Anda di halaman 1dari 3

UAS Teori Akuntansi

1. Perbedaan pendapatan dan untung

Pendapatan (Revenues) : Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu entitas
atau penurunan hutang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang
berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan
lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

Keuntungan (Gains) : Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aktiva neto) dari transaksi insidentil
suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu periode diluar transaksi yang berasal dari pendapatan dan
investasi oleh pemilik.

Terdapat pandangan yang lebih sempit mengenai pendapatan bahwa pendapatan itu hanya
mencakup hasil-hasil dari kegiatan penjualan output dan tidak memasukkan elemen untung
(gains) yang berasal dari investasi dan penjualan aktiva tetap, pandangan tersebut lebih
mengutamakan elemen pendapatan yang berasal dari kegiatan utama perusahaan yaitu
kegiatan yang menjadi tujuan utama perusahaan. Sementara untung (gains) merupakan aliran
aktiva yang masuk ke dalam perusahaan yang berasal dari kegiatan yang secara tidak langsung
berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. Martin (1978) mengatakan bahwa untung
(gains) timbul dari kegiatan sampingan bukan kegiatan utama, contohnya, capital gains dari
penjualan investasi yang diperoleh bukan dengan maksud untuk dijual kembali.

Dengan adanya perbedaan antara pendapatan dan untung tersebut menurut saya sangat
penting karena dapat memberika fleksibilitas mengenai definisi yang lebih tepat dan terpisah
serta dapat diterapkan untuk setiap jenis transaksi.

Terdapat pengertian mengenai untung(gains) yang diungkapkan oleh FASB, dan kesimpulannya
bahwa FASB memisahkan untung (gains) dari pendapatan.

IAI sendiri, mengartikan untung sebagai bagian yang terpisah dari pendapatan. Hal ini dapat
dilihat dari PSAK No. 23 (hal. 23.1) yang menyebutkan bahwa penghasilan (income) meliputi
baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains).
2. Mengapa potongan tunai tidak dikategorikan sebagai pendapatan?

potongan tunai menjadi sarana dalam penentuan harga jual maka jumlah rupiah penjualan
yang efektif adalah jumlah rupiah neto. Jumlah rupiah tersebut menunjukkan harga pasar yang
sebenarnya dari barang dan jasa. Jumlah tersebut juga menunjukkan jumlah yang diharapkan
dibayar oleh pembeli. Dengan demikian jelas bahwa semua potongan penjualan, retur
penjualan dan pengurangan harga jual lainnya diperlakukan sebagai pengurang pendapatan
(rekening penilaian), bukan sebagai komponen biaya.

3. Kelemahan laba akuntansi

Kelemahan laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut (Belkaoui, 1993):

Pertama, laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang belum direalisasi dalam satu
periode karena prinsip cost historis dan prinsip realisasi. Hal ini menghalangi penyajian
informasi bermanfaa t yang harus diungkapkan dan memungkinkan pengungkapan untung
(gains) gabungan yang bersifat heterogin dari periode sebelumnya dan periode berjalan.

Kedua, laba akuntansi yang didasarkan pada cost historis mempersulit perbandingan laporan
keuangan karena adanya perbedaan metode perhitungan cost dan metode alokasi. Alokasi cost
menjadi biaya cenderung bersifat arbitrer dan tidak ada pat diuji secara empiris (Thomas, 1969:
1974).

Ketiga, laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis, dan konservat1sme dapat
mengasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan .

Sedangkan Hendrikson (1989) menyebutkan beberapa kelemahan laba akuntansi yang diukur
dengan kerangka akuntansi konvensional. Kelemahan laba akuntansi adalah:

1) Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas.


2) Belum ada dasar pengukuran dan penyajian yang secara teoritis mantap.

3) Praktik akuntansi yang diterima umum memungkinkan timbulnya ketidakkonsistenan dalam


pengukuran laba periodik dari perusahaan yang berbeda atau antar periode akuntansi yang
sama.

4) Perubahan tingkat harga ( daya beli uang) belum tercermin dalam laba akuntansi yang
dihitung atas dasar nilai nominal uang.

5) Informasi lain mungkin terbukti lebih bermanfaat bagi investor dan pemegang saham dalam
pengambilan keputu san investasi.

Dari uraian di atas, sebenarnya kelemahan laba akuntansi bukan terletak pada pengukuran dan
pengertiannya tetapi pada masalah interpretasinya. Dilihat dari struktur akuntansi
konvensionat konsep laba akuntansi dapat diterima karena objektivitas pengukurannya.
Disamping itu, laba akuntansi dapat menjadi ukuran prestasi perusahaan, yang dapat digunakan
investor dan kreditor untuk memprediksi aliran kas. Perbedaan interpretasi timbul karena para
pemakai laporan sering menggunakan konsep yang berbeda untuk melayani kebutuhan yang
berbeda pula. Dengan demikian upaya untuk memperbaiki laba akuntansi harus diarahkan pada
masalah pemilihan konsep laba tunggal yang mendekati konsep laba ekonomi dan sekaligus
juga obyektif. Dengan cara demikian, struktur akuntansi yang digunakan diharapkan mampu
menunjang penyediaan data laba tersebut.

4. Apakah tanah dapat didepresiasi, argumen menggunakan psak

Anda mungkin juga menyukai