Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 1

Asri Noprianti

Demistika Arizona

Alberto Zulry
Meneladani Kehidupan Dari Cerpen

Menentukan nilai-nilai
Mendemonstasikan kehidupan dalam cerita pendek
salah satu nilai
kehidupan yang
dipelajari dalam
cerita
Mendemonstrasikan
Mendemonstrasikan nilai
nilai kehidupan
pendek(cerpen) dalam
dalam teks
teks cerita
kehidupan
cerita pendek
pendek
CONTOH CERPEN

Bangkit
Cahaya bulan malam ini begitu terang, bintang pun berkelap
kelip memamerkan keindahannya. Aku berjalan menyusuri
sebuah lorong nan sepi, tak ada satu orang pun disana. Hatiku
terasa sepi dan gundah dengan segala kekacauan yang terjadi
hari ini. Sebuah hari dimana seharusnya kebahagiaan ku dapati.
Namun apa yang terjadi? Hal buruk justru menimpaku
bertubi-tubi, konflik dengan orang tua karena ketidak
lulusanku, perayaan ulang tahun yang terpaksa gagal, hadiah
sepeda motor yang gagal ku dapat, adik yang menyebalkan dan
sorak sorai teman-teman merayakan kelulusannya.
Hari-hari yang keras karena kisah cinta pahitku. Hingga
indahnya malam ini seakan tak mampu membuatku tersenyum
lagi. Tetesan air mata mulai mengalir di pipiku dan perlahan
ku usap.Ya, sakit memang putus cinta. Rasanya beberapa
menit lalu kata-kata terakhirnya masih bisa kurasakan
merobek-robek hatiku “sudah sana… pergilah jika itu yang
kamu inginkan! Kamu kira aku tak bisa menemukan yang lebih
baik darimu.Semoga kamu tak menyesali keputusanmu yang
telah menyia-nyiakan cinta suciku!” kutipan pesan yang masuk
ke ponselku.
Beberapa telephone masuk pun sengaja ku tolak karena sudah
begitu muaknya. Air mata terus mengalir di pipiku diikuti
dengan sakit kepala yang mulai terasa. Seakan tak mampu
bangkit, aku terus duduk termenung di pinggir jalan. “Halo
mba.. lagi sedih banget nih kayanya, bisa bagi uangnya dong”
ucap seorang pemuda yang sedang mabuk menghampiriku.
Karena tak meresponnya, pemuda itupun mengancamku dengan
sebilah pisau lipat yang dikeluarkan dari saku celana jeansnya.
Tanpa berfikir panjang, ku ambil tas di sebelahku dan
kuserahkan semua uang yang ku miliki.“Ambil semua ini dan
pergilah menjauh!”
Kembaliku susuri jalan hingga sampailah ke sebuah jembatan
tua dengan jurang tinggi di bawahnya. Kakiku mulai melangkah
maju dan ku angkat kaki kananku. Selangkah lagi tubuhku akan
jatuh ke dalam jurang, semua kekacauan di hatiku seakan
menghilangkan rasa takutku terhadap ketinggian.
Namun tiba-tiba seseorang menarik bajuku. Ternyata pria
pemabuk tadilah yang menarikku menjauh dari pinggir
jembatan.“Kenapa kamu lakukan ini, kenapa kamu
menolongku?!”Tanpa berkata apa-apa ia pergi meninggalkanku
lalu ku kejar dia. Setelah beberapa saat ia baru mulai
berbicara.
“Aku sangat membenci orang-orang lemah sepertimu.
Maaf jika aku menarikmu” ucapnya sembari menatapku tajam
dan menjulurkan tangannya. Kaget bukan main ku lihat
tangannya yang ternyata sisa 2 jari saja.
“Kaget ya, ini adalah bukti kerasnya kehidupan di jalan.
Jariku yang lain hilang dipotong preman karena persaingan.”
Karena tak ku sambut jabatan tangannya, ia pun meletakkan
kembali tangannya dan melanjutkan ceritanya.“Maaf ku ambil
tasmu, sudah 3 hari aku tak makan. Biasanya aku makan dari
sisa makanan di tong sampah. Namun karena hujan deras
kemarin, semua makanan yang ku anggap masih layak sudah
berubah membusuk.”
Memang jika dilihat dari tubuhnya, ia sangat kurus.
Sembari menahan aroma alkohol yang begitu menyengat dari
mulutnya, ku berikan kembali tasku padanya. “Ambilah ini,
mungkin kamu lebih membutuhkannya.”
Dari percakapan singkat dengannya, hatiku mulai
kembali kuat. Tak bisa kubayangkan jika aku yang
berada di posisinya. Ya meskipun hidupku selalu
kecukupan, namun tak pernah ada rasa syukur di
hati. Pria yang selama ini ku perjuangkan namun
ternyata selalu membuatku kecewa pun seakan tak
lagi membebaniku.
“Pulanglah, masih banyak yang menanti
kepulanganmu!” ucapnya sembari beranjak menjauh
dariku. Malam semakin sunyi, ku susuri jalan ke arah
rumah. Ketika sampai di persimpangan jalan, ku
dapati kekasihku berdiri dengan segenggam bunga di
tangannya.
3 orang yang ku kenal juga berdiri menantiku, ya
kedua orang tua dan adikku pun ikut mencariku.“Maaf
sayang, aku telah banyak mengecewakanmu dan salah
menilaimu” pelukan erat mendarat di badanku. Tak
kuasa menahan tangis haru, ku peluk balik kekasihku.

Beberapa saat berlalu ia kemudian menyerahkan


bunga di tangannya dan sebuah buku kecil yang
ternyata diary ku. Di buku kecil itulah aku menuliskan
keluh kesah dan rasa banggaku pada sosok pria yang
sedang menggenggam erat tanganku ini.Di balik sana,
keluargaku tersenyum melihatku kembali. Kami pun
masuk ke mobil dan pergi ke mall untuk merayakan
ulang tahunku. Ya meskipun hadiah motor tetap tak
kudapat karena aku gagal lulus ujian.
Unsur-unsur Intrinsik
Tema Latar
jangan mudah putus asa/
kehidupan
Tempat
Tempat :: dipinggir
dipinggir
Waktu:malam
Waktu:malam hari
hari jalan
jalan dan
dan diatas
diatas
jembatan
jembatan

Alur Suasana
Suasana :: sepi
sepi dan
dan
sunyi
sunyi

Maju
Tokoh

Ak Pria
u Pemabuk
Penokohan
• Mudah putus asa

Aku • Kurang bersyukur


• Selalu mengeluh

Pria pemabuk
• Kuat dengan kerasnya
kehidupan
• Suka mabuk
..

Sudut Pandang

Yaitu : orang pertama


tunggal sebagai pelaku
utama.
Nilai-Nilai
1. Nilai Moral
Saat tokoh ‘aku’ menyadari
selama ini  hanya meminta tanpa
pernah tahu bagaimana orang
tuanya mendapatkannya.
2.Nilai Perjuangan
3. Nilai
Keperdulian • Pria pemabuk
• Saat pria pemabuk berjuang bertahan
menyelamatkan hidup di jalanan
tokoh ‘aku’ yang
akan terjun dari
yang keras.
jembatan
Amanat
3.
3. Hidup
Hidup
1.Jangan tidak
tidak lah
lah
mudah putus sempurna
sempurna
2. Bersyukurlah kadang
kadang
asa atas apa yang manusia
manusia
telah dimiliki diatas
diatas dan
dan
kadang
kadang
dibawah
dibawah

4.Jangan lari dari


6.Masalah
masalah yang apapun
sedang dihadapi jangan
5.
5. Kegagalan
Kegagalan adalah
adalah berhenti
awal
awal dari
dari keberhasilan
keberhasilan untuk bangkit
...
Gaya
bahasa

Bahasa yang digunakan


menarik,dan dapat di
mengerti oleh pembaca.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai