Nim : 041246846
Jawab :
Penilaian kinerja adalah suatu proses membandingkan kinerja karyawan dengan standar yang telah
ditetapkan oleh organisasi. Tetapi lebih khusus lagi, penilaian kinerja merupakan proses di mana
kontribusi karyawan terhadap organisasi selama periode tertentu dinilai (Fisher, et at, 1990). Sedangkan
menurut Dessler (2000), penilaian kinerja adalah (usaha) mengevaluasi kinerja karyawan pada saat ini
dan masa lalu dikaitkan dengan standar kerjanya. Noe, et al, (2000) mendefinisikan pengertian kinerja
yang lebih strategis, menurutnya penilaian kinerja hanya merupakan salah satu bagian dari proses
manajemen kinerja secara luas. Yang dimaksud dengan manajemen kinerja adalah suatu proses di mana
manajer yakin bahwa aktivitas dan output karyawan telah sesuai dengan sasaran organisasi.
Atas dasar pengertian Noe dan kawan-kawan (2000) di atas, sistem manajemen kinerja mencakup tiga
bagian, yaitu:
1. Pendefinisian kinerja
Sistem manajemen kinerja dikhususkan bagi aspek-aspek kinerja yang relevan terhadap organisasi,
terutama yang diperoleh melalui analisis jabatan.
2. Proses pengukuran kinerja Proses pengukuran kinerja melakukan pengukuran terhadap aspek-aspek
kinerja melalui penilaian kinerja. Proses penilaian kinerja ini menurut Dessler (2000), mencakup (1)
merancang standar kerja, (2) menilai kinerja aktual karyawan dikaitkan dengan standarnya, dan (3)
memberikan umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memberikan motivasi kepada karyawan.
memperkecil kekurangan kinerja atau sebaliknya mempertahankan kinerja agar di atas standar.
3. Pemberian umpan balik informasi kinerja Umpan balik kepada karyawan dimaksudkan agar karyawan
dapat melakukan penyesuaian kinerja mereka dengan sasaran organisasi karena mereka telah
mengetahui seberapa baik mereka telah berkinerja dibandingkan dengan standar/sasaran yang telah
ditetapkan oleh organisasi.
Jawab :
Hubungan antara perilaku dan kinerja dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa ada empat (4) determinan utama yakni perílaku individual,
kinerja, penghrgaan dan motivasi. Variabel- variabel tertentu yang mempengaruhi kinerja dan dapat
dikontrol oleh manajemen antara lain desain pekerjaan (tugas atau aktivitas untuk dikerjakan/isi
pekerjaan), konteks organisasional (gaya pensupervisian, organisasi kerja, kondisi kerja, komunikasi,
dsb.), dan sasaran kinerja.
Di samping itu, kompetensi yang dimiliki oleh individu dan usaha yang dilakukannya juga merupakan
variabel penting dari kinerja seseorang. Seseorang yang bekerja keras dan diimbangi dengan kompetensi
dan pengetahuan yang memadai dan disertai dengan usaha yang sungguh- sungguh akan mencapai hasil
yang optimal di dalam melakukan pekerjaannya. Selanjutnya, sebagai hasil dari kinerja adalah
produktivitas bagi organisasi dan perhargaan bagi karyawan. Penghargaan bagi karyawan dapat berupa
upah, tunjangan, keamanan pekerjaan, pengakuan dari teman kerja dan supervisor serta peluang untuk
dipromosikan.
Dari hal inilah, maka perlu dilakukan penilaian kinerja karyawan yang relevan. Dengan adanya penilaian
kinerja maka karyawan memiliki peluang untuk dipromosikan, meningkatkan pendapatan, serta dapat
mengembangkan diri melalui pendidikan/pelatihan.
Jawab :
Dalam proses penilaian kinerja, cenderung terjadi berbagai macam ketidaktepatan dan bias penilaian.
Kesalahan penilaian tersebut umumnya terjadi pada tahap keputusan dan pemrosesan informasi yang
akan berdampak pada hasil penilaian kinerja.
Beberapa Kesalahan dalam Penilaian, sebagai berikut :
Kesalahan ini terjadi karena penilai pada umumnya menilai karyawan pada sisi yang tinggi dari suatu
skala penilaian tanna memperhatikan kinerja nyata dari karyawan tersebut. Kesalahan ini memiliki
dampak yang serius ketika dikaitkan dengan keputusan seperti promosi atau kompensasi.
b. Kecenderungan tengah
Kesalahan ini dilakukan ketika seorang penilai menilai kinerja karyawan cenderung untuk menilai ke arah
tengah dari suatu skala pengukuran tanpa memperhatikan kinerja nyata karyawan tersebut. Hal ini
terjadi apabila statistik penilaian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan dinilai mendekati titik
tengah dari skala kinerja.
Recency terjadi apabila evaluasi didasarkan pada kinerja pekerjaan pada waktu yang paling akhir
(umumnya 2-3 bulan sebelum waktu evaluasi/penilaian). Adanya kelonggaran, kecenderungan tengah
dan recency akan sulit membedakan antara karyawan yang berkinerja bagus dengan yang berkinerja
buruk. Di samping itu, kesalahan ini membuat sulit untuk membandingkan penilaian dari penilai yang
berbeda.
d. Efek halo (Halo effect) Kesalahan umum lain yang sering terjadi dalam proses penilaian kinerja adalah
efek halo. Hal ini terjadi apabila seorang pentlai membiarkan karakteristik tunggal dari seorang
karyawan mempengaruhi pertimbangan penilai dalam menilai karyawan yang bersangkutan.
Di samping beberapa kesalahan di atas, preferensi personal, prejudis dan bias juga dapat menyebabkan
kesalahan pada penilaian kinerja. Selain itu penampilan, status sosial, pakaian, suku dan jenis kelamin
juga memiliki pengaruh pada proses penilaian kinerja.
4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan pelatihan berbasis web!
Jawab :
3. Dapat digunakan pada sistem operasi yang berbeda (Windows, Mac, UNIX, LINUX, PDA, dan peralatan
wireless lainnya);
1. Kelebihan Strategis
Pelatihan berbasis web strategis hanya digunakan untuk mendukung tujuan umum penting dalam
jangka panjang. Alasan strategis dari implementasi pelatihan berbasis web meliputi beberapa hal yaitu:
Pelatihan berbasis web adalah media yang baik bagi pengembangan tenaga kerja global. Web dapat
menyampaikan materi pelatihan secara konsisten, bersamaan, dan dengan kualitas pelatihan yang sama
pada setiap pesertanya di berbagai belahan dunia sehingga tujuan pelatihan dapat dicapai secara
merata.
Pelatihan berbasis web merupakan alat yang paling baik ketika suatu organisasi akan mengeluarkan
suatu produk baru di berbagai belahan dunia secara bersamaan. Web dapat menjadi media untuk
melatih para costumer service tentang produk tersebut. Organisasi tidak perlu lagi membuang-buang
waktu dan tenaga untuk mengirimkan orang dari kantor pusat untuk melatih para pegawai di kantor
cabang mengenai produk-produk baru yang akan diluncurkan sehingga waktu dan biaya tersebut bisa
dialokasikan kembali pada pengembangan dan penyempurnaan produk baru lainnya.
Pada organisasi berskala kecil, pelatihan berbasis web dapat digunakan untuk menyampaikan pelatihan
yang berkaitan dengan keahlian dasar, seperti pelatihan aplikasi komputer dan pelatihan produk.
Pelatihan jenis ini akan mengurangi tugas manajer sehingga mereka dapat memfokuskan pekerjaan di
bidang lainnya, seperti mentoring atau pengembangan keahlian dan pengetahuan lebih lanjut.
Perubahan kecenderungan pola bekerja dalam lingkungan keria menuntut organisasi untuk terus
melakukan perubahan. Pelatihan berbas web memudahkan untuk melatih tenaga kerja baru maupun
penguatan bac pegawai yang lama. Metode seperti ini memudahkan juga bagi para pegawaj untuk
mengikuti pelatihan sesuai dengan waktu yang mereka miliki dan gava mereka dalam bekerja.
Jumlah kebutuhan tenaga kerja sementara meningkat seiring dengan semakin tingginya tingkat
kebutuhan masyarakat akan suatu organisasi Pelatihan berbasis web dapat menjadi penyedia pelatihan
dalam waktu cepat untuk kasus sejenis ini.
e-learning mampu menyediakan simulasi/role-play yang cukup nyata untuk diikuti para pegawai
sehingga pengetahuan dan keahlian mereka dalam memproduksi atau melakukan pelayanan terhadap
pelanggan meningkat Peningkatan keahlian produksi atau pelayanan berarti peningkatan produktivitas
dan keuntungan.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan pelatihan berbasis web perlu diperhatikan tujuan strategis
dari organisasi, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian dan memperkuat komitmen
dalam menggunakan pelatihan berbasis web, karena pelatihan jenis ini cukup mahal dalam
pengadaannya.
