Anda di halaman 1dari 8

BANGKIT DARI PENYESALAN

Karya: Tri Novita Wahyuningsih

Ku tatap dalam-dalam nilai Ujian Nasional SMP yang kemaren baru di

serahkan, penyesalan ini datang di akhir yang tak ingin ku ulangi dan aku ingat

lagi.

Nama aku Pricilla Putri aku merupakan seorang siswi yang baru tamat dari

SMP Negeri 56 Bandung, sebelum ujian akhir aku dan sahabatku berencana

melanjutkan ke SMA yang sama yakni ke SMA Negeri 1 Bandung, yang

merupakan sekolah unggulan di kota aku.

Ujian nasional berlangsung 4 hari, selama ujian aku hanya sedikit

menghafal dan banyak menonton drama korea, karena aku merupakan penggemar

berat korea. Mama sudah wanti-wanti mengingatkan aku agar belajar, tapi

perkataan mama tak aku dengarkan dan aku malah menggertak mama.

Di hari pengumuman ujian aku sedikit gugup, dan ketika amplop nilai di

bagikan mama langsung membukanya, dan baru sekali itu aku melihat tampang

kecewa, sedih, dan pasrah dari mama, ketika aku melihat rangkap nilai aku benar-

benar sedih dan sangat menyesal

Dan disinilah aku sekarang, di kamar yang sunyi meratapi nilai yang tak

bisa ku bawa kemana-mana, yah teman kalian tau berapa niai ku ? Matematika ku

hanya 4,0 bahasa Inggris dan IPA ku hanya 5,5 dan bahasaku hanya 8,0. Harapan

untuk melanjutkan ke SMA Negeri 1 pun sirna sudah, jangankan ke SMA 1 ke

SMA Negeri lainpun di Bandung saja nilai ku tidak memadai, hanya sekolah

swasta yang bisa menerima nilai segitu, ya sekolah swasta yang merupakan kubu
anak nakal dan tak bisa dibina. Sementara mama hanya diam sejak melihat nilai

ku, kalian tahukan baru kali ini aku buat dia kecewa, karena selama SMP aku

merupakan siswi yang cerdas ranking 5 besar selalu ada di genggamanku, dan kali

ini aku benar-benar buat dia kecewa.

Suara ketukan pintu membuat lamunan ku tersadar.

“Sil ini mama, ayo keluar ada yang mau mama bicarakan sama kamu”

“ Iya ma tunggu sebentar”

“Sil mama sebenarnya kecewa sama kamu, kak ike juga kaget melihat nilai kamu

mama pikir perjuangan kamu masih panjang sil, masih ada kesempatan kamu di

SMA buat perbaiki kesalahan kamu di masa lalu” “

Tapi ma SMA mana yang mau menerima aku” “

Masalah itu sudah mama bilang sama kak ike, temannya kak ike mau bantu kamu

masuk ke SMA 3 Bandung” “

“Hm oke ma aku janji nggak bakalan main-main lagi dalam belajar, aku benar-

benar menyesal ma” Kataku sambil memeluk mama dan tanpa di sadari air

mataku menetes.

Hari ini adalah hari pertama ku sekolah di SMA Negeri 3 Bandung, setelah

serangkaian proses pendaftaran telah ku lewati, dengan tekad aku harus berubah

setelah disini.

Setelah hampir seminggu sekolah disini aku tidak mempunyai teman

dekat, aku sering sendiri dan mengerjakan aktifitas di kelas sendiri. “

Hey loe kok sendiri terus sih ?” kata seorang cewek pendek, putih menegurku.

“Loe siapa ?”
“Aduuh loe ini ya kitakan sekelas, kenalin gue Ratna, gue udah lama perhatiin loe

tapi loe aja yang cuek terus”

“Oh kenalin gue Prisil”

“Gue udah tau, sekarang loe mau kan nemanin gue ke kantin ?”

“Hm oke”

Semenjak perkenalan ku dengan Ratna aku jadi teman dekat dengan dia, kemana-

mana selalu berdua, hanya dia yang aku kenal dekat disekolah ini, selebihnya

cuma kenal nama saja.

Hari ini adalah pelajaran Matematika, pelajaran ini membuat ku teringat

akan nilai 4 yang ku dapat dulu, tapi buat apa mengingat kesalahan masa lalu

kalau itu hanya akan membuat kita semakin terpuruk, karena itu aku akan hapus

masa lalu ku dengan prestasi disekolah ini dan akan ku lihat mama tersenyum

puas kepada ku.

Hari demi hari ku jalani dengan berbagai tugas yang minta ampun,

ulangan harian, dan tak jarang aku meraih nilai tertinggi di kelas, tapi itu semua

aku rahasiakan dari mama karena aku takut itu hanya akan membuat mama sedih

jika ternyata niai rapor ku rendah, tak akan ada gunanya aku perlihatkan nilai

ulangan harianku. Disekolah aku sudah mulai mendekatkan diri ke teman-teman

yang lain, ternyata menyenangkan bisa berteman dengan mereka.

