Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REVIEW

PEMBELAJARAN SENAM DAN RITMIK


“EVALUASI PEMBELAJARAN’’

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : Saputra Hatogaran Saragih


NIM : 6203111016
KELAS : PJKR VA 2020

DOSEN PENGAMPU : Dr. Sabaruddin Yunis Bangun, M.Pd


MATA KULIAH : PEMBELAJARAN SENAM DAN RITMIK

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang masih memberikan berkat dan
anugrahnya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan Critical Book Report mata kuliah Pem.
Senam dan ritmik.Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yaitu bapak Sabaruddin
Yunis Bangun .Atas bimbingannya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan critical book
report ini.Semoga ilmu yang bapak berikan kepada saya dapat bermanfaat dan berguna bagi saya.
Dalam penulisan tugas ini, saya menyadari masih adanya kekurangan dan belumsempurna.
Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan mendidik dari para pembaca agar
saya dapat lebih baik. Semoga Critical Book Report ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca. Saya ucapkan Terima Kasih.

MEDAN, 12 NOVEMBER 2022

SAPUTRA HATOGARAN SARAGIH


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………….

1. Latar Belakang.................................................................................................................

2. Tujuan .............................................................................................................................

3. Manfaat ...........................................................................................................................

4. Identitas Buku .................................................................................................................

Bab II Rangkuman Buku…………………………………………………………………...

1. Ringkasan Buku ...............................................................................................................

Bab III Pembahasan / Analisis………………..…………………………………………….

1. Kelebihan dan Kekurangan Buku ..................................................................................

Bab IV Penutup……………...………………………………………………………………

1. Kesimpulan..........................................................................................................................

2. Saran ...............................................................................................................................
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Evaluasi Pembelajaran adalah suatu proses menentukan tingkat pencapaian tujuan


pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya melalui cara yang sistematis.Dalam
permbelajaran senam dan ritmik ini perlu banyak membaca untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan tentang Evaluasi Pembelajaran sehingga saya melakukan review terhadap
sebuah buku . Dalam penerapan kurikulum berbasis KKNI bagi mahasiwa baru tahun ajaran
2021/2022, dimana sistem kurikulum KKNI ini menuntut mahasiswa untuk lebih berpikir
kristis dalam mengembangkan ide dan kreativitasnya. Dalam sistem KNNI ini, para
mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan 6 macam tugas yaitu, Tugas Rutin ,Critical Book
Review , Critical Journal Review , Mini Riset , Rekayasa Ide dan project.Dan dalam
kesempatan ini saya akan mengerjakan Critical Book Review.

Melakukan review terhadap sebuah buku merupakan kegiatan mendeskripsikan atau


menjelaskan bagian isi buku dan mengevaluasi bagian isi buku tersebut mengenai kelebihan
dan kekurangan isi buku, keterkaitan antar sub bab atau bab dalam buku, hal-hal yang
menarik dan menonjol dalam buku tersebut, dan bagaimana isi bab pada buku tersebut dapat
mempengaruhi pola fikir dan pola pemahaman kita terhadap suatu kajian atau masalah
tertentu.

2. Tujuan
Tujuan penulisan Critical Book Report ini adalah sebagai penyelesaian tugas mata
kuliah Perm Bulu Tangkis, untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai
identitas buku, ringkasan buku secara umum, serta menganalisis kelebihan dan kekurangan
buku, untuk menambah pengetahuan mahasiswa mengenai pembelajaran, konsep dasar
penilaian, instrumen penilaian, penyusunan instrumen, dan kriteria tes yang baik. Tujuan
lain dari penulisan Critical Book Report yaitu untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam memandang suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda dan untuk
menguatkan pemahaman mahasiswa atas apa yang sudah diperolehnya.
3. Manfaat

Manfaat dari Critical Book Report ini yaitu dapat menambah pengetahuan mahasiswa
mengenai Perm bulu tangkis, dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam merumuskan suatu
materi yang berhubungan dengan bulu tangkis yang telah dibandingkan dengan beberapa sumber, dan
untuk melatih mahasiswa agar lebih tanggap dalam menilai isi buku yang telah dibacanya. Serta
meningkatkan pengetahun mahasiswa dalam melakukan proses pembelajaran di dunia pendidikan
dengan menggunakan sumberdaya secara efektif dan efisien .
4. Identitas Buku

Buku I. (buku utama)

1. Judul buku : Evaluasi Pembelajaran


2. Pengarang : Drs. Zaenal Arifin, M.Pd
3. Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
4. Tahun terbit : 2009
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tebal Buku : 312 halaman
7. ISBN : 978-602-7774-33-9

Buku II ( buku pembanding)

1. Judul buku : Measurement and Assessment in


Teaching
2. Pengarang : M David Miller
Robert l Linn
Norman E Gronlund
3. Penerbit : Pearson Education
4. Tahun terbit : 2009
5. Kota Terbit : New Jersey
6. Tebal Buku : 560 halaman
7. ISBN : 978-0-13-240893-6
BAB II

Rangkuman Buku

1. Ringkasan Buku
BUKU 1

Arti Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran

Evaluasi dan penilaian merupakan kualitatuf sedangkan pengukuran merupakan kuantitatif


(sekor atau angka) yang standar baku. Dalam konteks hasil belajar atau alat ukur atau instrument
tersebut dapat berbentuk tes atau non-tes. Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan
tahap yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Selain itu
evaluasi adalah suatu peruses yang sistematis dan berkelanjutanuntuk menentukan kualitas (nilai
dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan
keputusan, selain itu evaluasi bukanlah suatu hasil produk.

Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensip yang meliputi pengukuran, sedangkan tes
merupakan salah satu alat(instrument) pengukuran pengukuran lebih membatasi pada gambar
yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan
evaluasi dan penilian lebih bersifat kualitati. Di samping itu evaluasi dan penilaian pada
hakikatnya merupakan suatu penilaian tidak hanya didasrkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat
pula di dasarkan pada jenisnya.

Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran

Kata “Prestasi” berasal dari kata Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia “prestasi”
yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievenment) berbeda dengan “hasil
belajar” (learning autcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembetukan watak peserta didik.

