Anda di halaman 1dari 5

Tasya Amanda Putri

XI IPS 4 (34)

”Biografi Inspiratif dari Chairul Tanjung”


Si Anak Singkong

Chairul Tanjung adalah pengusaha asli Indonesia yang lahir di Jakarta pada
tanggal 16 Juni tahun 1962. Pria berusia 52 tahun ini dikenal luas sebagai pendiri
sekaligus pemimpin CT Corp yang sebelumnya bernama Para Group. Chairul Tanjung
lahir dari rahim seorang ibu bernama Halimah yang memiliki darah Sunda berasal
dari Cibadak, Sukabumi. Ayahnya bernama A.G. Tanjung memiliki darah Batak
berasal dari Tapanuli Tengah.
Chairul Tanjung lahir dari keluarga yang sederhana namun cukup berada.
Ayahnya adalah wartawan pada era orde lama yang menerbitkan surat kabar
berupah kecil. Kehidupan Chairul Tanjung dan keluarganya diuji ketika usaha
ayahnya dipaksa untuk tutup di masa orde baru karena secara politik berseberangan
dengan penguasa saat itu. Tulisan-tulisan yang ada di surat kabar ayah Chairul
Tanjung dianggap berbahaya sehingga harus ditutup. Keadaan ini membuat orang tua
Chairul Tanjung terpaksa harus menjual rumah dan berpindah tempat tinggal ke
kamar losmen yang sempit juga sangat sederhana.
Pendidikan Chairul Tanjung dimulai di bangku sebuah sekolah dasar yaitu SD
Van Lith, Jakarta pada tahun 1975. Lulus dari SD Van Lith pada tahun 1978, ia
segera masuk ke SMP Van Lith, Jakarta. Kemudian, pada tahun 1981 Chairul Tanjung
diterima di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta. Tak patah semangat meskipun
hidupnya sederhana, Chairul Tanjung melanjutkan sekolahnya ke jenjang perguruan
tinggi dengan masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Keluarga Chairul Tanjung memiliki sebuah prinsip, yakni: “untuk lepas dari jerat
kemiskinan, pendidikan adalah langkah yang harus ditempuh.”
Sehingga apapun keadaannya, sesulit apapun kondisi mereka, keluarga Chairul
Tanjung selalu berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan pendidikan setinggi-
tingginya. Segala daya dan upaya ditempuh oleh orang tua Chairul Tanjung demi
menyekolahkan anak-anak mereka, termasuk Chairul Tanjung. Ibu Chairul Tanjung
buktinya rela berjualan kain batik untuk membiayai Chairul Tanjung masuk ke
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Tidak seperti mahasiswa yang kerjanya hanya fokus belajar dan bisa
merasakan fasilitas dari orang tua dengan santai, Chairul Tanjung sudah diajari
untuk menjadi pekerja keras di masa kuliahnya. Dengan masih menyandang status
sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Chairul Tanjung
mulai menunjukkan bakatnya di dunia bisnis. Kesulitan finansial yang menimpa
keluarganya membuat ia mulai mengasah kemampuannya dalam berbisnis.
Demi memenuhi kebutuhan kuliahnya, Chairul Tanjung memulai bisnis kecil-
kecilan. Mulai dari menjual buku, kaos, sampai alat-alat kedokteran dan
laboratorium yang dibutuhkan oleh teman-temannya di Fakultas Kedokteran Gigi.
Usahanya menjual alat-alat laboratorium dan kedokteran ini sempat berkembang
baik, sampai beliau mampu mendirikan sebuah toko di kawasan Senen Raya, Jakarta
Pusat. Sayangnya tokonya ini tidak lama berdiri karena mengalami kebangkrutan.
Selain itu, Chairul Tanjung juga sempat membuka usaha fotokopi di lingkungan
kampusnya.  Chairul Tanjung juga pernah mencoba untuk membuka sebuah bisnis di
bidang kontraktor dan telah mengerjakan berbagai proyek industry, terutama
barang-barang dengan bahan dasar rotan.
Menyibukan diri untuk belajar merintis bisnis, tidak membuat Chairul Tanjung
lalai pada tugas utamanya untuk kuliah. Selain mengasah bakatnya di dunia bisnis, ia
juga menjadi mahasiswa teladan. Terbukti di masa kuliah beliau pernah
mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional periode
tahun 1984-1985. Penghargaan yang beliau dapat ini merupakan penghargaan
sebagai anggota civitas akademika yang berjasa kepada fakultas dan universitas.
Chairul Tanjung menamatkan kuliahnya pada tahun 1987. Selesai kuliah, beliau
tampaknya tidak tertarik untuk bekerja sesuai dengan ilmu yang digelutinya semasa
kuliah. Jiwa pebisnis nampaknya sudah melekat kuat pada diri seorang Chairul
Tanjung. Bersama 3 orang temannya, Chairul Tanjung mendirikan PT Pariarti
Shindutama. Modal yang digunakan diperoleh dari Bank Exim sebanyak 150 juta
Rupiah. Perusahaan ini memproduksi sepatu anak-anak untuk kemudian diekspor.
Berbeda dengan usaha peralatan laboratorium dan kedokteran yang sebelumnya
beliau jalani dan terpaksa bangkrut, bisnis kali ini Chairul Tanjung meraup
keuntungan yang cukup besar. Beliau dan teman-temannya mendapatkan pesanan 160
pasang sepatu langsung dari Italia. Seiring berjalannya waktu, Chairul Tanjung
merasa tak lagi sejalan dengan rekan-rekannya itu, sehingga beliau memutuskan
untuk membangun bisnisnya sendiri. Setelah memutuskan berhenti dari bisnis
sepatu ekspor, Chairul Tanjung mencoba bisnis baru. Dengan kemampuannya
membangun jaringan dan pengalamannya dalam dunia bisnis yang sudah didapatkan
sejak duduk di bangku kuliah, Chairul Tanjung membangun sebuah usaha yang
