Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

  Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu


perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui
bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan,
pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi
kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini
adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily,
2000 : 220).       Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur
ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya
menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan
terhadap implementasi dan efektifitas suatu program.

B.        Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang


secara harafiah berarti “tengah, perantara atau pengantar”.
Dalam bahasa Arab media artinya “perantara” atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, kejadian yang
membangun kondisi siswa mampu memperoleh

3
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Guru, buku-buku,
fasilitas yang ada, dan lingkungan sekolah merupakan
media

C. Manfaat Media Penyuluhan Pertanian

Kalau seseorang menerima informasi atau pesan verbal


itu disebut pengalaman dengan kata-kata. Pengalaman
serupa ini cenderung membuat pesan/informasi sukar
ditangkap, kurang menarik, dan mudah dilupakan. Tidak
seperti pengalaman dengan kata-kata, pengalaman nyata
sangat efektif, karena mengikutsertakan semua indera
dan akal. Namun kita tidak dapat selalu mendapat semua
dalam pengalaman nyata, untuk itu diperlukan sesuatu
untuk menjembatani jurang antara keduanya. Yang dapat
menjembataninya adalah pengganti pengalaman nyata,
yaitu dengan menggunakan berbagai media
Adapun manfaat media dalam proses belajar mengajar
atau penyuluhan adalah sebagai berikut :
1) Pengajaran atau penyuluhan akan lebih menarik
perhatian sasaran sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
2) Materi penyuluhan akan lebih jelas maknanya
sehingga mudah dipahami dan dikuasai.
3) Metode menyuluh lebih bervariasi.
4) Sasaran lebih banyak melakukan kegiatan belajar
karena tidak hanya mendengarkan uraian saja, tetapi

4
melakukan pengamatan, demonstrasi, memerankan,
dan lain-lain (Sudjana dan Rivai, 1992).

D. Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai


tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto
(2002 : 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program
secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih
difokuskan pada masing-masing komponen. Menurut
Crawford (2000;30), tujuan dan atau fungsi evaluasi
adalah :
1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.
2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan
terhadap prilaku hasil.
3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan
kelayakan.
4. untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan
yang dilakukan.
Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk
memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk
menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali
dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis. 
E. Manfaaat Evaluasi

Manfaat melakukan evaluasi adalah:


5
a. menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah
penyuluhan dilaksanakan;
b. perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian
petani dan pelaksanaan penyuluhan pertanian; dan
c. penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian.

F. Teknik Evaluasi

 Untuk membuat sebuah keputusan yang merupakan


tujuan akhir dari proses evaluasi diperlukan data yang
akurat. Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan
teknik dan instrumen yang valid dan reliabel. Secara garis
besar evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik tes dan teknik nontes (alternative test).
Pengelompokkan tes sebagai berikut :
Menurut bentuknya; secara umum terdapat dua bentuk
tes, yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif adalah
bentuk tes yang diskor secara objektif. Disebut objektif
karena kebenaran jawaban tes tidak berdasarkan pada
penilaian (judgement) dari korektor tes. Tes bentuk ini
menyediakan beberapa option untuk dipilih peserta tes,
yang setiap butir hanya memiliki satu jawaban benar. Tes
subjektif adalah tes yang diskor dengan memasukkan
penilaian (judgement) dari korektor tes. Jenis tes ini antara
lain: tes esai, lisan.
Menurut ragamnya; tes esai dapat diklasifikasi menjadi
tes esai terbatas (restricted essay), dan tes esai bebas
(extended essay). Butir tes objektif menurut ragamnya
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: tes benar-salah (true-
6
false), tes menjodohkan (matching), dan tes pilihan ganda
(multiple choice). Teknik nontes dalam evaluasi banyak
macamnya, beberapa di antaranya adalah: angket
(questionaire), wawancara (interview), pengamatan
(observation), skala bertingkat (rating scale), sosiometri,
paper, portofolio, kehadiran (presence), penyajian
(presentation), partisipasi (participation), riwayat hidup,
dan sebagainya.

