OLEH :
TATAN, S.Pd
NPM. 180601036
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga tugas ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Saya berharap semoga tugas ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya tugas selanjutnya yang lebih baik lagi.
Tatan, S.Pd
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
2
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan ................................................. 2
B. Tujuan Evaluasi Pendidikan............................................................... 9
C. Praktik Evaluasi Pendidikan di Sekolah.............................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan evaluasi merupakan salah satu komponen penting yang harus
ada dalam dunia pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan, evaluasi
menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan disamping
adanya kegiatan sertifikasi dan akreditasi. Dengan adanya evaluasi ini, maka
akan mempermudah jalan menuju tujuan/ sasaran yang telah direncanakan.
Dan sekaligus menjadi kegiatan inti dalam memantau mutu pendidikan.
Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu sistem dan program pendidikan,
tidak akan optimal manakala tidak dibarengi dengan kegiatan evaluasi.
Akan tetapi masih jarang karya-karya yang membahas tentang evaluasi
dengan pendekatan filosofis. Masih jarang karya tentang evaluasi pendidikan
yang melakukan penelusuran sampai ke akar-akarnya. Sehingga dalam
makalah ini penulis menyajikan evaluasi sebagai salah satu ilmu pengetahuan
dengan pendekatan filosofis. Dengan harapan akan memberikan pemahaman
komprehensif. Pembahasan tidak terbatas kepada obyek tetapi juga berusaha
menulusuri asal-mula ilmu evaluasi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian evaluasi pendidikan?
2. Bagaimana tujuan evaluasi pendidikan?
3. Bagaimana praktik evaluasi pendidikan di sekolah?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian evaluasi pendidikan
2. Mengetahui praktik evaluasi pendidikan di sekolah
3. Mengetahui tujuan evaluasi pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kemajuan lembaga pendidikan dan perbaikan pengajaran yang melibatkan
penetuan perubahan yang terjadi pada periode tertentu. Hal senada
diungkapkan oleh lembaga Administrasi negara yang mengemukakan batasan
mengenai evaluasi pendidikan sebagai proses atau kegiatan untuk
menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditentukan serta usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik
(feedback) bagi penyempurnaan pendidikan.
Adapun evaluasi pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah
kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi
pendidikan adalah pemikiran dan pengkajian secara mendalam dalam menilai
semua kegiatan untuk menemukan indikator yang menyebabkan sukses atau
gagalnya pencapaian tujuan sesuai kriteria yang telah ditetapkan, sehingga
hasil menilai tersebut dapat dijadikan bahan kajian berikutnya dalam menjaga
kualitas dan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan.
Setelah mengetahui makna tentang evaluasi pendidikan di atas, maka
kegiatan pembahasan selanjutnya tentang evaluasi pendidikan ini tidak akan
terlepas dari landasan-landasan yang digunakan dalam penelaahan filsafat
mengenai ontologi, epistemologi dan aksiologi.
1. Ontologi
Ontologi mempertanyakan dan mengkaji tentang hakikat dari evaluasi
pendidikan. Menjawab pertanyaan tersebut, maka hakikat evaluasi
pendidikan adalah kualitas atau mutu pendidikan. Karena tanpa adanya
kegiatan evaluasi dalam pendidikan akan sulit melakukan pengendalian
mutu pendidikan. Dalam upaya menyempurnakan dan meningkatkan
kualitas atau mutu pendidikan ke depan, akan memerlukan informasi-
informasi hasil evaluasi kualitas atau mutu pendidikan sebelumnya. Dalam
rangka mempermudah pemahaman, berikut penulis paparkan dalam bentuk
bagan di bawah ini :
3
2. Epistemologi
Epistemologi mempertanyakan dan mengkaji tentang hakikat
pengetahuan dengan menekankan dari mana sumber atau
asal ‘pengetahuan itu’ dan bagaimana cara memperoleh
pengetahuan itu. Secara lebih perinci tentang apa yang dibahas
epistemologi, Mahfud Junaedi mengutip pendapat Katsoff yang
menjelaskan bahwa epistemologi merupakan cabang filsafat yang
menyelidiki asal mula, susunan, metode-metode dan sahnya
pengetahuan.
4
Membaca dari beberapa referensi tentang evaluasi pendidikan,
penulis berpendapat bahwa ketidakcocokan antara hasil program
pendidikan yang telah disusun dengan kenyataan dari hasil proses
pembelajaran, yang secara otomatis berakibat pada tidak tercapainya
tujuan dari pendidikan, menjadi tonggak utama lahirnya evaluasi dalam
pendidikan. Dari ketidakcocokan inilah lahir pemikiran untuk bagaimana
caranya mengetahui ‘indikator-indikator’ yang menyebabkan kegagalan
dan menghambat untuk mencapai tujuan. Maka lahirlah usaha-usaha
untuk mengetahui penyebab dan solusi apa yang dapat digunakan.
Kegiatan itulah yang kemudian dikenal dengan mengevaluasi. Dari
pengalaman di lapangan pendidikan tersebut, terlihat bahwa seharusnya
dari pengalaman tersebutlah seseorang pertama kali memperoleh
pengetahuan tentang evaluasi pendidikan. Kemudian pengetahuan
tentang evaluasi pendidikan tersebut diperkuat dan ditangguhkan oleh
kesepakatan para ahli pendidikan setelah melewati hasil uji dan revisi.
Hal ini dapat terlihat dari setiap negara, khususnya negara Indonesia yang
memiliki kementerian pendidikan dan kebudayaan yang khusus
mengurus terkait pendidikan agar memenuhi standar nasional pendidikan
termasuk di dalamnya juga tak terlepas dengan evaluasi pendidikan.
Demikian pentingnya evaluasi pendidikan di dalam konteks
peningkatan kualitas pendidikan maka terminologi tersebut secara khusus
diatur tersendiri di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Secara khusus Pasal 57, 58 dan 59 UU Sisdiknas mengatur tentang
evaluasi pendidikan; yang dalam hal ini termasuk didalamnya adalah
evaluasi pembelajaran. Pasal 57 ayat (1) UU Sisdiknas menyatakan
evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepen-tingan; sementara itu pada ayat (2)
disebutkan bahwa evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga,
dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua
jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Pasal 58 ayat (1) UU Sisdiknas
menyatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik
5
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan; sementara itu pada ayat (2) pasal yang
sama disebutkan bahwa evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan
program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala,
menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar
nasional pendidikan.
Masih menyangkut soal evaluasi; dalam Pasal 59 ayat (1)
disebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi
terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan;
sementara itu pada ayat (2) pasal yang sama disebutkan bahwa
masyarakat dan/atau organisasi profesi dapat membentuk lembaga yang
mandiri untuk melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
58; dan pada ayat (3) disebutkan ketentuan mengenai evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah.
Sebagaimana ada di dalam teori, evaluasi pendidikan dengan
evaluasi belajar atau pembelajaran memang dibedakan; kalau evaluasi
pendidikan adalah evaluasi terhadap program-program pendidikan secara
makro seperti halnya program pemberian Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), program pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM), program
Wajib Belajar Sembilan Tahun (WBST), dsb.; sementara itu kalau
evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap program-program
pendidikan secara mikro seperti teknis penentuan kelulusan siswa, teknis
penentuan soal dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri, dan
sebagainya.
Selain itu, evaluasi juga memiliki beberapa prinsip yang mesti
dipenuhi. Berikut beberapa prinsip evaluasi pendidikan menurut Mada
Sutapa yang dikutip oleh Beni Ahmad S. Dan Koko Komaruddin, adalah
sebagai berikut :
6
b. Komparatif : evaluasi pendidikan dilaksanakan oleh semua orang yang
terlibat dalam aktivitas pengendalian pendidikan.
7
Tujuan evaluasi dirumuskan dari hasil survei atau penelitian sebagai
usaha menginventarisasi kebutuhan-kebutuhan evaluasional suatu situasi.
3. Aksiologi
Aksiologi mempertanyakan dan mengkaji tentang fungsi dan
manfaat evaluasi pendidikan. Evaluasi sebagai fungsi manajemen
merupakan aktivitas untuk meneliti dan mengetahui pelaksanaan yang
telah dilakukan dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil
sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka
pencapaian tujuan. Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh unsur
pimpinan maupun oleh bawahan. Dengan mengetahui kesalahan-
kesalahan atau kekurangan-kekurangan, perbaikan dan pencarian solusi
yang tepat dapat ditemukan dengan mudah. Evaluation is a process
which determines the extent to which objectives have been
achieved. Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi di mana
suatu tujuan telah dapat dicapai. Demikian pula dalam pendidikan.
Dengan adanya evaluasi pendidikan akan teridentifikasi kekurangan atau
8
kelemahan lembaga pendidikan dan seluruh pelaksana kegiatan
pendidikan sehingga dapat dilakukan upaya perbaikannya.
Melalui evaluasi pendidikan dapat diktehui kemampuan
pelaksanaan pengendalian pendidikan mencapai kemajuan dan
memberikan pertimbangan demi perkembangan pendidikan masa yang
akan datang. Selain itu, evaluasi pendidikan dapat memperbaiki pola
pembinaan tenaga kependidikan melibatkan partisipasi orangtua siswa
dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, memberikan
pertimbangan, dan saran untuk peningkatan pengelolaan sarana dan
prasarana lembaga pendidikan dan membina tenaga kependidikan agar
lebih ahli dan terampil menjalankan semua kinerja kependidikan. Dengan
demikian, evaluasi pendidikan membatu menanggapi peningkatan usaha
lembaga pendidikan secara menyeluruh dan akhirnya akan menggiring
pada penyempurnaan dan peningkatan mutu pendidikan.
9
Jadi ada prinsipnya, evaluasi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
usaha pelaksanaan program pendidikan secara menyeluruh, baik personel,
material, maupun operasionalnya.
Adapun tujuan pendidikan secara mikro adalah sebagai berikut :
1. Menilai ketercapaian tujuan.
2. Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervaiasi dari aspek
kognitif, psikomotorik dan afektif.
3. Sebagai saran untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.
4. Memotoivasi belajar siswa.
5. Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling
6. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
10
Bagan 2. Tteknik dan bentuk evaluasi di sekolah
Dari bagan di atas, dapat diketahui bahwa ada dua teknik yang
digunakan dalam evaluasi. Yakni dengan tes dan non-tes. Melakukan evaluasi
dengan teknik tes ini biasanya digunakan untuk mengukur pengetahuan atau
aspek kognitif peserta didik. Teknik tes ini bisa berupa bentuk tulisan seperti
benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, jawaban singkat, uraian bebas
ataupun terikat. Selain itu juga bisa berupa tes lisan atau tindakan terhadap
individu maupun kelompok.
Adapun dengan teknik non-tes ini dapat digunakan untuk mengukur
sikap (aspek afektif) atau keterampilan (aspek psikomotorik) peserta didik.
Teknik non-tes ini bisa berupa observasi (pengamatan), melakukan
wawancara, membuat daftar ceklist, skala sikap dan skala bertingkat (Scale
Rating). Berikut penulis paparkan contoh melakukan praktik evaluas mikro.
1. Merumuskan tujuan evaluasi
2. Menyeleksi alat-alat evalua.
3. Menyusun alat evaluasi
4. Menerapkan alat evaluasi
5. Mengolah hasil-hasil evaluasi
6. Menyimpulkan hasil-hasil evaluasi
7. Follow up evaluasi
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pendidikan merupakani kegiatan untuk menemukan indikator
yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan, sehingga dapat
dijadikan bahan kajian berikutnya dalam menjaga kualitas dan mutu
pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan. Secara ontologis
evaluasi pendidikan adalah menjaga kualitas atau mutu pendidikan. Sedang
secara epistemologis evaluasi pendidikan ada karena adanya ketidakcocokan
antara hasil program pendidikan yang telah disusun dengan kenyataan dari
hasil proses pembelajaran, yang secara otomatis berakibat pada tidak
tercapainya tujuan dari pendidikan. Dan secara aksiologisnya, melalui
evaluasi pendidikan dapat diktehaui kemampuan pelaksanaan pengendalian
pendidikan mencapai kemajuan dan memeberikan pertimbangan demi
perkembangan pendidikan masa yang akan datang.
Dalam praktik evaluasi pendidikan, khususnya evaluasi pendidikan
secara mikro, sekolah di Indonesia menggunakan dua teknik yaitu, tes dan
non-tes untuk mengevaluasi peserta didik. Pengembangan kedua teknik
tersebut seperti tes tulis, tes lisan, penugasan, rating scale, checklist,
observasi, wawancara dan pengembangan lainnya, dapat digunakan
untuk mengevaluasi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik
secara komprehensif.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun, tentunya makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu pemakalah sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini. Penulis juga
meminta maaf apabila ada penulisan dan ulasan yang salah atau kurang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amiin.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,
Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.
14