arahnya ke konglomerasi. Beliau menyusun 3 bisnis inti, yakni: keuangan, properti,
dan multimedia.
Perusahaan konglomerasi ini kemudian diberi nama sebagai Para Group. Para
Group memiliki father holding company, yaitu: ‘Para Inti Holdindo’ yang memiliki
beberapa sub-holding yang terdiri dari ‘Para Global Investindo’ yang bergerak di
bisnis keuangan, ‘Para Inti Investindo’ yang bergerak di bisnis media dan investasi,
serta ‘Para Inti Propertindo’ yang bergerak di bisnis properti.
Di bidang finansial, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan, antara
lain: Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Mega
Capital Indonesia, Bank Mega, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Tidak
berhenti di sini, Chairul Tanjung memiliki perusahan di bidang properti dan investasi
yaitu Para Bandung propertindo, Para Bali propertindo, Batam Indah propertindo,
Mega Indah propertindo. Kemudian di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group
memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle,
dan Trans Studio.
Khusus di bidang properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mall
dengan luas 3 hektar ini dalam pembangunannya menghabiskan dana sebesar 99
miliar Rupiah. Pada tahun 1999, mall ini diluncurkan oleh Para Group sebagai Central
Business District. Lalu, pada awal tahun 2010 Chairul Tanjung memperluas bisnisnya
dengan membeli sebagian besar saham Carrefour sebanyak 40 % senilai 3 triliun
Rupiah melalui PT Trans Ritel. Dengan memiliki 40% saham Carrefour, kini Chairul
Tanjung menjadi komisaris utama PT Carrefour Indonesia didampingi oleh AM
Hendropriyono (mantan Kepala BIN) dan S. Bimantoro (mantan petingi Polri) sebagai
komisaris.
Tercatat pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung membuat perubahan
pada nama besar Para Group menjadi CT Corp. CT Corp ini terdiri dari 3 perusahaan
sub-holding, yakni: Mega corp, Trans corp, dan CT Global Resources yang meliputi
layanan financial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam. Karena
kesuksesannya berbisnis ini, Chairul Tanjung mendapatkan penghargaan sebagai
Eksekutif Muda Berprestasi periode tahun 1992-1993 dari Studio Seven
Production, Jakarta. Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada beliau pada
tanggal 23 Mei 1993. Setahun sebelum penghargaan ini diberikan, Chairul Tanjung
berhasil menyelesaikan sekolahnya di Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajamen
(IPPM). Kali ini bidang ilmu yang beliau pilih lebih menjurus pada profesinya sebagai
seorang pengusaha.
Beliau membangun jaringan dimana-mana dengan berteman pada siapa saja
dan menjalin relasi dengan perusahaan ternama maupun perusahaan kecil. Menurut
Chairul Tanjung, pertemanan akan membantu proses bisnis untuk berkembang pesat.
Contoh sederhananya adalah ketika kita jatuh dan bisnis kita dalam kondisi tidak
bagus maka relasi bisa diandalkan. Membangun jaringan adalah kunci sukses dari
seorang Chairul Tanjung. Dengan membangun relasi yang baik di manapun, kini
Chairul Tanjung bisa mendapatkan kesuksesannya dalam menjalankan bisnis yang
jumlahnya tidak hanya satu atau dua.
Dalam hal investasi, bagi Chairul Tanjung perusahaan lokal juga bisa menjadi
perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional.
Karena pemikiran inilah Chairul Tanjung tidak menutup diri dan mau bekerja sama
dengan perusahaan  multinasional dari luar negeri. Ini bisa jadi sebagai upaya
perusahaan nasional Indonesia untuk bisa berdiri sendiri dan jadi tuan rumah di
negeri sendiri. Sebagai pengusaha yang sukses, Chairul Tanjung ternyata cenderung
lebih tertarik melakukan akuisisi dibandingkan harus membangun bisnis sendiri.
Karena menurut Chairul Tanjung, akuisisi perusahaan membuat sinergi memperluas
ladang usaha.
Dalam perjalanannya berbisnis, bagi Chairul Tanjung modal adalah faktor
yang penting untuk membuat sebuah usaha berdiri dan mengembangkannya menjadi
besar. Akan tetapi, penting diketahui oleh orang-orang yang ingin merintis bisnis
bahwa kemauan dan kerja keras wajib dimiliki oleh mereka yang ingin sukses dalam
bisnisnya. Menurut Chairul Tanjung, membangun kepercayaan sama halnya dengan
membangun integritas. Disinilah pentingnya membangun jejaring dalam menjalankan
bisnis.
Kegigihan dan kerja keras Chairul Tanjung ini membawa beliau ke puncak
kesuksesan. Sebagai buktim namanya berada di dalam daftar orang terkaya dunia
oleh majalah ternama Forbes di tahun 2010. Pencapaian yang diraih Chairul Tanjung
membuat majalah Forbes tak ragu untuk menunjuk beliau sebagai salah satu orang
terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di
urutan ke-937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Kemudian, pada tahun 2011
Forbes kembali menyatakan Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya
di Indonesia dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar. Lalu yang terbaru, tahun 2014
Chairul Tanjung kembali dinyatakan menjadi orang terkaya nomor 375 di dunia
dengan jumlah kekayaan US$4 miliar berdasarkan majalah Forbes.