2. Kelebihan Taktis
Dengan memanfaatkan pelatihan berbasis web, organisasi dapat mengurangi biaya perjalanan dan
akomodasi pelatih maupun peserta pelatihan dalam pelatihan.
Pelatihan berbasis web secara teknis memungkinkan peserta pelatihan untuk mengikuti pelatihan kapan
saja, dan dimana saja selama waktu mereka memungkinkan.
Organisasi biasanya menyediakan infrastruktur seperti internet, komputer dengan multimedia yang baik,
dan teknologi lainnya. Pelatihan berbasis web dapat memaksimalkan penggunaan teknologi yang ada
sehingga dapat menambah keahlian para pegawai.
e. Memungkinkan penyampaian tanpa batasan Sistem Operasi Tidak seperti pelatihan berbasis
komputer, pelatihan berbasis web dapat berjalan dengan baik pada sistem operasi Windows, MacOS,
UNIX, dan LINUX.
Organisasi yang membutuhkan rekaman baik untuk laporan kepada pemerintah atau alasan asuransi,
dapat menyelidiki kembali partisipasi pegawainya dalam pelatihan dan pelatihan apa saja yang mereka
ikuti. Beberapa program pelatihan berbasis web memiliki alat yang dapat menyimpan catatan akurat
yang mendukung keperluan organisasi.
g. Mudah untuk di perbaharui Materi pada pelatihan berbasis web mudah untuk di-update dibandingkan
dengan program pelatihan tradisional karena perubahan tidak memerlukan pencetakan ulang atau
pendistribusian setelah perubahan dilakukan.
Seperti halnya media, pelatihan berbasis web memiliki kekurangan di samping kelebihan-kelebihan yang
melekat padanya. Salah satu kelemahan dari pemanfaatan pelatihan berbasis web adalah tidak dapat
dihitungnya ROI dalam sebuah pelatihan. Organisasi hanya dapat memperhitungkan keuntungan bersih
bukan ROI karena mereka tidak dapat menghitung pengeluaran langsung dan tidak langsung yang
dibutuhkan untuk menghiturg ROI. Berikut ini adalah beberapa kelemahan lain dari pelatihan berbasis
web
1. Metode Belajar yang Baru
Bagi beberapa orang pelatihan berbasis web adalah suatu hal bar Kemampuan dalam menggunakan web
browser, navigasi pada program non linear (tidak berurutan), serta cara berinteraksi dengan peserta
pelatihan dan ahli dengan menggunakan aplikasi yang tidak familiar seperti chat room dan forum
diskusi.
Hal yang juga menjadi kesulitan dalam pelatihan berbasis web adala manajemen hal-hal di luar pelatihan
itu sendiri. Pelatihan berbasis we diantaranya bergantung pada sumber-sumber lain di luar website
organisas hardware yang mendukung, dan akses yang bagus ke dalam jaringan.
Hal lain yang masih menjadi kekurangan dari pelatihan berbasis we adalah cara berpikir baik dari para
peserta pelatihan maupun yang berada dalam lingkungan kerja mereka. Kadangkala pelatihan berbasis
web dianggan bukan pelatihan yang sesungguhnya karena para peserta pelatihan hanya duduk di
mejanya masing-masing dan menghadap komputer tanpa melakukan apa-apa. Orang yang melihatnya
pun seperti menganggap mereka tidak melakukan apa-apa, dan hanya browsing saja sehingga sering kali
orang lain (termasuk manajer) memanggil mereka untuk meminta bantuan atau ha lain yang dapat
memecah konsentrasi belajar para peserta pelatihan.
Pelatihan berbasis web membutuhkan lebih banyak waktu untuk mendesain dibandingkan dengan
waktu yang dihabiskan untuk proses pelatihannya sendiri. Selain itu, setelah selesai pembuatan
pelatihan berbasis web ini pun perlu diujicobakan. Langkah-langkah ini yang menambah biaya dan
waktu dalam pengembangannya.
5. Keterbatasan Bandwith
Keterbatasan bandwith yang dimiliki suatu organisasi dapat menyulitkan dalam proses peny.ampaian
materi pelatihan. Materi-materi yang banyak membutuhkan gambar, suara, bahkan video akan lambat
untuk di-download atau bahkan ter-download dengan tidak sempurna yang mengakibatkan
berkurangnya esensi materi.
6. Keterbatasan Browser
Setiap browser memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Tiap browser juga memiliki cara yang
berbeda untuk membaca script penyusun halaman web yang mengakibatkan perbedaan tampilan
halaman yang dapat berbeda antara satu browser dengan browser lainnya. Hal ini dapat menjadi
halangan yang cukup mengganggu dalam penyampaian materi.