Anda di halaman 1dari 8

NAMA : MAYA KRISTIN MANUELA TAMBUNAN

KELAS : XII B FARMASI


TUGAS : BAHASA INDONESIA

“ SMK YARSI MEDIKA “


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha penyanyang dengan ini
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “ Menganalisis Karya Sastra Cerpen
dengan Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik. “
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terselesaikanlah
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki, semoga makalah ini dapat menjadi salah satu
bentuk acuan dan petunjuk bagi pembacanya, Amin.
“ BANGKIT “
 
Cerpen Karangan: Alfred Pandie
Pandanganku pada langit tua. Cahaya bintang berkelap kelip mulai hilang oleh kesunyian
malam. Aku berjalan menyusuri lorong malam sepi nan gelap.Cahaya bulan malam ini begitu
indahnya. Hari ini benar-benar hari yang melelahkan, Konflik dengan orang tua karena tidak
lulus sekolah.
Hari ulang tahun yang gagal di rayakan dan hadiah sepeda motor yang terpaksa di kubur dalam
-dalam karena tak lulus, belum lagi si adik yang menyebalkan. Teman-teman yang konvoi
merayakan kemenangan, sedang aku?
Hari-hari yang keras kisah cinta yang pedas. Angin malam berhembus menebarkan
senyumku walau sakit dalam hati mulai mengiris. Sesekali aku menghapus air mataku yang
jatuh. Sakit memang putus cinta. Rasanya beberapa saat lalu, aku masih bisa mendengar kata-
kata terakhirnya yang tergiang-ngiang merobek otak ku.“sudah sana… Kejarlah keinginanmu
itu!, kamu kira aku tak laku, jadi begini sajakah caramu, oke aku ikuti.. Semoga kamu tidak
menyesal menghianati cinta suci ini.” beberapa kata yang sempat masuk ke hpku, di ikuti telpon
yang sengaja aku matikan karena kesal atau muak.
Aku termenung di pinggir jalan, memegang kepalaku yang sakit. “selamat malam..?
Sorry mba kayanya lagi sedih banget boleh aku minta duitnya..” seorang pemabuk dengan botol
bir di tangan kiri dengan jalan yang tak beraturan,Ia mengeluarkan sebilah pisau lipat dan
mengancamku.
Aku hanya terdiam tak berkata, membuatnya sedikit binggung. Aku meraih tas di sampingku dan
menyerahkan padanya. “ini ambil semua.. Aku tak butuh semua ini. Aku hanya ingin mati…!”
Aku melemparkan tas ke hadapannya yang di sambut dengan senyum picik dan ia pun
menghilang di gelapnya malam.
Aku bangkit berdiri dan berjalan menyusuri malam, berdiri menatap air sungai yang
mengalir airnya deras.Di sini di atas jembatan tua ini. Angin sepoi-sepoi menyerang tubuh ku.
Aku berdiri menatap langit yang bertabur bintang,rasanya tak ada yang penting bagiku sekarang.
Perlahan-lahan aku berjalan menaiki jembatan dan berdiri bebas. Menutup
mata dan tinggal beberpa senti lagi aku akan terjatuh. Aku perlahan mengangkat kaki kananku
dan…? Tiba-tiba sosok pemabuk yang menodong pisau padaku ku tadi, menarik baju ku dan
menampar pipiku kuat, keras sekali tamparannya “ini uang dan tas mu…!! Aku tak butuh..! Aku
lebih baik mati kelaparan dari pada melihat wanita lemah sepertimu” ia menarik ku turun dan
melemparkan tasku di atas tanah.
Dan ia berlalu pergi. Aku bangkit dan meraih tas ku kembali menyusuri tangga jalan.
Sosok yang tadi, pria mabuk yang ternyata seumuran denganku, di sekujur tubuhnya penuh tato
dan tubuhnya kurus sekali. Ia berdiri termenung pada tangga jalan. Sesekali menatap langit dan
menghapus air matanya.“boleh aku berdiri disini bersamamu? Aku menyapanya tapi ia hanya
terdiam membisu”. Aku berdiri di sampingnya menunggu sampai kapan ia akan berdiri dan pergi
dari sini.“ kenapa kamu menamparku..?
  Kenapa kamu menolongku? Aku sudah tak berarti lagi. Pria yang aku cintai bertahun-
tahun mencapakanku dengan tuduhan yang tak jelas, aku memulai pembicaraan”. Dengan
sesekali menghapus air mata akibat dari gejolak di hatiku. “kenapa kamu terdiam apakah aku
telah mengusikmu ? ”. Aku melihatnya dan ia balik menatapku dengan tajam. Aroma alkohol
dari mulutnya jelas tercium saat ia bicara “ maafkan aku..? “
Sungguh aku minta maaf, menurut ku kamu terlalu lemah, masalah apapun
jangan berhenti untuk bangkit, bukankah setiap hari kita merasakan hal yang sama ? Ia berkata 
sembari mengulurkan tangannya yang ternyata cuma 2 jari yang utuh, Aku mulai merinding
karena sedikit takut. Sehingga aku tak membalas uluran tangannya.
“kaget ya mbak?. Jari ku yang lain di potong oleh preman karena persaingan. Hidup di
jalan seperti ku ini, hawanya sangat dingin dan penuh nyali besar, bahkan untuk tertidur saja itu
sulit. Harus rela kedinginan, Di gigit nyamuk dan tempat tidurku hanya di emperan toko, dan
sudah penuh oleh gembel lain, terpaksa aku harus mencari tempat lain yang menurutku layak.
Maaf bila aku mengambil tas mu. ” “
Aku butuh makan, sudah 3 hari aku tidak makan, sisa makanan di tong sampah sudah membusuk
karena hujan kemarin, Biasanya aku mencari makan disana dan yang masih bisa layak ku telan,
rasa lapar tak akan bisa membuatmu jijik. Setiap hari saat membuka mata yang aku ingat hanya
perut dan perut.”
Ia terdiam dan mengalihkan pandanganya luas menembus angkasa langit malam ini. Aku
hanya terdiam terpaku dengan mulut terbuka, betapa aku tak percaya setengah mati.bagaimana
mungkin seandainya sekarang aku berada di posisi ini? Aku yang terlahir dari keluar sederhana
namun penuh kehangatan, uang bukan masalah, aku hanya meminta tanpa pernah tahu
bagaimana orang tuaku mendapatkannya, semuanya cukup, tapi ternyata itu bukan kebahagian,
itu hanyalah nafsu sesaat, Aku memang memiliki segalanya tapi tidak dengan cinta, selalu ada
yang kurang setiap hari. Tanpa kebersaman kita mati. Terutama pentingnya mensyukuri apa yang
ada. Aku menarik tangannya dan menjabat tangannya kuat-kuat yang tinggal dua jari meski
sedikit rishi karena aneh menurutku. Aku memberinya sedikit pelukan hangat. Ia tersenyum
memamerkan mulutnya yang bau alkohol dan bau wc umum. Aku menyerahkan tasku padanya.
“ambil lah.. Aku tak mengenalmu tapi kamu memberi aku banyak alasan hari ini, kenapa aku
harus kuat menghadapi hidupku sekarang dan nanti, bukankah hidup harus tetap di jalani. Aku
sadar masih punya segalanya, bodoh sekali aku cuman karena cinta semangatku hilang, belum
tentu ia jodohku, belum tentu ia juga memikirkan hal yang sama, rasa sakitku”. Aku berlari
menuruni tangga meninggalkan ia sendiri yang masih terdiam menatap kembali langit yang
menampakkan bintang-bintang kecil yang berkelip dengan jenaka, seakan hari ini tak akan
berlalu. Ketika aku akan menapaki jalan. Kekasihku sedang berdiri di depanku
dengan bunga mawar banyak sekali di tangannya, sementara di belakangnya orang tuaku dan
adikku yang berdiri di samping mobil, kami saling terdiam untuk beberapa saat ia
memulai.“maafkan aku sayang, ternyata aku yang salah menilaimu, makasih ya?, sudah
membuat hidupku lebih berharga karena ini.” Ia menyerahkan bunga dengan sebuah diary
punyaku, yang entah dari mana ia mendapatkannya. Tapi disinilah aku bisa menulis menitikan
setiap masalah, rasa banggaku atas kekasihku ini. Aku memeluk erat tubuhnya lama kami
terdiam di iringi tangis dan canda menghiasi malam, sementara kedua orang tuaku tersenyum
senang. Aku mengajak kekasihku menaiki tangga untuk mengenalkan pada orang yang
mengajarkanku banyak hal. Khususnya arti bersyukur. Kami menapaki jalan tangga dan melirik
sekeliling dan mencari namun sosok itu hilang tak berbekas? Kami turun dan kami pergi ke mall
bersama orang tua dan adik ku untuk merayakan ulang tahunku.
Walaupun tetap aku tak dapat sepeda motor karena tak lulus tapi bukan berarti kehangatan ini
harus berakhir.

