Hujan malam ini menambah kesunyian, jalan ini begitu sepi, hanya
beberapa kendaraan yang lewat. Aku berteduh di halte sambil menunggu
bus malam.
Hening.
Itu yang kurasa saat ini, sebagai cowok aku mencoba berkenalan dengan
dia.
Ternyata dia bekerja dia toko kue… tak jauh dari kantorku.
Kami berbincang bincang cukup lama, ternyata bus tumpanganku datang.
Pukul 22.45
“Hmm, kamu apa nggak takut malam malam sendirian gitu? kenapa gak
nyuruh jemput orangtuamu? Kamu kan cewek, nanti kalau ada apa apa
gimana?” tanyaku
“Aku selalu sendirian selalu kesepian dan tidak ada yang peduli denganku”
Dia mendunduk
“Um maaf ya, kalau kamu kesepian aku akan menghiburmu dan
menemanimu Raina”
“Selamanya?”
“Selamanya Raina”
Busku sudah datang, dan segera.. ku bergegas pulang.
Tak terasa sudah 3 malam ini kami ketemu di halte ini.. di bawah derasnya
hujan. Kami sudah mulai akrab.. ternyata dia orang yang asik
Pukul 22.45
“Hmm, malam ini langit cerah, banyak Bintang” ucapku dalam hati
Jalan yang biasanya sepi, kini sudah banyak kendaraan yang masih lalu
lalang.
Sudah 10 menit disini, kok tidak biasanya gadis itu tidak kemari.
“Apa dia udah pulang duluan ya” gumamku
Tiba tiba aku teringat sesuatu ‘Aku selalu disini saat hujan turun’ ucapan itu
terus terngiang di telingaku.
12.30 siang
Saat ini waktu makan siang di Kantorku, aku berniat makan siang di toko
kue
Aku ingin bertemu dengan Raina, dan mempertanyakan kenapa dia kemarin
malam tidak ke Halte.
Kringg…
Suara bel pintu toko berbunyi ketika aku memasukinya. Segera aku duduk
dan seorang pelayan cantik menghampiriku, aku memesan sepotong
chococake dan segelas coklat panas.
Terlihat bulir air mata menetes di pipinya. Aku kaget dan tak percaya
“Dia dulu sangat menyukai hujan..tuan, mungkin sekarang tidak. Waktu itu,
satu minggu yang lalu, saat kota ini hujan deras dia pulang dari Toko larut
malam. Dia berniat naik bus, aku sudah memperingatinya agar tidak pulang
sendirian, dia orang yang egois dia tetap bersikeras. Raina saat itu..
dihadang oleh preman kota ini, lalu ia dirampok dan dibunuh secara
mengenaskan. Dengan wajah hancur sampai hampir tak dikenali dan kaki
patah sebelah”
Pelayan itu menangis di hadapanku, tak terasa badanku lemas dan kakiku
bergetar hebat. Ingin rasanya ku menangis sejadi jadinya.
Malam harinya aku seperti biasa menunggu bus sendiri, malam ini tidak
hujan tetapi juga tak begitu terang.
Gerimis pun datang, entah kenapa saat itu aku merinding.
“Ziko Ziko bangun” Banyak orang di sekitarku, ternyata aku ada di rumah
sakit
“Kenapa aku ada disini?”
“Semalam kau pingsan di jalan dekat Halte. Aku membawamu pulang, dan
kau masih pingsan cukup lama aku lalu membawamu ke Rumah Sakit” Jelas
Bapak warga Daerah Kantorku
“Terimakasih ya pak”
Setelah sembuh total, kujalani aktivitas seperti biasa dan sekarang semua
karyawan dipulangkan Sebelum jam 22.00.