Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENERAPAN SISTEM

POAC PADA PERUSAHAAN PT UNILEVER INDONESIA

DOSEN PENGAMPU:
Rahma Widyawati, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH:
1. Monica Ekma Putri(23.92.0613)
2. Shakila Dias Karima(23.92.0592)
3. Hafiz Abdul Khaliq(19.92.0174)
4. Galih Candra Wibowo(23.92.0595)
5. Royyan Henry Permana(23.92.0602)

UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA


FAKULTAS EKONOMI DAN SOSIAL
PRODI KEWIRAUSAHAAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Penerapan Sistem POAC Perusahaan PT Unliever
Indonesia ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas UAS dari mata kuliah Pengantar Manajemen.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, karena masih banyak
kekurangan, baik dari materi maupun redaksi. Hal ini semata-mata disebabkan oleh keterbatasan waktu
dan pengetahuan penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi
penulis dalam rangka menambah wawasan mengenai Penerapan POAC pada perusahaaan.

Yogyakarta, 28 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................5

1.3 Tujuan....................................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

2.1 Pengertian POAC...................................................................................................................................6

2.2 Penerapan POAC Pada PT Unilever......................................................................................................7

2.3 Planning.................................................................................................................................................7

2.4 Organizing.............................................................................................................................................8

2.5 Actuating..............................................................................................................................................10

2.6 Controlling...........................................................................................................................................11

BAB III PENUTUP....................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Globalisasi merupakan tren di seluruh dunia mengenai perekonomian dunia yang menjadi tanpa
batas dan perusahaan yang saling terkait tidak lagi dibatasi oleh batas-batas negeri mereka dan dapat
melakukan kegiatan bisnis di mana saja di dunia. Globalisasi berarti bahwa perusahaan lebih
cenderung untuk bersaing dimanapun. Banyak perusahaan saat ini menjual produk mereka
dimanapun, memperoleh bahan baku mereka atau mengadakan penelitian dan pengembangan (R&D),
dan melakukan produksi dimanapun.
Globalisasi mungkin merupakan alasan utama mengapa kita harus mempelajari bisnis
internasional. Seperti yang sudah marak akhir-akhir ini, banyaknya perusahaan yang mulai meramba
bisnisnya di dunia internasional, seperti yang dilakukan pula oleh PT. Unilever.
PT. Unilever Indonesia Tbk. adalah Perusahaan multinasional yang memasarkan berbagai barang
konsumen di berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan
pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman,
berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahaan, PT. Unilever Indonesia Tbk sudah
menyiapkan strategi dan taktik dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan.
Mengingat banyaknya pesaing yang berkiprah di dunia internasional, maka sangat diperlukan adanya
strategi yang sangat jitu dari perusahaan yang mampu mengangkat namanya di benak para konsumen
di berbagai Negara.
Dalam hal ini, kami akan menganalisis beberapa point penting dari PT. Unilever tentang strategi
yang digunakan dalam memenangkan persaingan.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa pengertian POAC secara umum?
2.Bagaimana penerapan planning pada PT Unilever?
3.Bagaiman struktur organisasi yang ada pada PT Unilever?
4.Bagaimana peran manajer dalam PT Unilever?
5.Bagaimana kinerja yang ada di PT Unilever?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian mengenai POAC secara umum.
2.Untuk mengetahui planning pada PT Unilever.
3.Untuk mengetahui struktur organisasi pada PT Unilever.
4.Untuk mengetahui peran manajer pada PT Unilever.
5.Untuk mengetahui kinerja yang ada pada PT Unilever.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian POAC


Fungsi POAC sendiri dalam suatu organisasi adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu
organisasi dalam pencapaian tujuannya. Berikut adalah penjelasan tentang tiap bagian dari POAC:
a. Planning
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut.
Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala sesuatu yang
manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan masa depan, mengatakan “Ini adalah
apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya”. Membuat keputusan biasanya
menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap
rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain.
Contohnya, setiap manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian
organisasi.
b. Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber daya
tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan organisasi.
Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang
spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas. Aspek utama
lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau beberapa subdivisi lainnya.
Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan merupakan aktifitas kepegawaian yang khas.
Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang
terpisah dari organizing.
c. Actuating

Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan tujuan organisasi.
Actuating adalah implementasi rencana, berbeda dari planning dan organizing. Actuating membuat urutan
rencana menjadi tindakan dalam dunia organisasi. Sehingga tanpa tindakan nyata, rencana akan menjadi
imajinasi atau impian yang tidak pernah menjadi kenyataan. Actuating menjadi fungsi manajemen yang
paling dominan. Jika sebelumnya pada fungsi planning dan organizing lebih banyak menekankakan pada
faktor-faktor yang mempengaruhi proses inti manajemen.
Sementara itu, fungsi Actuating(pengarahan) lebih banyak bersinggungan langsung dengan orang-orang
yang akan menjalankan rencana yang telah ditetapkan.
d. Controlling
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Hal ini membandingkan antara
kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan antara
kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang sifatnya mengoreksi.
Misalnya meningkatkan periklanan untuk meningkatkan penjualan. Fungsi dari controlling adalah
menentukan apakah rencana awal perlu direvisi, melihat hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa
butuh ada perubahan, maka seorang manajer akan kembali pada proses planning. Di mana ia akan
merencanakan sesuatu yang baru, berdasarkan hasil dari controlling

2.2 Penerapan POAC Pada PT Unilever


Berikut penerapan POAC pada PT Unilever:
2.3 Planning
PT. Unilever Indonesia, Tbk membuat banyak orang ingin sekali bergabung dengan perusahaan
besar ini. Mereka membayangkan betapa kesejahteraan dijanjikan oleh PT Unilever kepada para
pekerjanya. Hal itu dikarenakan PT Unilever memang tidak main-main dalam memilih pekerja yang akan
berkarir di perusahaannya dengan menggunakan sistem manajemen SDM yang tepat.

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengatur
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien sehingga dapat bersama-sama mencapai prestasi karir yang
maksimal. Manajemen SDM [1]sengaja dibentuk untuk mengingatkan nilai tenaga kerja dalam sebuah
perusahaan yang merupakan manusia. Bukan hanya sekedar mesin yang hanya bertugas melakukan segala
tugas untuk perusahaan. Tetapi di sini, tenaga kerja memiliki hak-hak yang diterima dan dinikmati.
Manajemen SDM di sini secara langsung akan mempengaruhi setiap sumber daya manusia dalam sebuah
perusahaan itu sendiri.

Sumber daya manusia sendiri dibagi menjadi dua macam berdasarkan fakta kemampuan manusia
dalam berfikir dan berinteraksi dengan lingkungan. Sumber daya manusia yang pertama yaitu sumber
daya fisik. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan manusia mengolah energi yang dimiliki untuk
melakukan suatu pekerjaan. Yang kedua adalah sumber daya mental. Sebenarnya, sumber daya yang
kedua inilah yang sedikit memegang peranan penting dalam sumber daya manusia di perusahaan.
Kemampuan manusia dalam berfikir, menciptakan sebuah inovasi sangat memberikan peran besar dalam
kemajuan perusahaan.

Perencanaan [2]fungsi Manajamen SDM PT Unilever Indonesia, Tbk adalah perusahaan yang
terkenal dengan manajemen SDM nya yang mumpuni. Bagaimana tidak, PT uniliver sangat
mempertimbangkan setiap sumber daya manusia yang akan berkarir bergabung bersama PT Unilever. Di
sini terbukti dengan setiap tahunnya PT Unilever sengaja merekrut orang-orang terbaik dari berbagai
perguruan tinggi terbaik.
Tak hanya merekrut orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi terbaik, PT Unilever juga
memiliki program manajemen SDM sendiri yang disebut dengan program latihan kerja atau LATKER.
Program latihan kerja PT Uniliver sengaja dibentuk untuk meminimalisir tidak meratanya sumber daya
manusia dalam perusahaan.

Setelah PT Unilever berhasil merekrut beberapa orang yang akan berkarir bersama Unilever, orang-
orang tersebut akan diberikan program latihan kerja. Program latihan kerja yang dibentuk PT Unilever
dibagi dalam 2 kegiatan. Kegiatan pertama adalah kegiatan menempatkan calon tenaga kerja pada tempat
kerja yang sebenarnya. Di tempat tersebut, calon tenaga kerja akan dilatih cara bekerja yang benar
langsung pada target tetapi dengan didampingi pembimbing yang sudah sangat kompeten. Kegiatan kedua
yaitu ceramah seperti perkuliahan mengenai seluk beluk berkarir di PT Unilever.

Seleksi tenaga kerja untuk mencari sumber daya terbaik yang dilakukan PT Unilever ini terbukti
membuat perusahaan mampu menilai secara keseluruhan mana tenaga kerja yang kompeten dan
berpotensi. Keberhasilan program latihan kerja ini juga dinilai dari bagaimana pembimbing menilai
kemampuan adaptasi calon tenaga kerja dalam mengikuti budaya bekerja di PT Unilever.

Pada intinya, teknik manajemen SDM PT Unilever terbagi menjadi tiga hal yaitu:

A. Pengadaan yaitu proses rekrutmen dan orientasi seperti program latihan kerja yang telah
dijelaskan di atas.

B. Penggunaan yaitu proses sinkronisasi antara kemampuan sumberdaya manusia dengan tugas apa
yang akan menjadi tanggung jawabnya.

C. Pemeliharaan yaitu bagaimana PT Unilever menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga
karyawan juga dapat merasa puas bekerja bersama PT Unilever.

Keberhasilan PT Unilever[3] dalam menomorsatukan manajemen SDM terbukti dari berhasilnya PT


Unilever meraih penghargaan dari Jepang untuk pelaksana Pruduktive Total Maintenance dan berhasil
terpilih sebagai salah satu dari 20 perusahaan terbaik di Dunia. Kepedulian PT Unilever terhadap sumber
daya manusia yang berkarir bersama di perusahaan Unilever diatas dapat diberi suatu apresiasi sendiri.
maka dari itu, semakin banyak pulalah orang-orang terbaik yang ingin berkarir di PT Unilever.

2.4 Organizing

Pada awal tahun 2022, Unilever [2]mengumumkan perubahan besar pada struktur organisasinya
untuk menjadikannya “bisnis yang lebih sederhana dan berfokus pada kategori”.
Perusahaan mengumumkan bahwa mereka akan beralih dari struktur matriks sebelumnya dan mengatur
dirinya di sekitar lima Grup Bisnis yang disebutkan sebelumnya. Setiap Grup Bisnis Unilever
bertanggung jawab penuh atas strategi, pertumbuhan, dan penyampaian keuntungannya secara global.
Jenis struktur ini dikenal sebagai struktur 'fungsional' atau 'divisional' dimana suatu organisasi dibagi
menurut area fokus. Dalam kasus Unilever, fokusnya adalah pada Grup Bisnis yang mencakup area
merek dan produk utama. Jika suatu fungsi atau divisi tidak termasuk dalam salah satu Grup Bisnis (yaitu,
legal), maka fungsi atau divisi tersebut ditetapkan sebagai tim korporat dan berada di bawah tanggung
jawab eksekutif tingkat C (yaitu, Chief Legal Officer). [4]
Salah satu keuntungan utama dari struktur fungsional/divisi adalah dukungannya terhadap inovasi dan
pengembangan produk. Seperti yang kami sampaikan, setiap Grup Bisnis di Unilever beroperasi hampir
secara mandiri dan bertanggung jawab atas pertumbuhannya sendiri. Artinya, karyawan yang tergabung
dalam setiap Grup Bisnis lebih bertekad untuk mengambil peran mereka karena mereka dapat lebih
mudah melihat dampak pekerjaan mereka terhadap organisasi yang lebih luas.
Berikut adalah bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh PT Unilever Indonesia.
Job Description :
1.Chief Financial Officer : Bagian yang bertugas mengatur segala kegiatan yang berkaitan dengan
keuangan, keputusan investasi dan pembiayaan perusahaan yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan
perusahaan.Peran Finance dibagi menjadi:
-Finance Business Partner bekerja sama dengan departemen untuk membantu mereka membuat keputusan
keuangan yang sehat dan inisiatif drive.
Controller menerapkan proses informasi manajemen untuk menciptakan nilai bagi bisnis.
-Expertise Services bekerja di segala bidang mulai dari asuransi dan risiko, audit internal, treasury sampai
ke hubungan investor dan pensiun. Dengan mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai
strategi yang mendorong pertumbuhan dan profitabilitas, anda akan berada di garis depan dalam evolusi
perusahaan untuk memenuhi tujuan.
2.Director Home and Personal Care : Bagian yang bertugas mengurus semua yang ada di dalam
perusahaan yang berkaitan dengan para pegawai perusahaan.
3.Supply Chain : Bagian yang bertugas untuk mengatasi bagian permasalahan bahan baku.
4.Costumer Development : Bagian yang bertugas untuk mengatasi masalah kostumer dan bertugas
merangkul kostumer sebanyak-banyaknya. Baik itu manajemen kategori, mengembangkan dan
menerapkan solusi dan aktivasi brand / kategori, atau manajemen account yang berfokus pada omset,
keuntungan dan pangsa pasar, peran Customer Development di Unilever akan mengarahkan anda untuk
menyediakan keunggulan pada tren, kebiasaan dan perilaku pembelanja (shopper).
5.Human Resources and comporate Relation :
-Business Partner Bekerja sama dengan para pemimpin bisnis untuk memberikan agenda bisnis melalui
strategi terintegrasi. Mereka memastikan bahwa bakat, organisasi, keterampilan, kemampuan dan budaya
yang tepat terbangun untuk membina hubungan kerja yang positif.
-Expertise Team Sumber solusi HR&saran (kebijakan, proses, sistem dan alat-alat) di bidang
kepemimpinan, pengembangan efektivitas, pembelajaran organisasi dan reward. Expertise Team menjadi
bagian dari pengembangan solusi baru, sistem dan Best Practices yang akan diluncurkan dalam wilayah,
negara, atau bahkan global.
-HR Services Menyampaikan dan terus meningkatkan proses end-to-end HR seperti rekrutmen, learning,
reward, dan administrasi tenaga kerja. mereka juga melacak, memantau dan secara aggresive mengelola
kinerja pelayanan untuk memastikan bahwa pelayanan disampaikan dengan kualitas yang ditentukan dan
dengan biaya yang optimal.

2.5 Actuating
Tanggung jawab perusahaan diperjuangkan dan dipimpin oleh anggota dari Eksekutif Unilever:
Vindi Banga, Presiden Makanan, Rumah Tangga, dan Perawatan Pribadi. Eksekutif Unilever ini
bertanggung jawab pada kepemimpinan operasional dalam usaha.

Kami mempunyai Komite Dewan Direktur Non-Eksekutif – komite pertanggung-jawaban dan


reputasi perusahaan - yang bertanggung jawab memastikan bahwa kami mengelola bisnis kami dengan
penuh tanggung jawab [5]dan bahwa reputasi Unilever dijaga dan diperkuat. Hal ini memastikan bahwa
Kode Etik Prinsip Usaha dan Kode Etik Mitra Usaha tetap sesuai dengan tujuan dan teraplikasi dengan
baik.

Komite ini bertemu secara rutin, dan terdiri dari empat direktur non-eksektutif yang independen.
1. Brittan (Pemimpin)
2. Nyasulu
3. Murthy, dan
4. Fresco.

Komite ini menguntungkan dari kedua sudut pandang baik dari USDG dan CRISP.
Pengawasan independen: Komite Audit. Salah satu tugas dari Dewan Komite Audit [6]adalah
mengevaluasi pendekatan Unilever secara keseluruhan dalam hal manajemen resiko dan kontrol, juga
prosesnya, hasil dan temuannya. Komite ini mempertimbangkan aplikasi dari Kode Prinsip Usaha sebagai
bagian yang digunakan untuk mengevaluasi manajemen resiko

 Tata kelola Kode kami: Komite Kode Perusahaan

Komite Kode Etik Perusahaan, dipimpin oleh Penasihat Umum kami, mengawasi implementasi dari Kode
Etik Prinsip Usaha dan Kode Etik Mitra Usaha mewakili kepemimpinan operasional usaha, yaitu para
eksekutif Unilever.[7]

 Manajemen Eksekutif: Tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan


Kemitraan (CRISP)

Eksekutif Unilever, dipimpin oleh Chief Executive Officer kami, bertanggung jawab pada
pengaturan laba dan rugi dan mengantarkan pada perkembangan.Dalam hal kesinambungan, ini juga
didukung oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan
(CRISP) (sebelumnya adalah Dewan Penanggungjawab Perusahaan).

Tugas dari tim kepemimpinan CRISP adalah mengevaluasi strategi untuk memastikannya sejalan
dengan bisnis kami dan memprioritaskan kesinambungan. Hal ini juga berarti mengawasi hubungan
kerjasama global kami.
CRISP terdiri dari para pemimpin dari kategori makanan dan rumah tangga dan perawatan pribadi,
tanggung jawab korporat kami, brandperusahaan, R&D, supply chain, manajemen isu dan fungsi hukum.