“ Tamat “
 

Sinopsis :
“ BANGKIT ”
Cerpen Karangan: Alfred Pandie

Cerpen ini menceritakan seorang gadis yang putus asa akan ketidak lulusannya. Hadiah
yang ia terima dari orang tua sirna semua karena tidak lulus. Hari-hari yang keras kisah cinta
yang pedas . gadis itu termenung dipinggir jalan memikirkan masalah yang ia terima. Datang
seorang pemabuk mengeluarkan pisau lipat menodong gadis itu . gadis itu hanya terdiam
kebingungan sambil menyerahkan tas kepada preman itu . preman itu hanya tersenyum licik dan
meninggalkan gadis itu. Gadis itu berjalan menyusuri malam , berdiri menatap air sungai yang
deras diatas jembatan tua. Gadis itu berjalan sambil menutup mata dan beberapa senti lagi akan
terjatuh .
Tiba-tiba pemabuk datang kembali , menarik bau dan menampar gadis itu kemudia
berkata “ ini uang dan tasmu. Aku lebih baik mati kelaparan daripada melihat wanita lemah
sepertimu”
pemabuk meninggalkan gadis itu. Seakan tersadar gadis itu mencari preman tadi.
ia berkata “ kenapa kau menamparku? Apa salahku?
preman menatap gadis itu tajam berkata “ maaf telah menamparmu. Menurutku kamu terlalu
lemah , serumit apapun masalh jangan mencoba berhenti untuk bangkit kembali. Bukankah kita
merasakan hal yang sama ?”
preman itu berkata sambil menunjukan tangannya yang hanya tersisa 2 jari,kemudia berkata “
kaget ya mbak? Hidup dijalanan keras mbak. Penuh nyali yang besar, untuk tidur saja sulit harus
rela kedinginan”
  Gadis itu kaget termenung mendengarkan penjelasan preman itu. Gadis yang terlahir dari
keluarga sederhana, yang penuh kehangatan . gadis itu sadar akan masalahnya ia kemudian
berlari menuruni tangga pulang kerumah.
A. Unsur Intrinsik Cerpen “ Bangkit “
1. Tema : Jangan mudah putus asa / kehidupan
2. Latar :
a. Waktu : Malam hari
 Bukti : Cahaya bulan malam ini begitu indahnya.
b. Tempat : di pinggir jalan dan di atas jembatan
 Bukti : “ Aku termenung di pinggir jalan, memegang kepalaku yang sakit
Di sini di atas jembatan tua ini angin sepoi - sepoi menyerang tubuh ku “.
c. Suasana : Sunyi sepi
 Bukti : “Aku berjalan menyusuri lorong malam sepi nan gelap.‟
3. Alur : Maju
Karena jalan cerita dijelaskan secara runtut mulai dari pengenalan
latardan masalah sampai ke konflik dan di akhir cerita terdapat penyelesaian konflik.
4. Penokohan :
a) Aku : mudah putus asa, kurang bersyukur dan selalu mengeluh.
Bukti : “ Kenapa kamu menolongku? Aku sudah tak berarti lagi. Aku hanya
meminta tanpa pernah tahu bagaimana orang tuaku mendapatkannya.‟
b.) Pria pemabuk : pemabuk dan kuat menghadapi beratnya hidup
Bukti : “ seorang pemabuk dengan botol bir di tangan kiri dengan jalan
yang tak beraturan, Hidup di jalan seperti ku ini, hawanya sangat
dingin dan penuh nyali besar, bahkan untuk tertidur saja itu sulit.‟
c) Kekasih aku
 

5. Penceritaan / Sudut pandang : orang pertama sebagai pelaku utama.


Bukti : Cerpen bangkit menggunakan kata ganti “aku” sebagai tokoh utama
dan mengisahkan tentang dirinya sendiri.
6. Gaya Bahasa ( Stile )
Cerpen Bangkit menggunakan bahasa Indonesia yang sering kita gunakan sehari-
hari karena cerpen merupakan produk atau karya modern yang di dalamnya
menggambarkan kehidupan sehari-hari manusia pada saat ini.
 
B. Unsur Ekstrinsik cerpen “ Bangkit ”
1. Biografi Pengarang penulis :
Karya : Alfred Pandie
Kategori : Cerpen Inspiratif, Cerpen Kehidupan, dan Cerpen Motivasi
Lolos moderasi pada : 14 Juni 2013
Terbit : 23 Juni 2014
Judul : Bangkit
2. Nilai :
a) Nilai Moral :
Saat tokoh aku ‟ menyadari selama ini hanya meminta tanpa pernah tahu
bagaimana orang tuanya mendapatkannya.Kita seharusnya bersyukur dengan
apa yang telah kita miliki tidak hanya menuntut sesuatu karna diluar sana
masih banyak orang yang kekurangan. “
b) Nilai Perjuangan :
Pria pemabuk berjuang bertahan hidup di jalanan yang keras.
Dikehidupan nyata banyak orang yang melakukan apapun untuk berjung hidup.
Kitaharus berjuang mempertahankan hidup di dunia yang keras ini.
c) Nilai Kepedulian :
Saat Pria pemabuk menyelamatkan tokoh „aku‟ yang akan terjun dari
jembatan. Banyak orang yang membutuhakan bantuan kita saat
menghadapimasalah kita seharusnya membantu mereka tidak membiarkannya.

3. Amanat :
a) Jangan mudah putus asa dalam menjalani kerasnya hidup.
b) Bersyukurlah atas apa yang telah dimiliki.
c) Hidup tidaklah sempurna kadang manusia diatas dan kadang dibawah.
d) Jangan lari dari permasalahan.
e) Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
f) Masalah apapun jangan berhenti untuk bangkit

4. Latar Kepengarangan Penulis :


Penulis menjumpai berbagai reaksi masyarakat saat mereka gagal dan
berputus asa. Dalam cerpen ini penulis ingin menginspirasi / memotivasi orang-
orang dalam menghadapi kerasnya hidup melalui ceritanya.
5. Keyakinan Penulis :
Penulis yakin bahwa kejadian ini banyak ditemui dimasyarakat. Banyak
orang yang bunuh diri karena putus asa maka penulismenggambarkan situasi
tersebut dalam sebuah cerpen.
6. Masyarakat pembaca :
Pembaca dapat mengambil hikmah dari cerpen ini karenacerpen
ini mengandung masalah-masalah yang ada di masyarakat dan masih
banyakorang yang memiliki masalah yang sama dengan cerpen ini.
 

Anda mungkin juga menyukai