Anda di halaman 1dari 9

TENTANG PERLOMPATAN ALUR

________”trust yourself,and don’t trust


anybody….hahahaha”

Dentingan jam kota mulai sayup terdengar dari


arah pusat kota. Keramaian yang sedari tadi terlihat juga
perlahan hilang dan berganti dengan kesunyian. Dari
jauh, samar terlihat seorang wanita berjalan cepat dengan
cukup terburu-buru.

“bruakkkkk” (Jatuh)

“aduh, kenapa pake jatuh segala sih” ucap wanita itu


sembari mencoba berdiri.

Perlahan dengan sedikit rasa nyeri wanita itu


mencoba berdiri, namun belum sempat ia memperbaiki
posisinya, wanita itu menyadari kaki sebelah kirinya
mengalami sedikit memar.

Disisi lain, dari arah stasiun mulai berbunyi


pemberitahuan bahwa kereta terakhir hari itu yang
menuju ke kota Ansan akan berangkat 20 menit lagi.

Wanita tadi berusaha sekuat tenaga untuk berdiri


dan bergerak, tapi semua itu tidaklah berarti banyak.
Setelah hampir 2 menit wanita itu berusaha untuk
berdiri, akhirnya ia memutuskan untuk menunggu
seseorang lewat dan meminta pertolongan.
Tak berselang lama, samar-samar dari kejauhan
nampak seorang bertubuh tinggi berjalan dengan cukup
cepat menmbus kabut malam yang mulai menutupi
pandangan.

Setelah diamati ternyata itu adalah seorang pria


dengan papan luncur skatebord yang sedang asik dengan
earphone dan sebuah roti dimulutnya. Melihat hal itu
tentu saja wanita tadi langsung mencoba meminta
pertolongan.

“permisi, bisa tolong saya kak?” ucap wanita itu dengan


suara yang lumayan keras.

Setelah mengucapkan kalimat itu, wanita tadi


perlahan mencoba berdiri lagi. Namun, saat pria tadi
sudah dekat ke wanita tersebut dan saling berpapasan
muka, pria itu hanya melihat wanita itu dengan tatapan
dan senyuman kecil yang sedikit mengejek.

“no…no…no, ku takkan tertipu” ucap pria itu dengan


nada yang seperti mengikuti alunan nada dan lirik musik.

“tolong kak, kaki saya terkilir”

“no….no..no..hmmm….yeah”
Seakan tak percaya dengan yang dilihatnya,
wanita itu langsung mengambil payung yang ada
didekatnya dan entah bagaimana caranya, wanita itu
mengait kaki pria tadi dengan pegangan payungnya.
Seketika, pria itupun langsung terjerembab ke tanah.

“bruakkkk” (jatuh)

“aduuhhhhhhhhhh, awww, lu udah gila yah?” ucap pria


itu sambil memegangi lututnya yang sedikit berdarah.

“hah, apa maksud lu?”

“lu itu yang gila, ya kali orang minta tolong malah di


lewati gitu aja” balas wanita itu dengan penuh
kekesalan.

“heh, mbk penjaga payung, coba mikir siapa juga yang


mau nolongin cewek tengah malem duduk di pojokan
jalanan?”

“yang ada orang lari karena dikira hantu atau copet”


ucap pria itu sembari membersihkan pakaiannya.

Setelah membersihkan pakaiannya pria itu


mengambil papan skateboardnya dan menaruhnya di
bagian belakang tasnya. Lalu tak lupa juga ia melepas
earphone yang tadi dia gunakan.
“Tuh liat, gegara lu, roti gue kandas”

“emang lu napa dah dudukan disini tengah malem?”


kata pria itu.

Mendengar pertanyaan itu, wanita tadi juga


sempat merasa bersalah dan sedikit menangis. Ia merasa
tidak enak dan kasihan terhadap pria itu karena
membuatnya sampai terjatuh. Padahal yang
membutuhkan pertolongan adalah dirinya sendiri.

Wanita tadi berusaha menahan air matanya agar


tak terjatuh, namun karena sakit dan juga rasa bersalah
yang dirasakannya membuat iatak mampu menahan air
mata itu. Dengan sedikit tertatih dan tersendat-sendat
wanita itu mencoba menjelaskan.

“mmma…af, kaki gue ter…ki…lir”

“gue mau naik ker……..” belum sempat wanita itu


menyelesaikan perkataanya, pria tadi langsung
mengangkatnya dan bersiap untuk berlari.

“gue mau ke kereta jadi sekalian aja”

“pegangan aja yang kuat ntar jatuh lagi!”

Setelah berkata seperti itu, pria tadi dengan cepat


berlari menuju ke stasiun kereta. Wanita itu hanya bisa
pasrah sambil sedikit mencoba menahan memar dan rasa
nyeri yang ada di kakinya.
Akhirnya setelah bersusah payah untuk menuju
ke kereta, mereka berduapun sampai tepat waktu walau
dengan napas yang terengah-engah. Selanjutnya mereka
mencoba mencari tempat duduk dan menyesuaikan
posisi duduk mereka masing-masing.

“hadoh…capeknya”

“berat amatlu, perasaan badanlu kecil” ucap pria itu


sambil membetulkan posisi duduknya dan meregangkan
kedua tangannya.

Srrrtttttttttttt (suara tas terbuka)

“nih ada minum, siapa tau lu mau” wanita itu mencoba


memberikan rasa terima kasihnya walau dia berusaha
menahan amarah dengan ejekan kecil yang dikatakan
pria tersebut.

“wah tau terimakasih juga lu”

Pria itu langsung mengambil air tersebut dan


meminumnya. Lalu setetlah merasa puas ia mencoba
mengembalikan lagi botol minuman tersebut. Namun,
ternyata wanita tadi sudah tertidur dengan cukup
nyenyak dengan bersandar di bahunya.

Pemandangan rembulan serta kabut tipis malam


itu menjadi teman perjalan mereka hingga ke stasiun
berikutnya. Tak ada lagi cerita ataupun perbincangan
diantara mereka berdua. Hanya ada bising suara kereta
dan juga kelap-kelip lampu perkotaan. Suasana tenang
itu serasa mengobati kelelahan mereka berdua.

“kereta tujuan Ansan telah sampai terima kasih atas


kepercayaan anda, semoga hari anda ceria selalu” (Info
pusat stasiun kota Ansan.

Setelah info tersebut selesai, perlahan pintu


kereta mulai terbuka dan diikuti dengan keluarnya para
penumpang. Begitu juga wanita tadi yang baru saja
terbangun dari tidurnya. Namun, ia agak kebingungan
karena sosok pria tadi sudah tidak ada lagi di
sampingnya. Ditambah lagi, ada sebuah jaket yang
menyelimuti dirinya. Menepis sedikit kebingungan
tersebut, wanita tadi hanya tersenyum kecil dan sedikit
berkata di dalam hati,

“thanks buat bantuannya”.

***
______”walk straight for your dream, because if
you go back there is only a wall…..am i right?”

“bagaimana pak, untuk ceritanya?”

“untuk alur udah lumyankan pak?”

“jadi kapan pak bisa diterbitkan?” ucap seorang wanita.

Terlihat seoarang pria tua sedang membaca


sebuah naskah cerita di kursi putarnya. Cukup lama dia
membaca cerita tersebut hingga sampailah ia mulai
berbicara kepada wanita tadi.

“hmmm….udah bagus sih”

“cuman ada sedikit kurangnya”

“apa yang kurang pak?” ucap wanita itu seakan tak


percaya.

“jadi, alur masih ringan, udah biasa, pola penyajian agak


kusut, kata-kata yang digunakan masih berbelit,
terkadang sedikit melenceng dari cerita, lucunya belum
dapat, dan terakhir pengembangan cerita masih minim”

Setelah mendengar pernyataan itu wanita tadi


merasa seakan tak percaya dan balik berkata,

“loh, itu bukan sedikit pak, justru banyak itu”

“yah itu kamu udah tau, jadi tunggu apa?”


“kamu itu sering kesini tapi cerita yang kamu buat
begitu-begitu aj”

“apa ngga ada perubahan begitu, yang lebih mantap kek”

Pria tua itu melontarkan ucapan itu dengan penuh


rasa kesal dan beranjak pergi dari hadapan wanita tadi.
Begitu juga wanita tesebut, ia langsung bergegas pergi
dan mengambil naskah ceritanya kembali.

Diperjalanan pulang sesekali ia menatap langit


dan berkata kepada Tuhan,

“ya tuhan, perasaan hambamu ini udah sering ibadah dan


bersedekah, tapi mengapa sulit hidup ini ya tuhan?”

Belum sempat ia selesai berkeluh kesah tak


sengaja ia tertabrak oleh seorang pria tinggi, sontak
iapun langsung marah dan kesal.

“punya mata ngga sih lo?”

“lo kira ini jalan nenek moyang lo?” ucap wanita itu
sambil melihat ke pria tadi.

“ngomong apa sih lo, cepet naik sini, gue laper” ucap
pria tadi.

Setelah diamati ternyata itu adalah adik dari


wanita tadi. Sontak wanita tadi semakin marah dan
melampiaskan kekesalannya kepada adiknya.
Mereka berdua memutuskan untuk singgah di
tempat makan, berhubung waktu sudah memasuki waktu
makan siang.

“gimana? Ditolak lagi?”

“haaaaaaaaaaaaaaaaa………. Dasar tua Bangka, moga


lu encok terus”

“moga lu bangkrut, ngga bisa makan bakso lagi” ucap


wanita itu dengan penuh kekesalan dan sambil
memasukkan bakso kemulutnya.

Anda mungkin juga menyukai