Anda di halaman 1dari 3

GADIS MISTERIUS

Cerpen Karangan: Seli Oktavia

Kategori: Cerpen Horor (Hantu)

Lolos moderasi pada: 9 September 2022

Aku menguap berkali kali. Badan sudah tidak karuan rasanya. Ingin segera pulang dan rebahan
di kasurku yang empuk dan nyaman. Jam menunjukkan pukul 20:30. Pekerjaanku belum selesai. Aku
segera bergegas menyelesaikannya sebelum jam 21:00. Laporanku sudah ditunggu bos untuk besok.

Suasana kantor begitu sepi. Hanya ada beberapa karyawan yang lembur dan Office Boy yang
bekerja membersihkan setiap ruangan di malam hari. Satpam menyapaku saat tiba di gerbang. Aku
menjawabnya dan segera berjalan pulang menuju halte. Dalam hatiku, aku kagum pada satpam
penjaga kantorku. Mereka tidak gentar, tidak takut menjaga kantor yang di malam hari terlihat
begitu menyeramkan dengan segala cerita cerita aneh dari mulut mulut karyawan disana. Cerita
yang tentunya membuat bulu kuduk berdiri semua. Untungnya laporanku selesai sebelum pukul
21:00. Aku yakin masih ada bus yang bisa kunaiki menuju kontrakanku. Halte bus terletak sekitaran
200 meter dari kantor tempatku bekerja. Tidak terlalu jauh.

Dari kejauhan lampu halte menyala terang. Aku semakin mempercepat langkah kakiku. Dari
kejauhan ada seseorang yang berdiri tepat di bawah lampu halte. Dalam hati aku bertanya tanya,
kenapa dia berdiri disana?. Apa dia kabur dari rumah dan tidak tau arah jalan pulang atau
bagaimana?. Atau dia sama sepertiku yang menunggu bus datang?. Entahlah.Dari kejauhan hanya
terlihat siluet gadis itu, tapi dari dekat aku bisa melihatnya lebih jelas. Dia berambut panjang
sepunggung, wajahnya terlihat cantik meskipun aku hanya melihat dari samping. Dia diam saja tak
menyadari kehadiranku. Mungkin dia juga sedang menunggu bus yang sama denganku.

Aku duduk di bangku yang tersedia, memainkan ponsel. Beruntung 5 menit kemudian, bus
datang. Aku menoleh pada gadis itu kenapa ia tak naik? Padahal pintu bus sudah terbuka. Baiklah,
aku akan naik terlebih dulu. Aku duduk di dekat jendela memandangi gadis itu, apa dia tidak mau
naik bus ini?. Supir memencet tombol untuk menutup pintu, aku hendak berseru agar menunggu
gadis itu naik. Kasihan jika ditinggal. Tapi seruanku tertahan setelah aku menoleh ke luar jendela
ternyata tidak ada siapapun diluar. Dibawah lampu halte tidak ada gadis itu. Aku sontak celingak
celinguk mencarinya. Kemana gadis itu? Kenapa cepat sekali hilangnya?. Padahal hanya beberapa
detik aku hendak berseru, tapi dia hilang. Kemana dia?. Seketika bulu kudukku berdiri. Tengkukku
terasa dingin. Entah suasana apa ini, yang pasti aku tidak suka suasana seperti ini. Apa jangan jangan
gadis itu bukanlah manusia?. Tidak tidak!. Jelas jelas tadi itu manusia, kakinya menapak tanah
wajahnya juga terlihat jelas seperti manusia pada umumnya. Aneh sekali.
Aku pun menghempaskan punggung ke sandaran kursi saat supir mulai menjalankan bus. Aku
mencoba mencerna apa yang barusan aku lihat di halte. Kira kira kemana gadis itu?. Kenapa cepat
sekali dia menghilang, bahkan manusia tercepat sekalipun tidak akan mampu menghilang pergi
secepat itu. Dan siapa gadis itu?. Aku mencoba melupakan kejadian itu, aku tak mau terus terbayang
bayang. Hingga aku tak sengaja menoleh kanan untuk melihat seorang ibu ibu yang anaknya
menangis, tempat duduknya ada di sebelah kananku. Aku melihat sosoknya. Gadis itu ada disana,
duduk di sebelah kursi ibu itu yang kosong. Seketika badanku gemetar, ketakutan. Bagaimana bisa
dia ada disana sedangkan dia tadi tidak memasuki bus denganku. Anak ibu itu terus menangis, masih
bayi jadi mudah menangis. Ibu itu terus menenangkan anaknya. Aku segera membuang
pandanganku, aku tak mau melihat sosok gadis itu. Aku berfirasat dia bukan manusia. Dan anak itu
menangis pasti melihat sosok gadis itu, anak bayi memang lebih sensitif terhadap hal hal
supranatural. Aku terusan menoleh ke jendela sambil membaca berbagai ayat yang ku percaya bisa
melindungiku dari hal hal semacam ini. Tiba di sebuah perempatan tiba tiba supir bus mengerem bus
secara mendadak hingga berbunyi ‘Ciiiittttt’ aku berbanting kedepan untung hanya terkena jok
depan saja. Supir bus menghentikan busnya karena didepan sana, tepat di tengah perempatan
terdapat kerumunan orang yang sedang melihat sesuatu. Sepertinya ada kecelakaan. Hampir semua
orang yang ada di bus keluar untuk melihat, termasuk aku.

Polisi segera datang, ambulans sudah tersedia. Menurut orang orang yang menjadi saksi, dua
motor saling bertabrakan dari dua sisi berlawanan. Aku merasa ngeri, mengingat perempatan ini
selalu ramai. Pengendara itu satu tewas dan satu lagi kritis. Polisi segera menyingkap orang orang
agar memberi jalan saat menggotong korban kecelakaan menuju ambulans. Tanpa sengaja aku
melihatnya. Melihat gadis itu. Kaku dengan kepala dipenuhi darah yang masih menetes. Aku seketika
terenyak, dia kan.. gadis dibawah lampu halte tadi. Aku segera berlari memasuki bus. Tidak ada!
Gadis itu tidak ada disana. Hanya ada ibu yang sedang menenangkan anaknya. Aku celingak celinguk,
gadis itu telah hilang. “Ada apa mas? Didepan ada kecelakaan?” Tanya ibu itu yang keheranan
melihatku yang tiba tiba memasuki bus. “Iya ada kecelakaan motor bu, satu gadis tewas dan remaja
laki laki kritis.” Ucapku sembari duduk kembali di tempat dudukku. Kakiku lemas melihat kejadian
tadi. Tak masuk akal. “Jaman sekarang memang banyak sekali anak anak dibawah umur yang sudah
mengendarai motor, bahkan belum memiliki SIM” ucap ibu itu. Aku mengangguk kearahnya. Aku
mengusap wajah piasku. Mencoba menenangkan diri. Sepertinya anak itu sudah tenang kembali
tidur dipelukan ibunya, tak merasakan ada sosok dari dunia lain di sebelahnya.

Tamat

Kelompok: 1
Anggota:-Fatma

-Melda

-Nurul Anisa

-Mona

Anda mungkin juga menyukai