Capaian Pembelajaran :
Menulis biografi untuk berbagai tujuan secara logis dan kreatif
Prof. DR. (H.C.) drg. Chairul Tanjung, M.B.A. (ejaan Soewandi: Chairul Tandjung,
lahir 18 Juni 1962)[3] adalah pengusaha asal Indonesia. Ia menjabat sebagai Menko
Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 Mei 2014 hingga 20 Oktober 2014.
Namanya dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.[4]
Saat ini, Chairul Tanjung juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan, yaitu
Pariarti Shindutama, CT Corp, dan Para Rekan Investama.
Chairul Tanjung lahir di Jakarta dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah.
Ayahnya adalah seorang wartawan pada orde lama yang menerbitkan surat kabar
beroplah kecil. Sedangkan ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga. Ayah Chairul
berasal dari Sibolga, Sumatra Utara, sedangkan ibunya dari Cibadak, Jawa Barat.
Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Orde Baru, usaha
ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu.[3]
Keadaan ini memaksa orang tuanya menjual rumah dan mereka tinggal di kamar losmen
yang sempit. Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMK Negeri 1 Jakarta pada tahun
1981, Chairul masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. (lulus 1987
Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis dan juga mendapat penghargaan
sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan
fotokopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran
dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut. Selepas kuliah,
Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada tahun 1987.
Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak
untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung
mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi karena perbedaan visi
tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara
lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega,
Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Sementara di bidang
properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para
Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo. Di bidang
penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya
Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar
ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung Supermall
sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, pada awal
2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar
saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU (memorandum of
understanding) pembelian saham Carrefour ini ditandatangani pada tanggal 12 Maret
2010 di Prancis.
Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul sebagai salah satu
orang terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937 dengan total kekayaan mencapai
USD 1 miliar. Satu tahun kemudian, menurut Forbes, kekayaan Chairul telah meningkat
lebih dari dua kali lipat, yakni dengan total kekayaan USD 2,1 miliar. Tahun 2014,
Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar dan termasuk orang terkaya nomor
375 dunia.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup
menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans
Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya
hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda sudah seharusnya sabar, dan
mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya membangun sebuah bisnis tidak
seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah
menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika, karena dalam dunia
usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar. Membangun
integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah manusiawi ketika berusaha, seseorang
ingin segera mendapatkan hasilnya. Namun tidak semua hasil bisa diterima secara
langsung.
Pada 16 Mei 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Ketua Komite
Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian. Ia
menggantikan Hatta Rajasa yang telah resmi mengundurkan diri. "Saya telah
mengambil kesimpulan untuk mengangkat saudara Chairul Tanjung sebagai Menko
Perekonomian yang baru" kata SBY di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta.
Pada 18 April 2015, Chairul Tanjung dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu
kewirausahaan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Pengukuhan tersebut dilakukan
di ruang Garuda Mukti, Gedung Rektorat, kampus C Unair. Ia menjadi guru besar ke-
438 Unair.
Chairul Tanjung memiliki latar belakang keluarga sangat berbeda dengan yang tampak
saat ini. Lelaki yang lahir di Jakarta pada 16 Juni 1962 ini merupakan anak dari
pasangan Abdul Gafar Tanjung dan Halimah. Ia lahir dengan enam bersaudara.
Lalu setelah menginjak dewasa ia menikah dengan Anita Ratnasari Tanjung. Kemudian
dikaruniai dua orang anak bernama putri Indahsari Tanjung dan Rahmat
DwiputraTanjung.
Masa kecil Chairul Tanjung sangat jauh dari gelimangan harta. Dulu, ayahnya kebetulan
bekerja sebagai wartawan media cetak pada era Orde Lama. Kondisi keuangan keluarga
Chairul Tanjung semakin buruk ketika perusahaan tempat ayahnya bekerja ditutup
pemerintah saat itu.
Keadaan ekonomi yang susah membuat keluarga Chairul Tanjung memutuskan untuk
menjual rumah guna mencukupi kebutuhan. Mereka pun tidur di suatu losmen kecil dan
penuh sesak. Tekanan tersebut tidak lantas membuat semangatnya menurun.
