Anda di halaman 1dari 2

Adapun yang termasuk ke dalam prinsip-prinsip asuransi sebagai berikut :

a. Principle of Indemnity
Prinsip tersebut mengatakan bahwa pihak yang mengasuransikan (esured) tidak bisa memperoleh
uang pertanggungan lebih dari kerugian yang sebenarnya pada saat terjadi kejadian yang
merugikan, berapa pun asuransi yang dibeli. Sebagai contoh, produk asuransi mobil. Sebuah
mobil mengalami kerusakan pada bagian depan karena kecelakaan. Perusahaan asuransi hanya
wajib menanggung ganti rugi di bagian depan tersebut.

Prinsip lainnya yang juga penting dan berkaitan dengan prinsip indemnity adalah kehadiran
asuransi lain. Dalam hal, pihak yang mengasuransikan (insured) tidak bisa memperoleh uang
pertanggungan dari lebih dari satu perusahaan asuransi. Jika ada dua perusahaan asuransi yang
terlibat, biasanya kedua perusahaan tersebut akan berbagi pertanggungan tersebut.

b. Principle of Insurable Interest


Prinsip tersebut mengatakan bahwa asuransi didasarkan pada adanya kepentingan yang
diasuransikan. Pihak yang mengasuransikan harus bisa menunjukkan hal tersebut pada waktu
meminta uang pertanggungan. Sebagai contoh, produk asuransi jiwa kredit. Pak Joko tinggal di
Solo. Bu Ana tinggal di Kalimantan. Bu Ana mengajukan kredit di suatu bank. Mereka berdua
tidak saling mengenal dan tidak memiliki hubungan apapun. Dengan demikian, Pak Joko tidak
bisa mengasuransikan kredit yang diajukan oleh Bu Ana.

c. Principle of Subrogation
Prinsip subrogation mengatakan bahwa seseorang membeli asuransi, maka perusahaan asuransi
berhak atas kas yang akan diterima pihak yang mengasuransikan dari pihak ketiga. Sebagai
contoh, produk asuransi kendaraan. Pak Ridwan mengasuransikan mobilnya di perusahaan
asuransi ABCD. Mobil milik Pak Ridwan kemudian ditabrak oleh mobil milik Bu Viona. Setelah
mengganti kerugian yang dialami Pak Ridwan, perusahaan asuransi ABCD memiliki hak
subrogasi untuk menuntut Bu Viona.

Prinsip semacam itu bermanfaat untuk menurunkan premi asuransi. Pada beberapa jenis asuransi
(misal kecelakaan), kas yang diperoleh dari pihak ketiga yang teledor (ceroboh, mengakibatkan
kecelakaan) bisa cukup signifikan. Kas masuk tersebut bisa dipakai oleh perusahaan asuransi
untuk mengurangi kerugiannya, yang mempunyai implikasi pada penurunan premi yang
dibebankan perusahaan asuransi tersebut. Alasan lain adalah prinsip semacam itu menaruh orang
yang teledor (ceroboh) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kecerobohannya, dan
karenanya harus menanggung akibat dari perbuatannya tersebut.

d. Principle of Utmost Good Faith


Kontrak asuransi didasarkan pada kepercayaan bersama. Standar kejujuran yang tinggi dipegang
untuk kontrak asuransi. Jika terjadi pelanggaran terhadap standar kejujuran tersebut, kontrak
asuransi bisa dibatalkan. Berikut ini contoh bagaimana standar kejujuran yang tinggi tersebut
diaplikasikan ke kontrak asuransi, melalui representasi, warranties, penyembunyian, dan
kesalahan.Sebagai Contoh : produk asuransi kesehatan. Sebelum membuat kesepakatan dengan
perusahaan asuransi, nasabah perlu mengungkapkan mengenai riwayat penyakit, pengalaman
dirawat di rumah sakit dan sebagainya.

Sebaliknya, perusahaan asuransi perlu menjelaskan secara baik pula mengenai informasi terkait
produk tersebut dan tidak menutup-nutupi supaya nasabah mendapatkan informasi yang utuh.

Sumber :

BMP ADBI4211 Modul 5 Manajemen Risiko Dan Asuransi

https://bigalpha.id/news/6-prinsip-asuransi-dari-utmost-good-faith-sampai-proximate-cause

https://journal.uir.ac.id/index.php/uirlawreview/article/download/3418/1814/

Anda mungkin juga menyukai