Anda di halaman 1dari 5

NAMA : WIDIYA DWI HASTUTI

MATKUL : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

JAWABAN TUGAS 3

1. Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai penilaian kinerja, kita


harus mengetahui terlebih dahulu pengertian dari kinerja. Kinerja
didefinisikan sebagai catatan outcomes yang dihasilkan pada fungsi atau
aktivitas pekerjaan tertentu selama periode waktu tertentu (Bernardin &
Russell, 1998). Sedangkan yang dimaksud dengan penilaian kinerja adalah
suatu proses membandingkan kinerja karyawan dengan standar yang telah
ditetapkan oleh organisasi. Tetapi lebih khusus lagi, penilaian kinerja
merupakan proses di mana kontribusi karyawan terhadap organisasi selama
periode tertentu dinilai (Fisher, et at, 1990). Sedangkan menurut Dessler
(2000), penilaian kinerja adalah (usaha) mengevaluasi kinerja karyawan pada
saat ini dan masa lalu dikaitkan dengan standar kerjanya. Noe, et al, (2000)
mendefinisikan pengertian kinerja yang lebih strategis, menurutnya penilaian
kinerja hanya merupakan salah satu bagian dari proses manajemen kinerja
secara luas.

Sumber: Modul EKMA4214

2.
Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa ada empat (4) determinan
utama yakni perilaku individual, kinerja, penghrgaan dan motivasi. Variabel-variabel
tertentu yang mempengaruhi kinerja dan dapat dikontrol oleh
manajemen antara lain desain pekerjaan (tugas atau aktivitas untuk dikerjakan/isi
pekerjaan), konteks organisasional (gaya pensupervisian,
organisasi kerja, kondisi kerja, komunikasi, dsb.), dan sasaran kinerja.
Di samping itu, kompetensi yang dimiliki oleh individu dan usaha yang
dilakukannya juga merupakan variabel penting dari kinerja seseorang.
Seseorang yang bekerja keras dan diimbangi dengan kompetensi dan
pengetahuan yang memadai dan disertai dengan usaha yang sungguh�sungguh akan
mencapai hasil yang optimal di dalam melakukan
pekerjaannya. Selanjutnya, sebagai hasil dari kinerja adalah produktivitas
bagi organisasi dan perhargaan bagi karyawan. Penghargaan bagi karyawan
dapat berupa upah, tunjangan, keamanan pekerjaan, pengakuan dari teman
kerja dan supervisor serta peluang untuk dipromosikan.
Dari hal inilah, maka perlu dilakukan penilaian kinerja karyawan yang
relevan. Dengan adanya penilaian kinerja maka karyawan memiliki peluang
untuk dipromosikan, meningkatkan pendapatan, serta dapat mengembangkan
diri melalui pendidikan/pelatihan.

Sumber: Modul EKMA4214 Hal 7.4

3. a. Kemurahan hati/Kelonggaran (Leniency)


Kesalahan ini terjadi karena penilai pada umumnya menilai
karyawan pada sisi yang tinggi dari suatu skala penilaian tanpa
memperhatikan kinerja nyata dari karyawan tersebut. Kesalahan ini
memiliki dampak yang serius ketika dikaitkan dengan keputusan
seperti promosi atau kompensasi.

b. Kecenderungan tengah
Kesalahan ini dilakukan ketika seorang penilai menilai kinerja
karyawan cenderung untuk menilai ke arah tengah dari suatu skala
pengukuran tanpa memperhatikan kinerja nyata karyawan tersebut.
Hal ini terjadi apabila statistik penilaian menunjukkan bahwa
sebagian besar karyawan dinilai mendekati titik tengah dari skala
kinerja.

c. Kondisi terakhir (Recency)


Recency terjadi apabila evaluasi didasarkan pada kinerja pekerjaan
pada waktu yang paling akhir (umumnya 2-3 bulan sebelum waktu
evaluasi/penilaian). Adanya kelonggaran, kecenderungan tengah dan
recency akan sulit membedakan antara karyawan yang berkinerja
bagus dengan yang berkinerja buruk. Di samping itu, kesalahan ini
membuat sulit untuk membandingkan penilaian dari penilai yang
berbeda.

d. Efek halo (Halo effect)


Kesalahan umum lain yang sering terjadi dalam proses penilaian
kinerja adalah efek halo. Hal ini terjadi apabila seorang penilai
membiarkan karakteristik tunggal dari seorang karyawan
mempengaruhipertimbangan penilai dalam menilai karyawan yang
bersangkutan

Sumber: Modul EKMA4214 Hal 7.20

4. - Beberapa kelebihan dalam


menerapkan pelatihan berbasis web antara lain:
1. mudah untuk disampaikan kepada para pengguna;
2. kesempatan untuk mengadakan pelatihan kelompok sebaik mengadakan
pelatihan individu;
3. dapat digunakan pada sistem operasi yang berbeda (Windows, Mac,
UNIX, LINUX, PDA, dan peralatan wireless lainnya);
4. isi materi pelatihan mudah untuk di-update;
5. hasil dari pelatihan cepat diperoleh;
6. membutuhkan lebih sedikit technical support;
7. akses ke dalam pelatihan dapat ditentukan sendiri oleh peserta pelatihan;
8. pilihan untuk bertautan dengan sistem pelatihan lainnya.

Adapun kelebihan dari strategi pelatihan ini terbagi atas kelebihan


strategis dan kelebihan taktis, sebagai berikut.

1. Kelebihan Strategis
Pelatihan berbasis web strategis hanya digunakan untuk mendukung
tujuan umum penting dalam jangka panjang. Alasan strategis dari
implementasi pelatihan berbasis web meliputi beberapa hal yaitu:

a. Mengembangkan tenaga kerja global


Pelatihan berbasis web adalah media yang baik bagi pengembangan
tenaga kerja global. Web dapat menyampaikan materi pelatihan secara
konsisten, bersamaan, dan dengan kualitas pelatihan yang sama pada setiap
pesertanya di berbagai belahan dunia sehingga tujuan pelatihan dapat dicapai
secara merata.

b. Memberikan penjelasan produk secara merata


Pelatihan berbasis web merupakan alat yang paling baik ketika suatu
organisasi akan mengeluarkan suatu produk baru di berbagai belahan dunia
secara bersamaan. Web dapat menjadi media untuk melatih para costumer
service tentang produk tersebut. Organisasi tidak perlu lagi membuang-buang
waktu dan tenaga untuk mengirimkan orang dari kantor pusat untuk melatih
para pegawai di kantor cabang mengenai produk-produk baru yang akan
diluncurkan sehingga waktu dan biaya tersebut bisa dialokasikan kembali
pada pengembangan dan penyempurnaan produk baru lainnya.

c. Mengatur organisasi secara merata


Pada organisasi berskala kecil, pelatihan berbasis web dapat digunakan
untuk menyampaikan pelatihan yang berkaitan dengan keahlian dasar, seperti
pelatihan aplikasi komputer dan pelatihan produk. Pelatihan jenis ini akan
mengurangi tugas manajer sehingga mereka dapat memfokuskan pekerjaan di
bidang lainnya, seperti mentoring atau pengembangan keahlian dan
pengetahuan lebih lanjut.

d. Menyesuaikan dengan kebutuhan pegawai


Perubahan kecenderungan pola bekerja dalam lingkungan kerja
menuntut organisasi untuk terus melakukan perubahan. Pelatihan berbasis
web memudahkan untuk melatih tenaga kerja baru maupun penguatan bagi
pegawai yang lama. Metode seperti ini memudahkan juga bagi para pegawai
untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan waktu yang mereka miliki dan gaya
mereka dalam bekerja.

e. Memungkinkan pelatihan pada tenaga kerja tak terduga


Jumlah kebutuhan tenaga kerja sementara meningkat seiring dengan
semakin tingginya tingkat kebutuhan masyarakat akan suatu organisasi.
Pelatihan berbasis web dapat menjadi penyedia pelatihan dalam waktu cepat
untuk kasus sejenis ini.

f. Meningkatkan produktivitas dan keuntungan

e-learning mampu menyediakan simulasi/role-play yang cukup nyata


untuk diikuti para pegawai sehingga pengetahuan dan keahlian mereka dalam
memproduksi atau melakukan pelayanan terhadap pelanggan meningkat.
Peningkatan keahlian produksi atau pelayanan berarti peningkatan
produktivitas dan keuntungan.

- KEKURANGAN MENGGUNAKAN PELATIHAN BERBASIS


WEB
Seperti halnya media, pelatihan berbasis web memiliki kekurangan di
samping kelebihan-kelebihan yang melekat padanya. Salah satu kelemahan
dari pemanfaatan pelatihan berbasis web adalah tidak dapat dihitungnya ROI
dalam sebuah pelatihan. Organisasi hanya dapat memperhitungkan keuntungan bersih
bukan ROI karena mereka tidak dapat menghitung
pengeluaran langsung dan tidak langsung yang dibutuhkan untuk menghitung
ROI. Berikut ini adalah beberapa kelemahan lain dari pelatihan berbasis web.

1. Metode Belajar yang Baru


Bagi beberapa orang pelatihan berbasis web adalah suatu hal baru.
Kemampuan dalam menggunakan web browser, navigasi pada program non
linear(tidak berurutan), serta cara berinteraksi dengan peserta pelatihan dan
ahli dengan menggunakan aplikasi yang tidak familiar seperti chat room dan
forum diskusi.

2. Manajemen Sumber Eksternal


Hal yang juga menjadi kesulitan dalam pelatihan berbasis web adalah
manajemen hal-hal di luar pelatihan itu sendiri. Pelatihan berbasis web,
diantaranya bergantung pada sumber-sumber lain di luar website organisasi,
hardware yang mendukung, dan akses yang bagus ke dalam jaringan.

Sumber: Modul EKMA4214 Hal 8.37

Anda mungkin juga menyukai