Pendidikan dasar Chairul Tanjung ditempuh di Sekolah Dasar Van Lith Jakarta.
Kemudian, ia melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Van Lith juga.
Lulus dari SMP, Chairul melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Jakarta.
Pada tahun 1981, ia lulus dan melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di Fakultas
Kedokteran Gigi UI. Ia berhasil meraih gelar sarjana pada 1987. Tidak berhenti di situ,
ia pun melanjutkan jenjang magister di Institut Pendidikan serta Pembinaan Manajemen
pada 1993.
Chairul Tanjung adalah pemuda yang berprestasi. Karena kecerdasan dan keteladannya,
ia berhasil terpilih sebagai mahasiswa teladan Nasional tahun 1984 sampai 1985.
Chairul Tanjung tidak hanya berhasil di sektor keuangan, namun juga mendirikan bisnis
media. Ia pun mendirikan Trans TV. Pada Agustus 1998, salah satu stasiun televisi
swasta Nasional ini mendapat izin siaran. Kemudian, pada 2006 perusahaannya berhasil
mengakuisisi TV7 milik kompas Gramedia. Sejak saat itu, nama Trans TV berubah
menjadi Trans7.
Chairul Tanjung terus memajukan bisnisnya di media, salah satunya dengan bekerja
sama dengan SM Entertainment yang merupakan salah satu agensi terbesar untuk Kpop
Korsel.
Komitmen seorang Chairul Tanjung dapat dilihat dari bagaimana ia menghadapi krisis
1998. Kala itu, mayoritas pengusaha memindahkan investasi ke Singapura. Namun, ia
tetap bertahan di Bank Mega.
Namun, hal itu bahkan bisa membuat Bank Mega mampu meminjamkan uang ke bank
lain saat ekonomi Indonesia sedang tidak stabil. Salah satunya adalah Bank BCA milik
Salim Group dengan total pinjaman mencapai 1,3 triliun rupiah.
Ternyata, dari kejadian 1998 dan komitmennya untuk tetap berinvestasi di Indonesia
berhasil memberinya jalan untuk bekerja sama dengan Salim Group dalam pengelolaan
proyek Batam dan Singapura.
Chairul Tanjung masuk dalam kategori 10 orang terkaya di Indonesia menurut majalah
Forbes. Di tahun 2017, ia bahkan menduduki posisi ke enam dari 286 orang terkaya di
Indonesia. Hal ini tidaklah mengherankan lantaran Para Group yang ia dirikan telah
menggurita dan sukses di masing-masing cabangnya.
Kekayaan Chairul Tanjung diperkirakan sebesar $4,9 Miliar Dollar. Jika dihitung dalam
rupiah, nominalnya sekitar Rp. 65.3 triliun rupiah.
Selain sukses dalam dunia bisnis, Chairul Tanjung juga pernah menjadi Menko
Perekonomian pada 2014 saat masa kepemimpinan presiden SBY (Susilo Bambang
Yudhoyono). Tidak hanya itu, ia juga terjun di dunia pendidikan. Salah satunya dengan
menjadi guru besar di Universitas Airlangga. Ia juga ikut andil dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan dan bidang olahraga dengan menjadi ketua umum PBSI. Akan tetapi,
mayoritas waktunya ia gunakan untuk mengelola bisnis di CT Corp.
Chairul Tanjung
Chairul Tanjung lahir di Jakarta dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan
Halimah. Ayahnya adalah seorang wartawan pada orde lama yang menerbitkan
surat kabar beroplah kecil. Sedangkan ibunya merupakan seorang ibu rumah
tangga. Ayah Chairul berasal dari Sibolga, Sumatra Utara, sedangkan ibunya dari
Cibadak, Jawa Barat. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara
lainya. Ketika Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan
secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan ini memaksa orang tuanya
menjual rumah dan mereka tinggal di kamar losmen yang sempit.[3]Selepas
menyelesaikan sekolahnya di SMK Negeri 1 Jakarta pada tahun 1981, Chairul
masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. (lulus 1987 Ketika kuliah
inilah ia mulai masuk dunia bisnis dan juga mendapat penghargaan sebagai
Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Indonesia, Chairul
Tanjung mulai fokus merintis bisnis. Awalnya, ia membuka bisnis ekspor sepatu
anak. Ia menjalankan bisnis ini bersama tiga orang temannya. Bisnis yang
dinamai PT Pariarti Shindutama ini menghabiskan modal 150 juta yang dipinjam
dari bank. PT yang didirikan pada 1987 tersebut lambat laun mulai memberikan
hasil memuaskan. Bahkan, pernah mendapatkan pesanan dari Italia sebanyak 160
ribu pasang sepatu. Akan tetapi, pada akhirnya Chairul Tanjung memutuskan
untuk keluar dari perusahaan yang telah dibangun tersebut lantaran problem
internal.
