Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGAMBILAN KEPPUTUSAN

Teori-Teori Pengambilan Keputusan

Disusun Oleh:
Nadia Santika 20010714024
Intan zulfa atarria putri 20010714027
Foniari Anggoro Utomo 20010714028
Risma Fitrianingrum 20010714030
Fenty Regita Indah Sari 20010714032
Aprilian Bintang Ratna Dewi 20010714047
Fika Aulia Rahma 20010714064
Safa Oktavia Rahmaningrum 20010714067

Dosen Pengampu:
Shelly Andari, S.Pd. M.Pd.
Dr. Kaniati Amalia, M.Pd.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat melengkapi tugas makalah yang berjudul “Teori-
Teori Pengambilan Keputusan” dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Tidak
lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Baginda Rasullah SAW. Semoga
syafaat mengalir kepada kita di masa depan. Penulisan makalah ini dibuat
bertujuan untuk memberikan wawasan kepada pembaca dan penulis tentang Teori
Pengambilan Keputusan.
Kami berterima kasih kepada Bu Shelly Andari, S.Pd., M.Pd. dan Bu Dr.
Kaniati Amalia, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengambilan
Keputusan yang telah memberikan tugas ini sehingga kita dapat menambah
wawasan tentang mata kuliah tersebut. Kami berterima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dan membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat membawa manfaat dan memperluas wawasan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam dari kata
sempurna dalam hal bentuk penyususnan maupun materi. Oleh karena itu, penulis
akan menerima saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki makalah.

Surabaya, 04 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 2
A. Teori Rasional Komprehensif .......................................................... 2
Kelebihan ....................................................................................... 2
Kekurangan .................................................................................... 3
Implementasi .................................................................................. 4
B. Teori Inkremental ............................................................................ 7
Kelebihan ....................................................................................... 8
Kekurangan .................................................................................... 8
Implementasi .................................................................................. 9
C. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory) ..................... 9
Kelebihan ....................................................................................... 10
Kekurangan .................................................................................... 11
Implementasi .................................................................................. 11
Studi Kasus ................................................................................................ 12
BAB III PENUTUP .................................................................................. 13
A. Kesimpulan ..................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................... 13
DAFTAR RUJUKAN .............................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputusan adalah proses seleksi alternatif terbuka beberapa opsi yang
secara sistematis ditangani sebagai cara untuk memecahkan masalah. Menurut
Charles Lindblom, 1965 (ekonom dan ahli matematika), mencatat bahwa
pengambilan keputusan tidak benar-benar berurusan dengan masalah konkret,
tetapi seringkali membuat keputusan yang tidak sampai ke inti masalah. Berbagai
masalah dalam pengambilan keputusan menjadikan munculnya berbagai teori
pula yang dapat digunakan sebagai salah satu langkah awal seorang pimpinan
dalam pengambilan keputusan sesuai keadaan. Sebagai seorang pemimpin harus
bisa memberikan keputusan terbaik. Dengan memahami dan menerapkan teori
dengan baik dan benar, maka akan terbentuk suatu keputusan yang jauh lebih
akurat dibandingkan hanya menggunakan salah satu teori saja.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Teori Rasional Komprehensif, Teori
Inkremental dan Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning
Theory)?
b. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Teori Rasional Komprehensif,
Teori Inkremental dan Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning
Theory)?
c. Bagaimana pengimplementasian Teori Rasional Komprehensif, Teori
Inkremental dan Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning
Theory)?
C. Tujuan Penulisan
a. Memahami arti dari Teori Rasional Komprehensif, Teori Inkremental
dan Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Teori Rasional
Komprehensif, Teori Inkremental dan Teori Pengamatan Terpadu
(Mixed Scanning Theory)
c. Mengetahui pengimplementasian dari Teori Rasional Komprehensif,
Teori Inkremental dan Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning
Theory)

