Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

“PROBLEMATIKA PENDIDIKAN BIDANG STUDI”

OLEH :

TATAN, S.Pd
NPM. 180601036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2019-2020
PASCASARJANA UNIVERSITAS HAMZANWADI

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga tugas ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Saya berharap semoga tugas ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya tugas selanjutnya yang lebih baik lagi.

Sambelia, Januari 2020

Tatan, S.Pd

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
2
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan ................................................. 2
B. Tujuan Evaluasi Pendidikan............................................................... 9
C. Praktik Evaluasi Pendidikan di Sekolah.............................. 10

BAB III PENUTUP................................................................................ 12


A. Kesimpulan...................................................................................... 12
B. Saran.................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan evaluasi merupakan salah satu komponen penting yang harus
ada dalam dunia pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan, evaluasi
menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan disamping
adanya kegiatan sertifikasi dan akreditasi. Dengan adanya evaluasi ini, maka
akan mempermudah jalan menuju tujuan/ sasaran yang telah direncanakan.
Dan sekaligus menjadi kegiatan inti dalam memantau mutu pendidikan.
Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu sistem dan program pendidikan,
tidak akan optimal manakala tidak dibarengi dengan kegiatan evaluasi.
Akan tetapi masih jarang karya-karya yang membahas tentang evaluasi
dengan pendekatan filosofis. Masih jarang karya tentang evaluasi pendidikan
yang melakukan penelusuran sampai ke akar-akarnya. Sehingga dalam
makalah ini penulis menyajikan evaluasi sebagai salah satu ilmu pengetahuan
dengan pendekatan filosofis. Dengan harapan akan memberikan pemahaman
komprehensif. Pembahasan tidak terbatas kepada obyek tetapi juga berusaha
menulusuri asal-mula ilmu evaluasi pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pengertian evaluasi pendidikan?
2.    Bagaimana tujuan evaluasi pendidikan?
3.    Bagaimana praktik evaluasi pendidikan di sekolah?

C. Tujuan
1.    Mengetahui pengertian evaluasi pendidikan
2.    Mengetahui praktik evaluasi pendidikan di sekolah
3.    Mengetahui tujuan evaluasi pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pendidikan


Pengertian Evaluasi secara bahasa berasal dari kata “to evaluate” yang
berarti “menilai”. Termasuk evaluasi dalam wacana keislaman tidak dapat
ditemukan padanan yang pasti tetapi terdapat termuan tertentu mengarah pada
makna evaluasi seperti, Al-Hisab (mengira, menafsirkan, dan
menghitung) , Al-Hukm (putusan atau vonis) , Al-Qadha (putusan) , Al-
Nazhr (melihat), Al-Imtihan (ujian).
Dalam Kamus Bahasa Indonesia evaluasi dikatakan sebagai
kegiatan  pemberian penilaian. Sedang menurut istilah evaluasi adalah
kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang
tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Definisi ini menerangkan secara
langsung gabungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur
derajat di mana suatu tujuan dapat dicapai. Hampir senada dengan pendapat
tersebut, Zainal Arifin berpendapat dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran,
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan bekelanjutan untuk
menetukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu berdasarkan pertimbangan dan
kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.
 Selain itu, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa evaluasi adalah
pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria.
Pengukuran dan evaluasi merupakan dua kegiatan yang berkesinambungan.
Evaluasi dilakukan setelah dilakukan pengukuran dan keputusan evaluasi
dilakukan berdasarkan hasil pengukuran. Pengambilan keputusan dilakukan
dengan membandingkan hasil pengukuran  dengan kriteria yang ditetapkan.
Jadi kegiatan  mengevaluasi artinya menilai semua kegiatan untuk
menemukan indikator yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian
tujuan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, sehingga dapat dijadikan
bahan kajian berikutnya.
Sedangkan evaluasi pendidikan adalah pemberian estimasi terhadap
pelaksanaan aktivitas pendidiakan untuk menentukan efektivitas dan

2
kemajuan lembaga pendidikan dan perbaikan pengajaran yang melibatkan
penetuan perubahan yang terjadi pada periode tertentu. Hal senada
diungkapkan oleh lembaga Administrasi negara yang mengemukakan batasan
mengenai evaluasi pendidikan sebagai proses atau kegiatan untuk
menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditentukan serta usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik
(feedback) bagi penyempurnaan pendidikan.
Adapun evaluasi pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003  adalah
kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi
pendidikan adalah pemikiran dan pengkajian secara mendalam dalam menilai
semua kegiatan untuk menemukan indikator yang menyebabkan sukses atau
gagalnya pencapaian tujuan sesuai kriteria yang telah ditetapkan, sehingga
hasil menilai tersebut dapat dijadikan bahan kajian berikutnya dalam menjaga
kualitas dan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan.
Setelah mengetahui makna tentang evaluasi pendidikan di atas, maka
kegiatan pembahasan selanjutnya tentang evaluasi pendidikan ini tidak akan
terlepas dari landasan-landasan yang digunakan dalam penelaahan filsafat
mengenai ontologi, epistemologi dan aksiologi.
1.    Ontologi
Ontologi mempertanyakan dan mengkaji tentang hakikat dari evaluasi
pendidikan. Menjawab pertanyaan tersebut, maka hakikat evaluasi
pendidikan adalah kualitas atau mutu pendidikan. Karena tanpa adanya
kegiatan evaluasi dalam pendidikan akan sulit melakukan pengendalian
mutu pendidikan. Dalam upaya menyempurnakan dan meningkatkan
kualitas atau mutu pendidikan ke depan, akan memerlukan informasi-
informasi hasil evaluasi kualitas atau mutu pendidikan sebelumnya. Dalam
rangka mempermudah pemahaman, berikut penulis paparkan dalam bentuk
bagan di bawah ini :

3
 

Melihat bagan di atas pada bagian informasi, menunjukkan adanya dua


kemungkinan, yakni sesuai/ tidak sesuai  atau berhasil/gagal dalam mencapai
tujuan. Dari hasil yang tidak sesuai dan gagal dalam mencapai tujuan
pendidikan tersebutlah evaluasi lahir untuk memperbaiki dan
menyempurnakan pendidikan selanjutnya. Kalaupun proses pendidikanpun
berhasil dan sukses mencapai tujuan yang disusun, tetaplah akan melahirkan
evaluasi pendidikan. Hal ini karena perkembangan dunia dan pengetahuan
yang bersifat dinamis serta terus bergerak, maka mau tidak mau para praktisi
pendidikan tetap perlu untuk merancang evaluasi pendidikan guna
memberikan pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan yang sempurna.

2.     Epistemologi
Epistemologi mempertanyakan dan mengkaji tentang hakikat
pengetahuan dengan menekankan dari mana sumber atau
asal ‘pengetahuan itu’ dan bagaimana cara memperoleh
pengetahuan itu.  Secara lebih perinci tentang apa yang dibahas
epistemologi, Mahfud Junaedi mengutip pendapat Katsoff yang
menjelaskan bahwa epistemologi merupakan cabang filsafat yang
menyelidiki asal mula, susunan, metode-metode dan sahnya
pengetahuan.

4
Membaca dari beberapa referensi tentang evaluasi pendidikan,
penulis berpendapat bahwa ketidakcocokan antara hasil program
pendidikan yang telah disusun dengan kenyataan dari hasil proses
pembelajaran, yang secara otomatis berakibat pada tidak tercapainya
tujuan dari pendidikan, menjadi tonggak utama lahirnya evaluasi dalam
pendidikan. Dari ketidakcocokan inilah lahir pemikiran untuk bagaimana
caranya mengetahui ‘indikator-indikator’ yang menyebabkan kegagalan
dan menghambat untuk mencapai tujuan. Maka lahirlah usaha-usaha
untuk mengetahui penyebab dan solusi apa yang dapat digunakan.
Kegiatan itulah yang kemudian dikenal dengan mengevaluasi.  Dari
pengalaman di lapangan pendidikan tersebut, terlihat bahwa seharusnya
dari pengalaman tersebutlah seseorang pertama kali memperoleh
pengetahuan tentang evaluasi pendidikan. Kemudian pengetahuan
tentang evaluasi pendidikan tersebut diperkuat dan ditangguhkan oleh
kesepakatan para ahli pendidikan setelah melewati hasil uji dan revisi.
Hal ini dapat terlihat dari setiap negara, khususnya negara Indonesia yang
memiliki kementerian pendidikan dan kebudayaan yang khusus
mengurus terkait pendidikan agar memenuhi standar nasional pendidikan
termasuk di dalamnya juga tak terlepas dengan evaluasi pendidikan.
 Demikian pentingnya evaluasi pendidikan di dalam konteks
peningkatan kualitas pendidikan maka terminologi tersebut secara khusus
diatur tersendiri di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Secara khusus Pasal 57, 58 dan 59 UU Sisdiknas mengatur tentang
evaluasi pendidikan; yang dalam hal ini termasuk didalamnya adalah
evaluasi pembelajaran. Pasal 57 ayat (1) UU Sisdiknas menyatakan
evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepen-tingan; sementara itu pada ayat (2)
disebutkan bahwa evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga,
dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua
jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Pasal 58 ayat (1) UU Sisdiknas
menyatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik

5
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan; sementara itu pada ayat (2) pasal yang
sama disebutkan bahwa evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan
program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala,
menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar
nasional pendidikan.  
Masih menyangkut soal evaluasi; dalam Pasal 59 ayat (1)
disebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi
terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan;
sementara itu pada ayat (2) pasal yang sama disebutkan bahwa
masyarakat dan/atau organisasi profesi dapat membentuk lembaga yang
mandiri untuk melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
58; dan pada ayat (3) disebutkan ketentuan mengenai evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah.
Sebagaimana ada di dalam teori, evaluasi pendidikan dengan
evaluasi belajar atau pembelajaran memang dibedakan; kalau evaluasi
pendidikan adalah evaluasi terhadap program-program pendidikan secara
makro seperti halnya program pemberian Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), program pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM), program
Wajib Belajar Sembilan Tahun (WBST), dsb.; sementara itu kalau
evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap program-program
pendidikan secara mikro seperti teknis penentuan kelulusan siswa, teknis
penentuan soal dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri, dan
sebagainya.  
Selain itu, evaluasi juga memiliki beberapa prinsip yang mesti
dipenuhi. Berikut beberapa prinsip evaluasi pendidikan menurut Mada
Sutapa yang dikutip oleh Beni Ahmad S. Dan Koko Komaruddin, adalah
sebagai berikut :

a.  Komprehensif : evaluasi pendidikan mencakup keseluruhan bidang


sasaran pendidikan dan menyeluruh baik aspek personalnya materialnya
maupun aspek operasionalnya.

6
b.  Komparatif : evaluasi pendidikan dilaksanakan oleh semua orang yang
terlibat dalam aktivitas pengendalian pendidikan.

c.  Kontinue : Dilakukan secara berkesinambungan selama proses


pelaksanaaan program pendidikan. Evaluasi tidak hanya dilakukan
terhadap hasil yang telah dicpai tetapi telah dilakukan sejak pembuatan
rencana hingga tahap laporan.

d.  Objektif : Menilai sesuai dengan kenyataan. Evaluasi memerlukan data


dan atau fakta yang akurat. Data fakta yang objektif diolah kemudian
disimpulkan

e.   Berdasarkan kriteria yang valid : kriteria evaluasi pendidikan yang


obejektif berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan inilah yang
dijadikan kriteria keberhasilan pelaksanaan pendidikan. Evaluasi
pendidikan harus memiliki kriteria metodologis yang berkaitan dengan
patokan teknik analisis hasil evaluasi pendidikan misalnya menggunakan
perhitungan matematis atau pendekatan kuantitatif.

f.  Fungsional : hasil evaluasi supervisi pendidikan digunakan untuk


memperbaiki situasi yang ada pada saat itu. Dengan demikian evaluasi
pendidikan memiliki nilai guna untuk perbaikan lembaga pendidikan dan
kegiatan pendidikan yang telah direncanakan.

g.  Diagnostik : harus mampu mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan


lembaga pendidikan dan seluruh pelaksana kegiatan pendidikan sehingga
dapat dilakukan upaya perbaikannya. Oleh karena itu setiap hasil
evaluasi pendidikan didokumentasikan dan dijadikan dasar penemuan
kelemahan atau kekurangan yang kemudian dicari solusinya yang tepat
dan akurat.

Selanjutnya dalam rangka melakukan evaluasi pendidikan, berikut


langkah-langkah yang dapat ditempuh menurut kementerian pendidikan
Nasional adalah sebagai berikut :
a.   Merumuskan tujuan evaluasi

7
Tujuan evaluasi dirumuskan dari hasil survei atau penelitian sebagai
usaha menginventarisasi kebutuhan-kebutuhan evaluasional suatu situasi.

b.   Menyeleksi alat-alat evaluasi


Tidak semua alat standar dalam evaluasi pendidikan sesuai dan dapat
digunakan untuk setiap tujuan evaluasi pendidikan.