Selain sukses dalam dunia bisnis, Chairul Tanjung juga pernah menjadi
Menko Perekonomian pada 2014 saat masa kepemimpinan presiden SBY (Susilo
Bambang Yudhoyono). Tidak hanya itu, ia juga terjun di dunia pendidikan. Salah
satunya dengan menjadi guru besar di Universitas Airlangga. Ia juga ikut andil
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan bidang olahraga dengan menjadi ketua
umum PBSI. Akan tetapi, mayoritas waktunya ia gunakan untuk mengelola bisnis
di CT Corp.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Chairul_Tanjung, diunggah 18 Juli 2021.
3. Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang akan kalian jawab sesuai teks biografi yang sudah
ada!
No Pertanyaan
1 Siapa tokoh yang kamu sukai?
2 Bagaimana masa kecil tokoh yang kamu idolakan?
3 Bagaimana latar belakang keluarganya?
4 Bagaimana riwayat pendidikannya?
5 Apa saja yang dilakukan tokoh tersebut sehingga sukses dan terkenal?
6 Apa saja prestasi atau pencapaiannya?
7 Apa kendala atau hambatan yang pernah dialaminya?
8 Apa yang patut diteladani dari tokoh tersebut?
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas berdasarkan isi kedua teks biografi yang ada!
1) Siapa tokoh yang kamu sukai?
Saya menyukai Chairul Tanjung
5) Apa saja yang dilakukan tokoh tersebut sehingga sukses dan terkenal?
Menurut saya, Chairul Tanjung banyak melakukan hal-hal luar biasa yang
tidak banyak dilakukan kebanyakan orang sehingga sukses dan terkenal
seperti sekarang. Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah
stensilan, kaos, dan fotokopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah
toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat,
namun bangkrut. Selepas kuliah, Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama
bersama tiga rekannya pada tahun 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank
Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor.
Pada 1987, PT yang didirikannya lambat laun mulai memberikan hasil memuaskan.
Bahkan, pernah mendapatkan pesanan dari Italia sebanyak 160 ribu pasang sepatu.
Chairul Tanjung terus memajukan bisnisnya di media, salah satunya dengan bekerja
sama dengan SM Entertainment yang merupakan salah satu agensi terbesar untuk
Kpop Korsel.
Namun, hal itu bahkan bisa membuat Bank Mega mampu meminjamkan uang ke
bank lain saat ekonomi Indonesia sedang tidak stabil. Salah satunya adalah Bank
BCA milik Salim Group dengan total pinjaman mencapai 1,3 triliun rupiah.
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3
hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung
Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang
investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp
membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU
(memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ini ditandatangani
pada tanggal 12 Maret 2010 di Prancis. Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes
menempatkan Chairul sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ia berada di urutan
ke-937 dengan total kekayaan mencapai USD 1 miliar. Satu tahun kemudian,
menurut Forbes, kekayaan Chairul telah meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni
dengan total kekayaan USD 2,1 miliar. Tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan
sebesar USD 4 miliar dan termasuk orang terkaya nomor 375 dunia.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup
menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp,
Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel,
gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
Selain sukses dalam dunia bisnis, Chairul Tanjung juga pernah menjadi Menko
Perekonomian pada 2014 saat masa kepemimpinan presiden SBY (Susilo Bambang
Yudhoyono). Tidak hanya itu, ia juga terjun di dunia pendidikan. Salah satunya
dengan menjadi guru besar di Universitas Airlangga.