 Pendekatan eksternal: Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever

Keuntungan strategi kami dilihat dari pendekatan Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever
(USDG) – lima orang spesialis eksternal internasional dalam tanggung jawab perusahaan dan
kesinambungan. Mereka membentuk panel independen – dan terbuka secara bebas – ahli dalam
mengarahkan dan memberikan kritik mengenai strategi perkembangan kami.
Mereka adalah:
1. Esty – Dosen hukum lingkungan hidup, Yale University, AS
2. Jun – Ahli air dan Direktur pendiri Institute of Public and Environmental Affairs (IPEA),
Cina
3. Mehra – Pendiri dan CEO dari Centre for Social Markets, India
4. Porritt – Direktur pendiri Forum for the Future, Inggris
5. Ruge – Director General dari Mexican government's Centre for Education and Training
for Sustainable Development.

Untuk memastikan posisi yang sesuai antara tim CRISP dan USDG, keduanya dipimpin oleh anggota dari
Unilever Executive, Vindi Banga.

2.6 Controlling
Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317)[8], mendefinisikan
pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan
yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan
tersebut. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006: 303),[9] menyatakan bahwa pengawasan
merupakan sebagai proses pemantauan kinerja karyawan berdasarkan standar untuk mengukur kinerja,
memastikan kualitas atas penilaian kinerja dan pengambilan informasi yang dapat dijadikan umpan balik
pencapaian hasil yang dikomunikasikan ke para karyawan.

PT Unilever Indonesia Tbk salah satu perusahaan yang menjalankan POAC [10]Unilever (IDX:
UNVR; Euronext: UNA; NYSE: UN; LSE: ULVR) adalah perusahaan multinasional yang memproduksi
barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930.
Perusahaan ini mempekerjakan 206.000 pekerja. Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi
sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh, produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga.

Semakin besar perusahaan maka semakin kecil resiko yang harus dihadapi oleh perusahaan. Oleh
karena itu perusahaan harus mengawasi dan mengendalikan aktivitas perusahaan untuk mendelegasikan
wewenang kepeda setiap karyawannya, sehingga dibutuhkan suatu system pengendalian yang memadai.
Kegiatan penjualan memerlukan suatu pengendalian intern yang memadai. Agar pelaksanaannya tidak
menyimpang dari kebijakan yang sudah ada dan dari kegiatauniln operasionalnya guna mempertanggung
jawabkan atas segala kegiatan yang sifatnya operasional, melihat begitu pentingnya penyelenggaraan
aktifitas yang sifatnya operasional, maka diperlukan instrument yang mampu memberikan penilaian dan
jaminan akan efektifnya suatu kegiatan operasional yaitu untuk menjaga kekayaan perusahaan, maka
diperlukan system pengendalian intern untuk setiap penjualan untuk pencapaian tujuannya.Tujuan daru
penelitian ini adalah untuk mengetahui system suatu pengendalian dan untuk menganalisis factor-faktor
yang mempengaruhi efektifitas pejualan pada PT. Unilever Indonesia Tbk.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif untuk variable X
yang artinya penelitian ini hanya sebatas mengungkapkan suatu permasalahan dan mencoba menemukan
solusi atau pemecahan dari permasalahan yang ada. Data yang diperoleh dari kuesioner dengan jumlah
responden 15 orang, dianalisis menggunakan bantuan program SPSS 16.00 dengan metode uji validitas
dan reliabilitas dan kemudian menginterprestasikannya. Dan untuk metode penelitian yang digunakan
untuk variabel Y yaitu deskriptif kulitatif yang artinya penelitian ini mengungkapkan menarik kesimpulan
dan logis dengan data yang sudah ada selanjutnya diadakan interprestasi berdasarkan teori.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
system pengendalian intern dengan tingkat hubungan masuk kedalam kategori efektif, serta realisasi
penjualan yang mencapai 108% yang artinya melebihi dari target yang telah ditentukan.
BAB III
PENUTUP
·
3.1 Kesimpulan
Dalam mendukung terciptanya tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance),
prinsip transparansi merupakan salah satu aktivitas penting yang harus dikelola perusahaan. PT. Unilever
Indonesia, Tbk. menyadari sepenuhnya akan tanggung jawab dalam mengelola keterbukaan informasi
mereka. Informasi merupakan kunci emas yang dimiliki perusahaan dan berharga dalam mengupayakan
suatu lingkungan perusahaan yang transparan. Unilever mengoptimalkan komponen perusahaan, seperti
Corporate Secretary serta Corporate Communication mereka, dalam melaksanakan prinsip transparansi
ini, sehingga melalui informasi tersebut, perusahaan dapat menciptakan suatu lingkungan bisnis yang
kondusif dan transparan.
Pada pelaksanaanya, Unilever memang mengupayakan suatu strategi komunikasi melalui strategi
aliran informasi terbuka dalam penyampaian informasi-informasi korporat tersebut, dengan mengelola
pesan-pesan yang dirancang secara informatif dan edukatif untuk memenuhi kebutuhan informasi para
pemangku kepentingan perusahaan dalam mewujudkan transparansi tersebut. Perumusan strategi aliran
informasi terbuka ini, dilandasi pada tahapan-tahapan strategis yakni hasil evaluasi kinerja, perumusan
misi dan tujuan strategis, rancangan strategi hingga pelaksanaan transparansi. Optimalisasi strategi ini
juga ditunjukkan melalui pemanfaatan sejumlah media-media korporat yang sudah menjadi prosedur
ditambah media pendukung lainnya untuk menjamin aliran informasi yang lancar bagi khalayak sasaran
transparansi Unilever ini. Penerapan strategi ini, selain sebagai bentuk prosedural dalam praktik
pelaksanaan GCG, namun juga mengupayakan aktivitas promotion, protect, dan preempt.
Penggunaan strategi komunikasi dalam pelaksanaan transparansi merupakan sebagai suatu strategi
atau cara yang dirancang dalam hal pengoptimalisasikan proses transparansi tersebut yang notabene
merupakan kegiatan prosedural. Unilever mengupayakan suatu sistem informasi yang cukup
memudahkan khalayak untuk mengakses sejumlah informasi ini, sehingga menciptakan hubungan antara
perusahaan dan para pemangku kepentingan yang positif dan saling percaya. Pada akhirnya strategi
komunikasi transparansi ini, berusaha untuk menciptakan suatu pemahaman serta kelancaran aliran
informasi tersebut kepada seluruh pemangku kepentingan sehingga praktik GCG tersebut diketahui secara
menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Noviana, “SDM DAN STRUKTUR ORGANISASI PT. UNILEVER
INDONESIA, Tbk,” Blogger, 2018, [Online]. Available:
http://mikenoviana.blogspot.com/2018/10/sdm-dan-struktur-organisasi-pt-
unilever.html
[2] U. Indonesia, P. T. Uniliver, P. T. Uniliver, M. Sdm, and M. Sdm, “Fungsi
Manajemen dari PT. Unilever, Tbk,” 2016, [Online]. Available:
http://saraswatics.blogspot.com/2016/10/fungsi-manajemen-dari-pt-unilever-
tbk.html?m=1
[3] R. Marginingsih, “Tata Kelola Manajemen Risiko Pada PT Unilever Indonesia,
Tbk,” Cakrawala, vol. XVII, no. 2, p. 156, 2017.
[4] R. C. Bird, P. Borochin, and J. D. Knopf, “The Value of the Chief Legal Officer to
the Firm,” SSRN Electron. J., pp. 1–50, 2014, doi: 10.2139/ssrn.2379612.
[5] A. Jablonski, “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指
標に関する共分散構造分析 Title,” Nature, vol. 131, no. 1000, pp. 839–840, 1933.
[6] F. Ekonomika, D. A. N. Bisnis, and U. Diponegoro, “Komisaris Dan Komite Audit,”
2013.
[7] N. Bloom and J. Van Reenen, “済無 No Title No Title No Title,” NBER Work. Pap.,
no. April 2015, p. 89, 2013, [Online]. Available:
http://www.nber.org/papers/w16019
[8] Sahat Parulian Remus, “Analisis Sistem Pengawasan Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Pt. Bank Mandiri Cabang Krakatau Medan,” J. Ilm. Methonomi, vol. 3, no. 2,
pp. 26–35, 2017.
[9] I. K. R. Sudiardhita, K. Dianta, D. Susita, and N. Aisyah, “Placement , Career
Development on Employee Performance With Job Satisfaction as Intervening
Variables,” DLSU Bus. Econ. Rev., vol. 28, no. 3, pp. 73–80, 2019.
[10] B. A. B. Ii and T. Pustaka, “Planning, Organizing, Actuating And Controling ),” pp.
9–26, 2016.
 Link Video presentasi kelompok 7 :

https://drive.google.com/file/d/1lFkP0XkLeQ98lzm56V2kBMFMU6QMNDkD/view?usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai