Gunawan
Amat Mukhadis
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk memetakan tingkat keefektifan guru matemati-
ka SMK dan kemenarikan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode
pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Metode penelitian menggunakan des-
kriptif dengan subjek penelitian guru matematika dan siswa SMK yang menerapkan
kurikulum 2013 se Malang Raya. Teknik pengambilan sampel dengan Simple
Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan: kuesioner, wawancara, dan data
dianalisis dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan Guru Matematika SMK:
persiapan pembelajaran efektif (62,40%); penerapan pembelajaran kurang efektif
(47,00%) Siswa SMK: kurang tertarik pada aspek persiapan pembelajaran (52,86%);
dan kurang tertarik pada penerapan pembelajaran (50,13%).
41
42 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 41-50
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, an dapat dipadankan dengan suatu proses
berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri; kerja yang memenuhi kriteria ilmiah,
serta (3) warga negara yang demokratis, para ilmuan lebih mengedepankan pena-
bertanggung jawab. laran induktif (inductive reasoning) di-
Kompetensi yang harus dikuasai pe- bandingkan dengan penalaran deduktif
serta didik perlu dinyatakan sebagai (deductive reasoning). Permendikbud
wujud hasil belajar peserta yang mengacu Nomor 103 Tahun 2014 mengatur ten-
pada pengalaman langsung. Aspek atau tang langkah-langkah pembelajaran de-
ranah yang terkandung dalam konsep ngan pendekatan ilmiah (saintifik) me-
kompetensi adalah sebagai berikut. (1) liputi lima pengalaman belajar yaitu:
Pengetahuan (knowledge) yaitu ke- mengamati (observing), menanya (ques-
sadaran dalam bidang koqnitif, misalnya tioning), mengumpulkan informasi (expe-
seorang guru mengetahui cara melakukan rimenting), menalar/mengasosiasi (asso-
identifikasi kebutuhan belajar, dan ba- siating), dan mengkomunikasikan (com-
gaimana melakukan pembelajaran terha- municating). Proses sosialisai kurikulum
dap peserta didik sesuai dengan kebutuh- 2013 yang dilakukan melalui diklat mulai
annya. (2) Pemahaman (understanding) dari tingkat nasional, regional sampai
yaitu ledalaman kognitif dan afektif yang lokal memiliki waktu yang sangat ter-
dimiliki oleh individu. Misal seorang batas. Sehingga pemahaman guru mate-
guru yang akan melaksankan pembel- matika khususnya dalam pelaksanaan
ajaran harus memiliki pemahaman yang pembelajaran matematika dengan pende-
baik tentang karakteristik dan kondisi katan saintifik masih beragam (Kemen-
peserta didik, agar dapat melaksanakan terian Pendidikan dan Kebudayaan RI,
pembelajaran secara efektif dan efisien. 2014).
(3) Kemampuan (skill) adalah sesuatu Demikian juga siswa dalam meng-
yang dimiliki oleh individu untuk mela- ikuti proses pembelajaran matematika de-
kukan tugas atau pekerjaan yang dibe- ngan menggunakan pendekatan saintifik
bankan kepadanya. Misal kemampuan memerlukan kesiapan yang cukup. Pada
guru dalam memilih dan membuat alat masa transisi sering mengalami kondisi
peraga sederhana untuk memberikan ke- yang kritis, termasuk juga untuk merubah
mudahan belajar kepada peserta didik. kebiasaan siswa dari kurikulum 2006 me-
(4) Nilai (value) adalah standar nuju kurikulum 2013. Pengertian
perilaku yang telah diyakini dan secara keefektifan guru dalam pembelajaran ma-
psikologis telah menyatu dalam diri tematika dengan pendekatan saintifik
seseorang. Misal standar perilaku guru ditinjau dari proses pembelajaran secara
dalam pembelajaran (kejujuran, keterbu- umum, sedangkan kemenarikan siswa
kaan, dan demokratis. (5) Sikap (attitude) dalam mengikuti pembelajaran ditinjau
yaitu perasaan (senang tidak senang, suka dari keaktivan siswa selama mengikuti
tidak suka) atau reaksi terhadap rang- pembelajaran, suasana kelas yang menye-
sangan yang datang dari luar. Misal re- nangkan dan ketuntasan pelaksanaan
aksi terhadap krisis ekonomi, perasaan pembelajaran.
terhadap kenaikan upah/gaji, dan seba- Hasil monev pelaksanaan kurikulum
gainya. (6) Minat (ineterest) adalah ke- 2013, tentang pelaksanaan proses pende-
cenderungan seseoang untuk melakukan katan pembelajaran saintifik mendapat-
suatu perbuatan. Misal minat untuk mem- kan temuan antara lain dalam proses: (1)
pelajari atau melakukan sesuatu. pembelajaran pendekatan saintifik, terlalu
Esensi pendekatan saintifik/pen- sering adanya kerja kelompok sehingga
dekatan ilmiah adalah proses pembelajar- siswa merasa bosan (kurang bervariasi).
Gunawan, dkk., Kefektivan Guru dan Kemenarikan Siswa pada Proses Pembelajaran 43
responden di paparkan pada Tabel 1-5. jumlah 89 orang (61,38%) dan sangat se-
Tabel 1 menunjukkan dari 145 res- tuju sejumlah 26 orang (17,93%). Hal ini
ponden menjawab setuju sejumlah 80 berarti bahwa penggunaan alat bantu
orang (55,17%) dan sangat setuju se- mengajar termasuk kategori efektif.
jumlah 56 orang (28,62%). Hal ini berarti Tabel 5. Penilaian Hasil Belajar
bahwa pencapaian tujuan pembelajaran
termasuk kategori kurang efektif. Kriteria Frekuensi %
Tabel 2 menunjukkan dari 145 res- Sangat Tidak Setuju 1 0,69
Tidak Setuju 0 5,52
ponden menjawab setuju sejumlah 88 Belum Memutuskan 8 5,52
orang (60,69%) dan sangat setuju sejum- Setuju 105 72,41
lah 48 orang (33,10%). Hal ini berarti Sangat Setuju 31 21,38
bahwa penyusunan RPP termasuk kate- Jumlah Responden 145 100,00
gori efektif.
Tabel 3 menunjukkan dari 145 res- Tabel 6. Indikator Kegiatan Belajar
ponden menjawab setuju sejumlah 94 Mengamati
orang (64,83%) dan sangat setuju sejum- Kriteria Frekuensi %
lah 42 orang (28,97%). Hal ini berarti Sangat Tidak Setuju 0 0,00
bahwa penyusunan bahan ajar termasuk Tidak Setuju 6 4,14
kategori efektif. Belum Memutuskan 44 30,34
Setuju 79 54,48
Tabel 2. Penyusunan RPP Sangat Setuju 16 11,03
Kriteria Frekuensi % Jumlah Responden 145 100,00
Sangat Tidak Setuju 1 0,69
Tabel 5 menunjukkan dari 145 res-
Tidak Setuju 2 1,38
Belum Memutuskan 6 4,14 ponden menjawab belum memutuskan
Setuju 88 60,69 sejumlah 8 orang (5,52%), setuju sejum-
Sangat Setuju 48 33,10 lah 105 orang (72,41%) dan sangat setuju
Jumlah Responden 145 100,00 sejumlah 31 orang (21,38%). Hal ini ber-
arti bahwa: penilaian hasil belajar terma-
Tabel 3. Penyusunan Bahan Ajar suk kategori efektif.
Kriteria Frekuensi % Kedua Aspek Pelaksanaan Pembel-
Sangat Tidak Setuju 0 0,00 ajaran. Hasil rekapitulasi data dari 145
Tidak Setuju 2 1,38 responden di paparkan dalam Tabel 6 -
Belum Memutuskan 7 4,83 10. Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 145
Setuju 94 64,83 responden menjawab belum memutuskan
Sangat Setuju 42 28,97 sejumlah 44 orang (30,34%), setuju se-
Jumlah Responden 145 100,00
jumlah 79 orang (54,48%) dan sangat se-
Tabel 4. Penggunaan Alat Bantu Mengajar tuju sejumlah 16 orang (11,03%). Hal ini
berarti bahwa indikator kegiatan belajar
Kriteria Frekuensi %
Sangat Tidak Setuju 0 0,00
mengamati termasuk kategori kurang
Tidak Setuju 2 1,38 efektif.
Belum Memutuskan 28 19,31 Tabel 7 menunjukkan bahwa: dari
Setuju 89 61,38 145 responden menjawab belum memu-
Sangat Setuju 26 17,93 tuskan sejumlah 15 orang (10,35%), se-
Jumlah Responden 145 100,00 tuju sejumlah 95 orang (65,52%) dan sa-
ngat setuju sejumlah 33 orang (22,76%).
Tabel 4 menunjukkan dari 145 res- Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan
ponden menjawab belum memutuskan belajar menanya termasuk kategori efek-
sejumlah 28 orang (19,31%), setuju se- tif.
46 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 41-50
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari tuju sejumlah 87 orang (60,00%) dan sa-
145 responden menjawab belum memu- ngat setuju sejumlah 30 orang (20,69%).
tuskan sejumlah 35 orang (24,14%), setu- Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan
ju sejumlah 80 orang (55,17%) dan sa- belajar mengkomunikasikan termasuk ka-
ngat setuju sejumlah 22 orang (15,17%). tegori efektif.
Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan
belajar mengumpulkan informasi terma- Tabel 10. Indikator Kegiatan Belajar
suk kategori kurang efektif. Mengkomunikasikan
tuskan sejumlah 29 orang (18,59%), setu- Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan
ju sejumlah 90 orang (60,81%) dan sa- belajar mengasosiasi termasuk kategori
ngat setuju sejumlah 21 orang (24,19%). kurang menarik.
Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan Tabel 20 menunjukan bahwa dari
belajar menanya termasuk kategori me- 148 responden menjawab belum memu-
narik. tuskan sejumlah 30 orang (20,27%), setu-
ju sejumlah 83 orang (56,08%) dan sa-
Tabel 18. Indikator Kegiatan Belajar
Mengumpulkan Informasi
ngat setuju sejumlah 20 orang (13,51%).
Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan
Kriteria Frekuensi % belajar mengkomunikasikan termasuk ka-
Sangat Tidak Setuju 0 0,00 tegori kurang menarik.
Tidak Setuju 7 4,73
Belum Memutuskan 53 35,81
Setuju 62 41,89 PEMBAHASAN
Sangat Setuju 26 17,57
Jumlah Responden 148 100,00 Berdasarkan hasil penelitian untuk
Aspek Keefektifan Guru pada proses
Tabel 19. Indikator Kegiatan Belajar pembelajaran matematika dengan pende-
Mengasosiasi katan saintifik adalah sebagai berikut.
Kriteria Frekuensi % (1) Aspek persiapan pembelajaran dari
Sangat Tidak Setuju 3 2,03 interpretasi hasil penelitian menunjuk-
Tidak Setuju 9 6,08 kan bahwa pada umumnya guru mate-
Belum Memutuskan 60 40,54 matika SMK sudah menunjukkan kinerja
Setuju 66 44,59 yang efektif pada aspek persiapan pem-
Sangat Setuju 10 6,76 belajaran, namun masih ada indikator
Jumlah Responden 148 100,00 yang sangat tidak efektif yaitu pen-
capaian tujuan pembelajaran dan pe-
Tabel 20. Indikator Kegiatan Belajar nyusunan RPP.
Mengkomunikasikan RPP dijabarkan dari silabus untuk
Kriteria Frekuensi % mengarahkan kegiatan belajar peserta
Sangat Tidak Setuju 3 2,027 didik dalam upaya mencapai Kompeten-
Tidak Setuju 12 8,108 si Dasar (KD). Setiap guru pada satuan
Belum Memutuskan 30 20,270 pendidikan berkewajiban menyusun RPP
Setuju 83 56,081 secara lengkap dan sistematis agar pem-
Sangat Setuju 20 13,514 belajaran berlangsung secara interaktif,
Jumlah Responden 148 100,00 inspiratif, menyenangkan, menantang,
Tabel 18 menunjukkan bahwa dari memotivasi peserta didik untuk berparti-
148 responden menjawab belum memu- sipasi aktif, serta memberikan ruang
tuskan sejumlah 53 orang (35,81%), se- yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
tuju sejumlah 62 orang (41,89%) dan sa- dan kemandirian sesuai dengan bakat,
ngat setuju sejumlah 26 orang (17,57%). minat, dan perkembangan fisik serta psi-
Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan kologis peserta didik. Penulis mempu-
belajar mengumpulkan informasi terma- nyai pendapat terhadap hasil penelitian
suk kategori kurang menarik. ini bahwa guru-guru matematika SMK
Tabel 19 menunjukkan bahwa dari masih kurang kompeten dalam hal pe-
148 responden menjawab belum memu- nyusunan RPP, akibatnya siswa kurang
tuskan sejumlah 60 orang (40,54%), setu- tertarik pada pembelajaran matematika
ju sejumlah 66 orang (44,59%) dan sa- (Menteri Pendidikan Nasional RI, 2007).
ngat setuju sejumlah 10 orang (6,76%).
Gunawan, dkk., Kefektivan Guru dan Kemenarikan Siswa pada Proses Pembelajaran 49