Anda di halaman 1dari 5

RESENSI NOVEL CHAIRUL TANJUNG SI ANAK SINGKONG

Identitas Buku
Judul

: Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Penulis

: Tjahja Gunawan Diredja

Penerbit

: Kompas

Tebal

: 400 halaman

Tahun terbit : 2012


Sinopsis :
Pada umumnya masyarakat luas hanya mengenal sosok Chairul
Tanjung setelah ia menjadi pengusaha sukses saja. Padahal banyak masa masa pahit dan jalan yang berliku sebelum ia sesukses sekarang.
Biografi Chairul Tanjung atau biasa dipanggil CT,diawali dengan kisah
di tengah kondisi ekonomi keluarga yang serba keterbatasan. Chairul
Tanjung

yang

berprinsip

untuk

masuk

universitas

negeri

berhasil

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Universitas Indonesia


jurusan kedokteran gigi. Meskipun bukan jurusan unggulan,CT tetap
dengan

semangat

menggebu

memulai

perkuliahan.Namun,

setelah

mendengar perkataan sang ibunda bahwa uang kuliah CT yang pertama


diperoleh

dari

menggadaikan

kain

halus

milik

ibunya,CT

sangat

terpukul,shock,dan lemas.Tapi,justru itu semua menjadi pemicu untuk


menjadi mandiri dan membiayai semua kebutuhan kuliahnya sendiri.
Kedua orangtua CT sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya .
Dengan

prinsip, Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan

merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan


upaya. Apa pun akan mereka upayakan agar anak-anak mereka dapat
melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa
depan.
Bab - bab selanjutnya masih menceritakan kehidupan muda CT,saat saat menjadi mahasiswa teladan yang aktif sebagai aktivis sekaligus
pebisnis,saat - saat berlatih teater hingga hampir ditangkap Laksus
karena ngamen,dan juga menceritakan kisah awalnya menjadi wirausaha.

CT sempat menjadi kontraktor pembangunan pabrik sumpit,baru


selesai setengah jalan pabrik itu mengalami kebangkrutan.Namun,hal itu
tidak menurunkan semangat CT meskipun seluruh uangnya tertanam di
pembangunan tersebut.Bersama kedua temannya,CT membangun sebuah
pabrik sepatu yang akhirnya malah menjadi pabrik sendal yang sukses.
Buku ini juga mengisahkan kehidupan rumah tangga dan keluarga
Chairul

Tanjung,

ketika

Chairul

Tanjung

bertemu

dengan

Anita

Ratnasari,yang merupakan adik kelasnya di Fakultas Kedokteran Gigi


UI,hingga kini memiliki dua orang anak.
Pada awalnya CT mengembangkan Para Group bersama kedua
temannya,namun dia keluar dan membuat perusahaan sendiri yaitu CT
Corp.Secara umum CT Corp terdiri atas tiga perusahaan subholding yaitu
Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources.
Mega Corp ( Bank Mega ) adalah perusahaan induk untuk jasa
keuangan yang awalnya didapatkan CT seharga Rp.1,00. Mega Group
melayani masyarakat di sektor perbankan, asuransi, pembiayaan, dan
pasar modal.
Trans Corp adalah perusahaan induk yang bergerak di bisnis media,
gaya hidup, dan hiburan. Dalam perusahaan ini, terdapat dua stasiun TV,
yaitu Trans TV dan Trans 7, portal berita Detik, dan perusahaan ritel
Careefour. Selain itu juga ada perusahaan yang bergerak di bidang
makanan dan minuman, hotel, biro perjalanan, dan sejumlah department
store yang menyediakan kebutuhan fashion merek terkenal dan high-end.
Sedangkan CT Global Resources adalah perusahaan induk yang fokus
pada bisnis perkebunan.
Buku ini menarik dibaca dan bermanfaat bagi siapa saja yang ingin
mengetahui

bagaimana

seorang

Chairul

Tanjung

berhasil

menjadi

pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya.Banyak pengalaman dan


moral yang berguna bagi kita untuk memotivasi diri untuk berwirausaha .
Keunggulan Buku :

Memiliki kisah kisah yang dapat memotivas diri, moral dan agama
yang kuat, bahasa penuturannya sederhana dan mudah dicerna berbagai
kalangan.
Kelemahan Buku :
Buku ini memiliki kertas yang begitu tipis sehingga tidak begitu
nikmat kalau dilihat, memiliki halaman yang tertalu banyak, dan begitu
juga dengan covernya yang biasa biasa saja sehingga membuat orang
tidak tertarik.

Keistimewaan Tokoh
Bagi

Chairul,

pertemanan

yang

baik

akan

membantu

proses

berkembang bisnis yang dikerjakan.


Chairul bersama tiga rekannya mendirikan PT Pariarti Shindutama
pada tahun 1987 yaitu perusahaan yang kegiatannya memproduksi
sepatu anak-anak untuk ekspor. Karena Kerja keras yang luar biasa
perusahaan tersebut mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari
Italia. Akan tetapi, karena ada masalah internal dalam perusahaan
(perbedaan visi tentang ekspansi usaha).
Chairul

pun

memilih

pisah

dari

PT

Pariarti

Shindutama

dan

mendirikan usaha sendiri.


Beliau

sangatlah

piawai

dalam

membangun

jaringan

dan

berorganisasi hal inilah yang membuat bisnisnya semakin berkembang.


Setelah keluar dari PT Pariarti Shindutama Chairul mereposisikan dirinya
ke tiga bisnis inti: yaitu keuangan, properti, dan multimedia.
Dia pun mendirikan sebuah kelompok perusahaan dengan nama Para
Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo
sebagai fatherholding company, yang membawahkan beberapa subholding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti
Investindo(media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Menurut Chairul, modal memang penting dalam membangun dan
mengembangkan bisnis. Baginya, kemauan dan kerja keras harus dimiliki
seseorang yang ingin sukses berbisnis.

Hal-Hal Yang Perlu Diteladani :

Chairul Tanjung sudah terbiasa mencari uang atas jerih payahnya


sendiri mulai dari berjualan es mambo hingga bekerja di tukang
fotocopy ketika berkuliah. Pernah dijuluki si Anak Singkong karena

berasal dari anak kampung dari keluarga yang cukup sederhana.


Untuk membiayai kuliahnya yang cukup besar, dia berjualan buku
kuliah stensilan dan kaos selain itu Ia juga pernah membuka usaha

foto kopi dikampus.


Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah
juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat

Nasional 1984-1985.
Bagi Chairul Tanjung, ibu adalah segalanya. Bila kita benar-benar
berbakti kepada ibu dengan sepenuh hati dan ikhlas maka surga

akan kita gapai di dunia ini.


Chairul memilih pisah dari PT Pariarti Shindutama (yang dibangun
bersama tiga orang rekannya) dan mendirikan usaha sendiri. Beliau
sangatlah piawai dalam membangun jaringan dan berorganisasi hal

inilah yang membuat bisnisnya semakin berkembang.


Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda bisnis sudah
seharusnya sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu.

Ini adalah salah satu kisah di dalam buku ini yang menurut saya bagus,
lucu tapi cerdik.

>> Gratis Naik Bus


Siang itu kami di Utan Kayu, dan Mas Yan (panggilan untuk Yan
Daryono ) mengajak pergi ke Taman Ismail Marzuki
"Kamu punya uang Rul?"
"Tidak ada Mas.Mas sendiri punya uang?"
"Kalau saya punya,enggak mungkin saya tanya kamu.Gimana sih?
Kalau begitu kita numpang bus saja,ya. Aku ngumpet dibadan kamu.Kita
pasang tampang seram. Bagaimana?" ajak Mas Yan.
Ini merupakan kode,berarti kami akan menumpang naik bus dari Utan
Kayu ke TIM tanpa bayar karena memang tidak ada uang saat itu.

Kami berdua berdiri bergantung di pintu bus. Mas Yan yang


berperawakan kecil dan jauh lebih pendek berada di belakang saya. Saat
dicolek kenek diminta ongkos, saya jawab singkat dengan tampang
seram,"Numpang!"
membayar.

Keneknya

takut, sampailah kami

di TIM

tanpa

Anda mungkin juga menyukai