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Rasional Komprehensif
Teori standar untuk pengambilan keputusan teori yang digunakan
dan diterima oleh banyak orang, pembenaran yang komprehensif yang
mencakup beberapa unsur, diantaranya: 1) Pengambilan keputusan datang
sebelum masalah, 2) Tujuan dan sasaran harus jelas, 3) Selama
pengambilan keputusan, opsi terbaik dipilih.
Teori rasional komprehensif ini membutuhkan banyak hal masuk
akal dalam asumsi pembuat keputusan itu sendiri. Cukup bagi seseorang
untuk memutuskan juga informasi tentang pilihan yang berbeda
mempertimbangkan prinsip dan manfaat biaya dan banyak masalah terkait
untuk dipertimbangkan. Pengambil keputusan sering mengalami konflik
karena kepentingan antara nilai-nilai yang diyakini masyarakat. Sebab
teori ini didasarkan pada fakta dan nilai yang dianggap dapat dengan
mudah dibedakan, pada kenyataannya sulit untuk membedakan antara
fakta dan nilai.
Teori rasionalitas komprehensif ini menanyakan hal-hal irasional
para pembuat keputusan. Diasumsikan bahwa pengambil keputusan
memiliki informasi yang cukup tentang pilihan yang berbeda untuk dapat
secara akurat memprediksi konsekuensi dari pilihan alternatif yang ada
dan mempertimbangkan prinsip biaya-manfaat dan mempertimbangkan
banyak isu terkait.

Kelebihan Teori Rasional Komperhensif


a. Perencanaan komprehensif sesuai jika digunakan untuk menyelesaikan
perencanaan jangka panjang yang bersifat umum
b. Perencana memiliki kemampuan perencanaan dalam hal rasionalitas
dan kemampuan teknis. Serta Bersifat ”keahlian” karena itu seorang
perencana dituntut memahamai perencanaan baik dari sisi teknis
maupun filosofi

2
c. Dapat dilakukan dalam kelompok perencana karena rasionalitas
perencana dianggap sama.
d. Pertimbangan dalam perencanaan merupakan integrasi dari berbagai
aspek yang ada, baik aspek ekonomi, sosial budaya, serta aspek fisik
e. Karakter dasar perencanaan bersifat komprehensif (menyeluruh), yakni
mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan,
sehingga semua masalah ingin coba diselesaikan\

Kekurangan Teori Rasional Komperhensif


a. Waktu dan biaya yang dibutuhkan relatif besar. Data yang dibutuhkan
dalam perencanaan komprehensif harus akurat, maka dari itu
diperlukan survei yang rinci terhadap berbagai aspek yang terkait
seperti informasi fisik geografis, data sosial peneududukan, dan data
sosial ekonomi. Oleh karena survei yang terinci, maka waktu dan biaya
yang dibutuhkan besar.
b. Pendekatan teoritik sangat ditekankan dalam penerapan perencanaan
komprehensif. Oleh karena itu, hasil analisis terkadang tidak sesuai
dengan kenyataan aktual. Pendekatan yang teoritis menyebabkan
prediksi dan analisis standarnya menjadi tinggi sehingga bisa
dikatakan utopis atau non implementability.
c. Sifat dari perencanaan komprehensif adalah homogen, sementara
masyarakat yang berada di wilayah perencanaan bersifat heterogen.
d. Peran masyarakat yang terbatas. Sebab, keputusan yang dibuat berasal
dari ahli atau perencana, sehingga peran masyarakat sangat terbatas,
yaitu hanya sebatas public hearing.
e. Pembuat keputusan dipegang para ahli/perencana sedangkan
masyarakat hanya diberikan sedikit peran, biasanya hanya dalam
bentuk publik hearing yang sifatnya serimonial. Dalam hal ini
perencana menganggap paling tahu atas segala permasalahan
f. Kurang dapat memperhitungkan sumber daya yang tersedia, karena
berasumsi bahwa sumber daya dapat dicari dan diusahakan.

3
g. Kurang memperhatikan sumber daya sebab perencanaann
komprehensif mengasumsikan sumber daya dapat dicari dan
diusahakan, sehingga sumber daya yang tersedia kurang
diperhitungkan dalam perencanaannya.
h. Perencanaan bersifat reduksionisme, determenistik dan obyektif
sehingga bersifat sektoral.

Implementasi Teori Rasional Komperhensif


Daerah perkotaan dikenal sebagai daerah yang padat penduduk, sehingga
kuantitas kendaraan dan kawasan industrinya juga tinggi. Mobilitas penduduk
perkotaan yang jumlahnya banyak mengakibatkan daerah perkotaan sering
terkena macet sehingga kualitas udara tercemar polusi dari asap kendaran. Selain
itu, banyaknya pabrik di kawasan industri perkotaan juga turut berkontribusi
dalam pencemaran udara. Dari permasalahan tersebut maka pembuat kebijakan
harus mencari solusi yang dapat menyelesaikannya, misalnya dengan
pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Pembuat kebijakan tidak serta merta
langsung memutuskan pembangunan RTH sebagai skala prioritas karena masalah
pencemaran udara bukan satu-satunya permasalahan yang ada di perkotaan.
Pembuat kebijakan harus melihat semua permasalahan yang ada untuk
mengetahui sejauh mana keurgent-an dari masingmasing masalah. Di Indonesia
ruang terbuka hijau ditargetkan mencapai 30% dari total wilayah yang ada,
sehingga perlu direncanakan dengan cermat bagaimana nantinya bentuk kota dan
pemenfaatan ruang terbuka hijau yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Salah
satu kota dengan tata kelola dan perencanaan kota yang baik adalah Kota
Surabaya.
Upaya Pemerintah Kota Surabaya guna mencapai jumlah ruang terbuka
hijau (RTH) sebesar 30 persen dilakukan melalui berbagai kebijakan pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau yang didukung oleh berbagai program diantaranya program
satu jiwa satu pohon, green and clean Surabaya dan konsentrasi hutan mangrove.
Selain adanya program tersebut juga dilakukan dengan mengembalikan lahan
hijau yang sebelumnya dialihfungsikan sebagai SPBU menjadi lahan dengan
fungsi awal yaitu ruang terbuka hijau (RTH) kota yang berupa taman baik aktif

4
maupun taman pasif. Program tersebut dengan mengidentifikasi masalah Ruang
Terbuka Hijau di Kota Surabaya yang digambarkan sebagai berikut:

Sampai pada bulan Juni tahun 2019 jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH)
publik yang ada di Surabaya sudah mencapai 21,79% dari luas Kota Surabaya
yakni sebesar 7.290,53 Ha yang mana luasan tersebut terdiri dari Ruang Terbuka
Hijau (RTH) makam sebanyak 283,53 ha, Ruang Terbuka Hijau (RTH) waduk
atau telaga sebanyak 192,06 ha, Ruang Terbuka Hijau (RTH) lapangan dan
stadion sebanyak 355,91 ha, Ruang Terbuka Hijau (RTH) fasilitas umum dan
fasilitas sosial pemukiman sebanyak 205,5 ha, Ruang Terbuka Hijau (RTH)
kawasan lindung sebanyak 4.548,59 ha, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) taman
dan jalur hijau sebanyak 1.649,1 ha. Adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Surabaya ini telah berhasil memberikan dampak positif bagi lingkungan. Salah
satu dampak positif bagi lingkungan yang telah ditimbulkan oleh adanya Ruang
Terbuka Hijau (RTH) di Surabaya tersebut adalah adanya penurunan suhu udara
sebanyak 2 derajat Celsius yang mana sebelumnya suhu udara di Surabaya adalah
sebesar 30 hingga 31 derajat Celcius lalu menurun menjadi 28 sampai 29 derajat
Celcius. Ruang Terbuka Hijau (RTH) terbaik di Surabaya adalah Taman Bungkul.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang pernah donobatkan sebagai pemenang Asian
Townscape Awards (ATA) pada tahun 2013 ini merupakan Ruang Terbuka Hijau