 Sifat-sifat (Karakteristik) Chairul Tanjung yang membuatnya menggapai


kesuksesan, antara lain :
a. kemauan dan kerja kerasnya yang tinggi selalu konsisten dengan apa yang
sudah ia pilih.
b. Tidak pernah takut untuk memulai sesuatu. Seperti Chairul Tanjung yang
tanpa keraguan berani mengambil keputusan besar untuk mulai berbisnis.
c. Tidak ragu untuk mencoba apapun selama kita mampu. Seperti Chairul
Tanjung yang berani mencoba berbagai jenis bisnis sampai akhirnya
menemukan bisnis yang paling sesuai dengan dirinya.
d. Jangan merasa minder akan diri sendiri. Chairul Tanjung mungkin pernah
dijuluk anak singkong, tapi ia tidak merasa minder dengan julukan
tersebut dan terus melaju membuktikan bahwa ia mampu untuk
mengangkat derajat hidup dirinya dan keluarga.
e. Pantang menyerah, seperti seorang Chairul Tanjung yang selalu terus maju
menjalankan bisnisnya meskipun banyak rintangan dan halangan, meskipun
akan selalu ada saat dimana kita harus menerima kekalahan.
f. kesabaran untuk mencapai sukses. Seperti Chairul Tanjung yang perlahan
namun pasti meniti kariernya membangun satu demi satu bisnis, hingga
sekarang menjadi kerajaan bisnis yang begitu besar sampai bisa
mengantarkan beliau menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Anda mungkin juga menyukai