Hari ini aku akan mengikuti ujian semester, semua sudah aku persiapkan

aku sudah belajar semalaman, hari pertama dan kelima ujian berjalan lancar, tapi

dihari terakhir ujian..

“Sil jawaban nomor 1-15 apaan, cepatan”


“Gue Cuma tau jawaban nomor 1-7 selebihnya gue nggak tau”

“Oke oke nggak papa deh”

Yah namanya Rasyid dia agak egois dan setiap ujian selalu nyontek tapi aku

nggak mau nunjukin semua jawaban ku sama dia karena dia merupakan saingan

ku dalam ujian.

Dihari penerimaan rapor aku bisa melihat mama tersenyum bangga

kembali 

Kalian tau? ini benar-benar diluar dugaan, juara 1 berhasil ku raih, aku

benar-benar bersyukur, terima kasih tuhan  tapi akankah keberhasilan ini bisa ku

pertahankan ? ku mohon tuhan bantu aku untuk mempertahankannya.

“Eh loe berhenti !!”

Suara lantang itu mennghadangku di koridor sekolah, ya dia adalah

Rasyid entah apa masalahnya sehingga dia menghadangku dengan raut marah.

“Gaya loe nggak asik tau nggak, loe nunjukin gue yang salahkan waktu

ujian, dan loe pura-pura nggak tau waktu gue minta jawaban sama loe”

“ Gue benar-benar nggak tau apa-apa Syid, gue takut ntar jawaban yang

gue kasih salah dan loe malah marah sama gue”

“ Alah loe nggak usah belagu deh, gue tau loe pengen menang sendiri kan,

dasar cewek munafik loe”

“Tutup mulut loe Syid asal loe tau dalam keseharian gue nganggap loe

teman tapi dalam ujian gue nganggap loe saingan, makanya gue nggak mau kasih

tau semua jawaban gue sama orang, termasuk sama orang yang otaknya kosong

kayak loe yang nggak mau berusaha yang hanya ngarapin belas kasihan orang lain
buat bantu loe dalam ujian dan loe tau Syid ? loe tu salah satu orang yang nggak

ngehargain hidup loe”

“Loe awas loe ya gue bakal balas dendam sama loe, gue nggak terima

diginiin, dan gue bakal buat loe malu dan seluruh sekolah bakal nyesal muji-muji

loe selama ini, lihat aja pembalasan gue, tunggu tanggal mainnya sil!!”

Huft aku benar-benar nggak tau apa yang ada dipikiran Rasyid apakah dia

serius dengan perkataannya tadi? Semoga itu nggak akan terjadi.

Jam 07.00 aku sampai disekolah, agak heran sih kenapa semua siswa

ngeliat ke arah ku, perhatianku pun teralihkan ke arah madding yang ramai

dikerubungi oleh siswa. Aku kembali teringat perkataan Rasyid sebulan yang

lewat akankah? tanpa pikir panjang aku langsung berlari ke arah madding, oh

Tuhan apakah ini akhir dari semuanya, selama ini aku terus menjaga hasil ujian

nasional ku tapi kini transkrip nilai itu tertempel di madding dan seluruh sekolah

telah melihatnya, aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan aku hanya bisa berlari

sambil menangis ke arah wc, di wc aku dihadang oleh Rasyid.

“Gimana Sil gue udah nepatin janji gue kan? Loe boleh bilang otak gue

kosong, tapi loe nggak tau kalau gue nggak sebodoh yang loe kira 2 hari yang lalu

gue ke kantor guru tanpa sengaja gue ngelihat ijazah loe, iseng-iseng gue lihat

transkrip nilai anak juara kebanggaan sekolah, ha ha ternyata loe benar-benar

kebanggaan good luck ya sil sekarang loe udah makin terkenal hahaha”

“Loe benar-benar tega Syid sama gue”

“Bodo amat gue nggak peduli yang penting dendam gue sama loe udah

terbalaskan”
Udah lebih dari seminggu aku nggak masuk sekolah, karena malu. Mama

udah wanti-wanti menyuruhku buat masuk sekolah.

“Sil kamu harus sekolah kalau kamu mau banggain mama nggak penting

seburuk apapun masa lalu kamu, yang penting gimana kamu buat perbaikin masa

lalu kamu”

Mendengar perkataan mama aku beranikan diri pergi sekolah. Hari ini

tepat hari Senin disaat upacara berlangsung banyak yang melihat aneh ke arahku

tapi aku nggak peduli, dan disaat upacara berakhir aku nekad maju ke depan, aku

raih microphone dan aku keluarkan semua yang aku rasakan, aku udah berani

ambil resiko diolok-olok, dikucilkan atau bahkan di bully

“Selamat pagi teman-teman maaf mengganggu sebentar, ya aku Prisilla

Putri aku tahu kalian semua pasti kenal aku, dulu kalian kenal aku sebagai siswi

yang kalian semua kagumi, tapi sekarang kalian kenal aku sebagai siswi yang

bodoh dan memalukan, kalian pasti heran kenapa nilaiku sejelek itu waktu SMP?

