FAKULTAS EKONOMI
2021
A. Biografi Chairul Tanjung
Pengusaha sukses ini pada 2018 telah dinobatkan sebagai satu dari sepuluh orang terkaya
negeri ini. Namanya tentu sudah tidak asing lagi karena perjalanan hidupnya memberikan
inspirasi bagi banyak orang. Tidak sedikit orang yang penasaran dengan biografi Chairul
Tanjung tersebut.
Chairul Tanjung memiliki latar belakang keluarga sangat berbeda dengan yang tampak
saat ini. Lelaki yang lahir di Jakarta pada 16 Juni 1962 ini merupakan anak dari pasangan
Abdul Gafar Tanjung dan Halimah. Ia lahir dengan enam bersaudara. Lalu setelah
menginjak dewasa ia menikah dengan Anita Ratnasari Tanjung. Kemudian dikaruniai dua
orang anak bernama putri Indahsari Tanjung dan Rahmat DwiputraTanjung. Masa kecil
Chairul Tanjung sangat jauh dari gelimangan harta. Dulu, ayahnya kebetulan bekerja
sebagai wartawan media cetak pada era Orde Lama. Kondisi keuangan keluarga Chairul
Tanjung semakin buruk ketika perusahaan tempat ayahnya bekerja ditutup pemerintah
saat itu. Keadaan ekonomi yang susah membuat keluarga Chairul Tanjung memutuskan
untuk menjual rumah guna mencukupi kebutuhan. Mereka pun tidur di suatu losmen kecil
dan penuh sesak. Tekanan tersebut tidak lantas membuat semangatnya menurun.
Pendidikan dasar Chairul Tanjung ditempuh di Sekolah Dasar Van Lith Jakarta.
Kemudian, ia melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Van Lith juga. Lulus
dari SMP, Chairul melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Jakarta. Tidak menunda waktu,
saat itu, Chairul memilih Jurusan Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia dan lulus pada
1987. Saat ingin memenuhi kebutuhan kuliahnya dirinya mulai mencoba dunia bisnis kecil
– kecilan mulai dari berjualan buku kuliah di kampus, kaos, hingga fotokopi. Walaupun
berasal dari keluarga yang pas-pasan, tak Chairul patah semangat. Hingga akhirnya ia
memperoleh predikat Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional untuk periode 1984 – 1985.
Kemudian, Chairul melanjutkan studinya pada 1993, ia mendapatkan gelar MBAnya dari
Chairul Tanjung telah memulai bisnis sejak di bangku kuliah. Awalnya, ia berjualan
untuk membiayai kuliahnya. Mulai dari jualan buku kuliah hingga berjualan kaos dan
membuka jasa fotokopi. Selain berjualan buku dan kaos, Chairul Tanjung juga pernah
membuka toko yang menjual alat kedokteran serta alat laboratorium. Namun, karena suatu
Indonesia, Chairul Tanjung mulai fokus merintis bisnis. Awalnya, ia membuka bisnis ekspor
sepatu anak. Ia menjalankan bisnis ini bersama tiga orang temannya. Bisnis yang dinamai
PT Pariarti Shindutama ini menghabiskan modal 150 juta yang dipinjam dari bank. PT yang
didirikan pada 1987 tersebut lambat laun mulai memberikan hasil memuaskan. Bahkan,
pernah mendapatkan pesanan dari Italia sebanyak 160 ribu pasang sepatu. Akan tetapi,
pada akhirnya Chairul Tanjung memutuskan untuk keluar dari perusahaan yang telah
Selain memiliki kepiawaian dan naluri yang baik dalam bidang bisnis, Chairul juga
merupakan pria yang memiliki relasi sangat luas. Ayah dari dua orang anak ini tidak
memilih – milih dengan siapa ia menjalin relasi. Mulai dari kalangan atas, hingga para
pekerja – pekerja kelas bawah yang mungkin banyak orang menganggap mereka tidak
‘selevel’ dengan seorang Chairul Tanjung. Dengan keahlian yang dimilikinya dan luasnya
relasi dari Chairul, kesuksesan pun perlahan datang. Chairul kemudian mendirikan Para
Group yang memiliki sebuah perusahaan ‘payung’ bernama Para Inti Holdindo. Chairul
pun berusaha memusatkan bisnisnya pada tiga sektor yaitu keuangan (finansial),
multimedia dan properti. Untuk mengorganisir sektor keuangan, Chairul memiliki anak
perusahaan bernama Para Global Investindo. Dalam sektor multimedia dan investasi, ia
mendirikan Para Inti Investindo. Sedangkan untuk sektor properti, ia mendirikan Para Inti
terhadap perusahaan – perusahaan lain dibanding membangunnya dari awal. Salah satu
akuisisi dari Chairul yang paling terkenal adalah Bank Karman yang kemudian diubah
namanya menjadi Bank Mega. Selain itu, ia juga membeli sebagian besar saham dari
Carefour Indonesia sebesar 40% melalui perusahaannya yang bernama Trans Corp.
