Pagi itu alarmku sudah berbunyi. Akupun lekas melakukan rutinitasku sebagai seorang
Muslim, yaitu melaksanakan Sholat Subuh. Tapi ada yang berbeda dengan pagi ini, semua
orang seperti tertelan bumi. Tak ada seorang pun yang kulihat pagi ini, padahal jam sudah
menunjukan pukul 6 pagi. Sampai pada akhirnya aku melihat seseorang yang amat
kuhormati dan kucintai, dia adalah Ayahku.
Yah, pada kemana nih orang-orang. Kok sepi banget rumahnya ?
Loh, kamu gak tau ya? Semalem itu Abangmu Anton masuk rumah sakit.
Hahhh, iyatahh? Kok bisa Yah?? tanyaku penuh penasaran.
Iya, semalem Abangmu itu makan malemnya telat terus dia malah makan pake nasi
uduk. Kumatlah magnya, udah sana mandi ntar telat loh kesekolahnya.
Malas sekali untuk brsekolah hari ini. Pagi-pagi biasanya boncengan sama bang Anton
menuju sekolah, tapi pagi ini malah boncengan sama tukang ojek. Tak ku sangka Abangku
yang selalu sehat dan selalu membuatku tertawa itu bisa sakit juga.
Heh, Bunga, pagi-pagi kok ngelamun sih. kata dewi sahabat dekatku.
Eh, elo Dew, ngagetin gua aja. Jawabku dengan jutek.
Ada masalah apa sih lo. Pagi-pagi geh sendirian di pojokan kelas.
Hmmmm, sini geh.
Aku menceritakannya pada Dewi, sahabat sekaligus teman sebangku ku. Dan Ia berusaha
membuat agar aku semangat belajar hari ini dengan lelucon-leluconnya. Yup, Dia berhasil
sampai-sampai tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi.
Siang itu aku dijemput Ayahku dengan mobil Alphardnya. Tak sabar rasanya untuk
melihat keadaan Abang Anton di rumah sakit. Di sepanjang perjalanan menuju rumah
sakit aku dan Ayah mengobrol banyak tentang penyakit mag. Penyakit yang timbul karena
hal sepele, namun sakitnya minta ampun. Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah benda
kecil bernama lipstick.
marahnya, namun betapa kagetnya dia. Ketika Ia menngetahui yang menggedor itu adalah
aku.
Bbbbbbunga, kkkeenapa kau di sini?
TEGA nya kau Ayah!! *Plakkk* tanganku menampar dirinya dengan sekuat-kuatnya.
Setelah itu, Aku langsung menujuu motorku, meninggalkan Ayah yang berteriak-teriak.
Bungaaaaa, tunggu! Dengarkan penjelasanku dulu. Bungaaa!!
Aku tidak menghiraukannyya. Aku tetap melaju dengan sekencang-kencangnya. Tak
terasa air mataku mulai mengalir. Aku melaju bertambah cepat seiring bertambah banyak
air mataku yang mengalir.
Apa yang harus kulakukan, Aku harus kemana, Haruskah aku memberitahu semua
ini kepada Ibu ???!!