E. Standar Evaluasi

        Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan


tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama (Umar, 2002),
yaitu; 
1) Feasibility (layak) : Utility (manfaat) : Hasil evaluasi
hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk
pengambilan keputusan atas program yang sedang
berjalan.
2) Accuracy (akurat) : Informasi atas hasil evaluasi
hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi. .
3) Feasibility (layak) : Hendaknya proses evaluasi yang
dirancang dapat dilaksanakan secara layak.

G. Model Evaluasi

7
       Ada beberapa model yang dapat dicapai dalam
melakukan evaluasi (Umar, 2002 :), yaitu :
1. Sistem assessment : Yaitu evaluasi yang memberikan
informasi tentang keadaan atau posisi suatu sistem.
Evaluasi dengan menggunakan model ini dapat
menghasilkan informasi mengenai posisi terakhir dari
sauatu elemen program yang tengah diselesaikan.
2. Program planning : Yaitu evalusi yang membantu
pemilihan aktivitas-aktivitas dalam program tertentu
yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya.
3. Program implementation : Yaitu evaluasi yang
menyiapkan informasi apakah program sudah
diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat
seperti yang telah direncanakan.
4. Program Certification : Yaitu evaluasi yang memberikan
informasi mengenai nilai atau manfaat program.
       Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
meskipun terdapat beberapa perbedaan antara model-model
evaluasi, tetapi secara umum model-model tersebut memiliki
persamaan yaitu mengumpulkan data atau informasi obyek
yang dievaluasi sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil
kebijakan.

8
H. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PENYULUHAN
PERTANIAN

Prinsip-prinsip evaluasi yang merupakan acuan dasar


dalam melaksanakan evaluasi penyuluhan pertanian adalah
sebagai berikut:
1) Evaluasi harus berdasarkan fakta
2) Evaluasi penyuluhan merupakan bagian integral dari
proses kegiatan atau program penyuluhan
3) Evaluasi hanya dapat dilakukan dalam hubungannya
dengan tujuan dari program penyuluhan bersangkutan
4) Evaluasi penyuluhan pertanian harus menggunakan alat
ukur yang berbeda, untuk mengukur tujuan evaluasi
yang berbeda pula.
5) Evaluasi penyuluhan pertanian perlu dilakukan terhadap
hasil-hasil kuantitatif dan kualitatif.
6) Evaluasi penyuluhan pertanian harus dilakukan terhadap
metode penyuluhan yang digunakan.
7) Evaluasi perlu di pertimbangkan dengan teliti
8) Evaluasi harus dijiwai dengan prinsip mencari
kebenaran

I. Jenis – jenis Evaluasi

Jenis-jenis evaluasi antara lain:


1) Evaluasi Penyuluhan Pertanian

9
Merupakan alat untuk mengambil keputusan dan
menyusun pertimbangan-pertimbangan. Dari hasil
evaluasi penyuluhan pertanian dapat diketahui :
sejauhmana perubahan perilaku petani, hambatan
yang dihadapi petani, efektivitas program penyuluhan
pertanian serta seberapa jauh pemahaman masalah dan
penyempurnaan kegiatan. Evaluasi Penyuluhan Pertanian
juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Dalam
evaluasi dikenal beberapa klasifikasi evaluasi  seperti :
Evaluasi Formatif dan sumatif, Evaluasi Formal dan
Informal, Evaluasi Internal dan Eksternal, Evaluasi Proses
dan Produk (out put), Evaluasi Deskriptif dan Inferensial,
Evaluasi Holistik (misal CIPP) dan Analitik, Evaluasi on
going, terminal dan ex post evaluation, Evaluasi Teknis
dan Ekonomis, Evaluasi Program, Monitoring dan Evaluasi
Dampak.
2) Evaluasi Program Penyuluhan
Setiap program kegiatan yang direncanakan seharusnya
diakhiri dengan evaluasi dan dimulai dengan hasil evaluasi
kegiatan sebelumnya. Evaluasi yang dilakukan
dimaksudkan untuk melihat kembali apakah suatu
program atau kegiatan telah dapat dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan dan tujuan yang diharapkan. Dari
kegiatan evaluasi tersebut akan diketahui hal-hal yang telah
dicapai, apakah suatu program dapat memenuhi kriteria
yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi itu
kemudian diambil keputusan, apakah suatu program akan
diteruskan, atau direvisi, atau bahkan diganti sama sekali.

10
Hal ini didasarkan pada pengertian evaluasi, yaitu suatu
proses pengumpulan informasi melalui pengumpulan data
dengan menggunakan instrumen tertentu untuk mengambil
suatu keputusan. Jadi, pada dasarnya evaluasi adalah suatu
kegiatan yang menguji atau menilai pelaksanaan suatu
program.
Evaluasi program biasanya dilakukan untuk kepentingan
pengambilan keputusan dalam rangka menentukan
kebijakan selanjutnya. Dengan melalui evaluasi suatu
program  dapat dilakukan secara sistematis, rinci dan
menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat.
Dengan metode tertentu akan diperoleh data yang handal,
dapat dipercaya  sehingga penentuan kebijakan akan tepat,
dengan catatan apabila data yang digunakan  sebagai dasar
pertimbangan tersebut benar, akurat dan lengkap.
Adapun program itu sendiri diartikan segala sesuatu yang
dilakukan dengan harapan akan mendapatkan hasil atau
pengaruh. Jadi evaluasi program merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
melihat tingkat keberhasilan program. Untuk melihat
tercapai atau tidaknya suatu program yang sudah berjalan
diperlukan kegiatan evaluasi.
3) Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian
Tujuan penyuluhan pertanian adalah  perubahan
perilaku petani (kognitif, afektif, dan psikomotor).
a. Kognitif Kemampuan mengembangkan intelegensia
(pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis, sintesis)

11
b. Afektif: Sikap, minat, nilai, menanggapi, menilai/tata
nilai dan menghayati
c. Psikomotor Gerak motor : kekuatan, kecepatan,
kecermatan, ketepatan, ketahanan dan keharmonisan
Jadi evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi
sampai seberapa jauh tingkat pencapaian tujuan, berupa
perubahan perilaku petani dan keluarganya.

4) Evaluasi Metode
Evaluasi metode yaitu evaluasi semua kegiatan
penyuluhan pertanian yang dilakukan penyuluh
pertanian dalam rangka mencapai perubahan perilaku
sasaran.
5) Evaluasi Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana adalah pendukung penyuluhan
pertanian, sangat penting dalam kegiatan penyuluhan
pertanian, efektifitas penyuluhan pertanian sebagian
tergantung pada alat bantu penyuluh, perlengkapan,
peralatan, bahan-bahan sarana  prasarana yang digunakan.
Evaluasi sarana-prasarana pada dasarnya
mengevaluasi  kesiapan perangkat sarana-prasarana
yang menunjang kegiatan penyuluhan

12
BAB III
KESIMPULAN

A.Kesimpulan

Media penyuluhan pertanian adalah alat untuk


penyampaian informasi dan teknologi dari kegiatan
penyuluhan pertanian. Sedangkan evaluasi meruapakan suatu
proses identifikasi untuk mengukur atau menilai apakah suatu
kegiatan atau program yang dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai. Jadi menurut
kami evaluasi media penyuluhan pertanian adalah proses
identifikasi alat penyampaian informasi dan teknologi
penyuluhan pertanian untuk mengukur atau menilai
keefektifan dari media penyuluhan pertanian tersebut. Dengan
adanya evaluasi ini dapat mengetahui kelebihan serta

13
kekurangan dari cara penyampaian materi dan menyajikannya
dari seorang penyuluh tersebut.

14

Anda mungkin juga menyukai