawab atas apa
 Mengurangi frekuensi situasi dimana kita tidak memiliki informasi pada saat kita
membutuhkannya
 Mengurangi berbagai kesalahan (dan terulangnya kesalahan) dengan membantu kita
serta staf kita mengidentifikasikan sebab-sebab terjadinya kesalahan ataupun
inefisiensi
 Kejelasan peran dan sasaran
 Rangsanagn serta dukungan untuk dapat berkinerja yang lebih baik
 Tersedianya bimbingan serta bantuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan
 Suatu landasan yang obyektif dan adil dalam mengevaluasi kinerja
 Kesempatan untuk terlibat dalam proses tersebut dengan informasi yang sudah
tersedia terlebih dahulu, serta waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri

c) Manfaat Bagi Karyawan :


 Memecahkan keluhan-keluhan karyawan
 Menyediakan forum-forum terjadwal untuk mendiskusikan kemajuan kerja sehingga
para karyawan dapat menerima umpan balik yang mereka perlukan untuk menilai
seberapa jauh pencapaian mereka, dan mengetahui dimana posisi mereka
 Memberi kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan keahlian dan
kemampuan baru
 Memberi kemungkinan pada karyawan untuk mengenali rintangan-rintangan
peningktana kinerja
 Membantu karyawan untuk mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan dan
mengapa hal itu perlu dikerjakan, manajemen kinerja memberikan kewenangan-
kekuasaan untuk membuat keputusan sehari-hari

d) Menurut Wibowo (2010) manfaat kinerja bagi individu antara lain :


 Menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim (kelompok) dan individu
 Memperbaiki kinerja
 Memotivasi karyawan
 Meningkatkan komitmen
 Mendukung nilai-nilai inti
 Memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan
 Meningkatkan ketrampilan
 Mengusahakan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan
 Mengusahakan basis perencanaan karier
 Membantu menaan karyawan untuk minta pindah atau minta berhenti
 Mendukung inisiatif kualitas total dan pelayanan pelanggan
 Mendukung program peubahan budaya

(Sumber : BMP EKMA 4263/Modul 2/Hal 2.12 – 2.17)

2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan perancangan sistem manajemen kinerja


menggunakan prinsip prinsip efektif, efisien, transparan, objektif dan akuntabel.

Jawab :
 Prinsip Efektif, artinya melakukan pekerjaan yang benar (dothe right things).
Efektif juga dapatdiartikan tingkat pencapaian tujuan atau tingkat kepuasan sebagai
akibat dari tercapainya tujuan.
 Prinsip Efisien, artinya melakukan pekerjaan dengan benar (do the right). Efisien
juga dapat diartikan sebagai penghematan sumber daya organisasi.
 PrinsipTransparan, artinya memungkinkan individu dan tim untuk dengan mudah
memahami bagaimana tujuan mereka sesuai dengan tujuan perusahaan. Sangat
penting untuk menjaga keterbukaan untuk memastikan karyawan merasa nyaman
dan terlibat. Ambiguitas dalam setiap program melahirkan ketidakpercayaan dan
ketidakpastian. Hal ini mengacu pada, misalnya, transparansi tentang data
perusahaan yang relevan, ketersediaan sumber daya yang akan digunakan untuk
meningkatkan efisiensi kerja, dan tujuan perusahaan. Dengan cara ini karyawan
dapat bertanggung jawab atas tujuan dan menyinkronkan diri mereka sendiri secara
mandiri.
 Prinsipobjektif, artinya segala penentuan seperti evaluasi harus dilakukan secara
objektif. Misal pada saat evaluasi kerja, maka dibuat dokumentasi atau merekam
proses kerja/membuat penilain kerja masing-masing karyawan barulah dilakukan
penilaian secara objektif dan netral.
 Prinsip akuntabel, adalah bentuk pertanggungjawaban seorang pemilik usaha atau
sebuah organisasi kepada pihak yang berhak mendapatkan dan meminta
keterangan mengenai kegiatan bisnis atau kinerja dalam menjalankan tugas demi
mencapai tujuan tertentu.

