Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kewirausahaan

Disusun oleh:

Syania Santika

2134021229

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

JAKARTA

2022
A.LATAR BELAKANG

CHAIRUL TANJUNG

Nama Chairul Tanjung mungkin tidak asing lagi bagi sebagian orang Indonesia, beliau adalah
seorang pengusaha sukses pemilik CT Corp. Sosoknya yang sederhana dan sangat berdedikasi
tinggi pada bisnis di Indonesia ini sangat menginspirasi muda-mudi Indonesia. Berikut ini adalah
biografi orang sukses pemilik CT Corp, Chairul Tanjung.

Chairul Tanjung kelahiran Jakarta dan memiliki enam saudara. Kehidupan yang dijalaninya sewaktu
kecil sangatlah sederhana karena hal itulah Chairul Tanjung sering disebut sebagai Anak Singkong.

Dulu menjadi orang sukses mungkin baginya hanyalah sebuah mimpi, karena masa mudanya yang
dilaluinya cukup sulit, ayahnya pada saat itu hanyalah seorang jurnalis dari sebuah perusahaan
media cetak yang terbilang kecil. Bahkan perusahaan tersebut harus tutup karena bertentangan
dengan penguasa saat itu.

Dalam perjalanannya menjadi salah satu orang sukses di Indonesia ini memanglah bukan dengan
usaha yang mudah, kondisi ekonomi yang terbilang tidak berkecukupan tidak menyurutkan tekad
Chairul Tanjung untuk menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi.

Chairul memulai pendidikannya dengan bersekolah di SD dan SMP Van Lith, Jakarta. Kemudian
Chairul melanjutkan ke SMA Negeri 1 Jakarta. Tidak ingin menundah waktu, Chairul melanjutkan
pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi tepatnya di Universitas Indonesia Jurusan Kedokteran Gigi
hingga akhirnya lulus di tahun 1987.
B.FAKTOR PENDORONG

Biografi orang sukses pemilik CT Corp ini memulai bisnisnya sejak semasa kuliah, Chairul memulai
dengan berjualan buku, kemudian mendirikan usaha fotokopi hingga berjualan kaos. Semua jenis
usaha itu ia jajal bukan hanya untuk pengalamannya dalam berbisnis, tetapi juga untuk membiayai
kuliahnya.

Perjalanannya hingga menjadi orang sukses ini tak berhenti sampai disitu, Chairul juga sempat
mendirikan toko yang menyediakan peralatan laboratorium dan kedokteran di kawasan Senen,
namun usaha ini mengalami kebangkrutan. Meskipun demikian, Chairul tetap berusaha keras
memperdalam dan fokus di dunia bisnis.

Salah satu orang sukses di Indonesia ini tidak pantang menyerah hingga akhirnya Chairul dan ketiga
temannya membuka sebuah usaha ekspor sepatu anak dengan nama PT Pariarti Shindutama. Usaha
yang dilakukan Chairul dan ketiga temannya ini cukup sukses dan berhasil mendapatkan pesanan
sepatu dari Italia sebanyak 160 ribu pasang. Namun, karena perbedaan visi dan misi Chairul
memutuskan untuk keluar dari bisnis tersebut.

Dengan bekal pengalaman dan modal jaringan yang cukup luas, Chairul memulai bisnis Para Group
dan berkembang pesat hingga pada tahun 1997 berhasil mendirikan Bank Mega yang pada mulanya
adalah Bank Karman yang dibeli seluruh kepemilikannya oleh Chairul.

Para Group inilah yang menjadi cikal bakal dari CT Corp dan menjadikannya salah satu orang sukses
di Indonesia. Chairul melebarkan sayap di dunia bisnis dengan mengembangkan bisnis pertokoan
melalui Bandung Supermall.

Tak hanya sampai disitu, Chairul juga memfokuskan bisnis di bidang multimedia dengan mendirikan
Trans TV yang saat ini menjadi salah satu TV swasta unggulan di Indonesia. Chairul mengatakan
bahwa menjadi orang sukses di bidang bisnis bukan hanya harus pandai di bidangnya dan bekerja
keras, tapi juga harus bisa meramalkan masa depan.

