Anda di halaman 1dari 8

The Banshee

Terlihat seorang Gadis Cantik sedang duduk sembari menangis tersendu sendu disebuah ruangan kedap
suara, Bersama beberapa penyidik yang mencoba menanyakan sebuah kasus kematian seluruh teman-
temannya dalam sebuah hutan angker didekat desa terpencil.

Jaket putihnya di penuhi noda warna merah dari sebuah darah, yang menurut pengakuan nya bukan
berasal dari darahnya sendiri, melainkan darah teman-temannya yang harus mati diserang sosok
mengerikan penunggu Hutan.

Dia menyebutkan sebuah julukan "Banshee" makhluk supernatural yang sering mencari mangsa untuk
dijadikan tumbal.

Dia juga menjelaskan bahwa, didalam hutan tersebut dia menemukan sebuah gubuk tua yang sepertinya
di jadikan tempat ritual.

"Anda yakin, yang membunuh teman-teman anda adalah makhluk itu?" Tanya salah polisi sembari
menyiapkan sebuah kartas untuk mencatat setiap apa yang di katakan pria tersebut.

"Aku berani bersumpah, makhluk itu berwujud wanita dengan penuh jahitan..!" Ujarnya dengan wajah
tagang dan air mata yang masih mengucur di pipinya.

"Lalu bagaimana anda bisa selamat? Anda bilang makhluk itu bisa menghilang dan datang dengan
cepat?" Tanya lainnya yang sedang berdiri bersandar di sebuag tembok.

Saat itu aku pergi lebih dulu, sebelum makhluk tersebut membunuh teman-temanku, dan beberapa
menit kemudian salah satu temanku menelpon meminta tolong sambil berteriak histeris, dia bilang dia
diterror sosok menyeramkan saat mereka berjalan di Hutan..!!" Jelasnya sembari mengusap air mata
yang masih menetes.

"Jika anda pulang lebih dulu, maka dari mana anda mandapat noda darah yang menempel di jaket
anda?" Ucap polisi sambil meminum kopinya.

"Hmmm aku kembali ketempat tersebut dan saat itu juga semua temanku tergeletak di tanah dengan
tubuh berceceran darah dan beberapa organ tubuh mereka hilang, tapi masih ada yang selamat di sana,
dia memeluk tubuhku sambil berbisik ... Pergi sekarang juga!."

Jelasnya lagi sebelum akhirnya tewas, dia kembali menangis  dengan kedua lengan menutupi wajahnya.

"Baiklah cukup untuk penjelasannya nona, tapi kami mohon maaf, anda masih belum bisa pulang untuk
saat ini. Anda akan kami tahan selama beberapa hari sampai kami menyelesaikan penyelidikan kami di
Hutan tersebut." Ujar polisi yang sedang duduk di hadapannya.

Tak lama para polisi disana menggiring wanita tersebut ke sebuah sel penjara yang kosong, dalam
keadaan manangis dia masih bergumam sebuah kata "Pergilah jangan pernah kembali kesana!"
Entahlah apa maksud dari perkataannya, yang pasti dia sangat tertekan atas kejadian yang menimpa
dirinya dan teman-temannya.

07:33 pagi, seorang detektif wanita bernama yuna terlihat sedang terburu-buru untuk bertemu
atasannya yang bernama Mr kenzo.

Beberapa kali ia menabrak polisi yang berpapasan dengannya.

"Maaf... aku harus cepat maaf permisi" ia terus berlari menuju sebuah lift yang tak jauh dari ruangan
tersebut.

"Akhirnya sampai juga di lift... ini kan hari libur, kenapa inspektur menelponku" Batin yuna, beberapa
kali ia bercermin memastikan penampilannya tidak mengecewakan saat bertemu atasannya.

Setelah sampai di lantai 3 ia mempercepat lagkahnya, menuju ruang Mr kenzo yang berada di ujung
lorong.

Tok..tok..tok..

Yuna mengetuk pintu ruangan tersebut. lalu terdengar seorang pria meminta masuk.

"Masuklah"

"Permisi, tuan kenzo.." ucap yuna sembari perlahan membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.

"oh yuna, akhirnya kau datang juga kamari duduklah."  Ujar Mr kenzo yang sedang sibuk mencatat.

"Oke pak terimakasih.." jawabnya singkat.

"Kau tau, kenapa aku memintamu untuk datang ke kantor di hari liburmu?" Tanya Mr kenzo.

"Tidak pak, memang ada apa?" Ucap yuna sembari membenahi dasinya.

"Ada kasus baru yang mungkin cocok dengan bidangmu, apalagi kau ini terkenal dengan pengetahuan
hal-hal mistis yang banyak kau ketahui." Jelasnya.

"Hmmm... kasus apa pak, sepertinya menarik?"

"Kau akan pergi ke sebuah desa terpencil yang jaraknya cukup jauh, sekitar 15 km dari kota ini"
tambahnya sembari menyondorkan dokumen penting kepada yuna.

Ia membuka isi dokumen tersebut dan menemukan sebuah foto didalamnya,

"Siapa yang ada dalam foto ini pak? Cukup cantik," Tanya Yuna dengan wajah bingung.

"Namanya adalah indah, seorang gadis yang paling disukai di desa tersebut."
"Lalu apa hubungannya dengan kasus yang akan aku pecahkan?" Tanya yuna lagi sembari membaca
seluruh catatan yang ada dalam dokumen itu.

"Banyak penduduk yang bilang, indah adalah jelemaan dari sosok mengerikan yang dijuluki "Banshee"
dimana siapa saja yang menganut ilmu hitam tersebut akan mencari korbannya dan membunuhnya
untuk dijadikan tumbal, dan sebagai gantinya ia akan mendapatkan kecantikan yang luar biasa" jelas Mr
Kenzo

sebelum akhirnya ia bangun dari tempat duduknya dan mengambil beberapa dokumen lagi dalam loker,

"Lihat ini... ada bukti lainnya yang dimana indah memiliki keturunan seorang penyihir atau dukun yang
menganut ilmu hitam."Lanjutnya.

"Wow... sepertinya, ini akan menjadi kasus yang sangat berat bagiku" Gumamnya sembari menutup
dokumen yang baru saja ia baca.

"Kalau begitu, besok kau bisa memulai tugasmu, Jadi kau bisa pulang dan beristirahat, Oh iya satu hal
lagi...kau tidak sendiri yuna." ucap Mr Kenzo ia memanggil seseorang bernama Alaska yang sejak tadi
menunggu diluar ruangan.

"Nah ini Alaska, partnermu dia adalah detektif junior yang siap turun kelapangan."Tambahnya.

"Bagaimana kau setuju yuna... kalau begitu selesai sampai disini kita berdiskusi...besok kalian akan
berangkat ke desa tersebut ." Ucap Mr Kenzo

Yuna berpamitan dengan Mr Kenzo dan bergegas keluar dari ruangan tersebut, di ikuti oleh Alaska yang
berada disampingnya.

"mau aku antarkan sampai kerumah Bu?"Tanya Alaska sopan sembari tersenyum.

"Tidak terimakasih, Lagi pula aku membawa mobil sendiri," Tolaknya sembari membalas senyumannya.

"Baiklah Hati-hatu Bu"

Yuna pergi lebih dahulu meninggalkan Alaska di lorong tersebut, dan masuk ke sebuah lift menuju lantai
1 ia kembali ke mobilnya dan bergegas pulang.

****

Malamnya pada pukul 11:34, yuna belum juga merasakan kantuk, ia masih penasaran dengan

desa yang akan ia kunjungi besok,akhirnya ia mencoba mencari tahu asal-usul dari desa tersebut.

Alhasil dalam sebuah situs yang ia temukan, ada sebuah penjelasan bahwa desa itu dulunya dijuluki desa
setan, yang di mana sebuah ilmu hitam menjadi prioritas utama bagi wanita desa tersebut untuk
mempertahankan kecantikannya, bahkan mereka abadi.

Setelah membaca penjelasan tersebut, yuna semakin tertantang untuk pergi ke Desa itu.
Pagi pun tiba, klakson mobil terdengar begitu nyaring dari luar rumah, Yuna membuka jendela kamarnya
dan mengecek jam yang masih menunjukkan pukul 06:46 pagi.

Dari celah tirai jendela, ia melihat Alaska yang sudah bersandar di pintu mobilnya sembari merapikan
rambutnya.

"Ayolah, ini baru jam 6 pagi!!!" Gumam yuna yang kesal dengan suara klakson mobil yang
membangunkannya kala itu.

"Nona yuna, Ayo kita pergi nona" teriak Alaska dari luar.

Yuna akhirnya bergegas mempersiapkan diri dan mengemasi beberapa barang yang mungkin penting
untuk ia bawa dalam bertugas nya, ia juga tidak lupa membawa sebuah pistol peninggalan ayahnya yang
menurutnya adalah benda keberuntungan.

Setelah dirasa cukup, Yuna pun keluar menemui Alaska

"Kau siap nona, kita akan jalan-jalan pagi ini,"

_____

Yuna dan Alaska memulai perjalanannya menuju desa tersebut, dalam perjalanan Alaska terus
mengoceh mengajak Yuna bercanda, namun sayangnya yuna tidak merespon apa yang ia katakan, dan
yuna memilih tidur dalam perjalanan sembari menutup telinganya dengan headphone

****

BRUKK...

Tanpa sengaja Alaska menabrak seekor anjing yang lewat kala itu, ia mematikan mesin mobil lalu turun
dari mobil mencoba mengecek apakah anjing itu masih hidup atau tewas tertabrak.

Sayangnya anjing itu mati seketika di tempat,

"Aduh ada-ada saja...!! Lain kali aku harus berhati-hati" batin Alaska.

ia menggotong mayat anjing tersebut ke tepi jalan dan menguburkannya, lalu kembali masuk kedalam
mobil dan melanjutkan perjalanan.

Selama 3 jam mereka menempuh perjalanan, hingga akhirnya mereka sampai di desa tersebut.

"Nona yuna bangun, kita sudah sampai"

Alaska menepuk pelan pundak yuna hingga ia terbangun.

"Wah... tidak terasa, berapa lama aku tidur?"

Tanya yuna sembari mencoba mengusir rasa kantuknya.


"sekitar 3 jam nona"

"Apa..?! Cukup lama juga, kalau begitu kita tepikan mobil ini di depan saja, kebetulan disana ada
penduduk, kita bisa bertanya kepada mereka" ucap Yuna.

"Baiklah sebentar" Alaska menepikan mobilnya kearah ada segerombolan warga yang sedang
berkumpul di dalam sebuah pos penjaga.

Yuna turun lebih dulu, ia menghampiri segerombolan warga tersebut sembari membawa sebuah foto
wanita dan mencoba bertanya kepada salah satu warga di sana.

"permisi tuan-tuan saya ingin bertanya, apa ada yang mengenal wanita ini? Yuna menyodorkan foto
tersebut kepada salah satu warga, namun bukan jawaban yang ia dapatkan melainkan sebuah cacian.

"Anda siapa, ada urusan apa anda ingin bertemu dengan penyihir itu, sebaiknya anda kembali pulang,
kami tidak mau jika nanti kami harus kena imbasnya...!" Tukas warga tersebut, ia nampak marah setelah
ditanyai oleh Yuna.

"Hey tuan tenang, lagi pula kami adalah detektif yang akan menangani semua masalah ini Oke," ujar
Alaska sembari meminta Yuna untuk mundur.

"Anda cukup tunjukkan dimana letak rumahnya hanya itu tuan" Lanjutnya, pria tersebut mulai
menunjuk ke arah sebuah bukit, rumah dengan cat hitam kumuh terlihat dari kejauhan.

"Baiklah terimakasih atas informasinya,

saya pastikan kalian baik-baik saja" sahut yuna, ia kembali kedalam mobil bersama Alaska dan pergi
menuju rumah diatas bukit tersebut.

Rumah ini tampak sepi, sepertinya tidak ada aktivitas apapun di sana, bahkan halaman rumahnya
nampak tak terurus.