3. Menyebutkan dan menjelaskan dasar dasar perancangan sistem manajemen kinerja


dalam organisasi/perusahaan.
 Menurut Maskell (1981), ada 7 dasar sistem manajemen kinerja yaitu:
1) Berkaitan langsung dengan strategi perusahaan.
2) Variabel-$ariabel diukur secara nonfinansial.
3) Fleksibel dan ber$ariasi tergantung lokasi perusahaan.
4) Dinamis dan selalu diperbaharui seiring perubahan jaman .
5) Sederhana dan praktis (mudah dilaksanakan).
6) Memungkinkan adanya umpan balik yang cepat bagi operator dan
manajer yang bertanggung jawab melaksanakan proses perbaikan.
7) Ditujukan untuk proses perbaikan.

 Menurut Globerson (Stoop, 1996) ada 7 dasar perancangan sistem manajemen


kinerja sebagai berikut :
1) Kriteria kinerja yang akan diukur dalam setiap level organisasi berasal dari
tujuan perusahaan.
2) S i s t e m   m a n a j e m e n   k i n e r j a   y a n g   d i r a n c a n g   m e m u n g k i n k
a n   u n t u k   d i p a k a i   s e b a g a i   a l a t membedakan antarperusahaan sejenis
(kaji banding atau benchmarking).
3) Tujuan perancangan sistem manajemen kinerja didefinisikan dengan jelas
sejak awal.
4) Metode pengumpulan dan pengolahan data yang akan dipakai
didefinisikan dengan jelas.
5) D a l a m   p e n e n t u a n   b e s a r a n   $ a r i a b e l ,   p e n g g u n a a n   r a s i o   $ a r i a b e l  
l e b i h   d i s u k a i   d i b a n d i n g k a n dengan penggunaan angka absolute.
6) Kr i t e r i a   k i n e r j a   y a n g   d i r a n c a n g   d i   b a w a h   k e n d
a l i   u n i t   o r g a n i s a s i   y a n g   b e r h a k   mengevaluasinya.).
7) Kriteria kinerja kuantitatif lebih disukai daripada kualitati f.
 Menurut Wibisono (2006) dasar perancangan sistem manajemen kinerja terdiri
dari :
1) Mudah Dimengerti : KISS (Keep It Simple, Stupid), sistem manajemen kinerja
yang dirancang hendaknya berorientasi pada kemudahan untuk diterapkan.
Sering kali perusahaan mengambil pendekatan yang diperkenalkan oleh para
ahli dari ngara maju, namun dalam praktiknya kesulitan untuk menerapkannya
bahkan hanya menjadi ajang seremonial untuk mendapatkan skor atau sertifikasi
saja.
2) Berorientasi Jangka Panjang bersifat relatif tergantung organisasi memaknainya.
Sebelumnya fokus manajemen kinerja yang berbasis finansial mengukur kinerja
masa lalu dan hanya sekedar berorientasi pada keuntungan finansial saja. Saat
ini, aspek nonfinansial jangka panjang, telah menjadi fokus bagi perusahaan
untuk go international. Oleh karena itu, sistem manajemen kinerja yang
dirancang sebaiknya mengakomodasikan hal-hal tersebut agar perusahaan dapat
bersaing secara global dan lestari.
3) Berdasarkan atas Basis Waktu (Umpan Baik SegeraMungkin), hal ini
diperlukan agar perusahaan dapat segera menindak lanjuti penyimpangan
kinerja dari yang telah ditargetkan.
4) Fokus Pada Perbaikan Berkelanjutan, penerapan kaji banding (benchmarking)
baik secara internal, diperbandingkan dengan kinerja masa lalu perusahaan itu
sendiri, maupun secara eksternal, diperbandingkan dengan kompetitor bahkan
mengacu pada praktik perusahaan terbaik di dunia (best practice) sangat
dianjurkan.
5) Menggunakan Pendekatan Kuantitatif memudahkan dalam menindaklanjuti
perbaikan yang akan dilakukan. Penggunaan rasio-rasio dan angka absolut
untuk dibandingkan dengan standar memicu orang untuk segera mengambil
tindakan.

(Sumber : BMP EKMA4263/Modul 2/Hal 2.24 – 2.27)

Anda mungkin juga menyukai