Itu benar nilai ijazahku memang sangat memalukan dan nggak ada satu sekolah

yang mau menerimaku, termasuk sekolah ini, huft aku bisa masuk kesini karena

dibantu oleh seseorang dengan janji aku harus membalas jasanya dengan prestasi

yang memukau, dan janji itu berhasil ku tepati, aku sudah berusaha

menyembunyikan transkrip nilai itu tapi karena kejeniusan teman aku Rasyid

Annafi akhirnya itu semua terbongkar, setelah sampai satu minggu aku libur

sekolah, dan punya rencana untuk berhenti, tapi aku sadar transkrip nilai itu

memang suatu yang memalukan tetapi karena nilai itulah aku bisa bangkit bahkan

diluar dugaan, aku selalu ingat wajah kecewa dan sedih mama ketika melihat
transkrip nilai itu, orang yang selalu berjuang untuk ku orang yang susah payah

mendidik ku tapi karena nilai itu hati nya jadi remuk, aku benar-benar menyesal

dan aku berusaha untuk bangkit, mungkin teman-teman mengira aku tidak pantas

untuk dikagumi karena kebodohan ku di masa SMP, ya Cuma karena nilai bodoh

itu aku jadi kehilangan penggemar ku bukan? Tapi aku sadar sehebat apa pun aku

menyembunyikan nilai itu pasti teman-teman akan tahu juga bukan? tapi dari sini

aku bisa tahu mana yang benar-benar sahabat baik ku yang melihat ku bukan

hanya dari yang tampak tapi dari yang tak tampak diluar yang tak peduli akan

masa laluku, aku hanya punya prinsip seburuk apapun masa lalu ku aku punya

seribu cara untuk memperbaikinya karena aku percaya tuhan akan membantu

umatnya yang berusaha dengan sungguh-sungguh, untuk Rasyid Annafi terima

kasih! sekarang nggak ada lagi yang perlu disembunyikan, terima kasih juga buat

teman-teman yang sudah mau mendengarkan aku, setelah ini terserah teman-

teman mau tetap mengagumi aku atau bahkan mengucilkanku”

Aku berjalan pelan turun dari mimbar upacara, meninggalkan

ratusan orang yang memperhatikan aku, tanpa sadar mereka bertepuk ricuh sambil

bersorak “Kami tetap mengagumimu Pricilla tetaplah jadi dirimu sendiri, kami

selalu mendukungmu” Aku menangis mendengar perkataan mereka, aku berlari

ke arah mereka dan memeluk mereka secara bersamaan.

Rasyid berjalan pelan ke arah aku dengan tampang menyesal.

“Maafin gue sil gue emang jahat sama loe gue benar-benar minta maaf

sil”
“Nggak ada yang perlu dimaafin lagi Syid, malahan gue terima kasih

banyak sama loe karena loe, nggak ada lagi yang perlu gue tutupin sekarang”

“Benaran sil loe mau maafan gue? Gue juga berharap kita bisa jadi

sahabat, terus gue juga mau lo ngajarin gue pelajaran yang nggak gue ngerti, gue

mau berubah sil”

“Hah? Gue nggak salah dengarkan?”

“Hahaha ya nggak lah sil sekarang lo jadi my teacher gue yee.

“Hahaha siip tapi bayarannya jangan lupa ya, ingat nggak ada yang gratis

di dunia ini pipis aja bayar masa gue bagi ilmu gue nggak bayar”

“Ah loe mah gitu -,-“

“Hehehe only kidding mas bro…

Semenjak itu aku dan Rasyid jadi teman dekat, aku tetap bisa pertahankan

juara 1 ku, dan Rasyid kalian tahu? dia selalu dapat ranking 5. Itu semua karena

kerja keras dan keingin tahuan, jangan menyerah karena suatu kegagalan karena

kadang kegagalan itu yang akan menjadi pendorong untuk kita, ingat tidak ada

pelangi tanpa hujan, dan dalam belajar jika kalian lelah ingat saja orang yang

selau banting tulang buat biayain sekolah kalian, orang yang selalu nyebut kalian

dalam doanya, masa kalian tega bikin dia kecewa?? ayoo semangat buktiin kalau

kalian bisa balas jasa-jasa mereka.. keep smile teman ganbatte hehehe 

End..

Nama : Tri Novita Wahyuningsih X TKJ2 SMK Negeri 1 Bukittinggi


NISN : 9997896562
NIS: 12136

Anda mungkin juga menyukai