Anda di halaman 1dari 2

Ada beberapa prinsip yang mendasari perjanjian kontrak asuransi, secara

umum,prinsip-prinsip tersebut mendasari kontrak asuransi yang dibuat. Adapun


yang termasuk ke dalam prinsip-prinsip asuransi sebagai berikut ini yaitu :

a) Principle of Indemnity
yaitu prinsip tersebut mengatakan bahawa pihak yang mengasuransikan ( insured
) tidak bisa memperoleh uang pertanggungjawaban lebih dari kerugian yang
sebenarnya pada saat terjadi kejadian yang merugikan, berapa pun asuransi yang
dibeli. sebagai contoh misalnya terjadi kebakaran yang menghabiskan bangunan
yang diasuransikan. kerugian tersebut bernilai Rp. 1.000.000.000,- pihak yang
mengasuransikan tidak bisa memperoleh uang pertanggungan lebih besar dari Rp
1.000.000.000,- kerugian tersebut. Prinsip semacam itu bisa mengendalikan
problem moral hazard. Dengan prinsip semacam ini, kemungkinan seseorang
melakukan moral hazard (misal, sengaja membakar bangunan agar asuransinya
bisa dibayarkan), bisa dikurangi secara signifikan. Prinsip lainnya yang juga
penting dan berkaitan dengan prinsip Indemnity adalah kehadiran asuransi lain.
Dalam hal, pihak yang mengasuransikan (insured) tidak bisa memperoleh uang
pertanggungan dari lebih dari satu perusahaan asuransi. jika ada dua perusahaan
asuransi yang terlibat, biasanya kedua perusahaan tersebut akan berbagi
pertanggungan tersebut.

b) Principle of Insurable Interest 


yaitu prinsip tersebut mengatakan bahwa asuransi didasarkan pada adanya
kepentingan yang diasuransikan. pihak yang mengasuransikan harus bisa
menunjukkan hal tersebut pada waktu meminta uang pertanggungan. sebagai
contoh misalkan keluarga mengasuransikan jiwa ayak (karena sebagai kepala
kelurga). jika ayah tersebut meninggal dunia maka ahli warisannya berhak
memperoleh uang pertanggungan misal Rp 1.000.000.000 keluarga tersebut
mempunyai kepentingan terhadap hidupnya bapak tersebut karena jika bapak
tersebut meninggal maka keluarga tersebut akan kehilangan kesempatan
memperoleh pendapatan (yang diperoleh bapak tersebut). dengan kata lian,
keluarga tersebut mempunyai kepentingan yang bisa diasuransikan, bukti
kepemilikan kepentingan tersebut bisa diperlihatkan melalui, misal hubungan
keluarga (ahli warisan adalah anak dari bapak tersebut). prinsip semacam itu
cukup bermanfaat untuk mengurangi problem moral hazard, prinsip semacam itu
secara efektif juga bisa menghalangi penggunaan asuransi sebagai alat perjudian
(gambling).

c) Principle of Subrogation 
yaitu prinsip subrogation mengatakan bahwa seseorang membeli asuransi maka
perusahaan asuransi berhak atas kas yang akan diterima pihak yang
mengasuransikan dari pihak ketiga. sebagai contoh misal wahyu
mengasuransikan pabrik, kemudian pabrik tersebut terbakar habis karena PT X,
perusahaan yang memasok bahan bakar ke pabrik tersebut, melakukan tindakan
yang ceroboh yang mengakibatkan kebakaran tersebut. wahyu kemudian
menuntut ganti rugi ke PT X. perusahaan asuransi berhak menerima uang ganti
rugi yang diberikan oleh PT X kepada wahyu, prinsip tersebut merupakan
konsekuensi lanjutan dari prinsip indemnity. alasan lain adalah prinsip semacam
itu menaruh orang yang teledor (ceroboh) sebagai pihak yang bertanggung jawab
atas keceribihannya, dan karenaya harus menanggung akibat dari perbuatannya
tersebut.

d) Principle of Utmost Good Faith 


yaitu kontrak asuransi didasarkan pada kepercayaan bersama, standar kejujuran
yang tinggi dipegang untuk kontrak asuransi, jika terjadi pelanggaran terhadap
standar kejujuran tersebut, kontrak asuransi bisa dibatalkan. Berikut ini contoh
bagaimana standar kejujuran yang tinggi tersebut diaplikasikan ke kontrak
asurans, melalui representasi,warranties,penyembunyian dan kesalahan, yaitu
sebagai berikut :
 Representasi dalam hal ini adalah peryataan yang dibuat oleh pemohon
asuransi (pembeli) sebelum polis asuransi dikeluarkan.

 Warranties adalah klausul dakam kontrak asuransi yang mengatakan bahwa


sebelum perusahaan asuransi mempunyai kewajiban maka kondisi,
fakta,atau situasi tertentu yang memengaruhi risiko harus ada.

 Penyembunyian yaitu menyembunyikan informasi berarti dian (tidak


memberitahukan) ketika dia harus memberitahukan.

 Kesalahan jika kesalahan terjadi dalam kontrak,perbaikan bisa dilakukan


setelah polis asuransi dikeluarkan. kesalahan dalam hal ini adalah kesalahan
yang dilakukan bersama,atau kesalahan yang diketahui oleh pihak lain,
meskipun tidak disebutkan pada waktu perjanjian dibuat.

(Sumber : BMP ABDI4211/Modul 5/Hal 5.13 – 5.16)

Anda mungkin juga menyukai