5
(RTH) yang terletak di pusat Kota Surabaya tepatnya di Jalan Raya Darmo, yang
rawan kemacetan dan berisi bermacam-macam tumbuhan dan pohon, taman
bermain anak, arena skateboard, jogging track, amfiteater, perpustakaan, jaringan
internet nirkabel, dan sarana untuk edukasi tentang pengolahan sampah dan air.
Dengan dibangunnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) maka diharapkan
kualitas udara akan meningkat dan polusi udara akan menurun sehingga dapat
mendukung adanya pembangunan dalam dimensi lingkungan agar tercipta
pembangunan tata kota yang baik seperti di dalam RTRWP Jawa Timur tahun
2005-2020. Selain itu dengan memperhatikan dimensi lingkungan dalam
pembangunan, maka akan terwujud adanya pembangunan yang berkelanjutan
karena selain memperhatikan aspek fisik dari suatu pembangunan tapi juga tetap
memperhatikan faktor lingkungan agar adanya kelestarian lingkungan dapat
dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya yang mana adanya lingkungan yang
lestari dapat menciptakan daya dukung terhadap pelaksanaan gaya hidup sehat.
Perencanaan terkait Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya tahun 2010-
2015 tertuang ke dalam perencanaan ruang dan perencanaan pembangunan.
Perencanaan ruang tertuang di dalam Peraturan Daerah terkait Rencana Tata
Ruang Wilayah yaitu terkait Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Surabaya tahun 2014-2034 dilakukan dengan
pengembangan RTH publik sebesar 20% dan privat 10%. Sedangkan untuk
perencanaan pembangunan sudah tercantum didalam Peraturan Daerah Nomor 18
tahun 2012 tentang RPJMD Kota Surabaya tahun 2010-2015 dilakukan dengan
pengembangan taman kota, jalur hijau dan hutan kota serta pemantapan fungsi
lindung kawasan lindung. Perencanaan terkait Ruang Terbuka Hijau di Kota
Surabaya tidak hanya tercantum dalam Perda RTRW dan RPJMD tetapi juga
tercantum didalam Perda Nomor 7 tahun 2002 tentang pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau. Oleh karena itu, adanya perencanaan RTH (Ruang Terbuka Hijau)
menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi pencemaran udara yang disebabkan
oleh polusi udara dari kendaraan maupun kegiatan industri.

6
B. Teori Inkremental
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pengambilan
keputusan yaitu teknik inkremental. Lahirnya teknik tersebut tidak terlepas
dari berbagai kritik terhadap model atau teori rasionalitas komprehensif
yang dinilai sudah tidak cocok diterapkan dalam penyelesaian masalah
publik. Teori inkremental merupakan teori pengambilan keputusan yang
menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan. Teori ini
menggambarkan cara yang ditempuh oleh pejabat pemerintahan dalam
mengambil keputusan sehari-hari.
Teori incremental pertama kali diperkenalkan melalui karya tulis
yang berjudul “The Science of Muddling Throught”, oleh ekonom yang
bernama Charles S. Lindblom. Teori tersebut berupaya untuk mengatasi
berbagai kelemahan yang disandang dan dipikul oleh teori rasional
komprehensif. Teori tersebut melihat pemecahan masalah dengan sudut
pandang yang lebih realistis terhadap berbagai keterbatasan yang dimiliki
oleh para pembuat kebijakan. Teori incremental ini hanya memusatkan
pada modifikasi atas kebijakan yang telah ada sebelumnya.
Pokok-pokok pikiran dari teori inkremental adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan tujuan atau sasaran serta analisis tindakan empiris yang
diperlukan untuk mencapainya merupakan hal yang saling
berhubungan.
2. Pembuat keputusan dianggap hanya memperhatikan beberapa alternatif
yang berhubbungan langsung dengan pokok masalah, serta alternatif
tersebut dipandang berbeda secara incremental atau marjinal.
3. Setiap alternatif solusi yang didapat, hanya sebagian kecil saja yang
dievaluasi yang berkaitan dengan sebab dan akibat.
4. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinasikan secara
teratur serta memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan
menyesuaikan tujuan dan sarana sehingga dampak dari permasalahan
yang dihadapi dapat ditanggulangi.