Maca kecil tokoh yang saya idolakan, cukup memprihatinkan. Masa kecil Chairul
Tanjung sangat jauh dari gelimangan harta. Dulu, ayahnya kebetulan bekerja sebagai
wartawan media cetak pada era Orde Lama. Kondisi keuangan keluarga Chairul
Tanjung semakin buruk ketika perusahaan tempat ayahnya bekerja ditutup pemerintah
saat itu. Keadaan ini memaksa orang tuanya menjual rumah dan mereka tinggal di
kamar losmen yang sempit.
Menurut saya, latar belakang keluarga Chairul Tanjung tidak jauh berbeda
dengan keluarga pada umumnya. Chairul Tanjung lahir di Jakarta dari pasangan
Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah. Ayahnya adalah seorang wartawan pada orde lama
yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Sedangkan ibunya merupakan seorang ibu
rumah tangga. Ayah Chairul berasal dari Sibolga, Sumatra Utara, sedangkan ibunya dari
Cibadak, Jawa Barat. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya.
Menurut saya, Chairul Tanjung banyak melakukan hal-hal luar biasa yang tidak
banyak dilakukan kebanyakan orang sehingga sukses dan terkenal seperti
sekarang. Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan, kaos,
dan fotokopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan
kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut. Selepas
kuliah, Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada tahun
1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-
anak untuk ekspor.
Pada 1987, PT yang didirikannya lambat laun mulai memberikan hasil memuaskan.
Bahkan, pernah mendapatkan pesanan dari Italia sebanyak 160 ribu pasang sepatu.
Chairul Tanjung terus memajukan bisnisnya di media, salah satunya dengan bekerja
sama dengan SM Entertainment yang merupakan salah satu agensi terbesar untuk Kpop
Korsel.
Komitmen seorang Chairul Tanjung dapat dilihat dari bagaimana ia menghadapi krisis
1998. Kala itu, mayoritas pengusaha memindahkan investasi ke Singapura. Namun, ia
tetap bertahan di Bank Mega.
Namun, hal itu bahkan bisa membuat Bank Mega mampu meminjamkan uang ke bank
lain saat ekonomi Indonesia sedang tidak stabil. Salah satunya adalah Bank BCA milik
Salim Group dengan total pinjaman mencapai 1,3 triliun rupiah.
Ternyata, dari kejadian 1998 dan komitmennya untuk tetap berinvestasi di Indonesia
berhasil memberinya jalan untuk bekerja sama dengan Salim Group dalam pengelolaan
proyek Batam dan Singapura.
Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara
lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega,
Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Sementara di bidang
properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para
Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo. Di bidang
penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya
Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar
ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung Supermall
sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, pada awal
2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar
saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU (memorandum of
understanding) pembelian saham Carrefour ini ditandatangani pada tanggal 12 Maret
2010 di Prancis. Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul
sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937 dengan total
kekayaan mencapai USD 1 miliar. Satu tahun kemudian, menurut Forbes, kekayaan
Chairul telah meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni dengan total kekayaan USD 2,1
miliar. Tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar dan termasuk
orang terkaya nomor 375 dunia.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup
menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans
Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya
hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
Chairul Tanjung masuk dalam kategori 10 orang terkaya di Indonesia menurut majalah
Forbes. Di tahun 2017, ia bahkan menduduki posisi ke enam dari 286 orang terkaya di
Indonesia. Hal ini tidaklah mengherankan lantaran Para Group yang ia dirikan telah
menggurita dan sukses di masing-masing cabangnya. Kekayaan Chairul Tanjung
diperkirakan sebesar $4,9 Miliar Dollar. Jika dihitung dalam rupiah, nominalnya sekitar
Rp. 65.3 triliun rupiah.
Selain sukses dalam dunia bisnis, Chairul Tanjung juga pernah menjadi Menko
Perekonomian pada 2014 saat masa kepemimpinan presiden SBY (Susilo Bambang
Yudhoyono). Tidak hanya itu, ia juga terjun di dunia pendidikan. Salah satunya dengan
menjadi guru besar di Universitas Airlangga.
Untuk meraih kesuksesan, Chairul Tanjung melewati jalan yang terjal dan berliku-liku.
Jalan sulit lilaluinya sejak masih menimba pendidikan di tingkat dasar, menengah, dan
kejuruan. Ia juga keluar dari kerja sama sebuah kongsi denagn rekan-rekar bisnis karena
ada permasalahan internal.