Saat mereka sampai di sana mereka mulai menepikan mobilnya, didekat sebuah patung Blucifer, besar
mirip sebuah kuda yang menyeramkan "Seram juga patung ini" batin Yuna, sebelum akhirnya mereka
mengetuk pintu rumah tersebut.

Tok..tok..tok..

"permisi apakah ada orang... Hallo permisi" Alaska terus berteriak sembari mengetuk pintu itu secara
berulang-ulang, namun sama sekali tidak ada jawaban dari pemiliknya.

Akhirnya, Yuna memutuskan mencoba masuk melalui jendela rumah tersebut.

"Uhhh.. banyak sekali debu di sini, Aku yakin tidak ada yang tinggal di sini" Ujarnya sembari
membersihkan pakaiannya yang terkena debu.
"Bisa jadi, rumah ini sudah ditinggalkan oleh pemiliknya selama berbulan-bulan." Jawab Alaska, ia mulai
menaiki tangga rumah tersebut yang sedikit rapuh hingga lantai kayunya berdecit.

"Hey lihat ini!!" Alaska berteriak dari lantai 2.

Yuna yang mendengar teriakan dari Alaska bergegas menuju sumber suara dan saat sampai di sana, ia
dikejutkan dengan penemuan mayat manusia yang telah membusuk selama berbulan-bulan.

"Sepertinya ini mayat korban dari indah nona" Jelasnya.

"Hmm bisa jadi, kalau begitu kita akan menunggu sampai malam hari di sini." Ujar Yuna.

Alaska pergi kembali ketempat dimana mobilnya terparkir, ia membuka bagasi dan mengambil beberapa
barang untuk bermalam di rumah tua tersebut.

****

pada pukul 00:25 tengah malam Yuna terbangun dari tidurnya karena mendengar sebuah suara kaki
yang begitu jelas dari lantai bawah, awalnya ia berfikir bahwa itu adalah Alaska namun saat ia menoleh
kearah samping Alaska masih berada di sana sedang tertidur pulas.

karena rasa penasaran dia mencoba mengecek asal suara tersebut, dan ternyata ia menemukan sebuah
jejak kaki yang mengarah ke Hutan di belakang rumah tersebut.

"Alaska, bangun hey.. Alaska" Yuna terus memanggil sembari menggoyang-goyang tubuh Alaska
bermaksud agar ia segera bangun dari tidurnya.

"Hoaaaam, ada apa nona apa ini sudah pagi" jawab Alaska yang masih dalam keadaan mata terpejam.

"Buka matamu ini baru jam 00:59 ayo jalankan tugas kita!" Tukas Yuna yang kesel karena Alaska sulit
untuk dibangunkan.

"Hah! Apa? Baru tengah malam, lalu ada apa nona?" Tanya Alaska sembari mengecek arlojinya.

"Tadi aku mendengar langkah kaki manusia di lantai bawah, lalu saat aku mengecek kesana ternyata ada
sebuah jejak kaki yang mengarah ke Hutan tepat berada di belakang rumah ini!" Jelasnya.

Yuna bergegas menuju lantai 1 disusul oleh Alaska yang membawa beberapa barang yang disekiranya
berguna.

Mereka berdua mulai menyusuri hutan tersebut dengan penerangan senter seadanya, mereka terus
mengikuti jejak kaki yang menuntun mereka tepat ke tengah Hutan yang dimana semakin dipenuhi
pepohonan besar.

"Alaska lihat ke arah sana" kata Yuna sembari menunjuk menggunakan senter ke arah depan, tapat di
balik pohon besar tersebut ada sebuah gubuk tua.

persis dengan apa yang diceritakan oleh saksi mata di kantor kepolisian.
"Ayo kita masuk!" Alaska berbisik dan perlahan masuk kedalam gubuk tersebut. saat sudah masuk ke
dalam mereka di kaget kan dengan penemuan mayat yang sudaah tidak utuh ada beberapa bagian
tubuhnya yang terpotong dan jasadnya sudah membusuk di penuhi belatung.

" Nona di sini adalah tempat pembantaian manusia" tambahnya.

Yuna pun ikut masuk kedalam gubuk tersebut dan ia juga terkejut melihat apa yang ia saksikan

Tak lama tiba-tiba, terdengar sebuah Geraman misterius dari luar jendela gubuk tersebut. sepertinya itu
bukanlah suara makhluk buas, melainkan suara dari sosok mengerikan penunggu hutan "Banshee."

Akhirnya Yuna dan Alaska menyiapkan sebuah pistol yang sejak tadi mereka bawa, untuk berjaga-jaga
jika ada sesuatu yang akan mengancam mereka disana. Namun suara geraman tersebut semakin keras
dan semakin terdengar begitu dekat. Yuna dan Alaska mulai berjalan mundur secara perlahan, mereka
mulai merasakan akan terjadi hal buruk yang menimpa mereka

"Oke tetap pada posisi kita, jangan bergerak sampai aku perintahkan!" Bisik Yuna.

sedikit demi sedikit ia mulai mengarahkan pistolnya tepat ke arah pintu masuk.

"Apa sebaiknya kita keluar melalui jendela?" Tanya Alaska sembari melengok ke arah jendela.

"Nona seperti nya lewat sini aman " Lanjutnya.

"Tahan Alaska, kita tidak tau apa yang sedang kita hadapi" jawab yuna. ia perlahan kembali maju kearah
pintu dan sedikit membuka pintunya.

Namun belum juga ia mengintip dari celah pintu tersebut, sebuah lengan dengan kuku yang panjang
tiba tiba mencengkram wajahnya hingga membuat luka goresan yang cukup dalam.

"Argggghhh... Wajahku!!!" Teriak yuna kesakitan, ia terus menutupi wajah bagian kanannya yang sudah
berlumuran darah akibat cakaran Banshee.

Tak berhenti sampai disitu, mahluk tersebut mulai menyerang Alaska dengan menariknya hingga keluar
gubuk.

"Ahh Tidak...!! tolong aku" Alaska terus berteriak meminta tolong namun mahluk tersebut terus
menyeretnya ke dalam Hutan.

Yuna cemas dengan keadaan Alaska, mencoba mengejar mahluk tersebut secepat mungkin sebelum hal
buruk terjadi kepadanya.

Dalam keadaan wajah terluka Yuna terus berlari mengejar mahluk tersebut secepat mungkin hingga ke
tepi jurang, yang dimana Alaska sedang berada dalam posisi tergantung di sebuah pohon besar di sana.

"Alaska kau di sana? Alaska jawab aku!!!" Teriak yuna sembari terus berlari menghampirinya.
Namun sayangnya belum juga ia sampai di sana, dari kejauhan ia harus menyaksikan fenomena paling
mengerikan yang dimana mahluk tersebut membunuh Alaska dengan memenggal kepalanya dan
memotong setengah tubuhnya.

ia terjatuh tepat di tepi jurang. dalam keadaan setengah sadar, yuna menyaksikan sosok tersebut
menghampirinya dan mencekik lehernya dengan sangat keras.

Dalam keadaan tercekik ia mencoba berfikir bagaimana caranya ia bisa lolos dari mahluk
tersebut.Nafasnya mulai tersengal-sengal, pandangannya mulai kabur. ia berfikir apakah ini akhirnya.

Namun saat ia melirik ke arah kiri, terlihat seorang pria menembak sosok banshee tersebut hingga
melepaskan cengkraman nya dan membuat Yuna selama.

****

Saat Yuna tersadar, ia mendapati dirinya dalam sebuah kamar rumah sakit dengan seorang suster yang
sedang menyiapkan sebuah perban.

"Sus apa yang terjadi?" Tanya yuna saat mendapati lehernya terdapat collar

"Anda tidak sadarkan diri dan di temukan tergeletak di tepi jurang oleh seorang polisi hutan" jelas suster
tersebut

"Lalu dimana temanku Alaska?" Tanyanya lagi.

"Teman anda telah meninggal tragis, apa anda ingat apa yang terjadi dengan anda dan teman anda?"
tanya suster itu sembari menyuntikkan infus baru.

"Entahlah, aku lupa. memang apa yang terjadi dengan aku dan Alaska? "

Anda mungkin juga menyukai