…
“Kecelakaan?”
Aku langsung mematikan teleponku dan mengemas barang-barangku
untuk pulang. Pipiku sudah banjir oleh air yang terus mengalir dari mataku tanpa
henti.”yang sabar ya raa! Orang Tua kamu pasti baik-baik aja.”ucap Aliza
menenangkan.aku mengangguk ,lalu berpamitan pada teman-temanku,mereka
memelukku.”hati-hati,Ra! Doa kami menyertaimu”ucap alma,Aku hanya
mengangguk dan mengusap air mataku.
Kak abyan sudah menungguku di depan pesantren dan akan membawaku
menuju rumah sakit yang tak jauh dari sini. Rumahku memang tidak jauh dari
pesantren,masih satu kota,ayah dan bunda sebenarnya tidak tega dengan tekad
ku untuk mondok waktu itu.Namun aku tetap kekeh dengan pilihanku.pada
akhirnya,mereka pun memperbolehkan dengan syarat tidak boleh terlalu jauh
dari rumah,dan aku menyerah untuk itu.aku menyetujuinya.
Sesampainya dirumah sakit aku mempercepat langkahku menuju ke
dalam disaat itu aku mencari-cari dimana ruangan yang ditempati oleh ayah dan
bundaku.
“Ayah dan bunda di UGD”.Ucap kak abyan
“Duduk aja dulu bunda sama ayah masih ditangani dokter”lanjut nya sambil
menenangkanku.
“Gak bisa kak,bunda sama ayah sedang mempertaruhkan nyawanya didalam
sana dan kakak menyuruh aku tenang begitu saja,apa kakak gak sayang sama
ayah dan bunda ha”ucapku sambil berteriak dan mengundang beberapa pasang
mata yang berada disana.
“Bukan begitu Ra kakak bilang seperti itu supaya kamu bisa tenang” ucapnya
sambil memelukku.
“Aku tidak bisa tenang dan berjalan mondar-mandir di depan UGD.Sesekali aku
berusaha mengintip kedalam walaupun hanya terlihat bayang-bayangan di
gorden hijau.Tak Lama kemudian,dokter keluar menyatakan bahawa ayah dan
bundaku sudah tidak tertolong.Allah lebih sayang sayang mereka.Aku langsung
berlari ke dalam dengan perasaan yang campur aduk,aku kacau.
****