Anda di halaman 1dari 2

#Di musim semi pada bulan mei

Terlihat seorang gadis memakai gaun berwarna putih sedang berjalan menyusuri trotoar dengan
senyum yang mengembang di bibirnya, terlihat sangat bahagia. Senyumnya semakin mengembang
ketika ia melihat sang ibunda melambaikan tangannya di persimpangan jalan. Sang gadis ikut
melambaikan tangannya sambil berteriak “Ibuu”. Sang ibunda berkata “tunggulah disitu, ibu akan
menghampirimu”.

Ketika lampu jalan telah berwarna hijau sang ibunda pun mulai meyebrang jalan, namun naas nya
terlihat sebuah mobil yang melaju sangat cepat menuju kearahnya, dalam hitungan detik ia
tertabrak dan terlempar sangat jauh. Sang anak pun terkejut dan mematung ditempat selama
beberapa detik. Ketika ia tersadar, ia semakin dikejutkan dengan betapa banyaknya darah yang
mengalir dari tubuh ibundanya.

Beberapa orang yang berada di tempat kejadian dengan otomatis memanggilkan ambulance. Sang
anak pun menangis secara histeris dan memanggil-manggil sang ibu namun tak ada tanggapan
apapun yang membuatnya semakin merasa sesak.

Tak beselang lama ambulan datang dan membawa sang ibu dan gadis itu ke rumah sakit terdekat.
Sang ibu dibawa ke ruang operasi dan gadis itu menunggu sambil berdoa agar ibunda selamat.

Setelah beberapa menit berlalu, keluarga gadis itu datang. Berharap ingin mendapatkan sandaran
akibat kejadian tak terduga yang menimpa ibundanya, namun yang dia dapatkan adalah semua
anggota keluarganya menyalahkannya. “Ayaahh, ibuu..ibuu..diaa…” sambil tergagap dia berusaha
memeluk ayahnya. “plak” suara tamparan itu ia dapatkan alih-alih pelukan hangat. “A..ayahh,
apa..apa yang ayah lakukan?” air mata langsung jatuh dari pelupuk matanya serta darah yang tampa
sadar mengalir dari sudut bibirnya.

“ini semua karna mu,, kalau saja dia mendengarkanku untuk tidak menemuimu dan kau tidak
menghubunginya untuk menemuimu pasti dia akan baik-baik saja, semua karena kamuu, dasar anak
sial, pergi kamuu” sang ayah dengan menggunakan nada tinggi mengeluarkan amarahnya dan
memaki anak gadisnya.

Bulir-bulir air mata jatuh, bahkan kakak dan saudaranya yang lain melihatnya seakan dia adalah
seorang pembunuh. Sang gadis merasa seperti tersambar petir, bingung, dan tidak tau harus berkata
apa. “ayahh..aku tidak tau kalau akan seperti ini, aku tidak bermaksud mencelakai
ibu,,ayahh,,maafkan akuu”.

Semua orang tau ini bukan salah sang gadis, tapi tak ada yang bisa di salahkan dalam kejadian ini
oleh karena itu semua orang menyalahkan sang gadis.

Tak lama berselang para medis keluar dari ruang operasi dan menyampaikan kabar buruk bagi gadis
itu dan keluarganya. “mohon maaf, pasien tidak bisa kami selamatkan karena kehilangan banyak
darah dan tanda vital pasien terlalu lemah, sehingga pasien tidak dapat bertahan”.

Deg. Bagaikan dunianya hancur, gadis itu tertunduk dan lututnya terasa lemas hingga dia tidak dapat
menopang beban tubuhnya sendiri.

“tidak..ibu tidak mungkin pergi..tidakk…ibu masih bisa selamat..ibu…ibuu” ia menangis hingga


merasa dadanya sesak dan semakin sesak.

“lihatlah..jika saja kamu tidak memanggil ibu hari ini..dia akan baik-baik saja, sekarang ia telah
pergi..kalau kau masih punya hati nurani pergilah, jangan muncul lagi di hadapan kami”
“kakak ☹ :’(”

“pergilah”

Anda mungkin juga menyukai