Anda di halaman 1dari 2

Perpisahan Kita

Cerpen Karangan: Della Rizka Putri


Kategori: Cerpen Patah Hati, Cerpen Perpisahan, Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 2 December 2013

Sebelum mentari beranjak dari peraduan, walau jam masih menunjukkan pukul 04:30 aku sudah
terbangun dan melaksanakan sholat subuh dan memulai aktifitas seperti biasa. Selesai sholat aku
mandi dan membantu nenekku memasak. “nak rima sudah bangun?” tanya nenek padaku, “sudah
nek!” jawabku singkat, “adikmu sudah bangun?” tanya nenek lagi, “belum nek, adik masih
tidur!” ujarku, “ya sudah, bangunkan sekarang saja.” suruh nenek, “baik nek!” ucapku sambil
tertawa.

Sesudah membangunkan adikku aku pun bersiap-siap berangkat ke sekolah, jam masih
menunjukkan pukul 06:15, aku sudah berangkat bersama teman-teman, kami melewati jalan
yang terjal dan licin. Tepat pukul 07:00 aku sampai di sekolah. Baru sampai gerbang sekolah aku
sudah di panggil sama ocha sahabatku. “rima…!” teriak ocha memanggilku, “ada apa cha?”
jawabku, “aku habis jadian sama cowok satu kelas kita!” ucapnya sembari jinggrat-jinggrat, “oh
ya, bagus dong kalau begitu!, siapa namanya?, annga ya?” tanyaku penasaran, “bukan!”
jawabnya singkat, “lalu?” tanyaku lagi, “em… Siapa ya?, ok deh aku ngaku, namanya sammy!”
jawabnya terlalu bertele-tele. Seketika aku kaget, raut mukaku yang tadinya ceria kini tampak
murung, dan aku hanya diam saja. “apa aku gak salah denger kalau kamu pacaran sama
sammy?” tanyaku lebih meyakinkan, ocha hanya tersenyum, dalam hati aku bergumam “tuhan…
Kenapa ini semua terjadi… Padahal ocha tau kalau aku sangat mencintai sammy, kenapa dia
sampai tega-teganya bilang kalau dia pacaran sama sammy!”, “eh.. Kamu kenapa rim, kamu
nggak suka ya kalau aku pacaran sama sammy?” tanyanya membuyarkan lamunanku, “oh, nggak
kok cha, gak usah di bahas deh, ayo kita ke kelas saja!” ajakku, “ayo!” jawabnya singkat.

Beberapa menit kemudian bel berbunyi, murid masuk kelas dengan santai. Hari ini pelajarannya
kosong, hanya ada uas, pelajaran pun kini berganti. Setelah pelajaran selesai bel istirahat pun
terdengar. Semua murid berlari keluar kelas menuju kantin, aku hanya diam di kelas, “hey rim,
gak istirahat apa?” tanya sasa, “nggak, aku lagi males!” jawabku, “ya udah kami tinggal dulu
ya!” izin wanda, “ok..!” jawabku singkat. Saat itu pula aku menitihkan air mata, tiba-tiba ada
yang menepuk bahuku dengan lembut, “hey rim, kamu kok nggak istirahat?, nangis sendirian
lagi di kelas, awas lo nanti kalau kesurupan!” canda sosok itu yang ternyata sammy, “biarin!”
jawabku cuek, “pasti ada masalah ya?” tanyanya sok tau, “gak ada tuh!” jawabku tetap dengan
nada cuek, “cerita dong sama aku, mungkin aku bisa membantu?” tawarnya, “nggak, aku nggak
mau cerita sama kamu!” jawabku kesal, “kalau begitu jangan nangis!” ujarnya sembari mengelap
air mataku, aku hanya tersenyum, “gitu dong senyum jangan nangis terus!” ucapnya. Setelah
ngobrol lama sama dia

Gak terasa bel masuk berbunyi, namun setelah istirahat kami pulang karena guru-gurunya ada
rapat penting. Sesampainya di rumah, aku segera mandi dan menghampiri nenekku yang ada di
halaman samping rumah, “nek, aku mau minta mondok setelah semester!” ujarku, “memangnya
ada masalah to cah ayu di sekolah? Kok minta mondok?” tanya nenekku, “ndak kok nek, rima
cuma mau memperkuat iman rima.” jawabku, “oh, ya sudah nanti ibumu yang di malaysia di beri
tahu!” ujar nenekku, “ya nek!” jawabku singkat, “sudah, makan dulu sana ada lauk kesukaanmu
itu lho..!” suruh nenek, “baik nek!” jawabku. Malam harinya aku mengabari ibuku lewat surat,
dan surat itu aku titipkan kepada tetangga sebelah yang temannya ibuku.

Tak terasa satu minggu lagi aku ulangan semester ii, aku belajar begitu giat, dan 2 hari lagi
katanya ibu mau pulang. Hari-hari aku lewati dengan biasa, hinga tak terasa aku sudah
menyelesaikan ulangan semester ii, bahaginya keluargaku terutama ibu mendengar bahwa aku
mendapat juara 1 di kelas, setelah pengumuman kenaikan kelas, aku mohon izin kepada teman-
teman dan guruku, “teman-teman semua, maaf ya kalau aku ada salah sama kalian, aku mohon di
izinkan untuk pergi mencari ilmu di pondok pesantren, jangan lupakan aku ya teman-teman,
berkat dorongan kalian aku mampu menjadi siwi yang berprestasi di sekolah ini, terutama ocha,
terimakasih ya teman-teman dan bu nuri!” ujarku

Saat aku sudah selesai maaf-maafan dengan teman-teman dan guruku aku pun berangkat, namun
langkahku terhenti saat ocha berteriak memanggilku. “rima, kamu tidak marahkan sama aku?”
tanya ocha, “kenapa aku harus marah?” aku balik bertanya, “mungkin kamu pergi mondok
karena aku pacaran ya sama sammy?” ucapnya, “tidak ocha sayang, aku pergi mondok atas
kehendakku sendiri, aku mondok karena ingin memperkuat ilmu agamaku dan juga imanku, dan
apa hubungannya anatara aku pergi mondok dengan kamu pacaran dengan sammy?” ucapku
panjang lebar, “bener kamu nggak marah kalau aku pacaran sama sammy?” tanyanya, “nggak
ocha yang manis…!” ucapku sambil mencubit pipi ocha yang tembem, “ya sudah, silahkan kamu
berangkat nanti keburu malam!” ujar ocha, “ya ocha yang manis…!” ucapku sekali lagi, aku pun
memasuki mobil dan melambaikan tangan ke ocha, “hati-hati di jalan ya… Semoga semoga
kamu kerasan di pondok!” teriaknya. Aku hanya tersenyum, dalam hati aku sangat berat
meninggalkan teman-temanku, walaupun begitu aku harus tetap tegar tidak boleh bersedih hati,
tak terasa pula air mataku tak dapat di bendung lagi, dan akhirnya menangis, aku bergumam
dalam hati, “semoga kalian semua sahabat-sahabatku tidak pernah melupakan aku!”.

Anda mungkin juga menyukai