Kata prestasi banyak yang digunakan dalam berbagai dan kegiatan antara lain dalam kesenian,
olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Salah satu komponen pembelajaran adalah
evaluasi. Begitu juga dalam prosedur pembelajaran, salah satu langkah yang harus ditempuh
guru adalah evaluasi mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis karena evaluasi
merupakan suatu bagian yang tidak bisa terpisahkan dari pembelajaran.

Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

 Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Jika tujuan
evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci menjadi tujuan
khusus, sehingga dapat menuntun guru dalam nenyusun soal atau megembangkan
instrumen evaluasi lainnya. Ada dua cara yang dapat dtempuh guru untuk merumuskan
tujuan evaluasi yang bersifat khusus. Pertama, melakukan perincian ruang lingkup
evaluasi. Kedua, melakukan perincian proses mental yang akan dievaluasi. Selian itu
tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efesiensi sistem
pembelajaran, baik yang menangkut tentang tujuan, materi, metode, media,sumber
belajar, baik lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Tujuan khusus evaluasi
pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendir.
 Fungsi evaluasi pembelajaran, menurut Scriven (1967) fungsi evaluasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif
dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk
memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar kurikulum yang sedangdikembangkan.
Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari
sistem secara keseuruhan dan fungsi ini dapat dilaksanakan apabila menggembangkan
suatu kurikulum telah dianggap selsai. Selain itu, Stanley dalam Oemar Hamalik (1989)
mengemukakan secara spesifik tentang fungsi tes dalam pembelajaran yang
dikatagorikan kedalam tiga fungsi yang saling berinteraksi yakni fungsi instruksional,
fungsi administratif, dan fungsi bimningan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka fungsi
evaluasi pembelajaran untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran.
Selanjutnya untuk akreditasi. Dalam UUD No.20/2003 Bab I Pasal 1 ayat 22, dijelaskan
bahwa “akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan
berdasarkan criteria yang telah ditetepkan”. Salah satu komponen akreditasi adalah
pembelajaran.artinya, fungsi akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi
pembelajaran digunakan sebagai dasar akreditasi lembaga pendidikan.

Ruang Lingkup Evaluasi

Pembelajaran Prinsip-Prinsip Umum

Evaluasi

 Kontinuitas
 Komprehensif
 Adil dan Objektif
 Kooperatif
 Praktis

Jenis Evaluasi Pembelajaran

1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk
mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan tahap
awal dalam penyusunan program pembelajaran.
2. Evaluasi monitoring, untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai sasaran
secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagai mestinya.
3. Evaluasi dampak, untuk mengrtahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program
pembelajaran.
4. Evaluasi efesiensi-ekonomi, untuk menilai tingkat efesiensi pelaksanaan program
pembelajaran.
5. Evaluasi program konprehensif, untuk menilai program pembelajaran secara menyeluruh,
seperti perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring pelaksanaan, dampak
program, tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam model dikenal dengan education
system evaluation model
B. Bab 2 (Standar Penilaian dalam Prespektif Standar Nasional

Pendidikan) Konsep Dasar Pendidikan Nasional

Menurut Carter V. Good dalam Dictionary of Education, pendidikan adalah proses


pengembangan kecakapanseseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam
masyarakatnya, proses social ketika seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkingan yang terpimpin
(sekolah), sehingga dapat mencapai kecakapan sosialdan mengembangkan pribadinya.
Pengertian pendidikan juga dapat dipahami dari pendekatan monodisipliner, dimana konsep
pendidikan dilihat dalam berbagai disiplin keilmuan diantaranya, sosiologi, antropologi,
pisikologis, ekonomi, politik, dan agama.

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan
kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengejaran, bimbingan atau latihan)
secara interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencpai manusia seutuhnya (insan
kamil).usaha yang dimaksud adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara sadar
dan terencana, sedangkan kemampuan berarti kemampuan dasar atau potensi. Asumsinya, setiap
manusia mempunyai potensi untuk dapat dididik dan dapat mendidik. Aspek kepribadian
menyangkut tentang sika, bakat, minat, motivasi, nilai-nilai yang melakat pada diri seseorang.

Standar Nasional Pendidikan

Dalam UU No.20/2003 Bab Ipasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “standar nasional pendidikan
adalah kritera minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.standar nasional pendidikan bukan hanya mengatur tentang standar isi,
tetapi juga stadar proses, kompetensi standar lulusan, tenag kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.

Stsandar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik.

Artinya pemerintah sudah mengatur bagaimana tahapan-tahapan melakukan penilaian, langkah-


langkah operasional yang harus ditempuh oleh pendidikan, dan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Untuk jenjeng
pendidikan dasar dan menengah, pelaksanaan penilain pendidikan dapat dilakukan oleh pendidik,
satuan pendidikan, pemerintah,

Standar Nasional Pendiadikan sebagai criteria minimal dalam sistem pendidikan di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan. Hal ini dimksudkan agar dapat mencapai tujuan Standar Nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat.
Landasan Yuridis-Formal Sistem Evaluasi dan Standar Penilaian

 Dalam Bab I Pasal 1ayat 21 dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhdap sebagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
 Peraturan Pemerintah R.I.No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Standar Penilaian Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSPN)

Dalam UU. No. 20/2003 Bab IX Pasal 35 ayat (3) dijelaskan bahwa pengembangan standar
nasional pendidikn secara pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan oleh suatu badan sandardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
Keberadaan badan tersebut diatur dalam PP.19/2005 Bab XI pasal 73. Ditegaskan dalam Pasal
77 bawa dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 ayat (3), BSNP
didukung dan berkoordinasi dengan depatemen dan departemen yang menangani urusan
pemerinttahan di bidang agama, dan dinas yang menangani pendidikan di
provinsi/kabupaten/kota.

Standar Penilaian oleh Pendidik

 Standar Umum Penilaian, yaitu aturan main dari aspek aspek umum dalam pelaksanaan
penilaian. Untuk melakuan penilaian, pendidik hrus selalu mengacu pada standar
umumpenilaian. BSNP menjabarkan standar umum penilaian ini dalam prinsip-prinsip
yaitu, pemilihan teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristikmata pelajaran serta
jenis informasi yang ingin diperoleh dari peserta didik. Informasi yang dihimpun
mencakup ranah-ranah yang sesuai dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan.
Informasi mengenai perkembangan prilaku peserta didik dilakukan secara berkala pada
kelompok mata pelajaran masing-masing dan sebagai berikut.
 Standar Perencanaan Penilaian, oelh pendidik merupakan prinsip-prinsip yang harus
dipendomani bagi pendidik dalam melakukan perencanaan penilaian. BSPN menjabarkan
prinsip sebagai berikut, pendidik harus membuat rencana penilian secara terpadu dengan
silabus dan perencanaan pembelajaran, pendidikan harus mengmbangkan criteria
pencapaian kompetensi dasar sebagai dasar untuk penilaian,pendidik menggunakan acuan
criteria dalam menentukan nilai peserta didik.
 Standar Pelaksanaan Penilaian, dalam pendoman umum penilaian yang disusun oleh
BSPN, standar pelaksanaan penilaian oleh pendidik meliputi, pendidik melakukan
kegiatan penilaian sesuai dengan rencana penilaian yang telah disusun di awal kegiatan
pembelajaran, pendidik menganalisis kualitas instrument dengan mengacu pada
persyaratan instrument serta menggunakan acuan criteria.
 Standar Pengolahan dan Pelaporan Hasil Penilaian,pemberian skor untuk setiap
komponen yang dinilai, penggabungan skor yang di peroleh dari berbagai teknik dengan
bobot tertentu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, pendidik bersama wali kelas
menyampaikan hasil penilaiaannya dalam rapatdewan guru untuk menentukan kenaikan
kelas.
 Standar Pemanfaatan Hasil Penilaian, pendidik mengklasifikasikan pesert didik
berdasat tingkat ketuntasan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar

Standar Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Menurut BSNP ada dua standar pokok yang harus diperhatikan dalam penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan, diantaranya. Standar penentuan kenaikan kelas,dan standar penentuan kelas.

Teknik Penilaian Menurut BSNP

Untuk memperoleh data tenteng proses dan hasil belajar peserta didik pendidik dapat
menggunakan berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan kompetensi yang
dinilai. Menurut pendoman umum BSN, teknik penilaian yang dapat digunakan antar lain, tes
kerja, demonstraksi, observasi, penugasan, portofolio, tes tertulis, tes lisan, jurnal,wawancaea,
inventori, penilaian diri, dan penilaian antar teman.

C. Bab 3 (Karakteristik, Model dan Pendekatan Evaluasi

Pemelajaran) Karakteristik Instrumen Evaluasi

 Valid, suatu instrumen dapat dikatakan valid jika bekutul-betul menggukur apa yang
hendak di ukur secara tepat
 Realibel, suatu instrument dapat dikatakan relibel atau handal jika ia mempunyai hasil
yang taat asas (consistent)
 Relevan, instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator yang telah ditetapkan
 Representative, materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh materi yang
disampaikan
 Praktis,mudah digunakan,
 Deskriminatif, instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukan
perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun
 Spesifik, suatu instrument disusun dan digunakankhusus untuk objek yang dievaluasi
 Proporsional, instrument harus memiliki tiap kesuitan yang di propoesional antara sulit,
sedang, dan mudah

Model-Model Evaluasi

 Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi ditunjukan
pada tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal
peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan seudah melaksanakan
kegiatan pembelajaran (hasil). Menurut Tyler ada tiga langkah pokok yang herus
dilakukan, yaitu menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievaluasi, menentukan
situasi dimana pesrta didik memperoleh kesempatan ununjukan tingkah laku yang
berhubungan dengan tujuan, dan menentukan alat evaluasi yang akan dipergunakanuntuk
mengukur tingkah laku peserta didik.
 Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita mengenal adanya tujuan
pembelajaran umum dan khusus. Model evaluasi ini menggunakan kedua tujuan tersebut
sebagai criteria untuk menentukan keberasilan. Evaluasi diartikan sebagai proses
pengukuran untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.
 Model Pengukuran (measuremen model),banyak mengemukakan pemikran-pemikiran
dari .Thorndike dan R.L.Ebel. model ini sangat menitikberatkan pada kegiatan
pengukuran. Pengukuran digunakan untukmenentukan kualitas suatu sifat (attribute)
tertentu yang ditentukan oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit ukuran
tertentu.
 Model Kesesuaian (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach), model ini,
evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian (Cogruence) antara tujuan dan
hasilbelajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan sistem
bimbinganpeserta didik dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
memerlukan.
 Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti membandingkan performance
dari berbagai dimensi (tidak hanya dimensi hasil saja) dengan sejumlah criterion, baik
yang bersifat mutlak/interen maupun relative/ekstern.
 Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan keputusan, mengumpulkan
informasi yang tepat menganalisis informasi sehingga dapat di susun laporan bagi
pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternative.
 Model brinkerhof,fiexv emergent evaluation desing, formative, desain eksperimental.
 Model Illuminative, evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif terbuka.
 Model Responsif, menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.

D. Bab 4 (Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran)

Perencanaan Evaluasi, perencanaan evaluasiini harus dirumuskan secara jelas dan spesifik
terurai dan khoperenshif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah-
langkah selanjutnya. Pentingnya analisis kebutuhan merupakan integral dari sistem pembelajaran
secara keseluruhan.selanjutnya dalam perencanaan penilaian hasil belajar, ada beberapa factor
yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian, mengidentifikasi kompetensi dan
hasil belajar, menyususun kisi-kisi, mengbangkan draft instrument,uji coba dan analisis
instrument,revisi dan merakit instrument baru.

Pelaksanaan Evaluasi, pelaksanaan evalusai artinya bagai mana cara melaksanakan suatu
evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan evaluas telah disinggung
semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan jenis
evaluasi,objek evaluasi, instruman evaluasi,sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada
tahap perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang
digunakan.

