Perencanaan SDM merupakan suatu proses dalam menentukan kebutuhan pegawai dan
mensinkronisasi kebutuhan tersebut aga pelaksanaannya terintegrasi dengan rencana organisasi
(Sikula, 2001). Milkovich dan Nystrom (Yoder, 1981) menyatakan bahwa perencanaan SDM
merupakan suatu proses peramalan, pengembangan, pengimple- mentasian, dan pengontrolan yang
menjamin organisasi mempunyai kesesuaian antara jumlah pegawai, penempatan pegawai secara
benar. waktu yang tepat, yang secara ekonomis dan lebih bermanfaat.
Alwi (2001) menyatakan bahwa perencanaan SDM adalah perencanaan yang disusun pada
tingkat operasional yang diajukan untuk memenuhi permintaan SDM dengan kualifikasi yang
dibutuhkan. Perencanaan SDM pada dasarnya dibutuhkan ketika perencanaan bisnis sebagai
implementasi visi dan misi organisasi telah ditetapkan. V'si organisasi sebagai pemandu arah sebuah
bisnis kemana akan menuju dan dengan strategi apa bisnis tersebut akan dijalankan, Berawal dari
strategi bisnis tersebut kemudian strategi perencanaan SDM apa yang akan dipilih. Strategi SDM
yang dipilih dan ditetapkan sangat menentukan kebutuhan SDM seperti apa yang akan diinginkan,
baik secara kuantitas maupun kualitas.
Tabel 2.1
1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas pegawai yang akan mengisi semua jabatan
dalam perusahaan;
2. Untuk menjamin tersedianya pegawai masa kini maupun masa depan, sehingga
setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya;
3. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas;
4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS) sehingga
produktivitas kerja meningkat;
5. Untuk menghindari kekurangan atau kelebihan pegawai;
6. Menjadi pedoman dalam menetapkan program rekrutmen, seleksi, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian
pegawai;
7. Menjadi pedoman dalam melakukan mutasi (vertikal atau horizontal) dan pensiun
pegawai;
8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian pegawai.
Ruang lingkup perencanaan SDM pada intinya merupakan gambaran kebutuhan unit kerja,
yang selanjutnya diorganisasi dalam level yang lebih tinggi, yaitu keputusan manajemen.
Pemahaman tersebut menggambarkan bahwa ruang lingkup perencanaan SDM di dalam organisasi
secara umum adalah seperti yang disajikan dalam tabel 2.2.Ruang Lingkup Organisasi.
1. Organisasi
Penjelasan Perencanaan SDM pada level organisasi menggambarkan kebutuhan
organisasi akan SDM secara keseluruhan. Kebutuhan- Ini baik dalam level pegawai
manajerial maupun pegawai operasional. Perencanaan SDM dalam level ini juga
diselaraskan dengan visi, misi, dan strategi organisasi yang ada.
2. Departemen/Unit Kerja
Perencanaan SDM pada level departemen menggambarkan kebutuhan SDM
departemen atau unit kerja yang ada di dalam organisasi. Kebutuhan ini diselaraskan
dengan tujuan dan lingkup pekerjaan yang ada di departemen maupun unit kerjay
Perencanaan SDM dalam level tim kerja. Perencanaan ini didasarkan atas kebutuhan
untuk membentuk dan mengoptimalkan tim kerja dalam rangka menunjang kinerja
organisasi. Pada level ini diatur kebutuhan SDM dalam level
3. Tim Kerja
Perencanaan SDM dalam level tim kerja. Perencanaan ini didasarkan atas kebutuhan
untuk membentuk dan mengoptimalkan kerja dalam rangka menunjang kinerja
organisasi. Pada level ini diatur kebutuhan SDM dalam level yang lebih teknis.
4. Individu
Perencanaan SDM pada level individu menggambarkan kebutuhan organisasi akan
individu pegawal yang disertai dengan deskripsi jabatan yang akan diemban oleh
pegawai tersebut.
Bagi seorang pegawai, mengetahui secara pasti rencana tentang kepegawaian organisasi tempat
dimana ia berada akan memungkinkannya untuk menyusun rencana pengembangan karir bagi
dirinya sendiri Artinya bagi individu pegawai perencanaan pegawai akan sangat membantu bagi
dirinya dalam menentukan masa depannya di dalam organisasi.
2. Kepentingan Organisasi
3. Kepentingan Negara
Keberadaan pegawai akan memungkinkan Negara untuk mengatur program penataan dan
pengembangan SDM guna mendukung terciptanya Negara sebagai organisasi yang memiliki
efisiensi yang tinggi. Suatu Negara (sebagai sebuah sistem) yang terdiri dari organisasi-
organisasi (sebagai sub sistem) yang memiliki tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi di
dalamnya akan menyebabkan Negara tersebut memiliki tingkat efisiensi yang tinggi pula,
sehingga mampu bersaing dengan Negara-negara lain di tingkat internasional.
4. Program Perencanaan.
Untuk itu, kegiatan perencanaan SDM dalam organisasi hendaknya berdasarkan kepada filosofi
perencanaan yang terdiri dari:
1. Berfikir Ke Depan
Jika kita bicara perencanaan maka kita akan mendiskusikan hal-hal yang terjadi di
masa depan. Oleh karena itu trend demografi, ekonomi, pembangunan, sosial, dan
politik menjadi sangat penting. Informasi tersebut dapat memperkirakan jumlah dan
jenis SDM yang dibutuhkan di masa depan.
