Anda di halaman 1dari 2

Sinopsis ONCOPEOSTETIC

Disaat langit masih menghitam, sesosok bayangan terlihat duduk ditaman salah satu
sekolahan elite Kawasan Solo. Disisi lain ada seorang lelaki yang berjalan mendekati sesosok
bayangan itu. Perlahan tapi pasti, ia nampak tak gentar mendekati sesosok bayangan itu. Dan disaat
lelaki itu sudah mendekatinya ia duduk disamping sesosok tadi yang ternyata manusia dengan jaket
bertudung yang menutupi kepala nya.

Tak lama kemudian ia buka tudung jaket sesosok itu dan mulai mengusak rambut hitam
legam miliknya. Seolah tak terganggu, sesosok tapi menikmati usapan lelaki itu dikepalanya, tapi tak
lama kemudian sesosok itu mulai meneteskan air mata yang semakin lama air mata yang keluar
semakin deras. Melihat itu, lelaki tadi menarik kepala sesosok itu untuk disandarkan kepada bahu
nya, dan lelaki tadi melanjutkan untuk mengusak kepala yang bersandar dibahunya.

“Ayo pulang ” ucapan lembut lelaki itu yang membuat sesosok itu mengangkat wajahnya menatap
lelaki itu dengan mata sembab dan wajah datar.

“Nggak!” tegas sesosok itu menjawab dan mulai menatap langit yang semula menghitam sedikit-
sedikit berubah terang.

“…” Lelaki itu tak menjawab dan malah meanarik kepala sosok itu ke bahunya, namun disaat lelaki
itu mulai melakukannya, tangan sesosok tadi menghentikan gerakan lelaki tersebut.

“Mama disana udah Bahagia kan? Pasti mama udah nggak sakit lagi kan? Tapi sekarang hidup gue
hancur meski mama udah bahagia diatas sana” sesosok itu menatap lelaki disampingnya setelah
mengatakan kalimat yang menjawab semua pertanyaan lelaki itu.

“Tapi lo harus pulang, udah mulai pagi dan lo harus sekolah lagi” lelaki itu menjawab pertanyaan
sesosok itu setelah beberapa saat untuk menenangkan sosok itu.

“Buat apa gue sekolah kalau yang jadi penyemangat gue udah nggak ada!?” ujar sarkas sang sesosok
tadi dengan senyuman yang membuat lelaki itu sakit di ulu hatinya.

“Semua udah pergi. Papa udah pergi jauh nggak tau kemana, dan gue hanya bisa ngeliatnya dengan
tatapan goblok gue. Sekarang mamah malahan pergi gara-gara penyakit sialan itu” lanjut sesosok
tadi

“Stsss…., jangan ngomong kayak gitu. Tante pergi emang karena udah waktunya tante pergi. Kita
semua nggak tau gimana manusia kapan pergi atau bertahan disisi kita” ujar lelaki itu yang ingin
menenangkan sesosok tadi. Sekarang sesosok itu menatap intens lelaki disampingnya.

“Tapi cuman mama yang selalu ada buat gue,dan lo udah tau itu” ucap sosok yang masih menatap
sedih lelaki disampingnya.

“Gue tau, dan lo jangan lupain gue ada selalu buat lo. Gue janji, gue akan selalu disamping lo bahkan
kalau lo pengen pergi kayak mama lo, gue ikut lo” elusan lembut lagi-lagi membuat nyaman oleh
sosok itu.

Hening melanda keduanya, dan seketika pikiran sesosok itu bergelut memikirkan apa yang
dikatakan lelaki disampinya, ia tak tau harus berbuat apa sekarang.

“Kalau gitu kita ikut mama yuk?” ujarnya sambal memegang cutter dan mengarahkan cutter itu
ketangannya sendiri.
“Ya! Jangan gila lo, berhenti nggak lo” Ketika lelaki itu ingin memegang tangan sosok didepannya, ia
kalah cepat dengan pergerakan sosok itu. Dan didepan matanya ia melihat tangan itu mulai
mengeluarkan darah yang dengan cepat ia buka bajunya dan menutup pergelangan sosok itu, Tak
lama seteah itu ia membopong badan sosok tadi dengan kedua tangan nya. Dengan cepat ia pergi
menginggalkan tempat itu menuju rumah sakit terdekat.

“Nala buka mata lo! jangan sampai lo tidur, Nala pliss gue minta lo tetep buka mata!” ucap telaki itu
dengan berlari tanpa ia melepas pergelangan tangan milik sosok tadi.

Anda mungkin juga menyukai