Pembelian itu diresmikan pada bulan Maret 2010. Penandatanganan penjualan saham
tersebut bahkan tidak dilakukan di Indonesia melainkan di Prancis. Berselang satu tahun
kemudian, pada 1 Desember 2011, Chairul merubah nama Para Group menjadi CT Corp
yang dikenal sekarang ini. CT Corp sendiri terdiri dari tiga perusahaan anak yaitu Mega
F. Pendiri Trans TV
Chairul Tanjung tidak hanya berhasil di sektor keuangan, namun juga mendirikan
bisnis media. Ia pun mendirikan Trans TV. Pada Agustus 1998, salah satu stasiun televisi
swasta Nasional ini mendapat izin siaran. Kemudian, pada 2006 perusahaannya berhasil
mengakuisisi TV7 milik kompas Gramedia. Sejak saat itu, nama Trans TV berubah menjadi
Trans7. Lalu, Chairul Tanjung kemudian memisahkan perusahaannya di sektor media pada
tahun 2013 dengan mendirikan Trans Media. Lalu, di tahun 2018 Trans Media melalui
Trans7, Trans TV dan Trans Vision mendapat hak siaran Piala Dunia di negeri ini. Chairul
Tanjung terus memajukan bisnisnya di media, salah satunya dengan bekerja sama dengan
SM Entertainment yang merupakan salah satu agensi terbesar untuk Kpop Korsel.
G. Jatuh Bangun Trans TV
Pada saat ini, Trans TV dan Trans7 menjadi salah satu sumber utama kekayaan dari
Chairul. Namun, jangan salah sangka, ternyata perjalanan dari perusahaannya yang satu ini
tidak semulus yang Anda kira. Chairul pertama kali mendiri Trans TV dengan nama
perusahaan PT. Televisi Transformasi Indonesia. Untuk mendirikan saluran media yang
nantinya akan menjadi salah satu channel televisi tersukses ini saja Chairul harus meminjam
uang sebesar Rp100 miliar-an kepada bank karena dana yang ia miliki saat itu hanya Rp50
miliar saja. Ternyata kesulitan yang diterima Chairul dalam membangun Trans TV tidak
hanya sampai disitu. Estimasi biaya yang dia buat sebelumnya ternyata tidak cukup. Belum
lagi ia sudah mempekerjakan 250 karyawan di tahun 2000. Biaya yang dibutuhkan oleh Trans
TV untuk saat itu mencapai 400 miliar Rupiah. Karena hal tersebut, Chairul terpaksa kembali
mengajukan pinjaman kepada bank. Stasiun televisi miliknya itu pertama kali melakukan
siaran uji coba pada tahun 2001 tepatnya pada bulan Desember. Siaran uji coba tersebut
hanya berlangsung selama 12 jam saja. Kemudian, waktu siaran dari Trans TV pun
bertambah menjadi sekitar 20 jam. Chairul sendiri merasakan betapa berat dan memakan
biayanya menggeluti dunia bisnis ini. Pinjaman yang diajukannya sebesar 300 miliar Rupiah,
habis hanya dalam sebulan saja. Pada masa awal Trans TV mengudara, setiap bulannya
Chairul harus merugi rata – rata 30 miliar Rupiah. Siaran dari stasiun televisi milik laki – laki
penyandang gelar sarjana kedokteran gigi ini mencapai puncaknya pada tahun 2008. Tidak
puas hanya sampai disitu, Chairul kemudian mengambil alih saluran TV7 milik Kompas dan
merubah namanya menjadi Trans7. Mulai dari situlah kedua stasiun televisi ini menjadi salah
satu penyumbang kekayaan terbesar untuk Chariul dengan pendapatan mencapai triliunan
Rupiah.
H. Jumlah Kekayaan Chairul Tanjung
majalah Forbes. Di tahun 2017, ia bahkan menduduki posisi ke enam dari 286 orang
terkaya di Indonesia. Hal ini tidaklah mengherankan lantaran Para Group yang ia dirikan
diperkirakan sebesar $4,9 Miliar Dollar. Jika dihitung dalam rupiah, nominalnya sekitar Rp.
