1. Schwarz (1999)
Pengertian manajemen kinerja menurut Schwarz adalah gaya manajemen yang dasarnya
adalah komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan yang menyangkut pencapaian
tujuam memberikan umpan bali dari manajer kepada karyawan dan sebaliknya dari
karyawan kepada manajer, demikian pula dengan penilaian kinerja.
2. Amstrong (2004)
Pengertian manajemen kinerja menurut Amstrong adalah pendekatan strategis dan terpadu
untuk menyampaikan sukses berkelanjutan pada organisasi dengan memperbaiki kinerja
karyawan yang bekerja didalamnya dan dengan mengembangkan kemampuan tim dan
kontributor individu.
3. Bacal (1999)
Pengertian manajemen kinerja menurut Bacal adalah komunikasi yang berkesinambungan
dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasa langsungnya. Proses
ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai
pekerjaan yang akan dilakukan.
4. Castello (1994)
Pengertian manajemen kinerja menurut Castello adlaah dasar dan kekuatan pendorong
yang berada di belakang semua keputusan organisasi, usaha kerja dan alokasi sumber
daya.
Model Manajemen Kinerja
Model Manajemen kinerja adalah proses tentang dijalankan dan di ungkapkannya
manajemen kinerja dengan cara yang berbeda beda, dari yang sangat sederhana dan
mendasar sampai pada proses yang mendalam.
1.Model Deming
Menyusun Rencana
3. Model Costello
Perencanaan kinerja
Coaching setiap hari
Evaluasi kinerja
Dari ketiga bagian tersebut yang paling menyerap waktu manajer adalah evaluasi
kinerja karena manajer harus menilai kinerja tahunan dari masing-masing orang.
5 Pendekatan modern, pimpinan mendorong bawahan untuk mencapai tujuan individu dan
tujuan organisasi
Proses Inspeksi -> melalui penelitian instrumen penilaian mungkin membuat lebih efektif atau
akuratAniekRumijati
6 Manusia bukan objek fisik (konflik antara kegunaan/manfaat manusia dengan martabat
manusia
Sebagai dasar fundamental human value dan seringkali bukan human problems of
industryAniekRumijati
8 PENILAIAN KINERJAWHOWHATWHYWHENWHEREHOWAniekRumijati
21 WHERE ??? On The job appraisal Off the job appraisal Back
AniekRumijati
Terdapat dua jenis kinerja lingkungan yaitu kinerja lingkungan kuantitatif dan kinerja
lingkungan kualitatif.
a. Kinerja lingkungan kuantitatif adalah kinerja yang hasilnya dapat diukur dari sistem
manajemen lingkungan yang terkait kontrol aspek lingkungan fisiknya. Indikator kualitatif
adalah ukuran yang didasarkan pada semantik, pandangan, persepsi seseorang berdasarkan
pengamatan dan penilaiannya terhadap sesuatu. Kuantitatif adalah ukuran yang didasarkan pada
sata empiris dan hasilnya numerik uang menunjukkan karakteristik kinerja dalam bentuk fisik,
keuangan dan bentuk lain, misalnya batas baku mutu limbah.
b. Kinerja lingkungan kualititatif adalah kinerja yang hasilnya dapat diukur dari hal-hal yang
terkait dengan ukuruan aset non fisikm seperti prosedur, proses inovasi, motivasi, dab senabgat
kerja yang dialamu pelaku kegiatan dalam mewujudkan kebijakan lingkungan organisasi, sasaran
dan target.
perencanaan kinerja
/ LABEL: INDIKATOR KINERJA, KOMPONEN KINERJA, PERENCANAAN KINERJA, RENCANA KINERJA
perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik, yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. didalam rencana kinerja ditetapkan rencana
capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan
kegiatan.penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan
anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu.
2. program
program-program yang ditetapkan merupakan program-program yang berada dalam lingkup
kebijakan tertentu sebagaimana dituangkan dalam strategi yang diuraikan pada dokumen rencana
strategi. selanjutnya perlu diidentifikasi dan ditetapkan program-program yang akan dilaksanakan
pada tahun bersangkutan, sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
3. kegiatan
kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh instansi
pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu. dalam komponen kegiatan ini
perlu ditetapkan indikator kinerja kegiatan dan rencana capaiannya.
