Anda di halaman 1dari 3

Kriinggg, krriiiinggg, kriiiinggg!!!

Pagi itu alarmku sudah berbunyi. Akupun lekas melakukan rutinitasku sebagai seorang
Muslim, yaitu melaksanakan Sholat Subuh. Tapi ada yang berbeda dengan pagi ini, semua
orang seperti tertelan bumi. Tak ada seorang pun yang kulihat pagi ini, padahal jam sudah
menunjukan pukul 6 pagi. Sampai pada akhirnya aku melihat seseorang yang amat
kuhormati dan kucintai, dia adalah Ayahku.
Yah, pada kemana nih orang-orang. Kok sepi banget rumahnya ?
Loh, kamu gak tau ya? Semalem itu Abangmu Anton masuk rumah sakit.
Hahhh, iyatahh? Kok bisa Yah?? tanyaku penuh penasaran.
Iya, semalem Abangmu itu makan malemnya telat terus dia malah makan pake nasi
uduk. Kumatlah magnya, udah sana mandi ntar telat loh kesekolahnya.
Malas sekali untuk brsekolah hari ini. Pagi-pagi biasanya boncengan sama bang Anton
menuju sekolah, tapi pagi ini malah boncengan sama tukang ojek. Tak ku sangka Abangku
yang selalu sehat dan selalu membuatku tertawa itu bisa sakit juga.
Heh, Bunga, pagi-pagi kok ngelamun sih. kata dewi sahabat dekatku.
Eh, elo Dew, ngagetin gua aja. Jawabku dengan jutek.
Ada masalah apa sih lo. Pagi-pagi geh sendirian di pojokan kelas.
Hmmmm, sini geh.
Aku menceritakannya pada Dewi, sahabat sekaligus teman sebangku ku. Dan Ia berusaha
membuat agar aku semangat belajar hari ini dengan lelucon-leluconnya. Yup, Dia berhasil
sampai-sampai tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi.
Siang itu aku dijemput Ayahku dengan mobil Alphardnya. Tak sabar rasanya untuk
melihat keadaan Abang Anton di rumah sakit. Di sepanjang perjalanan menuju rumah
sakit aku dan Ayah mengobrol banyak tentang penyakit mag. Penyakit yang timbul karena
hal sepele, namun sakitnya minta ampun. Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah benda
kecil bernama lipstick.

Loh, ini lipstick siapa Yah? tanyaku mengagetkannya.


Eeeeee, anu punya Ibu mu lah, masa punyamu. jawab Ayah.
Hah? Ibu mah make lipstick merah Yah, bukan lipstick pink begini?! kataku mulai
curiga.
Dia pun diam sesaat dan berbicara lagi tapi bukan membahas tentang lipstick itu. Dia
terlihat seperti mengalihkan perhatianku dari benda kecil itu.
Apa mungkin ada seorang wanita yang telah duduk di mobil Ayahku ini?! Entahlah tapi
aku akan mencari tahu tentang ini. kataku dalam hati.
Sesampainya di ruang Bang Anton. Aku langsung bertemu dengan Ibukuu yang dari tadi
malam menunggui Bang Anton. Di sana aku dinasehati Bang Anton agar aku menjaga
pola makanku sehingga tidak terkena mag seperti dia. Tak terasa jam besuk sudah
berakhir. Aku dan Ayah segera meninggalkan rumah sakit.
Pada malam hari, sesudah maghrib Ayah izin untuk pergi kepadaku.
Bung, Ayah pergi dulu ya.
Loh, mau kemana Yah?
Mmm, mmau beliin nasi padang buat Ibumu. Jawab Ayah terbata-bata.
Disini aku mulai curiga, setahuku Ibu tidak menyukai nasi padang. Kenapa sifat Ayah hari
ini sangat aneh. Apakah ini ada kaitannya dengan lipstick yang kutemui di mobilnya tadi
siang. Untuk menjawab semua rasa penasaranku. Aku diam-diam mengikuti Ayah. Aku
membuntutinya, ternyata benar Ayah pergi bukan untuk membeli nasi padang buat Ibu.
Tetapi Ia pergi menjemput seorang wanita di perumahan XXXXXXX.
Aku sangat kaget, betapa teganya Ayah mengkhianati Ibu. Ditambah lagi di suasana bang
Anton yang sedang sakit, Ia malah mencuri-curi waktu untuk berseliingkuh. Ingin rasanya
aku memukul, memaki, dan memarahinya. Namun semua itu aku tahan. Aku terus
membuntuti mobil itu. Sampai pada akhirnya aku tidak tahan lagi, ketika mobil itu
berhenti di daerah yang sepi. Aku cepat-cepat turun dari motorku dan mengedor-gedor
pintu mobil Ayah. Merasa kesenangannya terganggu Ayah keluar dari mobiil dengan

marahnya, namun betapa kagetnya dia. Ketika Ia menngetahui yang menggedor itu adalah
aku.
Bbbbbbunga, kkkeenapa kau di sini?
TEGA nya kau Ayah!! *Plakkk* tanganku menampar dirinya dengan sekuat-kuatnya.
Setelah itu, Aku langsung menujuu motorku, meninggalkan Ayah yang berteriak-teriak.
Bungaaaaa, tunggu! Dengarkan penjelasanku dulu. Bungaaa!!
Aku tidak menghiraukannyya. Aku tetap melaju dengan sekencang-kencangnya. Tak
terasa air mataku mulai mengalir. Aku melaju bertambah cepat seiring bertambah banyak
air mataku yang mengalir.
Apa yang harus kulakukan, Aku harus kemana, Haruskah aku memberitahu semua
ini kepada Ibu ???!!

Anda mungkin juga menyukai