Chairul Tanjung merupakan salah seorang tokoh nasional yang banyak menginspirasi
generasi muda untuk berkarya dan berprestasi demi kemajuan bangsa. Masuk dalam
kategori 10 orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes, menjadi Menko
Perekonomian pada 2014 saat masa kepemimpinan presiden SBY, serta menjadi guru
besar di Universitas Airlangga adalah prestasi yang sangat membanggakan.
6. Sunting dan editlah semua jawaban agar menjadi sebuah teks biografi yang baik dan padu!
Masa kecil Chairul Tanjung sangat jauh dari gelimangan harta. Dulu, ayahnya
kebetulan bekerja sebagai wartawan media cetak pada era Orde Lama. Kondisi keuangan
keluarga Chairul Tanjung semakin buruk ketika perusahaan tempat ayahnya bekerja
ditutup pemerintah saat itu. Keadaan ini memaksa orang tuanya menjual rumah dan
mereka tinggal di kamar losmen yang sempit.
Chairul Tanjung lahir di Jakarta dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah.
Ayahnya adalah seorang wartawan pada orde lama yang menerbitkan surat kabar
beroplah kecil. Sedangkan ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga. Ayah Chairul
berasal dari Sibolga, Sumatra Utara, sedangkan ibunya dari Cibadak, Jawa Barat. Chairul
berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya.
Pendidikan dasar Chairul Tanjung ditempuh di Sekolah Dasar Van Lith Jakarta.
Kemudian, ia melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Van Lith juga.
Lulus dari SMP, Chairul melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Jakarta. Pada tahun 1981,
ia lulus dan melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di Fakultas Kedokteran Gigi UI. Ia
berhasil meraih gelar sarjana pada 1987. Tidak berhenti di situ, ia pun melanjutkan
jenjang magister di Institut Pendidikan serta Pembinaan Manajemen pada 1993.
Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan
fotokopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran
dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut. Selepas kuliah,
Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada tahun 1987.
Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak
untuk ekspor.
Pada 1987, PT yang didirikannya lambat laun mulai memberikan hasil memuaskan.
Bahkan, pernah mendapatkan pesanan dari Italia sebanyak 160 ribu pasang sepatu.
Chairul Tanjung terus memajukan bisnisnya di media, salah satunya dengan bekerja sama
dengan SM Entertainment yang merupakan salah satu agensi terbesar untuk Kpop Korsel.
Chairul Tanjung tidak hanya berhasil di sektor keuangan, namun juga mendirikan
bisnis media. Ia pun mendirikan Trans TV. Pada Agustus 1998, salah satu stasiun televisi
swasta Nasional ini mendapat izin siaran. Kemudian, pada 2006 perusahaannya berhasil
mengakuisisi TV7 milik kompas Gramedia. Sejak saat itu, nama Trans TV berubah
menjadi Trans7.
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3
hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung Supermall
sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, pada awal
2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar
saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU (memorandum of
understanding) pembelian saham Carrefour ini ditandatangani pada tanggal 12 Maret
2010 di Prancis. Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul sebagai
salah satu orang terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937 dengan total kekayaan
mencapai USD 1 miliar. Satu tahun kemudian, menurut Forbes, kekayaan Chairul telah
meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni dengan total kekayaan USD 2,1 miliar. Tahun
2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar dan termasuk orang terkaya
nomor 375 dunia.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup
menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans
Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup,
hiburan, dan sumber daya alam.
Selain sukses dalam dunia bisnis, Chairul Tanjung juga pernah menjadi Menko
Perekonomian pada 2014 saat masa kepemimpinan presiden SBY (Susilo Bambang
Yudhoyono). Tidak hanya itu, ia juga terjun di dunia pendidikan. Salah satunya dengan
menjadi guru besar di Universitas Airlangga.
Untuk meraih kesuksesan, Chairul Tanjung melewati jalan yang terjal dan berliku-
liku. Jalan sulit lilaluinya sejak masih menimba pendidikan di tingkat dasar, menengah,
dan kejuruan. Ia juga keluar dari kerja sama sebuah kongsi bisnis karena ada
permasalahan internal.
1.