4. indikator kinerja kegiatan
indikator kinerja ialah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
suatu kegiatan yang telah ditetapkan. indikator kinerja kegiatan yang akan ditetapkan dikategorikan
kedalam kelompok:
1. masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan
program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya sumber daya
manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya.
2. keluaran (outputs) adalah segala sesuatu berupa produk/ jasa (fisik dan atau non fisik)
sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan
yang digunakan.
3. hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan
pada jangka menengah.outcomes merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/ jasa
dapat memenuhi dan harapan masyarakat.
4. manfaat (benefits) adalah kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan langsung oleh
masyarakat.dan dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh publik.
5. dampak (impact) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi lingkungan atau
kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja disetiap indikator dalam suatu
kegiatan.
indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat mengindikasi sejauh mana
keberhasilan pencapaian sasaran.dalam hubungan ini, penetapan indikator kinerja kegiatan
merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang indikator kinerja atau
ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program instansi.
penetapan indikator kinerja kegiatan harus didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan
memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang harus diorganisasi,
indikator kinerja dimaksud hendaknya (1) spesipik dan jelas , (2) dapat diukur secara objektif, (3)
relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,dan (4) tidak bias.
Tujuan Manajemen Kinerja
Pada dasarnya tujuan performance management atau manajemen kinerja dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Tujuan Strategik
Tujuan strategik berhubungan dengan kegiatan pegawai sesuai dengan tujuan
organisasi. Pelaksanaan suatu strategi memerlukan penjelasan mengenai hasil
yang ingin dicapai, perilaku, karakteristik pegawai yang diperlukan, pengembangan
pengukuran, dan sistem umpan balik bagi kinerja pegawai.
2. Tujuan Administratif
Tujuan administratif berhubungan dengan evaluasi kerja untuk keperluan
keputusan administratif, pengkajian, promosi, pemutusan hubungan kerja, dan
lain-lain.
3. Tujuan Pengembangan
Perfomance management juga bertujuan untuk melakukan pengembangan
kapasitas pegawai yang berpotensi di bidang kerjanya, memberikan pelatihan bagi
pegawai yang kinerjanya kurang baik, serta penempatan pegawai pada posisi yang
tepat.
Terdapat dua jenis kinerja lingkungan yaitu kinerja lingkungan kuantitatif dan kinerja
lingkungan kualitatif.
a. Kinerja lingkungan kuantitatif adalah kinerja yang hasilnya dapat diukur dari
sistem manajemen lingkungan yang terkait kontrol aspek lingkungan fisiknya. Indikator
kualitatif adalah ukuran yang didasarkan pada semantik, pandangan, persepsi seseorang
berdasarkan pengamatan dan penilaiannya terhadap sesuatu. Kuantitatif adalah ukuran yang
didasarkan pada sata empiris dan hasilnya numerik uang menunjukkan karakteristik kinerja
dalam bentuk fisik, keuangan dan bentuk lain, misalnya batas baku mutu limbah.
b. Kinerja lingkungan kualititatif adalah kinerja yang hasilnya dapat diukur dari hal-hal yang
terkait dengan ukuruan aset non fisikm seperti prosedur, proses inovasi, motivasi, dab senabgat
kerja yang dialamu pelaku kegiatan dalam mewujudkan kebijakan lingkungan organisasi, sasaran
dan target.
Berbeda dengan training yang sifatnya jangka pendek, coaching diberikan dalam
rentang waktu panjang 6-12 bulan melalui serangkaian pertemuan yang
berkesinambungan. Di periode tersebut seorang coach membantu coachee
mengoptimalkan potensi dirinya dalam mencapai satu tujuan tertentu.
Oleh karenanya, dalam prinsip coaching seseorang tidak hanya dinilai dari tercapai
atau tidak tercapainya tujuan kinerja dia, namun juga potensi atau talenta yang muncul
dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Seorang coach membantu coachee berpikir
kreatif, menemukan ide-ide baru dan menjaga motivasi untuk mengambil tindakan
terbaik.
Program Leader as Coach melatih manajer menjadi coach bagi timnya untuk peningkatan
performance dan engagement.
Manfaat coaching bagi perusahaan bisa diukur dengan meningkatnya employee
engagement (kerjasama antar individu, kolaborasi, motivasi) dan tercapainya obyektif
kinerja (target bisnis). Meskipun prosesnya mungkin tidak terjadi dalam sekejap, namun
inisiatif coaching layak dilakukan untuk sustainability (ketahanan) organisasi dalam
jangka panjang.
Aplikasi Coaching di Perusahaan
Aktivitas coaching di perusahaan idealnya diberikan dalam program jangka panjang
dengan sasaran-sasaran strategis seperti:
Pengembangan Kepemimpinan (Leadership Development), program coaching yang
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas seseorang dalam memimpin tim dan
organisasi.
Pengembangan Talenta (Talent Development), coaching yang ditujukan
untuk grooming individu-individu berpotensi yang diharapkan menjadi successor di
organisasi.
Peningkatan Kinerja (Performance Improvement), coaching yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas karyawan dalam mencapai obyektif kinerja dan bisnis.
Identifikasi Peluang Baru, coaching yang dilakukan secara kelompok antar unit untuk
menelurkan strategi-strategi baru dalam menangkap peluang pasar.
Perubahan Perilaku (Behavioral Change), coaching yang ditujukan untuk menciptakan
kesamaan mindset dan perilaku semua karyawan sesuai dengan visi dan nilai-nilai
organisasi.
Masih banyak lagi aplikasi coaching di organisasi yang intinya dilakukan ketika pihak
perusahaan menetapkan tujuan jangka panjang yang melibatkan keterlibatan semua
pihak.
Siapa yang Melakukan Coaching?
Coaching bisa diberikan oleh pihak luar sebagai coach eksternal yang memang khusus
dikontrak untuk membantu pihak organisasi mencapai tujuan. Pilihan ini diambil bila
organisasi tidak memiliki sumber daya kompeten yang mampu menjalankan coaching
atau memerlukan pihak lain yang berdiri netral.
Menyiapkan internal coach melalui program pelatihan coaching yang komprehensif.
Di sisi lain, ada baiknya pula pihak organisasi menyiapkan sumber daya yang siap
terjun sebagai coach internal. Umumnya coach internal ini diwakili oleh manajer-
manajer yang sudah mendapatkan pelatihan kompetensi coaching. Mereka tidak hanya
diharapkan dapat melakukan coaching, tapi juga mendapatkan pengalaman sebagai
pemimpin yang mampu mengembangkan orang lain.
Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM yang lebih berkualitas sangat diperlukan di setiap lingkungan
kerja. Karena SDM tetap merupakan kebutuhan sentral yang menggerakkan dinamuka lingkungan utama
pengunjung pembangunan manusia di bidang ekonomi. Terlebih lagi pada saat ini kita akan memasuki
era perdagangan bebas, yang berarti persaingan kualitas SDM akan semakin ketat dalam lingkungan
kerja yang ada. Persaingan bebas menuntut persaingan kualitas antara suatu lingkungan kerja dengan
lingkungan kerja lainnya, hanya lingkunganb yang memiliki kualitas SDM tinggi saja yang dapat tetap
eksis dalam era persaingan bebas tersebut. Di sisi lain pembinaan yang handal pada diri pribadi
karyawan. Sementara sebagai manusia, karyawan memiliki kebutuhan, kebutuhan manusia yang paling
mendasar adalah pangan, sandang dan papan Itempat tinggal), manusia akan berusaha memuaskan
segala keperluan kebutuhan manusia yang paling mendasar tersebut, manusia harus bekerja. Karena
dengan bekerja manusia akan memperoleh nafkah atau uang sebagai imbalan upah atau gaji. Semakin
besar gaji atau upah maka akan semakin besar pula segala keperluan hidup atau kebutuhan yang akan
dipenuhi guna kelangsungan hidup manusia. Manusian bekerja karena keperluan dan kebutuhan sehari-
hari yang paling mendasar, semakin besar imbalan yang diperoleh seorang karyawan yang xiii
bersangkutan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pemberian
kompensasi dimungkinkan dapat memberikan kepuasan bagi karyawan. Terpuaskannya kebutuhan-
kebutuhan karyawan melalui pemberian kompensasi dimungkinkannya dapat meningkatnya kepuasan
kerja karyawannya. Menyadari pentingnya keberadaan karyawan maka pihak Rumah Sakit Islam Klaten
berusaha mengelola dan mengembangkan karyawan yang dimiliki oleh Rumah Sakit Islam Klaten cukup
banyak dan dengan latar belakang pendidikan yang bervariasi.