c.   Menyusun alat evaluasi


Dalam evaluasi pendidikan mikro misalnya, pendidik harus menyusun
alat-alat evaluasi seperti alat evaluasi tes dan non-tes. Alat tes ini seperti
menyusun alat tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Sedang non-tes seperti
menyusun alat skala bertingkat, wawancara, pengamatan, dan check list.

d.   Menerapkan alat evaluasi


Setelah disusun maka langkah selanjutnya adalah menerapkan alat-alat
tersebut pada objek yang akan dievaluasi.

e.    Mengolah hasil-hasil evaluasi


f.    Menyimpulkan hasil-hasil evaluasi
g.    Follow up evaluasi

3.     Aksiologi
Aksiologi mempertanyakan dan mengkaji tentang fungsi dan
manfaat evaluasi pendidikan. Evaluasi sebagai fungsi manajemen
merupakan aktivitas untuk meneliti dan mengetahui pelaksanaan yang
telah dilakukan dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil
sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka
pencapaian tujuan. Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh unsur
pimpinan maupun oleh bawahan. Dengan mengetahui kesalahan-
kesalahan atau kekurangan-kekurangan, perbaikan dan pencarian solusi
yang tepat dapat ditemukan dengan mudah. Evaluation is a process
which determines the extent to which objectives have been
achieved.  Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi di mana
suatu tujuan telah dapat dicapai. Demikian pula dalam pendidikan.
Dengan adanya evaluasi pendidikan akan teridentifikasi kekurangan atau

8
kelemahan lembaga pendidikan dan seluruh pelaksana kegiatan
pendidikan sehingga dapat dilakukan upaya perbaikannya.
Melalui evaluasi pendidikan dapat diktehui kemampuan
pelaksanaan pengendalian pendidikan mencapai kemajuan dan
memberikan pertimbangan demi perkembangan pendidikan masa yang
akan datang. Selain itu, evaluasi pendidikan dapat memperbaiki pola
pembinaan tenaga kependidikan melibatkan partisipasi orangtua siswa
dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, memberikan
pertimbangan, dan saran untuk peningkatan pengelolaan sarana dan
prasarana lembaga pendidikan dan membina tenaga kependidikan agar
lebih ahli dan terampil menjalankan semua kinerja kependidikan. Dengan
demikian, evaluasi pendidikan membatu menanggapi peningkatan usaha
lembaga pendidikan secara menyeluruh dan akhirnya akan menggiring
pada penyempurnaan dan peningkatan mutu pendidikan.

B.  Tujuan Evaluasi Pendidikan


Tujuan evaluasi pendidikan adalah menemukan kebutuhan lembaga
pendidikan yang dinilai kemudian digunakan untuk merencanakan pengalman
belajar yang dapat memenuhi kebutuhan lembaga pendidikan dengan semua
aktivitasnya. Efektivitas pendidikan dapat dinilai dengan cara mengukur atau
mendeskripsikan perubahan atau perbaikan yang terjadi dalam keseluruhan
program pendidikan. Tujuan evalausi yang digambarkan melalui keseluruhan
program pendidikan dapat digunakan untuk melihat perubahan dan perbaikan
dalam bidang :
1.    Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam mencapai tujuan
2.    Perbaikan di bidang kurikulum
3.    Perbaikan praktik mengajar
4.    Perbaikan kualitas dan pendayagunaan materi pengajaran dan alat bantu
mengajar
5.    Perkembangan personal dan profesional guru secara umum
6.    Perbaikan hubungan sekolah dengan masyarakat

9
Jadi ada prinsipnya, evaluasi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
usaha pelaksanaan program pendidikan secara menyeluruh, baik personel,
material, maupun operasionalnya.
Adapun tujuan pendidikan secara mikro adalah sebagai berikut :
1.    Menilai ketercapaian tujuan.
2.    Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervaiasi dari aspek
kognitif, psikomotorik dan afektif.
3.    Sebagai saran untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.
4.    Memotoivasi belajar siswa.
5.    Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling
6.    Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.

C. Praktik Evaluasi Pendidikan di Sekolah


Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan dapat
dipahami secara makro dan mikro. Berikut ini penulis akan memberikan
contoh evaluasi pendidikan secara mikro. Dalam praktiknya, kegiatan
evaluasi pendidikan; yang dalam hal ini evaluasi pendidikan secara mikro,
tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan penilaian (Assesment), karena evaluasi
membutuhkan data dari hasil penilaian tersebut. Adapun makna penilaian
merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar Peserta Didik. Penilaian tersebut dilakukan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan
tertentu. Keputusan tersebut seperti nilai yang akan diberikan atau juga
keputusan tentang kenaikan kelas dan kelulusan. Berikut teknik dan bentuk
evaluasi yang dipraktikkan dalam pendidikan formal di Indonesia.

10
Bagan 2. Tteknik dan bentuk evaluasi di sekolah

Dari bagan di atas, dapat diketahui bahwa ada dua teknik yang
digunakan dalam evaluasi. Yakni dengan tes dan non-tes. Melakukan evaluasi
dengan teknik tes ini biasanya digunakan untuk mengukur pengetahuan atau
aspek kognitif peserta didik. Teknik tes ini bisa berupa bentuk tulisan seperti
benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, jawaban singkat, uraian bebas
ataupun terikat. Selain itu juga bisa berupa tes lisan atau tindakan terhadap
individu maupun kelompok.
Adapun dengan teknik non-tes ini dapat digunakan untuk mengukur
sikap (aspek afektif) atau keterampilan (aspek psikomotorik) peserta didik.
Teknik non-tes ini bisa berupa observasi (pengamatan), melakukan
wawancara, membuat daftar ceklist, skala sikap dan skala bertingkat (Scale
Rating). Berikut penulis paparkan contoh melakukan praktik evaluas mikro.
1.   Merumuskan tujuan evaluasi
2.   Menyeleksi alat-alat evalua.
3.   Menyusun alat evaluasi
4. Menerapkan alat evaluasi
5. Mengolah hasil-hasil evaluasi
6.   Menyimpulkan hasil-hasil evaluasi
7.   Follow up evaluasi

11
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Evaluasi pendidikan merupakani kegiatan untuk menemukan indikator
yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan, sehingga dapat
dijadikan bahan kajian berikutnya dalam menjaga kualitas dan mutu
pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan. Secara ontologis
evaluasi pendidikan adalah menjaga kualitas atau mutu pendidikan. Sedang
secara epistemologis evaluasi pendidikan ada karena adanya ketidakcocokan
antara hasil program pendidikan yang telah disusun dengan kenyataan dari
hasil proses pembelajaran, yang secara otomatis berakibat pada tidak
tercapainya tujuan dari pendidikan. Dan secara aksiologisnya, melalui
evaluasi pendidikan dapat diktehaui kemampuan pelaksanaan pengendalian
pendidikan mencapai kemajuan dan memeberikan pertimbangan demi
perkembangan pendidikan masa yang akan datang.
Dalam praktik evaluasi pendidikan, khususnya evaluasi pendidikan
secara mikro, sekolah di Indonesia menggunakan dua teknik yaitu, tes dan
non-tes untuk mengevaluasi peserta didik. Pengembangan kedua teknik
tersebut seperti tes tulis, tes lisan, penugasan, rating scale, checklist,
observasi, wawancara dan pengembangan lainnya, dapat digunakan
untuk  mengevaluasi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik
secara komprehensif.

B.    Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun, tentunya makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu pemakalah sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini. Penulis juga
meminta maaf apabila ada penulisan dan ulasan yang salah atau kurang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.  Amiin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Asmoro, Filsafat Umum, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2001.

Arifin, Zainal,  Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Arikunto, Suharsimi,  Evaluasi Program Pendidikan,  Jakarta: Bumi Aksara,


2010.

As-Said, Muhammad, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Mitra Pustaka,


2011.

Hikmat, Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2014.

Jumadi, Pembelajaran Kontekstual Dan Implementasinya, Yogyakarta: UNY,


2003.

Junaedi, Mahfud, Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam. Depok : Kencana.


2017.

Komaruddin,  Beni Ahmad S. & Koko, Filsafat Manajemen Pendidikan,


Bandung: Pustaka Setia, 2016.

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013), Depok: Raja Grafindo Persada, 2014.

Kusuma, Mochtar, Evaluasi pendidikan pengantar kompetensi dan implementasi,


Yogyakarta: Parama Ilmu, 2016.

Mudyahardjo, Redja, Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2012.

PP RI Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan


Pemerintah  Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014

13
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,
Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

Salim, Moh. Haitami & Syasul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan


Islam,  Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Sukardi, Muhammad, Evaluasi Pendidikan: Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta:


Bumi Aksara, 2012

Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan: Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,


Yogyakarta: Teras, 2009.

Tafsir, Ahmad, Filsafat Ilmu : Mengurai Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi


Pengetahuan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

14

Anda mungkin juga menyukai