Monitoring Pelaksanaan Evaluasi, tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang negative
dan meningkatkan efesiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok.
Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi. Kedua,
utuk melihat hal-hak apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi.

Pengelola Data, setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
maka selanjutny dilakukan pengelola data. Menlola data berarti mengubah wujud data yang
sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi,
ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif, sedangkan data kualitatif
tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatifdiolah dan dianalisis
dengan bantuan statiska, baik statistika deskriptif maupun statistika infernsial.

Pelaporan Hasil Evaluasi, semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas pemerintah, mitra sekolah, dan
peserta didik itu sendiri sebagi akuntabilitas publik. Dalam dokumen kurikulum berbasis
kompetensi, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan, “laporan kemajuan
siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, laporan prestasi dalam mata pelajaran dan
laporan pencapaian.

Pengguanaan Hasil Evaluasi, untuk keperluan laporan pertanggung jawaban, untuk keperluan
sleksi, untuk keperluan promosi, untuk keperluan diagnosis, untuk memperdiksi masa depan
peserta didik.

E. Bab 5 ( Pengembangan Istrumen Evaluasi Jenis Tes)

PengemanganTes Bentuk Uraian, bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-
kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut
peserta didik untuk enguraikan, mengorganisaikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katnya
sendiri dalam dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainya.

Pengembangan Tes Bentuk Objektif, sering juga tes dikotomi, karena jawabannya antara
benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.disebut tes objektif karena peniliannya objektif. Tes
objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah,pilihan ganda, menjodohkan, dan
melengkapi atau jawaban singkat.

Pengembangan Tes LIsan, yaitu tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk
lisan.peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan
pertanyaan atau perintah yang diberikan.

Pengembangan Tes Perbuatan, adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk
prilaku, tindakan, atau perbuatan.

F. Bab 6 (Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Non-Tes)

Observasi (observation),sebenarnya observasi merupkan proses yang alami, pentingnya


observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran mengharuskan guru untuk memehami lebih jauh
tentang judgement, bertindak secara reflektif, dan menggunakan komentar orang laian sebagai
informasi untuk membuat judgement yang lebih reliable.

Wawancara (Interview), wawancara merupakan salah satu alat evaluasi jenis non-tes yang
dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan
peserta didik. Wawancara adalah yang dilakukan secara langsuang antara pewawancara atau
guru dengan orang yang diwawancari atau peserta didik tanpa melalui perantara.
Sekala Sikap(Attitude Scale),sikap merupakan seatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat
sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa
orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu.

Daftar Cek (Check List), adalah suatu daftar yang berisi subjek dan asfek-asfek yang akan
diamanti. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap kejadian yang
betapaun kecilnya, tetepi dianggap penting.

Sekala Penilaian ( Rating Scale), dalam daftar cek, penilian hanya dapat mencatat ada tidaknya
variable tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian fenomena-fenomena yang akan
dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.

Angket (Quetioner), angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau
informasi, pendapat, pemahaman dalam hubungan kasual. Angket mempunyai kesamaan dengan
wawancara kecuali dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan
wawancara dilaksanakan secara lisan.

Studi Kasus (Case Study),adalah studi yang mendalam dan komperensif tentang peserta didik,
kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Pengerian mendalam dan kompernsif adalah
mengungkapkan semua variable dan aspek-aspek yang melatar belakanginya, yang diduga
menjadi penyebab timbulnya prilaku atau kasus tersebut dalam kurun waktu tertentu.

Catatan Insidental (Anecdotal Records), adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa-


peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan. Catatan ini merupakan
pelengkap dalam rangka penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama yang berkenan
dengan tingkah laku peserta didik.

Sosiometri, adalah suatu proseduruntuk merangkum, menysun, dan sampai batas tertentu dapat
mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya serta
hubungan diantra mereka.

Inventori Kepribadian, hampir serupa dengan tes kepribadian,bedanya pada inventori jawaban
peserta didik tidak memakai criteria benar-salah.semua jawaban peserta didik adalah benar
selamadia menyatakan yang sesungguhnya. Aspek-aspek kepribadian yang biasanya dapat
diketahui melalui inventori ini, seperti sikap, minat, sifat-sifat, kepemimpinan, dan dominasi.

Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik, dianggap penting karena banyak
respons dan tindakan positif dari peserta didik yang timbul sebagai akibat tindakan belajar, tetapi
kurang mendapat perhatian dan tanggapan yang serius dari guru.seharusnya guru memberikan
penghargaan kepada setiap tindakan positif dari peserta didik dalam berbagai bentuk baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar.

G. Bab 7 (Penilaian Berbasis Kelas)

Pengartian Penilaian Berbasis

Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti “assessment”. Maksudnya, data dan
informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang sapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan suatu peogram pendidikan. Selanjutnya dapat diartikan juga sebagai
suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar
peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas

Tujuan umum penilaian berbasis kelas yaitu untuk memberikan penghargaan terhadap
pencapaian hasil belajar peserta didik dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran.
Fungsi penilaian berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah membantu peserta didik
dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangan priakunya kea rah yanlebih
baik dan maju, membantu peserta didik mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya,
membantu guru menetapkan apakah strategi, metode dan media mengajar yang digunakannya
telah memadai, dan keputusan membantu guru dalam membuat pertimbangan dan keputusan
daministrasi.

Objek Penilaian Berbasis Kelas

Sesuai dengan petunjuk penngembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yng dikeluarkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional yaitu penilian kompetensi dasar mata pelajaran, penilian
kompetansi rumpun pelajaran, penilian kompetensi lintas kurikulum, penilaian kompetensi
tamatan, penilian terhadap pencapaian keterampilan hidup.

Domaian dan Alat Penilian Berbasis Kelas

Domain Kognitif, tingkatan hafalan, tingkatan pemahaman, tingkatan aplikasi, tingkatan analisis,
tingkatan sintesis, tingkatan evaluasi.

Domaian pisikomotor, tingkatan penguasaan gerakan awal berbasis kemampuan peserta didik
dalam menggerakan sebagian anggota badan, tingkatan gerakan semirutin ,tingkatan gerakan
rutin berisi.

Domaian Afektif, memberikan respons atau reaksi terhadap nila-nilai yang dihadapken
kepadanya, menikmati atau menerima nilai, menilai ditinjau dari segi baik buruk, menerapkan
atau mempraktikan nilai.

Prinsip-prinsip Penilaian Berbadis Kelas

Pusat kurikulum balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan bahwa secara umum, penilaia berbasis
kelas harus memenuhi prinsip-prinsip valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan
objektif, terbuka, berkisinambungan, menyeluruh dan bermakna. Adapun secara khusus adanya
kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk menujukan apa yang mereka ketahui dan
pahami, selanjutnya melaksanakan prosedur penilaian berbasis kelas dan pencatatan secara tepat.

Manfaat Hasil Penilian Berbasis Kelas


Penilaian sangat bermanfaat bagi guru karena penilaian berbasis kelas bermanfaat untuk
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, bagi orang tua karena peniliaain berbasis
kelas nermanfaat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya, bagi peserta didik
karena penilian berbasis kelas bermanfaat untuk mementau hasil pencapaian kompetensi secara
utuh baik aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.

Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas

Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004) mengemukakan jenis-jenis penilian berbasis
kelasyaitu tes tertulis, tes perbuatan, pemberian tugas, penilian kinerja, penilian proyek, penilian
hasil kerja peserta didik, penilaian sikap, dan penilaian portofolio.

H. Bab 8 (Model Penilaian

Portofolio) Dasar Pemikiran

Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang diterapkan di Indonesia sajak
kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, yaitu untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Halini memeng logis dan wajae karena sealam sistem penilaian
yang digunakan sekolah cenderung hanya melihat hasil belahar peserta didik dan membeikan
proses belajarnya, sehingga nilai akhir yang dilaporkan kepada orangtua dan pihak-pihakterkait
hanya menyangkut domaian kognitif.

Pengertian Portofolio

Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan artis dan potografer. Secara
umum portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh
seseorang,kelompok, lembaga, organisai atau perusahaan yang bertujuan untuk
mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses.

Tujuan dan Fungsi Portofolio

Tujuan penilaian portofolio adalah untuk membeerikan informasi kepada orang tua tentang
perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang kuat.
Fungsi penilaian portofolio,portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam
belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran, portofolio sebagai alat
pembelajaran merupakan komponen kurikulum, portofolio sebagai alat penilaian autentik,
prtofolio sebagai suber informasi.

Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio

Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah yaitu dari guru kepeserta
didik, dari peserta didik ke guru, dan diantarpeserta didik. Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen
Depdiknas (2003) mengemukakan pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip, mutual trust (saling memeprcayai), confidentiality (kerahasiaan bersama), joint
ownership(milik berasam), satisfaction (keputusan), dan relevance (kesesuaian)

Karekteristik Penilaian Portofolio

Multi sumber, beragam tujuan, kepemilikan, autentik, dinamis, eksplisit, dan integrasi.

Kelebihan dan Kekurangan Portofolio

Kelebihan model penilaian portofolio, dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan


kemampuan peserta didik, membantu guru melakukan penilaian secara adil, mengajak peserta
didikuntuk bertanggung jawab, member kesempatan untuk pesertadidk dalam meningkatkan
perstasi,membantu guru mengklarifikasikan. Kekeurangan penilaian portofolio, memebutuhkan
waktu dan kerja ekstra, tidak tersedianya criteria penilaian yang jelas, sulit dilakukan terutama
menghadapi ujian dalam skala nasional.

Jenis Penilaian Portofolio

Jenis penilaian portofolio akan memberikan pemahaman tentang perlunya penggunaan penilaian
portofolio secara berfareasi sesuai dengan jenis kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Jenis penilaian portofolio terdapat peserta didik didalamnya bisa perseorangan atau kelompok,
selanjutnya sistem terdapat proses, kerja produk, tampilan, dokumen.

Tahap-tahap Penilaian Portofolio

Menurut Athhoni J. Nitko (1996) adan enam menggunaan sebuah sistem portofolio yaitu
mengidentifikasi tujuan dan focus portofolio, megidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai,
mengidentifikasikan perorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik, evaluasi
pelaksanaan portofolio dan evaluasi portofoliosecara umum.

Bahab-bahan Penilaian Prortofolio

Penghargaan yang diperoleh peserta didik, hasil pekerja peserta didik, catatan/laporan dariorang
tua peserta didik atau teman sekelasnya, catatan pribadi peserta didik, bahab-bahab lain yang
relevan, dan alat-alat audio visualvidio dan disket

I. Bab 9 (Teknik Pengolaan Hasil Evaluasi)

Teknik Pengelolaan Hasil Tes

Menurut Zaenal Arifin (2006) dalam mengeola data hasil tes, ada empat langkah pokok yang
harus ditempuh. Pertama, menskor, yaitu member skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh
peserta didik. Kedua , mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma
tertentu. Ketiga, mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa angka maupun huruf.
Keempat, melakukan analisis soal untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat
kesukaran soal dan gaya pembeda.
Skor Total (Total Secore)

Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk soalsetelah diolah dengan
rumus tebakan(guessing formula).

Konversi Skor

Konvesi skor adalah proes transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke dalam skor
terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh.

Pengelolaan Data Hasil Tes : PAP dan PAN

Setelah diperoleh skor stiap peserta didik, guru hendaknya tidak tergesa-gesa menentukan
prestasi belajar (nilai) peserta didik yang didasarkan pada angka yang diperoleh setelah membagi
skor dengan jumlah soal, karena cara tersebut dianggap kurang propesional. Pendekatan
penilaian acuat patokan PAP pada umumnya digunakan untuk menfsirkan hasil tes fomatif,
sedangkan penilaian acuan norma PAN digunakan untuk menfsirkan hasil tes sumatif. Namun,
dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan model penilaian berbais kelas pendekatan yang
digunakan adalah PAP.