65.3 triliun rupiah. Selain sukses dalam dunia bisnis, Chairul Tanjung juga pernah menjadi
Menko Perekonomian pada 2014 saat masa kepemimpinan presiden SBY (Susilo Bambang
Yudhoyono). Tidak hanya itu, ia juga terjun di dunia pendidikan. Salah satunya dengan
menjadi guru besar di Universitas Airlangga. Ia juga ikut andil dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan dan bidang olahraga dengan menjadi ketua umum PBSI. Akan tetapi,
biografi Chairul Tanjung dan perjalanan hidupnya, Kita menjadi tahu bahwa kesuksesan
tidak bisa didapat dengan mudah. Ada banyak hal yang harus dikorbankan dan
yang terpandang. Namun, kegigihannya telah merubah nasib dan kini ia menjadi orang
terdepan sebagai sosok terkaya negeri ini. Ayah dari Putri Indahsari Tanjung dan Rahmat
Dwiputra Tanjung ini memang pantas disebut sebagai salah satu pengusaha paling sukses
di Indonesia. Melalui kekayaan yang didulangnya dari tiga sektor utama yaitu pemberian
kartu kredit (melalui Bank Mega), pengelolaan hypermart (Carrefour dan TransMart), serta
stasiun televisi (Trans TV dan Trans7) membuat nama Chairul Tanjung terdengar ke
seluruh pelosok Nusantara. Ternyata tidak hanya di Indonesia, nama Chairul Tanjung
kekayaan Chairul saat ini berada pada angka 3,4 miliar Dollar Amerika Serikat atau setara
dengan lebih dari 49,5 triliun Rupiah. Angka tersebut bukan merupakan puncak kekayaan
tertinggi dari Chairul. Puncak kekayaan Chairul Tanjung, dilansir dari sumber yang sama,
berada pada bulan Maret tahun 2016. Pada puncak kekayaannya tersebut, nilai kekayaan
Chairul Tanjung mencapai 4,9 miliar Dollar Amerika Serikat atau setara dengan lebih dari
71,4 triliun Rupiah bila dikalikan dengan nilai tukar Dollar ke Rupiah pada saat ini.
Walaupun mengalami penurunan jumlah kekayaan, nama Chairul Tanjung masih tetap
bertengger di jajaran orang terkaya Indonesia, bahkan dunia. Pada daftar 50 orang terkaya
652.
Chairul Tanjung tidak hanya sukses berbisnis di sektor bank dan media, tetapi juga
merambah ke aneka usaha lain seperti asuransi dan pembiayaan. Di samping itu, ia juga
membuka usaha di bidang properti. Itulah yang membuat Para Group milik Chairul Tanjung
menjadi perusahaan konglomerat di Indonesia. Ia adalah sosok yang memiliki semangat serta
komitmen tinggi. Menurutnya, pebisnis haruslah memiliki target kelas dan pantang
menyerah. Prinsip ini harus tetap menjadi pegangan sekalipun dalam keadaan sulit.
Komitmen seorang Chairul Tanjung dapat dilihat dari bagaimana ia menghadapi krisis 1998.
Kala itu, mayoritas pengusaha memindahkan investasi ke Singapura. Namun, ia tetap
bertahan di Bank Mega. Namun, hal itu bahkan bisa membuat Bank Mega mampu
meminjamkan uang ke bank lain saat ekonomi Indonesia sedang tidak stabil. Salah satunya
adalah Bank BCA milik Salim Group dengan total pinjaman mencapai 1,3 triliun rupiah.
Ternyata, dari kejadian 1998 dan komitmennya untuk tetap berinvestasi di Indonesia berhasil
memberinya jalan untuk bekerja sama dengan Salim Group dalam pengelolaan proyek Batam
dan Singapura. Di samping itu, juga bekerja sama dengan Sinar Mas Group. Tidak hanya itu,
Chairul Tanjung juga berhasil membeli mayoritas saham Astra serta mengakuisisi mayoritas
saham Carefour Indonesia yang bernilai 40%.
J. Motivasi
Chairul Tanjung dulunya adalah orang yang tinggal disebuah rumah sederhana lalu dia
berusaha dan terus berjuang untuk bisa menjadi pengusaha sukse dan beliau juga mendapat
kan julukan sebagai “Chairul Tanjuung Si Anak Singkong” dan beliau juga telah
mengeluarkan sebuah buku dengan judul yang sama dengan julukannya tersebut.
Berikut kata – kata motivasi yang sering Chairul Tanjung ucapkan.
menyerah”
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cermati.com/artikel/mengenal-chairul-tanjung-si-anak-singkong-yang-sukses-
jadi-bos-ct-corp
https://www.akudigital.com/bisnis-tips/biografi-chairul-tanjung/
https://www.finansialku.com/quotes-chairul-tanjung/