C.TANTANGAN DAN HAMBATAN

Chairul Tandjung yang telah menerbitkan buku biografinya berjudul 'Si Anak Singkong' itu
mengatakan hambatan pertama untuk menjadi pengusaha sukses adalah birokrasi. Sulitnya birokrasi
menjadi penghalang seseorang untuk menjadi pengusaha karena terkait izin. "Pertama birokrasi, dan
ini memang waktu perubahannya masih lama. Tapi saya kagum dengan Surabaya yang nantinya
usaha tidak perlu bertemu lagi dengan birokrat. Jadi bisa melalui website," ungkap Chairul di Gedung
Bank Indonesia, Jakarta, Senin (12/11).

Masalah kedua dalam pengembangan usaha menurutnya adalah infrastruktur. Amburadulnya


infrastruktur akan menambah biaya operasional. Apalagi jika usaha tersebut dilakukan di daerah
yang masih sangat minim infrastruktur.

Kemudian penghalang ketiga adalah korupsi. Korupsi disebut sebagai penghalang karena akan
membuat bangkrut. Menurut CT, panggilan akrab Chairul Tandjung, beberapa tahun lalu, korupsi
merupakan penghalang pertama, namun saat ini menjadi urutan ketiga.
D.MENGATASI KEGAGALAN DAN RINTANGAN

Ketika kuliah inilah ia tertarik menggeluti dunia bisnis. Demi memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai
berbisnis dari awal yakni jasa fotokopi, kaos, dan lainnya di kampusnya. Dengan relasi yang ia miliki,
Chairul berhasil mendapatkan harga yang lebih murah dibanding dengan jasa fotokopi lain di sekitar
kampus. Dari bisnis fotokopi, Chairul mendapatkan Rp 15.000,00 pertamanya. Selain itu, ia juga
mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta
Pusat, sayangnya bisnis tersebut harus gulung tikar.

"Menghadapi kegagalan pertama bangkrutnya usaha formal di luar kampus, apakah kemudian
membuat saya kalut, takut, takluk, tunduk? Ah, sama sekali tidak. Layar sudah kadung terbentang,
pantang pulang jika tiada ombak menghantam menghancurkan seluruh lambung lantas
menenggelamkan. Saya masih memiliki kegigihan, kedisiplinan, dan tanggung jawab untuk
meneruskan usaha gagal tersebut." dikutip dari buku ‘Chairul Tanjung Si Anak Singkong’ oleh Tjahja
Gunawan Diredja.

Selama berbisnis, Chairul menemukan rintangan dan sempat jatuh bangun. Perlahan-lahan bisnisnya
pun berkembang. Setelah lulus kuliah, pada tahun 1987, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti
Shindutama, pabrik sepatu-anak-anak untuk di ekspor bersama tiga dengan modal awal Rp 150 juta
dari Bank Exim (Ekspor Impor). Karena kerja keras, perusahaan tersebut mendapat orderan 160 ribu
pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, akhirnya
Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.

Chairul Tanjung terus bekerja keras, disiplin, dan terus belajar. Kerena kepribadiannya yang supel,
memiliki visi dan cita-cita yang besar, membuatnya berhasil menciptakan jaringan yang luas,
kepercayaan yang besar, dan bisnis yang ia lakukan pun semakin berkembang. Di bidang keuangan,
ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega. Ia menamakan perusahaan tersebut
dengan Para Group.

E.KESUKSESAN WIRAUSAHA

Chairul Tanjung tidak hanya sukses berbisnis di sektor bank dan media, tetapi juga merambah ke
aneka usaha lain seperti asuransi dan pembiayaan. Di samping itu, ia juga membuka usaha di bidang
properti. Itulah yang membuat Para Group milik Chairul Tanjung menjadi perusahaan konglomerat di
Indonesia.Ia adalah sosok yang memiliki semangat serta komitmen tinggi. Menurutnya, pebisnis
haruslah memiliki target kelas dan pantang menyerah. Prinsip ini harus tetap menjadi pegangan
sekalipun dalam keadaan sulit.Komitmen seorang Chairul Tanjung dapat dilihat dari bagaimana ia
menghadapi krisis 1998. Kala itu, mayoritas pengusaha memindahkan investasi ke Singapura.
Namun, ia tetap bertahan di Bank Mega.

Namun, hal itu bahkan bisa membuat Bank Mega mampu meminjamkan uang ke bank lain saat
ekonomi Indonesia sedang tidak stabil. Salah satunya adalah Bank BCA milik Salim Group dengan
total pinjaman mencapai 1,3 triliun rupiah.

Chairul Tanjung masuk dalam kategori 10 orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes. Di
tahun 2017, ia bahkan menduduki posisi ke enam dari 286 orang terkaya di Indonesia. Hal ini
tidaklah mengherankan lantaran Para Group yang ia dirikan telah menggurita dan sukses di masing-
masing cabangnya.
Kekayaan Chairul Tanjung diperkirakan sebesar $4,9 Miliar Dollar. Jika dihitung dalam rupiah,
nominalnya sekitar Rp. 65.3 triliun rupiah.

Selain sukses dalam dunia bisnis, Chairul Tanjung juga pernah menjadi Menko Perekonomian pada
2014 saat masa kepemimpinan presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Tidak hanya itu, ia juga
terjun di dunia pendidikan. Salah satunya dengan menjadi guru besar di Universitas Airlangga.

F.PRINSIP HIDUP

1. Berbakti Kepada Orang Tua

Cerita diawali dari kisah saat Pak CT diterima kuliah di Universitas Indonesia (FKG UI – beda fakultas
tapi satu almamater ^^). Tahukah biaya pendaftaran yang beliau gunakan ternyata berasal dari hasil
penjualan kain halus satu-satunya milik ibu yang sangat disayanginya? Pak CT sangat menghormati
orang tua dan berbakti dengan menunjukkan prestasi saat beliau kuliah dan yang paling penting
adalah memutuskan untuk tidak bergantung kepada orang tua dalam biaya kuliah dan biaya hidup.
Semata-mata untuk menghormati orang tua beliau dan tidak tega jika memberatkan kedua orang
tua.

2. Kreatif dan Inisiatif

Ada sebuah kisah menarik saat Pak CT menjadi ‘agen fotokopi’ diktat, di mana beliau berani
membantu menfotokopi diktat dengan harga yang lebih murah, namun masih menguntungkan yang
akhirnya beliau dikenal sebagai salah satu mahasiswa terkaya pada zamannya hanya karena menjadi
agen fotokopi (saat masih kuliah di FKG). Sebenarnya di sinilah letak yang paling utama dalam bisnis.
Kreatif dan inisiatif. Di saat misalkan yang lain hanya mengikuti yang lainnya, seorang yang kreatif
mampu melihat peluang-peluang tak terlihat di dalamnya.

3. Jagalah Silaturahim dengan Siapapun

Saya tersentuh sekali dengan kisah Pak CT yang sudah sukses itu mengundang kembali guru-guru
sewaktu masa SMA nya di SMA Boedi Oetomo sekedar untuk melepas rindu, mengucapkan terima
kasih, dan memberikan kenang-kenangan. Pernahkah terpikirkan demikian? Banyak orang yang
bilang bahwa Pak CT adalah orang yang beruntung usahanya bisa berkembang karena punya
banyak backingan alias orang yang bermain di belakang. Menurut saya ya di situlah letaknya
kekuatan silaturahim bukan? Semakin banyak jaringan, semakin mudahlah urusan. Pak CT
mengajarkan untuk menjaga silaturahim, terutama dengan orang-orang yang memang pernah
berjasa dalam hidup. Jangan sekali-kali menjauhi, apalagi melupakannya.

4. Kerja Keras dengan Standar Tinggi dan Hasil Terbaik

Di buku si Anak Singkong ini diceritakan bahwa Pak CT sewaktu mudanya dulu adalah seorang aktivis
pergerakan, lancar akademik, namun juga seorang pengusaha. Ketiganya beliau lakukan dengan
semangat terbaik dan penuh dengan totalitas.

5. Berani Mengambil Resiko

High Risk, High Return, itu seolah memang sudah menjadi hukum alam. Jika menginginkan sesuatu
yang besar, jika ingin mewujudkan mimpi yang besar, maka semakin besar pula pengorbanan dan
resiko yang harus diambil. Begitu pula yang dikisahkan di Si Anak Singkong ini. Terlihat betapa
‘berani’ nya sewaktu Pak CT mengambil alih bank dan studio yang akhirnya menjadi Bank Mega dan
TransCorp. Mungkin kita hanya melihat saat ini dalam bentuknya yang sudah sukses, tetapi pada
awalnya kita akan melihat kisah perjalanan yang benar-benar ‘ngeri’. Resiko kehilangan puluhan
miliar rupiah, tetapi jika yakin, jalankan! Cerita yang sangat inspiratif dan lebih lengkapnya silakan
baca sendiri ya.

6. Menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin

Menurut saya kunci sukses beliau salah satu aspek kuatnya terletak di sini. Dengan segala
kelimpahan harta yang beliau miliki, beliau memperbaiki SMA Boedoet yang terbengkalai bersama
sahabatnya, mendirikan sekolah unggulan dan memberi beasiswa prestasi untuk anak-anak korban
Tsunami di Aceh, menyantuni fakir miskin dan dhuafa, bahkan memberikan ruang bagi non-muslim
untuk bekerja di Bank Mega Syariah! Sesuatu yang sangat tidak umum, yang justru di situlah
kemudian merupakan praktek dan aplikasi nyata dari apa yang disampaikan Rasulullah bahwa Islam
itu untuk semua.

G.PENUTUP

Nama Chairul Tanjung mungkin tidak asing lagi bagi sebagian orang Indonesia, beliau adalah
seorang pengusaha sukses pemilik CT Corp. Sosoknya yang sederhana dan sangat berdedikasi tinggi
pada bisnis di Indonesia ini sangat menginspirasi muda-mudi Indonesia. Berikut ini adalah biografi
orang sukses pemilik CT Corp, Chairul Tanjung. Chairul Tanjung kelahiran Jakarta dan memiliki enam
saudara. Kehidupan yang dijalaninya sewaktu kecil sangatlah sederhana karena hal itulah Chairul
Tanjung sering disebut sebagai Anak Singkong.

Dulu menjadi orang sukses mungkin baginya hanyalah sebuah mimpi, karena masa mudanya yang
dilaluinya cukup sulit, ayahnya pada saat itu hanyalah seorang jurnalis dari sebuah perusahaan
media cetak yang terbilang kecil. Bahkan perusahaan tersebut harus tutup karena bertentangan
dengan penguasa saat itu.
Perjalanannya hingga menjadi orang sukses ini tak berhenti sampai disitu, Chairul juga sempat
mendirikan toko yang menyediakan peralatan laboratorium dan kedokteran di kawasan Senen,
namun usaha ini mengalami kebangkrutan. Meskipun demikian, Chairul tetap berusaha keras
memperdalam dan fokus di dunia bisnis.Salah satu orang sukses di Indonesia ini tidak pantang
menyerah hingga akhirnya Chairul dan ketiga temannya membuka sebuah usaha ekspor sepatu anak
dengan nama PT Pariarti Shindutama. Usaha yang dilakukan Chairul dan ketiga temannya ini cukup
sukses dan berhasil mendapatkan pesanan sepatu dari Italia sebanyak 160 ribu pasang. Namun,
karena perbedaan visi dan misi Chairul memutuskan untuk keluar dari bisnis tersebut.

Dengan bekal pengalaman dan modal jaringan yang cukup luas, Chairul memulai bisnis Para Group
dan berkembang pesat hingga pada tahun 1997 berhasil mendirikan Bank Mega yang pada mulanya
adalah Bank Karman yang dibeli seluruh kepemilikannya oleh Chairul.

Anda mungkin juga menyukai