Anda di halaman 1dari 3

Ketika Membuka Mata

Cerpen Karangan: Dwianeif

Ketika ku tau bahwa takdir tidak sepihak dengan jalan pikirku, saat dimana sebuah
harapan yang kadang hanya menjadi angan-angan. Kini ku tau bahwa hidupku
dimulai dari menutup mata dan kembali dengan mata terbuka dan berharap semua
ini nyata…

“Risti, tunggu!! Kau ini selalu saja meninggalkan temanmu ini. Dasar!!”, seru teman
di belakangku.
“Kamu, saja yang dari tadi lelet!”, jawabku membetak.
“Ya iyalah, emang tadi nggak lihat Ris?”, tanyanya lagi padaku.
“Liat apa sih?”, tanyaku geram.
“Itu tuh cowok pindahan di sekolah kita?”, jawabnya kembali.
“Hh, sorry gue nggak sempet liat Sit, gue buru-buru. O ya gue ingatin ya semua
cowok itu sama, nggak ada yang beda!!”, jawabku sambil berhenti sejenak lalu pergi
meninggalkan temanku itu.

Semester 1 telah berlalu kini aku sibuk dengan tugas-tugas yang telah menumpuk
beberapa hari kemarin. Entah ada apa siswa-siswa perempuan di kelasku,
mendengar bahwa ada siswa baru di kelas sebelah mereka lari pergi melihatnya,
katanya sih cowok. Bagaikan kerbau terbirit-birit berebutan makanannya. Tapi hanya
aku aja yang tak tertarik sama sekali, menurutku itu hanya membuang-buang waktu
untuk persiapan Tes semester 2.

Saat aku sedang menuju perpustakaan untuk meminjam beberapa buku untuk
belajar, Bu Umi memanggilku dari belakang.
“Risti!! Tunggu dulu nak ibu ingin bicara”, teriak Bu Umi memanggilku.
“Iya Bu”, jawabku sambil berhenti melangkahkan kaki.
“Begini nak Risti, saya hanya menegur, sudah 1 minggu nak Risti belum membayar
uang SPP, kalau boleh tau kapan nak Risti membayarnya?”, tanya Bu Umi padaku,
aku pun terkejut, aku bahkan lupa kalau aku belum membayar uang SPP
“Maaf Bu, pasti akan segera saya lunasi uang SPPnya”, jawabku dengan lembut
“Baiklah nak Risti, saya pergi dulu ya”, jawabnya kembali sambil berpaling
meninggalkanku.
Aku pun juga pergi menuju perpustakaan.

Malam ini aku merenungkan sebuah impianku yang kadang aku ragu dengan
impianku sendiri, Apakah akau dapat mewujudkannya? Apakah aku mampu?
Ataukah itu hanyalah angan-angan?. Tapi saat kutau bahwa mimpiku tidak akan
terwujud dengan keadaanku sekarang ini, aku pun memikirkan hal lain, hal yang
mungkin akan terwujud dan salah satunya adalah “BELAJAR DENGAN GIAT”.

Satu minggu telah berlalu Tes semester 2 telah terlewati, hari ini adalah di mana
semua nilai siswa ditempel di papan pengumuman. Aku pun yang tidak sabar dengan
hasil nilaiku, berjalan bersama Siti temanku menuju lobi. Aku yang tak sabar dengan
hasil nilaiku, aku harus mendesak-desak yang lainnya. Dan apa hasilnya? Sungguh tak
percaya aku peringkat no. 2 untuk juara umum dan 1 untuk juara kelas. Tandanya
aku tak perlu lagi memikirkan uang SPP karena aku akan mendapatkan beasiswa,
artinya sekolah gratis. Tanpa sadar akupun berteriak di depan semua siswa-siswa
yang lain. Hingga semua siswa mengarah padaku, Siti pun membungkam mulutku
dengan tangannya, sungguh benar-benar tak percaya. Mimpiku terwujud dengan
sekali ucapan. MIMPIKU TERWUJUD HANYA DENGAN MEMBUKA MATA, DAN TANPA
SADAR MIMPIKU TELAH TERWUJUD.

Segala mimpi akan terwujud, jika kau berusaha mimpiku juga sederhana hanya ingin
sukses, dan jika kau mengerti “MIMPIMU BENAR-BENAR TERWUJUD DENGAN
MENUTUP MATA DAN BERHARAP SAAT KAU MEMBUKANYA KEMBALI
MIMPI-MIMPIMU TELAH DI DEPAN MATA”.
Kunjungi https://bocahkampus.com untuk informasi lain seputar kampus dan
pendidikan

Anda mungkin juga menyukai