7
5. Tidak ada cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap masalah,
sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang
mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.
6. Pembuatan keputusan berdasarkan teori ini sifatnya adalah
memperbaiki keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna
mendapatkan kesempurnaan.

Teori inkremental ini didasarkan pada berbagai analisis sehingga


sangat tepat bila diterapkan pada negara-negara yang memiliki struktur
majemuk. Lindblom berpendapat dalam (Apriyanti 2008) bahwa
pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya merupakan
sebuah perbaikan kecil dan hal tersebut diarahkan untuk memperbaiki
ketidaksempurnaan dari upaya-upaya konkrit dari teori sebelumnya. Teori
ini bersifat pragmatis, artinya tidak bermaksud untuk mencari pilihan
kebijakan terbaik, melainkan sekedar mencari alteratif yang nantinya dapat
dilaksanakan.

Kelebihan teori inkremental


1. Teori dengan manajemen yang sederhana
2. Resiko untuk kegagalan secara keseluruhan lebih rendah
3. Teori ini hampir selalu bisa dipakai untuk menjalankan kebijakan

Kekurangan Teori Inkremental


1. Keputusan-keputusan yang diambil lebih mewakili atau
mennggambarkan kepentingan dari kelompok yang kuat sehingga
kepentingan kelompok yang lemah terabaikan
2. Keputusan yang diambil untuk keputusan jangka pendek dan tidak
mempertimbangkan berbagai macam kebijakan lainnya
3. Di negara berkembang teori ini kurang cocok karena negara
berkembang lebih membutuhkan perubahan besar dan mendasar.

8
Implementasi teori inkremental
Implementasi teori inkremental terdapat pada contoh kasus
kebijakan publik yang menerapkan model inkremental dalam bidang
pendidikan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
setiap beberapa tahun sekali mengubah kurikulum pendidikan nasional
mengikuti pola ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang.
Perkembangan tersebut menuntut materi pendidikan Indonesia yang
berbentuk kurikulum harus memperbaharui materi pengajarannya. Hal
tersebut bertujuan untuk mencapai pengaruh yang maksimal terhadap anak
didik secara nasional.
Perubahan kurikulum yang dilakukan secara terus menerus tersebut
merupakan sebuah contoh implementasi teori incremental di bidang
pendidikan. Hal tersebut dikarenakan karakteristik dan metode peninjauan
yang digunakan sesuai dengan penjelasan mengenai karakteristik dan
metode evaluasi dalam teori incremental.

C. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)


Teori pengamatan terpadu adalah teori yang berasal dari
penggabungan model teori inkemental dan rasional. Teori ini dibuat untuk
dapat menemukan titik tengah yang netral dari kedua teori yang dianggap
ekstrem, atau dapat juga diartikan untuk dapat menengahi kedua teori dari
teori inkemental dan rasional. Teori pengamatan terpadu ini biasanya
disebut dengan teori Mixed Scanning. Teori pengamatan terpadu atau
mixed scanning ini memiliki arti apabila seorang pemimpin sedang dilema
ketika akan mengambil suatu keputusan maka ia harus membuat satu
keputusan pendahulu sebelum keputusan yang final dipilih, tujuan dari
adanya keputusan pendahulu tersebut adalah sebagai sarana dan prasarana
sebuah organisasi untuk dapat menimbang dan menilai fungsi dari
kegiatan yang akan dilakukan. Menurut pendapat dari beberapa ahli,untuk
dapat menentukan suatu keputusan atau mengambil keputusan maka perlu
dibuat keputusan - keputusan fundamental terlebih dahulu dan mengkaji