2. Mengontrol Masa Depan
Perencanaan SDM dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang. Perencanaan yang baik akan mendorong penetapan SDM yang lebih dini
sehingga perencanaan SDM yang baik merupakan gambaran bagaimana
mengkontrol kebutuhan SDM di masa depan.
3. Proses Peramalan
Perencanaan SDM merupakan proses peramalan. Sehingga penyusunan kebutuhan
yang ada merupakan gambaran sederhana dari ramalan tentang masa depan.
Ramalan tersebut hendaknya juga didasarkan pada data dan informasi kebutuhan
SDM yang ada di dalam organisasi.
4. Pengambilan Keputusan secara Holistik.
Perencanaan SDM membutuhkan adanya pengambilan keputusan yang terpadu
antara semua level pekerjaan dan level struktural organisasi sehingga keputusan
yang diambil merupakan sinergitas dari berbagai kepentingan. Keputusan tersebut
merupakan keputusan bersama.
5. Prosedur Formal
Perencanaan SDM merupakan suatu prosedur formal yaitu proses pengambilan
keputusan bersama yang dituangkan dalam dokumen formal. Ini membutuhkan
dukungan dari pemilik dan pemimpin organisasi. Perencanaan SDM harus masuk ke
dalam struktur formal organisasi sehingga kebutuhan akan SDM berkualitas menjadi
lebih
Rivai dan Sagala (2009) menyatakan bahwa dalam perencanaan pegawai terdapat empat
filosofi penting yaitu:
1) Perencanaan untuk Kebutuhan Masa Depan Beberapa pegawai dengan kemampuan yang
dibutuhkan organisasi agar dipertahankan selama suatu jangka waktu yang dapat
diperkirakan di masa depan.
2) Perencanaan untuk Keseimbangan Masa Depan. Berapa banyak pegawai yang ada sekarang
yang dapat diharapkan untuk tetap tinggal dalam organisasi.
3) Perencanaan untuk Rekrutmen, Seleksi, atau Pemberhentian Sementara Bagaimana
organisasi dapat mencapai jumlah pegawai yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
bisnis dan operasionalnya. Terutama berkenaan dengan rekrutmen, seleksi, atau
pemberhentian sementara.
4) Perencanaan untuk Pengembangan.
Bagaimana seharusnya pelatihan dan penyesuaian pegawai dalam organisasi diatur sehingga
organisasi akan terjamin dari pengisian secara berkelanjutan pegawai yang berpengalaman
dan berkualitas yang memang dibutuhkan organisasi.
Perencanaan SDM tidak selalu berjalan secara mudah. Terdapat berbagai kendala dan tartangan
yang dihadapi. Sejumlah kendala dalam perencanaan SDM antara lain:
Selain tantang tersebut, sejumlah tantangan dalam perencanaan SDM menurut Simamora
(2004) adalah berkenaan dengan:
Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam perencanaan SDM antara lain adalah:
1) Teknik Delphi.
Teknik ini menggunakan keahlian sekelompok orang (biasanya manajer). Para perencana di
departemen SDM dalam hal ini berfungsi sebagai penengah, menyimpulkan berbagai
pendapat dan melaporkan kesimpulan-kesimpulan dari pendapat-pendapat sekelompok
orang tersebut kepada para ahli. Laporan ini kemudian dikaji ulang dengan cara mensurvei
ulang. Kegiatan-kegiatan ini diulang sampai para ahli mencapai konsensus (biasanya empat
sampai lima kali survei sudah cukup).
2) Ekstrapolasi.
Teknik ekstrapolasi ini mendasarkan diri pada tingkat perubahan atau kecenderungan pada
masa lalu untuk membuat proyeksi di masa yang akan datang. Penggunaan teknik
ekstrapolasi berangkat dari pemikiran bahwa kehidupan organisasi merupakan suatu yang
berulang (kontinum). Teknik ini mempunyai keabsahan (validitas) yang tinggi bila
menggunakan asumsi Cateris Paribus, artinya faktor-faktor lain diasumsikan tidak berubah.
Namun demikian, pada kenyataannya kondisi atau lingkungan selalu berubah. Dengan
demikian teknik ini hanya dapat diguna kan untuk perencanaan SDM jangka pendek.
Sedangkan perencanaan SDM jangka panjang, teknik ini tidak berlaku.
3) Indeksasi.
Indeksasi adalah teknik estimasi kebutuhan SDM di masa yang akan datang dengan
menandai tingkat perkembangan pegawai dengan indeks. Teknik indeksasi berangkat dari
asumsi bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan atas pegawai, baik yang
bersifat eksternal maupun internal berada pada kondisi yang konstan Sebagaimana halnya
dengan teknik ekstrapolasi, teknik ini juga hanya berguna untuk perencanaan jangka
panjang.
4) Analisis Statistik.
Berbeda dengan teknik ekstrapolasi dan teknik indeksasi, teknik inl digunakan untuk
perencanaan SDM jangka panjang. Teknik ini lebih rumit dari indeksasi maupun ekstrapolasi,
namun hasilnya lebih akurat untuk jangka panjang karena teknik ini mempertimbangkan
perubahan bergesarnya tuntutan terhadap kebutuhan SDM. Analisis statistik yang dikenal
umum adalah regresi dan korelasi.
Proses perencanaan SDM menurut Wahyudi (2001) pada dasarnya dapat digolongkan kepada enam
tahap yang saling berkaitan yaitu: