Anda di halaman 1dari 3

PT KRAKATAU STEEL

Anggota Kelompok :
1. Farah Difa (4317029)
2. Putri Maysari (4317031)
3. Zulecha Ariskia (4317040)
4. Alsya Ika Ameilia (4317048)

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) adalah perusahaan baja plat merah mencatatkan kerugian
selama tujuh tahun berturut-turut dan banyak utang jangka pendek. Berdasarkan laporan
keuangan KRAS 2018, tercatat utang mencapai US$ 2,49 miliar, naik 10,45% dibandingkan
2017 sebesar US$ 2,26 miliar. Utang jangka pendek yang harus dibayarkan oleh perusahaan
mencapai US$ 1,59 miliar, naik 17,38% dibandingkan 2017 senilai US$ 1,36 miliar. Jumlah
ini jauh lebih besar dibandingkan utang jangka panjang sebesar US$ 899,43 juta. Beban
keuangan yang dicatatkan KRAS pada 2018 adalah sebesar US$ 112,33 juta atau setara
dengan Rp 1,57 triliun (asumsi kurs Rp 14.000) tumbuh lebih dari dua kali lipat dibandingkan
dengan 2011 yang hanya US$ 40,62 juta.

Akibatnya KRAS masih harus menelan kerugian sepanjang tahun lalu, meski pendapatan
naik 20% dari 2017 sebesar US$ 1,44 miliar, menjadi US$ 1,73 miliar pada 2018. Rugi
bersih perusahaan tercatat US$ 74,82 juta atau Rp 1,05 triliun (kurs R 14.000), meski angka
ini turun dibandingkan kerugian 2017 senilai US$ 81,74 juta. Selain itu, 71% utang jangka
pendek merupakan pinjaman yang diperoleh dari pihak bank, baik atas nama perusahaan atau
entitas anak. Pinjaman diberikan oleh 13 bank yang berbeda pada KRAS dan anak usahanya.
Utang jangka pendek bank tersebut mayoritas dalam bentuk Letter of Credit impor (LoC),
dan kredit modal kerja, baik yang berbasis rupiah maupun dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data yang dihimpun CNBC pinjaman terbesar diberikan oleh PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (BMRI) dengan total nilai US$ 359,6 juta atau setara Rp 5,03 triliun. Jumlah
itu terdiri dari LoC impor US$ 161,2 juta, fasilitas bank overdraft (dana cerukan) sebesar
US$ 131,01 juta, dan kredit modal kerja sebesar US$ 67,32 juta. Selanjutnya pinjaman
terbesar kepada KRAS selanjutnya diberikan oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
senilai US$ 238,36 juta dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) sebesar US$ 199,25 juta.

Sebagai bagian dari BUMN, dalam upayanya menyelesaikan utang-utangnya, Kementerian


BUMN pun ikut turun tangan. Saat ini KRAS tengah melakukan upaya restrukturisasi utang
setelah pada 22 Maret lalu, bank-bank BUMN anggota Himpunan Bank Milik Negara
(Himbara) menyetujui proposal restrukturisasi utang.
Rencana Strategi :
Bagian dari program restrukturisasi untuk menyehatkan kembali kinerja perseroan terdiri dari
beberapa langkah :

1. penjualan aset non core/inti, dilakukan untuk menekan kerugian PT. Krakatau Steel yang dialami
dalam kutun waktu 7 tahun tersebut.

2. perampingan organisasi. dilakukan karena untukkarena untuk meringankan beban utang


perusahaan mengoptimalkan kinerja dan agar perusahaan lebih produktif dan efisien.

3. mencari mitra bisnis strategis.karena untuk meringankan beban utang perusahaan. Tiga mitra
strategis yang sedang dijajaki tersebut, yaitu Posco, Nippon Steel, Osaka Steel. dengan adanya mitra
baru, kapasitas produksi Krakatau Steel akan digenjot menjadi 10 juta ton

4. spin-off unit usaha

5. Pelepasan unit kerja yang semula bersifat cost center yang hanya melayani induk menjadi bagian
dari pengembangan bisnis anak usaha.

Skema restrukturisasi keuangan

1. Tahap pertama

a. Mencakup kredit imvestasi dan pinjaman jangka panjang

b. Total nilai restrukturisasi US$ 548juta

c. Sumber dana dan arus kas operasional

2. Tahap kedua

a. Mencakup piutang modal kerja, kredit investasi, pinjaman jangka panjang

b. Total nilai restrukturisasi US$ 1,037 miliar

c. Sumber dana dari penjualan anak perusahaan US$ 662 juta Pengumpulan dana dan publik melalui
dana investasi infrastruktur senilai US$ 375 juta

3. Tahap ketiga

a. Mencakup utang letter of credit dan modal kerja

b. Total utang restrukturisasi US$ 1,238 miliar

c. Sumber dana dari penerbitan


Perkembangan setelah diterapkan restrukturisasi hutang sebagai rencana strategi perusahaan :

Sejalan dengan restrukturisasi utang senilai total US$2,2 miliar dengan sejumlah kreditur, pinjaman
jangka pendek KRAS turun signifikan dari US$1,13 miliar menjadi US$476,89 juta per September
2019 atau menyusut US$654,3 juta.

Namun, pinjaman jangka panjang justru meningkat dari US$811,7 juta menjadi US$1,52 miliar.

Dengan proporsi tersebut, beban keuangan KRAS masih mengalami kenaikan dibandingkan dengan
posisi akhir kuartal III/2018. Beban keuangan KRAS per kuartal III/2019 tercatat US$92,82 juta, naik
17,34% dari US$79,1 juta.

Secara total, liabilitas Krakatau Steel meningkat 7,4% dari US$2,49 miliar menjadi US$2,68 miliar per
30 September 2019. Dengan asumsi kurs Rp14.100 per dolar AS, total liabilitas BUMN itu mencapai
Rp37,83 triliun.

Setelah restrukturisasi selesai, perusahaan akan fokus pada transformasi untuk membenahi kinerja
yang merugi sejak 2012 itu. Silmy optimistis hasil restrukturisasi bakal tercermin pada perolehan
laba pada kuartal I/2020. Pihaknya menyebut perlu waktu 3-5 tahun untuk membuat KRAS kembali
sehat, setelah rugi sejak 2012.

Anda mungkin juga menyukai