J. Bab 10 (Analisis Kualitas Tes dan Butiran

Soal) Validitas

Validitas menunjukan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada yang rendah.
Selanjutnya validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik. Dalam
literature modern tentang evaluasi, banyak dikemukakan tentang jenis-jenis validitas, antara lain
validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, dan validitas konstruk dan vailiditas factor.

Reliabilitas

Relibilitas dalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Relibilitas tes berkenaan
dengan petanyaan. Menurut perhitungan product moment dari pearson, ada tiga macam
relibilitas, yaitu kefisien stabilitas, koefisien ekuivalen, dan koefisien konsistensi internsl.

Kepraktisan

Kepraktisan meruoakan syarat satu tes standar. Kepraktisan mengandung arti kemudahan suatu
tes, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah, dan menafsirkan maupun
mengadministrsikannya. Dimyati dan Mujiono (1994) ecaluasi meliputi kemudahan
mengadministrasi, waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi, kemudahan
menskor,kemudahan interpretasi dan aplikasi, tersedianya bentuk instrument evaluasi yang
ekuivalen atau sebanding.

Analisis Kualitas Butiran Soal


Tingkat kesukaran soal, perhitungan tingkatan kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar
derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkatan tingkatan kesukaran seimbang,
maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan
tidak pula terlalu mudah. Menghitung tingkatat kesukaran soal bentuk objektif dan uraian.

Daya pembeda, penghitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan
criteria tertentu. Semakain tinggi daya pembeda suatu butiran soal, semakin mampu butiran soal
tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai dan tidak menguasai kompetensi.

Analisis Homogen Soal

Homogeny tidaknya butiran soal diketahui dengan hitungan koefisien korelasi antara skor tiap
soal den skor tota.penghitunganya dikakukan sebanyak butiran soal dalam tes bersangkutan.
Salah satu teknik korelasi yang dapat digunakan adalah korelasi produc-moment atau korelasi
point biserial.

Efektivitas Fungsi Opsi

Setelah tingkat kesukaran soal, daya pembeda, homogenitas, dan analisis pengoceh dihitung,
selanjutnya perlu diketahui pula apakah suatu opsi dari setiap soal berfungsi secara efektif atau
tidak. Dapat digunakan langkah-langkah berikut, menentukan jumlah peserta didik, menetukan
jumlah sampel, baik untuk kelompokatas maupun kelmpok bawah, membuat table penguji
efektivitas opsi, menghitung jumlah alternative jawaban yang dipilih peserta didik, menentukan
efektivitas fungsi opsi.

K. Bab 11 (Pemanfaatan Hasil Evaluasi dan Refleksi Pelaksanaan

Evaluasi) Pengertiannya Memanfaatkan Hasil Evaluasi

Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik kepada semua pihak
yang bersangkutan atau yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupu tidak
langsung. Crooks (2001) menyimpulkan agar umpan balik dapat bermanfaat untuk
memotivasikan peserta didik, maka harus difokuskan pada kualitas pekerjaan peserta didik dan
bukan membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik lain, cara-cara yang spesifik
sehingga pekerjaan peserta didik dapat ditingkatkan, peningkatan pekerjaan peserta didik yang
harus dibandingkan dengan pekerjaan sebelunya.

Manfaat Hasil Evaluasi

Bagi peserta didik, membengkitkan minat dan motivasi belajar, membentuk sikap yang positif
terhadap belajar dan pembelajaran, membentu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik.

Bagi guru, promosi peserta didik seperti kenaikan kelas atau kelulusan, mendiagnosisi peserta
didik yang memeiliki kelemahan atau kekurangan, menentukan pengelompokan dan penetapan
peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing,.
Bagi orang tua, mengetahui kemajuan peserta didik, membingbing kegiatan belajar
pererta didikdirumah, menentukan tidak lanjut pendidikan yang sesuai dengan
kemampuan anaknya.

Bagi administrator, menentukan penetapan peserta didik, menentukan kenaikan kelas,


pengelompokan peserta didik disekolah meningkat terbatasnya fasilitas pendidikan
yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang.

Refleksi Pelaksanan Evaluasi

Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran sering ditemukan berbagai kekurangan


atau kelemahan, implikasinya adalah guru harus melalukan melakukan evaluasi
pembelajaran, baik dalam dimensi proses maupun hasil belajar. Setelah mengikuti
evaluasi pembelajaran peserta didik akan menghadapi dua alternatifkeputusan berhaisil
atau tidak berhasil..

Evaluasi Diri TerhadapProses Pembelajaran

Evaluasi diri adalah evaluasi yang dilakukan oleh dan terhadap diri sendiri. Sebagai
guru, kita harus membiasakan melakukan evaluasi diri. Hal ini penting untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran yang telah dilakukan. Jangan sampaioranglain
ynag mengevaluasi kinerja kita dalam proses pembalajaran. Melalui evaluasi diri guru
dapat mengetahui, memehami, memberikan makna terhadap proses dan hasil
pembelajarna yang pada gilirannya dapat menentukan langkah menjadi lebih baik.
Dalam melakukan evaluasi diri, guru tentunya memerlukan berbagai informasi, seperti
hasil penilaian proses, hasil belajar peserta didik, hasil observasi dan wawancara.untuk
melengkapi hasil evaluasi diri, kita bisa meminta bantuan peserta didik melakukan
pengamatan terhadap pembelajaran yang diikuti.

Factor-faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan dalam


Pembelajaran

Salah satu jenis penilaia yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran adalah
penilian diagnosis, yaitu penilaian yang berfungi mengidentifikasi factor-faktor
penyebab kegagalan atau pendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Guru dapat
melakukan perbaikn-perbaik dalam meningkatkan kualitas pembelajran.

Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar

Untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar hendaknya kita berpijak pada hasil
identifikasi factor-faktor penyebab kegagalan dan factor-faktor mendukung
kebrhasilan. Berdasakan hasil identifikasi ini kemudian kita mencari altrnatif itu kita
pilih mana yang mungkin dilaksanakan dilihat dari beberapa factor, seperti kesiapan
guru, kesiapan peserta didik, sarana dan prasarana, dan sebagainya. Mengoptimalkan
proses dan hasil belajar berarti melakukan berbagai upaya perbaika agar proses belajar
dapat berjalan dengan epektif dan hasil belajar dapa diperoleh secara optimal.
Ringkasan Buku

BUKU 2

Buku ini terdiri atas 3 bagian utama, yaitu

BAGIAN I PENGUKURAN DAN PROSES PENILAIAN TERMASUK


Bab 1 Educational Testing dan Penilaian: Konteks, Isu, dan Tren, Bab 2 Peran
Pengukuran dan Penilaian dalam Pengajaran, Bab 3 Tujuan Instruksional dan Sasaran:
Yayasan Pengkajian,Bab 4 Validitas, dan Bab 5 Keandalan dan Karakteristik Lain
yang diinginkan.

BAGIAN II TES DAN PENILAIAN KELAS meliputi Bab 6 Perencanaan Tes dan
Penilaian Kelas,Bab 7 Membangun Tujuan Uji Produk: Bentuk Simple, Bab 8
Membangun Tujuan Uji Produk: Bentuk Pilihan Ganda, Bab 9 Mengukur Prestasi
Complex: Latihan Interpretasi, Bab 10 Mengukur Prestasi Complex: Esai Pertanyaan,
Bab 11 Mengukur Prestasi Complex: Penilaian Berbasis Kinerja, Bab 12 Portofolio,
Bab 13 Prosedur Penilaian: Teknik observasi, Appraisal Peer, dan Self-Report, Bab 14
Assembling, Penyelenggara, dan Menilai Tes dan Penilaian Kelas, dan Bab 15
Grading dan Pelaporan.

BAGIAN III PEMILIHAN DAN MENGGUNAKAN TES yang DITERBITKAN,


mencakup Bab 16 Tes Prestasi, Bab 17 Tes Aptitude, Bab 18 Uji Seleksi, Administrasi,
dan Penggunaan, dan Bab 19 Interpreting Uji Skor dan Norma.

Evaluasi: Penilaian, Pengukuran dan Tes


Ada tiga istilah yang selalu disebut-sebut dalam evaluasi, yaitu tes (test  ),
pengukuran (measurement ), dan penilaian (assessment ), satu sama lain memiliki
kesamaan, tetapi dapat dibedakansecara spesifik.Istilah tes (test ) berasal dari bahasa
latin “testum” yang berarti sebuah piringan atau
jambangan dari tanah liat. Istilah ini dipergunakan dalam lapangan psikologi dan 
menjadi istilahsebagai metode psikologi untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan
tersebut dilakukan dengan memberikan suatu tugas kepada seseorang dan sampai
sejauh mana seseorang itu dapatmenyelesaikan tugas atau masalah tersebut. Karena itu
dalam pembelajaran tes selalu didefinisikansebagai suatu alat yang berisi serangkaian
tugas yang harus dikerjakan, atau soal-soal yang harusdijawab oleh peserta didik untuk
mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Djemari Mardapimendefenisikan, tes sebagai
salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secaratidak langsung,
yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.Dengan demikian
tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alatuntuk
mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Objek ini bisa berupa kemampuan
pesertadidik, sikap, minat, maupun motivasi. Respons peserta tes terhadap sejumlah
pertanyaanmenggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu. Itulah sebabnya, tes
dipandang sebagai bagiantersempit dari evaluasi.Pengukuran (measurement  )
merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas “sesuatu”. Kata
“sesuatu” di sini bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, papan
tulis, dan lain-lain. Dalam melakukan proses pengukuran, haruslah menggunakan alat
ukur, baik tesatau non tes, yang standar yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas
yang tinggi. Oleh karenaitulah pengukuran selalu didefinisikan sebagai proses
kuantifikasi atau penetapan angka terhadapkemampuan individu atau karakteristiknya
menurut aturan tertentu. Dengan demikian, hakikat

dari pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau ke
adaan individumenurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu yang dimaksudkan
bisa berupa kemampuan padaranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Terlihat jelas
bahwa pengukuran memiliki konsep yang lebih luas dari pada tes. Seseorangdapat
mengukur karakateristik suatu objek tanpa menggunakan tes, yang biasa disebut non
tes,misalnya pengukuran yang mengunakan pengamatan, skala rating atau cara lain
untuk memperolehinformasi dalam bentuk kuantitatif.Penilaian (assessment ) memiliki
makna yang berbeda dengan evaluasi (evaluation). Penilaian dalam konteks
pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambunganuntuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar
peserta didik dalam rangka membuatkeputusan-keputusan berdasarkan kriteria dari

pertimbangan tertentu. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi kepada


pendidik untuk meningkatkankemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik
mencapai perkembangan belajarnya secaraoptimal. Implikasinya adalah kegiatan
penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untukmendidik sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran. Dalam hal ini W.J. Popham
mendefinisikan penilaian sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan status 
siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Sementara Strak and Thoma
s mendefinisikannya sebagai“processes that provide information about individual
students, about curricula or programs, aboutinstitutions, or about entire systems of
institutions”. Secara singkat dapat dikatakan bahwa peniliaian itu merupakan suatu
proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulumatau
program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem institusi.

Dapat disimpulkan bahwa assessment  atau penilaian merupakan suatu kegiatan


menafsirkan data dari hasil pengukuran.Akan halnya evaluasi (evaluation) memiliki makna
yang berbeda dengan pengertian penilaian, pengukuran maupun pengertian tes.
Stufflebeam dan Shinkfield menyatakan:Evaluation is the process of delineating, obtaining,
and providing descriptive and judgmental information about the worth and merit of some
object’s goals, design, implementation, and impact in order to guide decision making, serve
needs for accountability, and promote understanding of theinvolved phenomena.Evaluasi
sebagai suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan
sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit ) mulai dari
tujuan yang ingindicapai, desain, implementasi dan dampaknya untuk suatu membuat
keputusan,membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomen
a. 
Inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan.Berbagai persoalan masa lalu, merupakan
informasi berharga.Hal itu berarti bahwa evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan
pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui seja
uh mana suatutujuan program, prosedur, produk atau strategi yang dijalankan telah tercapai,
sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa
 alternatif keputusan untuk programselanjutnya.Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses yangsistematis dan berkelanjutan untuk
mengumpulkan, mendeskripsikan, mengintepretasikan danmenyajikan informasi untuk dapat
digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan atau menyusunkebijakan.

Tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang
suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak/hasil ya
ng dicapai,efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu
sendiri, yaitu untukmengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan.
Jadi, evaluasi berfungsi untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang berkenaan dengan
“nilai dan arti” sesuatu. Pemberian“nilai” dilakukan apabila seorang evaluator memberikan
pertimbangannya mengenai evaluan tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat
dari luar. Jadi, pertimbangan yang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa adanya evaluan itu
sendiri. Sedangkan yang berkaitan dengan “arti”,berhubungan dengan posisi dan peranan
evaluasi dalam suatu konteks tertentu.Dalam proses evaluasi harus ada pemberian
pertimbangan ( judgement ) yang merupakankonsep dasar dari evaluasi. Melalui
pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti/makna dari sesuatuyang dievaluasi. Dalam
memberikan pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteriatertentu. Tanpa
kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu prosesyang
dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini penting dibuat oleh evaluator
dengan pertimbangan: (1) hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, (2) eval
uator lebih percaya diri, (3) menghindari adanya unsur subjektivitas, (4) memungkinkan hasil 
evaluasi akansama, sekalipun dilakukan pada waktu dan orang yang berbeda, (5) memberikan
kemudahan bagievaluator dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.
BAB III

Pembahasan / Analisis

Buku I Utama

Kelebihan

Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kelebihan buku ini pembaca ingin
berterima kasih sebelumnya tentang buku ini karena dengan buku ini pembaca merasa
menambah wawasan dan pengetahuan. Kelebihan dalam buku ini yaitu dalam
pembahasan mampu membuat pembaca merasa paham dari subab yang telah
dipaparkan selain itu dalam bahasa buku ini sangat sederhana sehingga membuat
pembaca merasa paham dalam isi buku evaluasi pembelajaran dan bahasa buku ini
tidak baku sekali dalm pemaparan isi buku sehingga pembaca tidak merasa kesulitan
dalm membaca.

Kekurangan

Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kekurangan dalam penulisan dan
pembahasan yaitu dalam penulisan buku masih ada penulisan EYD yang kurang tepat
sehingga pembaca merasa kurang puas dalam buku ini, selanjutnya dalam pembahasan
buku evaluasi ini masih ada kata yang masih kurang berkenan dalam pembahasan
sehingga pembaca merasakan beberapa subab yang masih pembaca kurang pahami,
selanjutnya dalam pemaparan yang menyangkut analisis kualitas tes itu masih belum
paham dalam subab tersebut dengan demikian penulis lebih rinci dalm pemaparan
subab tersebut.

Buku II Pembanding

Kelebihan buku

1. Penjelasan yang disertai dengan contoh.


2. Terdapat petunjuk untuk membuat tes yang baik serta menskor dan menilai.
3. Memiliki learning exercise berfungsi melatih pemahaman.
4. Terdapat tabel analisis untuk membuat butir soal.

Kelemahan Buku

1. Tidak diiringi ilustrasi, sehingga kurang menarik minat baca


2. Terlalu tebal sehingga menimbulkan kebosanan
3. Penjelasan terlalu rinci sehingga membuat bingung.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan

Setiap kegiatan yang termasuk kategori resmi dan besar misalnya kegiatan
pendidikan, memerlukan satu langkah penting yang dikenal dengan istilah monitoring
dan evaluasi, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian kegiatan dengan
rancangan yang sudah disususn dan mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan.
Karena suatu pendidikan akan dikatakan sempurna jika dalam prosesnya dilaksanakan
suatu evaluasi, dengan menggunakan strategi yang tepat sehingga hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan. Evaluasi terhadap program program pendidikan juga
dimaksudkan untuk mengetahuai tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu program
pendidikan dan hasil evaluasi dapat dijadikan informasi sebagai masukan untuk
menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.

Buku karangan Zaenal Arifin dan Measurement and Assessment in Teaching


cocok untuk membantu para guru atau calon guru dalam proses belajar mengajar serta
untuk mengetahui hasil akhir yang akan dicapai dari kegiatan pembelajaran yang juga
berisi tentang panduan-panduan dalam membuat tes untuk evaluasi. Dengan demikian
target atau tujuan pembelajaran akan diperoleh.

2. Saran

Buku ini layak dibaca dan layak juga dirujuk sebagai bahan studi maupun karya
ilmiah. Hal ini terwujud dengan bukti fisik buku ini yang menyajikan banyak data atau
informasi ilmiah yang penyampaiannya mengikuti pekembangan teknologi dan sifat
masyarakat global.Dari kesekian banyak kelebihan maka buku ini tidak menutup
kemungkinan hanya dipergunakan bagi kalangan pelajar/mahasiswa atau pakar ilmu, tetapi
juga layak bagi guru dan khalayak umum sebagai bentuk atau cara adaptif mempersiapkan
diri untuk menyikapi perubahan dalam dunia pendidikan yang cenderung dinamis berubah
terjadi disekitar. Saran untuk buku pertama yaitu menguraikan materi lebih jelas agar para
pembaca dapat mudah mengerti. Sedangkan saran untuk buku ke dua Penjelasan harus mudah
dipahami sehingga membuat tidak bingung.
.
DAFTAR PUSTAKA

https://adoc.pub/evaluasi-pembelajaran-drs-zainal-arifin-mpd.html

file:///C:/Users/Administrator01/Downloads/Measurement%20and%20Assessment%20in
%20Teaching%20(Tenth%20Edition)%20%20%20(%20PDFDrive%20).pdf

Evaluasi Pembelajaran.Drs. Zaenal Arifin, M.Pd,PT Remaja Rosdakarya,2009,Bandung.

Measurement and Assessment in Teaching .M David Miller Robert L Linn Norman E


Gronlund ,Pearson Education,2009,New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai