Anda di halaman 1dari 10

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO.

1, FEBRUARI 2017: 41-50

KEEFEKTIFAN GURU, KETERTARIKAN SISWA PADA


PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN
SAINTIFIK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Gunawan
Amat Mukhadis

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk memetakan tingkat keefektifan guru matemati-
ka SMK dan kemenarikan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode
pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Metode penelitian menggunakan des-
kriptif dengan subjek penelitian guru matematika dan siswa SMK yang menerapkan
kurikulum 2013 se Malang Raya. Teknik pengambilan sampel dengan Simple
Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan: kuesioner, wawancara, dan data
dianalisis dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan Guru Matematika SMK:
persiapan pembelajaran efektif (62,40%); penerapan pembelajaran kurang efektif
(47,00%) Siswa SMK: kurang tertarik pada aspek persiapan pembelajaran (52,86%);
dan kurang tertarik pada penerapan pembelajaran (50,13%).

Kata-kata Kunci: keefektifan pembelajaran guru, kemenarikan pembelajaran bagi


siswa, pendekatan saintifik

Abstract: Teacher Effectiveness and Student Interest in using Scientific Approach


in Math Lessons in Vocational High Schools. This study aimed to map the effec-
tiveness of mathematics teachers and interest of vocational students in the learning
process using the 2013 curriculum. The research was a descriptive study; the
research subjects were mathematics teachers and students of SMK in Malang Raya
that have been applying the 2013 curriculum. The sampling technique was Simple
Random Sampling. The data were collected using questionnaire and interview, and
analyzed using percentage technique. The results of the study showed that: the
mathematics teachers in SMK have (1) prepared the instructional process effectively
(62.40%) but (2) not carried out the instructional process effectively enough
(47.00%); and the SMK students (3) were relatively uninterested in the aspects of
learning preparation (52.86%) and (4) also relatively uninterested in the
instructional process (50.13%).

Keywords: teaching effectiveness, student interest in learning, scientific approach

K urikulum 2013 dikembangkan ber-


basis pada kompetensi yang sangat
diperlukan sebagai instrumen untuk
manusia berkualitas yang mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah, (2) manusia terdidik yang
mengarahkan perserta didik menjadi: (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Gunawan adalah adalah Dosen Departemen Teknik Informatika PPPPTK BOE. Alamat: Jl. Teluk Mandar
Arjosari Malang. Email: gunawan_vedc@yahoo.com. Amat Mukhadis adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Alamat Kampus: Jl. Semarang No. 5 Malang 65145.

41
42 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 41-50

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, an dapat dipadankan dengan suatu proses
berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri; kerja yang memenuhi kriteria ilmiah,
serta (3) warga negara yang demokratis, para ilmuan lebih mengedepankan pena-
bertanggung jawab. laran induktif (inductive reasoning) di-
Kompetensi yang harus dikuasai pe- bandingkan dengan penalaran deduktif
serta didik perlu dinyatakan sebagai (deductive reasoning). Permendikbud
wujud hasil belajar peserta yang mengacu Nomor 103 Tahun 2014 mengatur ten-
pada pengalaman langsung. Aspek atau tang langkah-langkah pembelajaran de-
ranah yang terkandung dalam konsep ngan pendekatan ilmiah (saintifik) me-
kompetensi adalah sebagai berikut. (1) liputi lima pengalaman belajar yaitu:
Pengetahuan (knowledge) yaitu ke- mengamati (observing), menanya (ques-
sadaran dalam bidang koqnitif, misalnya tioning), mengumpulkan informasi (expe-
seorang guru mengetahui cara melakukan rimenting), menalar/mengasosiasi (asso-
identifikasi kebutuhan belajar, dan ba- siating), dan mengkomunikasikan (com-
gaimana melakukan pembelajaran terha- municating). Proses sosialisai kurikulum
dap peserta didik sesuai dengan kebutuh- 2013 yang dilakukan melalui diklat mulai
annya. (2) Pemahaman (understanding) dari tingkat nasional, regional sampai
yaitu ledalaman kognitif dan afektif yang lokal memiliki waktu yang sangat ter-
dimiliki oleh individu. Misal seorang batas. Sehingga pemahaman guru mate-
guru yang akan melaksankan pembel- matika khususnya dalam pelaksanaan
ajaran harus memiliki pemahaman yang pembelajaran matematika dengan pende-
baik tentang karakteristik dan kondisi katan saintifik masih beragam (Kemen-
peserta didik, agar dapat melaksanakan terian Pendidikan dan Kebudayaan RI,
pembelajaran secara efektif dan efisien. 2014).
(3) Kemampuan (skill) adalah sesuatu Demikian juga siswa dalam meng-
yang dimiliki oleh individu untuk mela- ikuti proses pembelajaran matematika de-
kukan tugas atau pekerjaan yang dibe- ngan menggunakan pendekatan saintifik
bankan kepadanya. Misal kemampuan memerlukan kesiapan yang cukup. Pada
guru dalam memilih dan membuat alat masa transisi sering mengalami kondisi
peraga sederhana untuk memberikan ke- yang kritis, termasuk juga untuk merubah
mudahan belajar kepada peserta didik. kebiasaan siswa dari kurikulum 2006 me-
(4) Nilai (value) adalah standar nuju kurikulum 2013. Pengertian
perilaku yang telah diyakini dan secara keefektifan guru dalam pembelajaran ma-
psikologis telah menyatu dalam diri tematika dengan pendekatan saintifik
seseorang. Misal standar perilaku guru ditinjau dari proses pembelajaran secara
dalam pembelajaran (kejujuran, keterbu- umum, sedangkan kemenarikan siswa
kaan, dan demokratis. (5) Sikap (attitude) dalam mengikuti pembelajaran ditinjau
yaitu perasaan (senang tidak senang, suka dari keaktivan siswa selama mengikuti
tidak suka) atau reaksi terhadap rang- pembelajaran, suasana kelas yang menye-
sangan yang datang dari luar. Misal re- nangkan dan ketuntasan pelaksanaan
aksi terhadap krisis ekonomi, perasaan pembelajaran.
terhadap kenaikan upah/gaji, dan seba- Hasil monev pelaksanaan kurikulum
gainya. (6) Minat (ineterest) adalah ke- 2013, tentang pelaksanaan proses pende-
cenderungan seseoang untuk melakukan katan pembelajaran saintifik mendapat-
suatu perbuatan. Misal minat untuk mem- kan temuan antara lain dalam proses: (1)
pelajari atau melakukan sesuatu. pembelajaran pendekatan saintifik, terlalu
Esensi pendekatan saintifik/pen- sering adanya kerja kelompok sehingga
dekatan ilmiah adalah proses pembelajar- siswa merasa bosan (kurang bervariasi).
Gunawan, dkk., Kefektivan Guru dan Kemenarikan Siswa pada Proses Pembelajaran 43

(2) pembelajaran, guru pada umumnya ajaran matematika ditunjukkan adanya


langsung pada pokok masalah, kurang rasa senang (suka, ingin, dan lain-lain)
dalam membawa/mengantar siswa kesua- pada pembelajaran matematika, yang
tu proses pembelajaran (guru kurang lebih utama pada menaruh minat
menguasai metode pembelajaran yang (perhatian) pada pembelajaran mate-
menyenangkan). Rumusan masalah da- matika.
lam penelitian ini secara ringkas diurai- Makalah yang dipresentasikan dalam
kan sebagai berikut: seberapa tinggi efek- seminar nasional matematika dan pendi-
tivitas guru dalam pembelajaran matema- dikan matematika di UNY, dalam Atsnan
tika menggunakan metode pendekatan dan Gazali (2013) menyimpulkan bahwa
saintifik dan seberapa tinggi kemenarikan pendekatan saintifik bermuara kepada
siswa terhadap pembelajaran matematika tingkatan mencipta (to create) yang ten-
dengan metode saintifik. tunya terdapat unsur kreativitas. Dalam
Pengembangan Kurikulum Berbasis pembelajaran matematika anak/siswa/pe-
Kompetensi yang telah dirintis pada ta- serta didik berkegiatan. Diharapkan de-
hun 2004 dan KTSP 2006 yang menca- ngan mereka kegiatan selama proses
kup kompetensi sikap, pengetahuan, dan pembelajaran, matematika akan lebih
keterampilan secara terpadu. Pengem- bermakna dan sesuai dengan tema semi-
bangan kurikulum perlu dilakukan karena nar nasional peran matematika dan pendi-
adanya berbagai tantangan yang diha- dikan matematika untuk Indonesia yang
dapi, baik tantangan internal maupun tan- lebih baik.
tangan eksternal. Adapun Tujuan penelitian adalah
Pertimbangan tantangan Internal untuk: (1) mendeskripsikan tingkat ke-
antara meliputi: Pemenuhan 8 (delapan) efektifan guru matematika SMK dalam
Standar Nasional Pendidikan yang meli- proses pembelajaran menggunakan meto-
puti standar: pengelolaan, biaya, sarana de pendekatan saintifik pada kurikulum
prasarana, pendidik dan tenaga kependi- 2013 ditinjau dari pemahaman dan prose-
dikan, isi, proses, standar penilaian, dan dur pembelajarannya, dan (2) mendes-
kompetensi lulusan. Sedangkan tantang- kripsikan tingkat kemenarikan siswa ter-
an eksternal yang dihadapi dunia pendi- hadap pembelajaran matematika menggu-
dikan antara lain berkaitan dengan tan- nakan metode pendekatan saintifik pada
tangan masa depan, kompetensi yang di- kurikulum 2013 ditinjau dari penerapan
perlukan di masa depan, persepsi masya- dan prosedur pembelajaran di kelas.
rakat, perkembangan pengetahuan dan
pedagogi, serta berbagai fenomena ne-
METODE
gatif yang mengemuka.
Kompetensi masa depan antara lain Penelitian ini dilakukan berpedoman
kemampuan berkomunikasi, kemampuan pada jenis penelitian deskriptif, yaitu sa-
berpikir jernih dan kritis, kemampuan lah satu jenis penelitian yang dimaksud-
menjadi warga negara yang bertanggung kan untuk eksplorasi dan klarifikasi me-
jawab, kemampuan mencoba untuk me- ngenai suatu fenomena atau kenyataan
ngerti dan toleran terhadap pandangan sosial, dengan jalan mendeskripsikan se-
yang berbeda, dan memiliki kesiapan un- jumlah variabel yang berkenaan dengan
tuk bekerja. Keefektifan pembelajaran masalah dan unit yang diteliti. Tujuan
matematika berarti bahwa pembelajaran dari penelitian deskriptif yang direncana-
matematika dapat membawa hasil atau kan dalam penelitian ini adalah mengha-
berhasil guna sesuai dengan tujuan pem- silkan gambaran akurat tentang tingkat
belajaran. Sedang kemenarikan pembel- keefektifan guru dan kemenarikan siswa
44 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 41-50

dalam proses pembelajaran matematika oleh peneliti ke lapangan. Setelah data


dengan pendekatan saintifik pada kuriku- terkumpul dilakukan verifikasi data un-
lum 2013. Populasi pada penelitian ini tuk menyeleksi atau memilih data yang
adalah guru matematika pada jenjang memenuhi kriteria untuk diolah dengan
pendidikan SMK se Malang raya yang te- melihat kelengkapan dalam pengisian
lah mengiplemtasikan kurikulum 2013. data baik identitas maupun jawaban butir
Teknik yang digunakan untuk me- item. Data dari dua variable diambil
nentukan sampel dalam penelitian ini melalui pengisian lembar jawaban perta-
adalah teknik probability sampling, Di nyaan (kuesioner), hasil wawancara dan
mana teknik ini memberikan peluang studi dokumen. Data yang diperoleh di-
yang sama bagi setiap unsur (anggota) olah dengan analisis diskriptif. Suatu
untuk dipilih menjadi anggota sampel. pembelajaran dikatakan efektif jika me-
Jenis yang digunakan adalah Simple Ran- menuhi: (1) belajar secara aktif baik men-
dom Sampling yaitu pengambilan anggo- tal maupun fisik; (2) metode yang ber-
ta sampel dari populasi dilakukan secara variasi, sehingga mudah menarik
perhatian siswa dan kelas menjadi hidup;
acak tanpa memperhatikan strata yang
(3) motivasi guru terhadap pembelajaran
ada dalam populasi. Dalam penelitian
di kelas; (4) suasana demokratis di kelas;
deskriptif kuantitatif ini peneliti meng-
dan (5) interaksi belajar yang kondusif,
gunakan angket, lembar pengamatan, dengan memberikan kebebasan untuk
dan studi dokumentasi yaitu alat yang di- mencari sendiri.
gunakan bila objek penelitian bersifat pe-
rilaku manusia, proses kerja, gejala ling-
kungan untuk responden kecil (Sugiono, HASIL
2008: 121). Penyajian hasil penelitian dapat di-
Angket atau kuesioner (question- pilah menjadi dua kelompok yang meng-
naires) adalah sejumlah pertanyaan tertu- ungkap tentang: (1) Keefektifan guru
lis yang digunakan untuk memperoleh in- dalam pembelajaran matematika ditinjau
formasi dari responden dalam arti laporan dari: aspek persiapan pembelajaran dan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang di- aspek pelaksanaan pembelajaran. (2) Ke-
ketahuinya. Pada penelitian ini, instru- menarikan siswa terhadap pembelajaran
men yang digunakan sebagai alat pe- matematika ditinjau dari: aspek persiap-
ngumpul data evaluasi berupa kuesioner. an pembelajaran, dan aspek pelaksanaan
Data yang dianalisis yaitu data primer pembelajaran. Keefektifan guru dalam
data yang diperoleh dari responden de- pembelajaran matematika di SMK se-
ngan mengisi kuesioner mengenai varia- cara rinci dapat diuraikan sebagai beri-
bel-variabel dalam penelitian dan obser- kut. Pertama aspek persiapan pembel-
vasi. Pengumpulan data menggunakan ajaran. Hasil rekapitulasi data dari 145
lembar pengamatan, dan angket/kuesio-
ner. Kuesioner merupakan teknik pe- Tabel 1. Pencapaian Tujuan
ngumpulan data yang dilakukan dengan Pembelajaran
cara memberi seperangkat pertanyaan ter- Kriteria Frekuensi %
tulis kepada responden untuk dijawabnya Sangat Tidak Setuju 1 0,69
(Sugiyono, 2008). Tidak Setuju 0 0,00
Metode pengumpulan data menggu- Belum Memutuskan 8 5,52
nakan metode survey dengan instrumen Setuju 80 55,17
penelitian yang telah dikembangkan oleh Sangat Setuju 56 38,62
peneliti. Pengambilan data dilakukan Jumlah Responden 145 100,00
Gunawan, dkk., Kefektivan Guru dan Kemenarikan Siswa pada Proses Pembelajaran 45

responden di paparkan pada Tabel 1-5. jumlah 89 orang (61,38%) dan sangat se-
Tabel 1 menunjukkan dari 145 res- tuju sejumlah 26 orang (17,93%). Hal ini
ponden menjawab setuju sejumlah 80 berarti bahwa penggunaan alat bantu
orang (55,17%) dan sangat setuju se- mengajar termasuk kategori efektif.
jumlah 56 orang (28,62%). Hal ini berarti Tabel 5. Penilaian Hasil Belajar
bahwa pencapaian tujuan pembelajaran
termasuk kategori kurang efektif. Kriteria Frekuensi %
Tabel 2 menunjukkan dari 145 res- Sangat Tidak Setuju 1 0,69
Tidak Setuju 0 5,52
ponden menjawab setuju sejumlah 88 Belum Memutuskan 8 5,52
orang (60,69%) dan sangat setuju sejum- Setuju 105 72,41
lah 48 orang (33,10%). Hal ini berarti Sangat Setuju 31 21,38
bahwa penyusunan RPP termasuk kate- Jumlah Responden 145 100,00
gori efektif.
Tabel 3 menunjukkan dari 145 res- Tabel 6. Indikator Kegiatan Belajar
ponden menjawab setuju sejumlah 94 Mengamati
orang (64,83%) dan sangat setuju sejum- Kriteria Frekuensi %
lah 42 orang (28,97%). Hal ini berarti Sangat Tidak Setuju 0 0,00
bahwa penyusunan bahan ajar termasuk Tidak Setuju 6 4,14
kategori efektif. Belum Memutuskan 44 30,34
Setuju 79 54,48
Tabel 2. Penyusunan RPP Sangat Setuju 16 11,03
Kriteria Frekuensi % Jumlah Responden 145 100,00
Sangat Tidak Setuju 1 0,69
Tabel 5 menunjukkan dari 145 res-
Tidak Setuju 2 1,38
Belum Memutuskan 6 4,14 ponden menjawab belum memutuskan
Setuju 88 60,69 sejumlah 8 orang (5,52%), setuju sejum-
Sangat Setuju 48 33,10 lah 105 orang (72,41%) dan sangat setuju
Jumlah Responden 145 100,00 sejumlah 31 orang (21,38%). Hal ini ber-
arti bahwa: penilaian hasil belajar terma-
Tabel 3. Penyusunan Bahan Ajar suk kategori efektif.
Kriteria Frekuensi % Kedua Aspek Pelaksanaan Pembel-
Sangat Tidak Setuju 0 0,00 ajaran. Hasil rekapitulasi data dari 145
Tidak Setuju 2 1,38 responden di paparkan dalam Tabel 6 -
Belum Memutuskan 7 4,83 10. Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 145
Setuju 94 64,83 responden menjawab belum memutuskan
Sangat Setuju 42 28,97 sejumlah 44 orang (30,34%), setuju se-
Jumlah Responden 145 100,00
jumlah 79 orang (54,48%) dan sangat se-
Tabel 4. Penggunaan Alat Bantu Mengajar tuju sejumlah 16 orang (11,03%). Hal ini
berarti bahwa indikator kegiatan belajar
Kriteria Frekuensi %
Sangat Tidak Setuju 0 0,00
mengamati termasuk kategori kurang
Tidak Setuju 2 1,38 efektif.
Belum Memutuskan 28 19,31 Tabel 7 menunjukkan bahwa: dari
Setuju 89 61,38 145 responden menjawab belum memu-
Sangat Setuju 26 17,93 tuskan sejumlah 15 orang (10,35%), se-
Jumlah Responden 145 100,00 tuju sejumlah 95 orang (65,52%) dan sa-
ngat setuju sejumlah 33 orang (22,76%).
Tabel 4 menunjukkan dari 145 res- Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan
ponden menjawab belum memutuskan belajar menanya termasuk kategori efek-
sejumlah 28 orang (19,31%), setuju se- tif.
46 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 41-50

Tabel 8 menunjukkan bahwa dari tuju sejumlah 87 orang (60,00%) dan sa-
145 responden menjawab belum memu- ngat setuju sejumlah 30 orang (20,69%).
tuskan sejumlah 35 orang (24,14%), setu- Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan
ju sejumlah 80 orang (55,17%) dan sa- belajar mengkomunikasikan termasuk ka-
ngat setuju sejumlah 22 orang (15,17%). tegori efektif.
Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan
belajar mengumpulkan informasi terma- Tabel 10. Indikator Kegiatan Belajar
suk kategori kurang efektif. Mengkomunikasikan

Tabel 7. Indikator Kegiatan Belajar Kriteria Frekuensi %


Menanya Sangat Tidak Setuju 1 0,69
Tidak Setuju 7 4,83
Kriteria Frekuensi % Belum Memutuskan 20 13,79
Sangat Tidak Setuju 1 0,69 Setuju 87 60,00
Tidak Setuju 1 0,69 Sangat Setuju 30 20,69
Belum Memutuskan 15 10,35 Jumlah Responden 145 100,00
Setuju 95 65,52
Sangat Setuju 33 22,76 Tabel 11. Pencapaian Tujuan
Jumlah Responden 145 100,00 Pembelajaran

Tabel 8. Indikator Kegiatan Belajar Kriteria Frekuensi %


Mengumpulkan Informasi Tidak Menjawab 2 1,37
Sangat Tidak Setuju 2 1,37
Kriteria Frekuensi % Tidak Setuju 13 8,90
Sangat Tidak Setuju 1 0,69 Belum Memutuskan 21 14,38
Tidak Setuju 7 4,83 Setuju 84 57,53
Belum Memutuskan 35 24,14 Sangat Setuju 26 17,81
Setuju 80 55,17 Jumlah Responden 148 100
Sangat Setuju 22 15,17
Jumlah Responden 145 100,00 Tabel 12. Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 9 menunjukkan bahwa : dari
145 responden menjawab belum memu- Kriteria Frekuensi %
Sangat Tidak Setuju 3 2,03
tuskan sejumlah 37 orang (25,52%), se-
Tidak Setuju 14 9,46
tuju sejumlah 85 orang (58,62%) dan sa- Belum Memutuskan 42 28,38
ngat setuju sejumlah 14 orang (9,66%). Setuju 69 46,62
Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan Sangat Setuju 20 13,51
belajar mengasosiasi termasuk kategori Jumlah Responden 148 100,00
kurang efektif.
Tabel 10 menunjukkan bahwa dari Kemenarikan Siswa terhadap Pem-
145 responden menjawab belum memu- belajaran Matematika. Pertama aspek
tuskan sejumlah 20 orang (13,79%), se- persiapan pembelajaran. Hasil rekapitula-
si data dari 148 responden di paparkan
Tabel 9. Indikator Kegiatan Belajar pada Tabel 11-15. Tabel 11 menunjukkan
Mengasosiasi bahwa dari 148 responden menjawab ti-
Kriteria Frekuensi % dak setuju sejumlah 13 siswa (8,90%),
Sangat Tidak Setuju 0 0,00 belum memutuskan sejumlah 21 siswa
Tidak Setuju 9 6,21 (14,38%), setuju sejumlah 84 siswa
Belum Memutuskan 37 25,52 (57,53%) dan sangat setuju sejumlah 26
Setuju 85 58,62 siswa (17,81%). Hal ini berarti bahwa in-
Sangat Setuju 14 9,66 dikator pencapaian tujuan pembelajaran
Jumlah Responden 145 100,00 termasuk kategori kurang menarik.
Gunawan, dkk., Kefektivan Guru dan Kemenarikan Siswa pada Proses Pembelajaran 47

Tabel 12 menunjukkan bahwa dari tuskan sejumlah 30 siswa (20,41%), se-


148 responden menjawab tidak setuju se- tuju sejumlah 86 siswa (58,50%) dan sa-
jumlah 14 siswa (9,46%), belum memu- ngat setuju sejumlah 25 siswa (17,01%).
tuskan sejumlah 42 siswa (28,38%), se- Hal ini berarti bahwa indikator Penilaian
tuju sejumlah 69 siswa (46,62%) dan sa- hasil belajar termasuk kategori kurang
ngat setuju sejumlah 20 siswa (13,51%). menarik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bah- Tabel 15. Indikator Penilaian Hasil
wa hal ini berarti bahwa indikator Pe- Belajar
nyusunan RPP termasuk kategori kurang
Kriteria Frekuensi %
menarik.
Sangat Tidak Setuju 2 1,36
Tabel 13 menunjukkan bahwa dari Tidak Setuju 4 2,72
148 responden menjawab tidak setuju se- Belum Memutuskan 30 20,41
jumlah 6 siswa (4,05%), belum memutus- Setuju 86 58,50
kan sejumlah 26 siswa (17,57%), setuju Sangat Setuju 25 17,01
sejumlah 89 siswa (60,14%) dan sangat Jumlah Responden 147 100
setuju sejumlah 27 siswa (18,24%). Hal
ini berarti bahwa indikator penyusunan Tabel 16. Indikator Kegiatan Belajar
bahan ajar termasuk kategori menarik. Mengamati
Tabel 14 menunjukkan bahwa dari Kriteria Frekuensi %
147 responden menjawab tidak setuju Sangat Tidak Setuju 0 0
sejumlah 17 siswa (11,56%), belum me- Tidak Setuju 6 4,05
mutuskan sejumlah 51 siswa (34,69%), Belum Memutuskan 41 27,70
setuju sejumlah 61 siswa (41,50%) dan Setuju 70 47,30
sangat setuju sejumlah 15 siswa Sangat Setuju 31 20,95
(10,20%). Hal ini berarti bahwa indikator Jumlah Responden 148 100,00
penggunaan alat bantu mengajar terma- Kedua Aspek Pelaksanaan Pembel-
suk kategori kurang menarik. ajaran. Hasil rekapitulasi data dari 148
Tabel 13. Penyusunan Bahan Ajar responden di paparkan pada Tabel 16-20.
Kriteria Frekuensi % Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 148
Sangat Tidak Setuju 0 0,00 responden menjawab belum memutuskan
Tidak Setuju 6 4,05 sejumlah 41 orang (27,70%), setuju se-
Belum Memutuskan 26 17,57 jumlah 70 orang (47,30%) dan sangat se-
Setuju 89 60,14 tuju sejumlah 31 orang (20,95%). Hal ini
Sangat Setuju 27 18,24 berarti bahwa indikator kegiatan belajar
Jumlah Responden 148 100 mengamati termasuk kategori kurang me-
Tabel 14. Penggunaan Alat Bantu narik.
Mengajar Tabel 17 menunjukkan bahwa dari
148 responden menjawab belum memu-
Kriteria Frekuensi %
Sangat Tidak Setuju 3 2,04 Tabel 17. Indikator Kegiatan Belajar
Tidak Setuju 17 11,56 Menanya
Belum Memutuskan 51 34,69 Kriteria Frekuensi %
Setuju 61 41,50 Sangat Tidak Setuju 2 1,35
Sangat Setuju 15 10,20 Tidak Setuju 6 4,05
Jumlah Responden 147 100,00 Belum Memutuskan 29 19,59
Tabel 15 menunjukkan bahwa dari Setuju 90 60,81
147 responden menjawab tidak setuju se- Sangat Setuju 21 14,19
jumlah 17 siswa (2,72%), belum memu- Jumlah Responden 148 100,00
48 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 41-50

tuskan sejumlah 29 orang (18,59%), setu- Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan
ju sejumlah 90 orang (60,81%) dan sa- belajar mengasosiasi termasuk kategori
ngat setuju sejumlah 21 orang (24,19%). kurang menarik.
Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan Tabel 20 menunjukan bahwa dari
belajar menanya termasuk kategori me- 148 responden menjawab belum memu-
narik. tuskan sejumlah 30 orang (20,27%), setu-
ju sejumlah 83 orang (56,08%) dan sa-
Tabel 18. Indikator Kegiatan Belajar
Mengumpulkan Informasi
ngat setuju sejumlah 20 orang (13,51%).
Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan
Kriteria Frekuensi % belajar mengkomunikasikan termasuk ka-
Sangat Tidak Setuju 0 0,00 tegori kurang menarik.
Tidak Setuju 7 4,73
Belum Memutuskan 53 35,81
Setuju 62 41,89 PEMBAHASAN
Sangat Setuju 26 17,57
Jumlah Responden 148 100,00 Berdasarkan hasil penelitian untuk
Aspek Keefektifan Guru pada proses
Tabel 19. Indikator Kegiatan Belajar pembelajaran matematika dengan pende-
Mengasosiasi katan saintifik adalah sebagai berikut.
Kriteria Frekuensi % (1) Aspek persiapan pembelajaran dari
Sangat Tidak Setuju 3 2,03 interpretasi hasil penelitian menunjuk-
Tidak Setuju 9 6,08 kan bahwa pada umumnya guru mate-
Belum Memutuskan 60 40,54 matika SMK sudah menunjukkan kinerja
Setuju 66 44,59 yang efektif pada aspek persiapan pem-
Sangat Setuju 10 6,76 belajaran, namun masih ada indikator
Jumlah Responden 148 100,00 yang sangat tidak efektif yaitu pen-
capaian tujuan pembelajaran dan pe-
Tabel 20. Indikator Kegiatan Belajar nyusunan RPP.
Mengkomunikasikan RPP dijabarkan dari silabus untuk
Kriteria Frekuensi % mengarahkan kegiatan belajar peserta
Sangat Tidak Setuju 3 2,027 didik dalam upaya mencapai Kompeten-
Tidak Setuju 12 8,108 si Dasar (KD). Setiap guru pada satuan
Belum Memutuskan 30 20,270 pendidikan berkewajiban menyusun RPP
Setuju 83 56,081 secara lengkap dan sistematis agar pem-
Sangat Setuju 20 13,514 belajaran berlangsung secara interaktif,
Jumlah Responden 148 100,00 inspiratif, menyenangkan, menantang,
Tabel 18 menunjukkan bahwa dari memotivasi peserta didik untuk berparti-
148 responden menjawab belum memu- sipasi aktif, serta memberikan ruang
tuskan sejumlah 53 orang (35,81%), se- yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
tuju sejumlah 62 orang (41,89%) dan sa- dan kemandirian sesuai dengan bakat,
ngat setuju sejumlah 26 orang (17,57%). minat, dan perkembangan fisik serta psi-
Hal ini berarti bahwa indikator kegiatan kologis peserta didik. Penulis mempu-
belajar mengumpulkan informasi terma- nyai pendapat terhadap hasil penelitian
suk kategori kurang menarik. ini bahwa guru-guru matematika SMK
Tabel 19 menunjukkan bahwa dari masih kurang kompeten dalam hal pe-
148 responden menjawab belum memu- nyusunan RPP, akibatnya siswa kurang
tuskan sejumlah 60 orang (40,54%), setu- tertarik pada pembelajaran matematika
ju sejumlah 66 orang (44,59%) dan sa- (Menteri Pendidikan Nasional RI, 2007).
ngat setuju sejumlah 10 orang (6,76%).
Gunawan, dkk., Kefektivan Guru dan Kemenarikan Siswa pada Proses Pembelajaran 49

(2) Aspek pelaksanaan pembelajar- katan scientific dengan proses mengama-


an dari interpretasi hasil penelitian me- ti, menanya, menalar, mencoba dan me-
nunjukkan bahwa pada umumnya guru nyimpulkan (membentuk jejaring). Pe-
matematika SMK menunjukkan kinerja nulis bersikap terhadap hasil penelitian
yang kurang efektif dalam pembelajaran yang dilakukan bahwa guru-guru mate-
pada aspek Pelaksanaan Pembelajaran. matika SMK perlu memahami perubah-
Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke- an-perubahan yang terjadi dalam kuriku-
budayaan Republik Indonesia Nomor lum secara umum dan secara khusus un-
103 Tahun 2014 menyatakan bahwa tuk pembelajaran matematika, kemudian
pendekatan saintifik/pendekatan berbasis segera mencoba melaksanakan proses
proses keilmuan sebagaimana dimaksud, pembelajaran dengan penerapkan pende-
dilaksanakan dengan menggunakan mo- katan scientific, sesuai dengan kesimpul-
dus pembelajaran langsung atau tidak an dengan kesimpulan dari penelitian
langsung sebagai landasan dalam mene- Lusiana.
rapkan berbagai strategi dan model pem- (2) Aspek pelaksanaan pembelajar-
belajaran sesuai dengan kompetensi da- an. Dari interpretasi hasil penelitian
sar yang ingin dicapai (Kementerian menunjukkan bahwa siswa SMK kurang
Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2014). tertarik terhadap pembelajaran matema-
Penulis mempunyai pendapat terha- tika dengan pendekatan saintifik pada
dap hasil penelitian ini bahwa guru-guru aspek Penerapan Pembelajaran. Hasil
matematika SMK masih kurang kom- penelitian oleh Hidayati (2014) menyim-
peten dalam hal pelaksanaan pembel- pulkan bahwa adanya peningkatan rerata
ajaran. Hal ini bisa terjadi karena pelak- hasil belajar dibanding sebelum pelaksa-
sanaan kurikukulum 2013 baru berjalan naan pembelajaran saintifik, siswa me-
kurang lebih selama 3 tahun, sehingga nyatakan lebih tertarik terhadap materi
guru-guru matematika SMK perlu waktu yang diajarkan, lebih mudah memahami
untuk beradaptasi dengan perubahan materi dengan pendekatan ilmiah.
yang terjadi. Penulis bersikap terhadap hasil pe-
Berdasarkan hasil penelitian untuk nelitian ini bahwa kompetensi pedagogis
Aspek Kemenarikan Siswa terhadap guru matematika SMK masih rendah,
pembelajaran matematika dengan pende- akibatnya siswa kurang tertarik terhadap
katan saintifik adalah sebagai berikut. (1) pembelajaran matematika. Kemampuan
Aspek persiapan pembelajaran. Dari in- guru dalam mengelola pembelajaran akan
terpretasi hasil penelitian menunjukkan berpengaruh terhadap peningkatan kuali-
bahwa pada umumnya siswa SMK ku- tas pembelajaran dan mengembangkan
rang tertarik terhadap pembelajaran ma- pola berpikir rasional dan objektif dalam
tematika pada aspek Persiapan Pem- merespons materi pembelajaran.
belajaran.
Hasil penelitian oleh Lusiana
SIMPULAN DAN SARAN
(2014) menyimpulkan bahwa implemen-
tasi kurikulum 2013, yang perlu diper- Dari pembahasan hasil penelitian,
hatikan oleh tenaga pendidikan matema- proses pembelajaran matematika dengan
tika adalah memahami perubahan-per- pendekatan saintifik berdasarkan kuriku-
ubahan yang terjadi dalam kurikulum se- lum 2013 di Sekolah Menengah Kejuruan
cara umum dan secara khusus untuk (SMK) seMalang Raya dapat diambil
pembelajaran matematika, kemudian se- kesimpulan sebagai berikut. (1) Guru
gera mencoba melaksanakan proses matematika SMK dalam proses pem-
pembelajaran dengan penerapkan pende- belajaran dengan pendekatan saintifik
50 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 41-50

sesuai dengan kurikulum 2013, aspek Kurikulum dan Perbukuan) Kemendik-


persiapan pembelajaran pada umumnya bud untuk melaksananakan monitoring
sudah efektif, namun demikian masih ada dan evaluasi pelaksanaan kurikulum
indikator yang kurang efektif yaitu pen- 2013 untuk menjawab tuntutan perkem-
capaian tujuan pembelajaran dan penyu- bangan pendidikan.
sunan RPP. (2) Guru matematika SMK
kurang efektif. ditinjau dari aspek pe-
DAFTAR RUJUKAN
laksanaan pembelajaran. (3) Siswa SMK
kurang tertarik pada pembelajaran ma- Atsnan, M.F. & Gazali, R.Y. 2013. Pe-
tematika dengan pendekatan saintifik di- nerapan Pendekatan Scientific da-
tinjau dari aspek persiapan pembelajaran. lam Pembelajaran Matematika SMP
(4) Siswa SMK kurang tertarik pada Kelas VII Materi Bilangan (Pecah-
pembelajaran matematika dengan pende- an), PROSIDING-ISBN: 978 – 979
kata saintifik ditinjau dari aspek pelak- – 16353 – 9 – 4 (Seminar Nasional
sanaan pembelajaran. Matematika dan Pendidikan Mate-
Berdasarkan simpulan disarankan. matika FMIPA UNY Yogyakarta, 9
(1) Guru-guru bidang studi matematika November 2013).
SMK supaya meningkatkan kompetensi- Hidayati, N. 2014. Pengaruh Penggunaan
nya pada aspek persiapan pembelajaran Pendekatan Ilmiah (Scientific App-
terutama pada indikator perumusan pen- roach) dalam Pembelajaran terhadap
capaian tujuan pembelajaran dan penyu- Hasil Belajar Siswa Kelas XII Titl 1
sunan Rencana Pelaksanaan Pembelajar- SMK Negeri 7 Surabaya pada Stan-
an (RPP). (2) MGMP bidang studi mate- dar Kompetensi Mengoperasikan
matika supaya merencanakan kegiatan Sistem Kendali Elektromagnetik.
sosialisasi kurikulum 2013, untuk me- Jurnal Pendidikan Teknik Elektro,
ningkatkan kompetensi pada aspek per- 03(02): 25‒29.
siapan dan pelaksanaan pembelajaran. (3) Kementerian Pendidikan dan Kebudaya-
Dinas Pendidikan Kota Malang, Kab. an RI. 2014. Peraturan Menteri Pen-
Malang dan Kota Batu, untuk melakukan didikan dan Kebudayaan Republik
kegiatan IHT/Workshop dalam upaya pe- Indonesia Nomor: 103 Tahun 2014,
ningkatan kompetensi guru pada aspek tentang Pedoman Umum Pembel-
persiapan pembelajaran khususnya dalam ajaran. Jakarta: Mendikbud.
penyusunan RPP, berdasarkan pada tun- Lusiana. 2014. Implementasi Kurikulum
tutan kurikulum 2013. (4) Instansi terkait 2013 melalui Penerapan Pendekat-
khususnya P4TK lingkup Kejuruan, un- an Scientifik dalam Pembelajaran
tuk meningkatkan kompetensi guru mate- Matematika di Sekolah. Wahana
matika melalui penataran dan pendam- Didaktika, 12(2): 97‒106.
pingan dalam persiapan pembelajaran Menteri Pendidikan Nasional RI. 2007.
dan pelaksanaan pembelajaran dengan Peraturan Menteri Pendidikan
pendekatan saintifik. (5) Dirjen Dikdas- Nasional Nomor 41 Tahun 2007,
men (Pendidikan Dasar dan Menengah) tentang Standar Proses. Jakarta:
Kemendikbud untuk selalu memonitor Mendiknas.
dan mengevaluasi pelaksananaan kuriku- Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuan-
lum 2013 khususnya kompetensi guru da- titatif, Kualitatif dan R & D. Ban-
lam persiapan mengajar maupun pelaksa- dung: Alfabeta.
naan pembelajaran. (6) Puskurbuk (Pusat

Anda mungkin juga menyukai