9
berbagai macam alternatif yang paling tepat untuk kemudian akhirnya
akan dikaitkan dengan tujuan dan sasaran organisasi.
Contoh dari pengaplikasian teori pengamatan terpadu ini dapat kita
temui dalam kegiatan observasi cuaca. Observasi cuaca dengan penerapan
teori inkremental dilakukan hanya dengan mengambil pengamatan hanya
pada satu tempat saja secara terperinci namun tidak melakukan
pengamatan pada tempat - tempat lain. Sedangkan observasi cuaca dengan
penerapan teori rasional menggunakan cara yang lebih kompleks dan lebih
terperinci dibandingkan dengan teori inkremental sehingga membutuhkan
biaya yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan teori inkremental.
Kemudian untuk teori pengataman terpadu menggunakan perpaduan
teknik observasi cuaca antara teori rasional dan inkremental, teori
pengataman terpadu menggabungkan kedua cara observasi cuaca tersebut
untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Kelebihan Teori Pengamatan Terpadu


Langkah atau keputusan yang akan diambil dapat terpilah secara
akurat dan efektif karena dalam pengambilan keputusannya
menggabungkan dua sudut pandang yang berlawanan yakni menggunakan
penggabungan teori rasional dan inkremental sehingga akan terbentuk
suatu keputusan yang jauh lebih akurat dibandingkan hanya menggunakan
salah satu teori saja. Selain itu kelebihan lain dari teori ini adalah dapat
saling isi mengisi, hal ini dikarenakan unsur - unsur yang ada pada teori
rasional dan inkremental digabungkan maka kelebihan yang ada pada
pendekatan rasional akan dapat memperkuat kelebihan pada pendekatan
inkremental. Kemudian kelebihan lainnya yang ada pada teori ini adalah
teori ini dapat dengan mudah dimengerti, lebih fleksibel dan juga dapat
meminimalisisr konflik yang ada dalam organisasi.

10
Kekurangan Teori Pengamatan Terpadu
 Keputusan - keputusan yang diambil biasanya hanya mewakili
kepentingan dari kelompok yang lebih kuat saja dibandingkan dengan
kelompok yang lemah
 Pengambilan keputusan lebih banyak ditekankan untuk jangka waktu
yang pendek dan juga tidak memperhatikan kebijakan - kebijakan yang
lain.
 Teori ini dianggap tidak cocok untuk diterapkan di negara perubahan
karena negara berkembang lebih membutuhkan suatu perubahan besar
dan mendasar

Implementasi Teori Pengamatan Terpadu


Contoh Implementasi dari teori pengamatan terpadu adalah kebijakan
belajar 12 tahun.
Komprehensif : Berdasarkan data yang kuat dari berbagai elemen
kebijakan mengenai pentingnya wajib belajar 12 tahun. Kebijakan ini
timbul karena adanya berbagai pemikiran yang didapat dari rendahnya
tingkat melek huruf Indonesia jika dibandingkan dengan negara - negara
lain.
Terpilah : Menggunakan kecenderungan wajib belajar sebelumnya untuk
menentukan prediksi kendala yang mungkin terjadi tanpa memperhatikan
wilayah - wilayah yang lain yang telah sukses mengimplementasikan
kebijakan tersebut.
Mixed Scanning :
Dengan melihat secara detail dengan tidak melihat bagian - bagian yang
detail, yaitu menempatkan rakyat Indonesia agar bisa untuk mendapatkan
selama 12 tahun sebagai langkah lanjutan wajib belajar 9
tahun.Mendetailkan hasil dari pemikiran yang ada pada tahap pertama dan
memperdalam analisis untuk kemudian ditetapkan kebijakan yang lebih
parsial untuk mendukung keterjelasan pendekatan pertama

11
Studi Kasus
Adanya kebijakan remunerasi bagi pegawai saat pemerintahan SBY jilid 2.
Dengan menaikkan remunerasi (gaji) pegawai negeri sipil, kesejahteraan pegawai
negeri sipil tercukupi, etos kerjanya meningkat bagus, dan tidak melakukan tindak
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Terbongkarnya kasus korupsi yang
dilakukan pegawai Ditjen Pajak Kementerian Keuangan Gayus H Tambunan,
ternyata melibatkan banyak pihak di luar Kementerian Keuangan (seperti
Kejaksaan Agung, Kepolisian RI, dan lain-lain), tentunya tidak cukup diatasi
dengan kebijakan tambal sulam (inkremental), tetapi mungkin memerlukan
pemecahan yang lebih menyeluruh (komprehensif). Berbagai inovasi sosial
acapkali menuntut adanya kebijakan atau program yang baru.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori rasional komprehensif membutuhkan banyak hal masuk akal
dalam asumsi pembuat keputusan. Teori rasionalitas komprehensif ini
menanyakan hal-hal irasional para pembuat keputusan. Diasumsikan
bahwa pengambil keputusan memiliki informasi yang cukup tentang
pilihan yang berbeda untuk dapat secara akurat memprediksi konsekuensi
dari pilihan alternatif yang ada dan mempertimbangkan prinsip biaya-
manfaat dan mempertimbangkan banyak isu terkait. Teori inkremental
merupakan teori pengambilan keputusan yang menghindari banyak
masalah yang harus dipertimbangkan. Teori ini menggambarkan cara yang
ditempuh oleh pejabat pemerintahan dalam mengambil keputusan sehari-
hari karena memiliki struktur majemuk. Teori pengamatan terpadu atau
mixed scanning ini memiliki arti apabila seorang pemimpin sedang dilema
ketika akan mengambil suatu keputusan maka ia harus membuat satu
keputusan pendahulu sebelum keputusan yang final dipilih, tujuan dari
adanya keputusan pendahulu tersebut adalah sebagai sarana dan prasarana
sebuah organisasi untuk dapat menimbang dan menilai fungsi dari
kegiatan yang akan dilakukan.

B. Saran
Sebagai seorang pemimpin harus bisa memberikan keputusan terbaik.
Dengan memahami dan menerapkan teori dengan baik dan benar, maka
akan terbentuk suatu keputusan yang jauh lebih akurat dibandingkan hanya
menggunakan salah satu teori saja. Sama halnya dengan makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengambilan Keputusan yang
tentunya belum sempurna dan masih perlu adanya perbaikan. Mohon
maklum dan maaf, apabila ada saran untuk pengembangan ilmu agar
menjadi lebih baik dan akurat..

13
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti, K. (2008). Aplikasi Pengambilan Keputusan Kebijakan Publik
Menembus Batas Rasionalisme, Inkrementalisme dan Irasionalisme di
Pemerintahan Kabupaten Pati. “DIALOGUE” JIAKP, 5(2), 194-210
Apriyanti, Kiki. 2008. “Kebijakan Publik Menembus Batas.” Dialogue Jurnal
Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik 5(2):194–210.
Irmadella, A. (2018). Model Kolaborasi Stakeholders Dalam Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman Bungkul Kota Surabaya. Kebijakan Dan
Manajemen Publik, 6(2), 1–11.
Iswari, A. (2012). Strategi Dinas Kebersihan Dan Petanaman Kota Surabaya
Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Untuk Mewujudkan
Pemvangunan Berkelanjutan Dan Berwawasan Lingkungan. Kebijakan
Dan Manajemen Publik, 4(4), 10.
Kiki Apriyanti. (2008). ‘Kebijakan Publik Menembus Batas.’ Dialogue Jurnal
Ilmu Administrasi Dan Kebijakan Publik, 194–210. Kiki Apriyanti,
‘Kebijakan Publik Menembus Batas’, Dialogue Jurnal Ilmu Administrasi
Dan Kebijakan Publik, 5.2 (2008), 194–210
Wijoyo, H. (2021). Teknik pengambilan keputusan. Insan Cendekia Mandiri.
Yunus, M., & S Sos, M. A. P. (2021). Metode dan Model Pengambilan Keputusan
(The Way To Success). Penerbit Adab.
Yunus, Moh, S.Sos,M.A.P dan A.Risma Jaya,S.Ip,M.Adm.Pemb. (2020). Metode
dan Model Pengambilan Keputusan (The Way To Succcess). Indramayu:
Penerbt Adab(CV. Adanu Abimata)

14

Anda mungkin juga menyukai